Esai adalah tipe tulisan akademis yang sangat umum dan kemungkinan harus dikerjakan dalam bidang studi apa pun. Sebelum mulai menulis esai, pastikan Anda memahami detail tugas supaya dapat mengetahui pendekatan dan fokus yang akan dibahas. Setelah memilih topik, lakukan riset dan persempit argumen utama yang Anda ajukan. Dari sana, Anda harus menulis kerangka dan membuat uraian, yang terdiri dari pendahuluan, pembahasan, dan kesimpulan. Setelah draf selesai, lakukan revisi untuk memastikan tulisan Anda solid.
Langkah
-
Bacalah tugas dengan teliti. Gaya, struktur, dan fokus esai bermacam-macam tergantung tipe esai itu sendiri. Jika Anda diberi tugas kelas untuk menulis esai, tinjau tugas tersebut dengan cermat dan cari informasi tentang jenis esai itu sendiri. Berikut tipe-tipe esai yang paling umum: [1] X Teliti sumber
- Esai perbandingan/kontras, yang berfokus untuk menganalisis kesamaan dan perbedaan dua hal, seperti ide, tokoh, peristiwa, tempat, atau karya seni.
- Esai naratif, yang menjabarkan cerita.
- Esai argumentatif, yang memuat bukti dan contoh untuk meyakinkan pembaca tentang sudut pandang si penulis.
- Esai kritis atau analitis, yang memeriksa sesuatu (seperti teks atau karya seni) secara mendetail. Tipe esai ini mungkin berusaha menjawab pertanyaan spesifik tentang suatu topik atau berfokus pada maknanya.
-
Cek persyaratan format dan gaya. Jika Anda menulis esai untuk tugas sekolah atau publikasi, mungkin ada format dan gaya yang harus diikuti. Bacalah tugas dengan cermat untuk memastikan Anda memahami persyaratan seperti:
- Panjang esai
- Gaya kutipan yang digunakan
- Format, seperti ukuran margin, spasi antara baris, dan ukuran serta jenis fon.
KIAT PAKARProfesor Sastra InggrisChristopher Taylor adalah dosen tamu sastra Inggris di Austin Community College, Texas. Dia memperoleh gelar PhD di bidang Sastra Inggris dan Studi Abad Pertengahan dari University of Texas, Austin, pada 2014.Christopher Taylor, Dosen Sastra Inggris, mengatakan: "Sebagian besar esai memuat pendahuluan, isi atau pembahasan, dan kesimpulan. Untuk tugas kuliah menulis esai, pastikan Anda memeriksa konvensi struktural yang berkaitan dengan genre esai tersebut , bidang studi, dan ekspektasi dosen."
-
Persempit topik supaya esai Anda memiliki fokus jelas. Tergantung tugasnya, mungkin ada topik spesifik yang harus Anda tulis, atau mungkin Anda diminta untuk menulis tema atau topik umum. Jika tugas itu sendiri tidak menentukan topiknya, pikirkan dahulu baik-baik. Cobalah memilih subjek yang spesifik, dan yang menurut Anda menyediakan banyak materi untuk dikerjakan. [2] X Teliti sumber
- Jika Anda menulis esai berbasis penelitian, mungkin ada inspirasi yang didapatkan dari membaca sumber utama subjek tersebut.
- Untuk esai kritis, Anda bisa memilih untuk berfokus pada tema tertentu dalam karya yang dibahas, atau menganalisis makna kutipan spesifik.
-
Minta klarifikasi jika Anda tidak memahami tugas. Jika tidak yakin apa yang seharusnya ditulis atau bagaimana strukturnya, jangan ragu bertanya. Dosen atau instruktur dapat menjelaskan apa yang tidak Anda pahami, bahkan mungkin memberikan contoh jenis esai yang Anda cari. [3] X Teliti sumber
- Jika kesulitan mempersempit topik, instruktur mungkin dapat menyediakan bimbingan atau inspirasi.
Iklan
-
Carilah sumber yang dapat dipercaya. Jika Anda menulis esai akademis atau esai yang harus didukung oleh bukti dan contoh, Anda perlu melakukan riset. Cobalah ke perpustakaan atau buka internet untuk menemukan sumber terbaru yang menyediakan informasi akurat dan valid. [4] X Teliti sumber
- Buku dan jurnal akademis biasanya merupakan sumber informasi yang bagus. Selain sumber cetak, Anda bisa menemukan informasi reliabel dalam basis data ilmiah seperti JSTOR dan Google Scholar.
- Anda juga bisa mencari dokumen sumber primer, seperti surat, kesaksian, dan foto.
- Selalu evaluasi sumber dengan kritis. Makalah riset dari akademisi tepercaya pun dapat saja memuat bias tersembunyi, informasi yang sudah usang, dan kesalahan sederhana atau logika keliru.
Tip: Secara umum, artikel Wikipedia tidak termasuk sumber yang tepat untuk tulisan akademis. Akan tetapi, Anda dapat menemukan sumber yang bisa digunakan dalam bagian “Referensi” di akhir artikel.
-
Buat catatan sambil melakukan riset. Ketika meneliti topik, buat catatan mendetail tentang informasi relevan, gagasan yang menarik, dan pertanyaan yang perlu Anda telusuri lagi. Jika berencana menggunakan informasi yang ada dalam dokumen, tulis kutipan mendetail. Ini memungkinkan Anda menemukan informasi itu lagi dan mengutipnya dengan benar. [5] X Teliti sumber
- Mungkin akan membantu jika Anda mencatat di kartu catatan tersendiri atau masukkan dalam dokumen teks di komputer supaya dapat disalin, direkatkan, dan diatur ulang sesuai keinginan.
- Cobalah mengatur catatan ke dalam beberapa kategori supaya Anda dapat mengidentifikasi gagasan spesifik yang ingin difokuskan. Misalnya, dalam esai analisis cerita pendek, mungkin Anda perlu mencatat tema atau karakter tertentu.
-
Pilih pertanyaan untuk dijawab atau masalah yang akan dibahas. Sambil melakukan riset, Anda mungkin harus lebih mempersempit fokus. Misalnya, ternyata ada pertanyaan tertentu yang perlu dijawab, atau ada argumen atau teori populer tentang topik tersebut yang tidak Anda setujui. Pertanyaan atau masalah akan membentuk basis argumen utama Anda. [6] X Teliti sumber
- Misalnya, jika esai Anda membahas faktor-faktor yang menyebabkan berakhirnya Zaman Perunggu di Timur Tengah kuno, Anda bisa berfokus pada pertanyaan, “Apa peran bencana alam dalam keruntuhan masyarakat di akhir Zaman Perunggu?”
-
Buatlah pernyataan tesis yang meringkas argumen utama. Setelah menemukan pertanyaan atau gagasan spesifik yang akan dibahas dalam esai, lihat lagi ide Anda dan pikirkan poin atau argumen utama yang akan dikemukakan. Cobalah meringkas poin utama dalam satu atau dua kalimat saja. Itu akan menjadi pernyataan tesis Anda. [7] X Teliti sumber
- Cara sederhana untuk menyusun pernyataan tesis adalah menjawab pertanyaan utama dengan singkat.
- Misalnya, jika pertanyaannya “Apa peran bencana alam dalam keruntuhan masyarakat di akhir Zaman Perunggu?”, tesis Anda bisa jadi adalah, “Bencana alam di akhir Zaman Perunggu menghancurkan stabilisasi ekonomi lokal di seluruh wilayah. Ini menyebabkan serangkaian migrasi massal, menciptakan konflik luas yang berkontribusi pada keruntuhan beberapa pusat politik utama Zaman Perunggu.”
-
Tulis kerangka esai untuk mengatur poin utama. Setelah membuat pernyataan tesis yang jelas, buat daftar poin-poin utama yang akan dibahas. Anda tidak perlu memasukkan banyak detail, cukup satu sampai dua kalimat atau bahkan beberapa kata saja, yang merupakan garis besar tiap poin atau argumen. Masukkan subpoin yang membahas bukti dan contoh untuk mendukung poin. [8] X Teliti sumber
- Ketika membuat kerangka, pikirkan cara Anda menyusun esai. Misalnya, mulai dengan argumen paling kuat dan kemudian lanjut ke poin paling lemah. Atau, mulai dengan ringkasan umum dari sumber karya yang Anda analisis dan kemudian dilanjutkan dengan membahas tema utama, pola, dan gaya karya tersebut.
- Berikut contoh kerangka esai:
- Pendahuluan
- Isi
- Poin 1, dengan contoh pendukung
- Poin 2, dengan contoh pendukung
- Poin 3, dengan contoh pendukung
- Argumen kontra utama terhadap tesis Anda
- Bantahan Anda terhadap argumen kontra
- Kesimpulan
Iklan
-
Tulis pendahuluan sebagai pengenalan konteks. Setelah membuat pernyataan tesis dan kerangka, tulis pendahuluan esai. Pendahuluan terdiri dari ringkasan topik secara umum, dan juga pernyataan tesis. Di sini Anda harus menyediakan informasi yang mengarahkan pembaca dan memberi konteks pada esai. [9] X Teliti sumber
- Misalnya, jika Anda menulis esai kritis tentang karya seni, pendahuluan dapat dimulai dengan informasi dasar tentang karya tersebut, seperti siapa penciptanya, kapan dan di mana dibuatnya, dan deskripsi singkat tentang karya itu sendiri. Dari sana, tulis pertanyaan tentang karya tersebut dan uraikan tesis Anda.
- Pendahuluan yang solid harus memuat kalimat transisi singkat yang menciptakan kaitan dengan poin atau argumen pertama yang akan diangkat. Misalnya, jika Anda membahas penggunaan warna dalam suatu karya seni, giring pembaca dengan mengatakan bahwa Anda ingin mulai dengan uraian singkat tentang penggunaan warna simbolis dalam karya kontemporer oleh seniman lain.
Tip: Beberapa penulis lebih memilih untuk menulis pendahuluan setelah bagian esai lain selesai. Setelah menuliskan poin utama, akan lebih mudah meringkas isi esai dalam beberapa kalimat pendahuluan.
-
Sajikan argumen secara mendetail. Dengan basis kerangka, tulis rangkaian paragraf yang membahas tiap poin utama. Setiap paragraf harus memuat kalimat topik, seperti miniatur tesis, yang menjelaskan poin utama. Lanjutkan kalimat topik dengan beberapa contoh konkret untuk mendukung poin. [10] X Teliti sumber
- Misalnya, kalimat topik Anda mungkin berbunyi, “Cerita Sherlock Holmes karya Arthur Conan Doyle adalah satu di antara banyak pengaruh sastra yang jelas terlihat dalam novel-novel Jeeves karya P.G. Wodehouse.” Kemudian, Anda dapat mendukung kalimat ini dengan mengutip kata-kata yang memuat referensi pada Sherlock Holmes.
- Usahakan menunjukkan hubungan argumen dalam tiap paragraf dengan tesis utama.
-
Gunakan kalimat transisi di antara paragraf. Alur esai akan lebih baik jika Anda membangun koneksi atau transisi yang lancar di antara tiap argumen. Cobalah menemukan cara logis untuk menghubungkan tiap paragraf atau topik dengan yang sebelum atau sesudahnya. [11] X Sumber Tepercaya University of North Carolina Writing Center Kunjungi sumber
- Frasa transisi akan sangat membantu di sini. Misalnya, gunakan kata-kata dan frasa seperti “Selain itu”, “Oleh karena itu”, “Demikian pula”, “Kemudian”, atau “Sebagai akibatnya”.
- Misalnya, jika membahas penggunaan warna untuk menciptakan kontras dalam karya seni, Anda bisa memulai paragraf berikutnya dengan kalimat, “Selain warna, pelukis juga menggunakan berbagai ketebalan garis untuk membedakan figur statis dan dinamis dalam pemandangan tersebut.”
-
Bahaslah argumen kontra yang mungkin muncul. Jika Anda menulis esai argumentatif, bersiaplah menghadapi argumen utama yang berlawanan dengan pandangan Anda. Anda harus memasukkan argumen kontra tersebut ke dalam esai dan menyediakan bukti meyakinkan untuk membantahnya. [12] X Teliti sumber
- Misalnya, jika Anda berpendapat bahwa jenis udang tertentu menghiasi cangkangnya dengan alga merah dalam usaha menarik pasangan, Anda harus membantah argumen kontra yang menyatakan bahwa hiasan cangkang sebenarnya adalah peringatan untuk predator. Bantahan dapat dikemukakan dengan menyajikan bukti bahwa udang merah lebih cenderung dimakan daripada udang dengan cangkang tanpa hiasan.
-
Kutiplah sumber dengan benar. Jika berencana menggunakan gagasan atau informasi orang lain yang didapatkan dari sumber berbeda, Anda harus menyatakan sumber informasi tersebut. Ini harus dilakukan terlepas dari apakah Anda mengutip sumber lain secara langsung atau hanya meringkas atau menyusun ulang kata-kata atau gagasan mereka dengan bahasa sendiri. [13] X Teliti sumber
- Cara mengutip sumber bermacam-macam tergantung gaya kutipan yang digunakan. Biasanya, Anda harus memasukkan nama penulis, judul dan tanggal publikasi, dan informasi lokasi seperti nomor halaman yang memuat informasi tersebut.
- Secara umum, Anda tidak perlu mengutip pengetahuan umum. Misalnya, untuk pernyataan “Zebra adalah hewan mamalia”, kutipan sumber tidak harus disertakan.
- Jika mengutip sumber, Anda harus memasukkan daftar kutipan (atau bibliografi ) pada akhir esai.
-
Akhiri dengan paragraf penutup atau kesimpulan. Untuk menyelesaikan esai, tulis satu paragraf yang secara singkat mengulang poin utama esai. Nyatakan bagaimana argumen Anda mendukung tesis dan buat ringkasan pembahasan atau argumen utama. Mungkin Anda perlu mendiskusikan pertanyaan yang masih belum terjawab atau gagasan yang perlu ditelusuri lebih jauh. [14] X Teliti sumber
- Buat kesimpulan yang singkat. Meskipun panjang paragraf penutup bervariasi tergantung panjang esai itu sendiri, biasanya kesimpulan tidak melebihi satu atau dua paragraf.
- Misalnya, jika Anda menulis esai 1.000 kata, panjang kesimpulan semestinya empat sampai lima kalimat. [15] X Teliti sumber
Iklan
-
Istirahatlah setelah menyelesaikan draf pertama. Setelah membuat draf, sebaiknya Anda mengambil jeda sebentar. Dengan demikian, Anda bisa memeriksanya lagi dengan perspektif baru. [16] X Teliti sumber Jika memungkinkan, ambil jeda satu sampai dua hari sebelum membuka esai itu lagi.
- Jika Anda tidak punya beberapa hari, paling tidak istirahatlah beberapa jam untuk rileks atau mengerjakan yang lain.
-
Baca lagi untuk mengecek masalah yang menonjol. Setelah siap mengerjakannya lagi, baca dahulu untuk mencari masalah penting. Sebaiknya baca dengan suara keras karena telinga dapat menangkap apa yang mungkin dilewatkan oleh mata. Catatlah kekeliruan yang Anda temui, tetapi jangan segera diperbaiki. Carilah masalah-masalah seperti: [17] X Teliti sumber
- Kata-kata berlebihan
- Poin yang pembahasannya tidak cukup jelas
- Gagasan atau informasi yang tidak dibutuhkan
- Transisi tidak jelas atau pengaturan tidak logis
- Masalah ejaan, gramatika, gaya, dan format
- Bahasa yang tidak pantas (misalnya, slang atau bahasa informal dalam esai akademis).
-
Koreksilah masalah utama yang ditemukan. Setelah membaca esai sampai selesai, edit yang perlu diperbaiki. Kemudian, telusuri lagi untuk memastikan alurnya lancar dan tidak ada masalah yang terlewat. [18] X Teliti sumber
- Mungkin Anda perlu menghapus beberapa materi di satu bagian dan menambahkan materi baru di bagian lain.
- Mungkin Anda juga harus mengatur ulang beberapa konten jika dengan demikian alurnya lebih baik.
-
Baca lagi versi revisi dengan kacamata baru. Setelah diedit, baca lagi esai Anda dengan cermat untuk menemukan masalah kecil, seperti kesalahan ketik atau masalah format. Mungkin ada masalah yang Anda lewatkan saat melakukan pengeditan pertama, dan mungkin ada kesalahan ketik atau format yang baru dibuat jika Anda melakukan perubahan pada draf awal. Kesalahan ini mungkin lebih mudah ditemukan pada dokumen cetak daripada versi elektronik. [19] X Teliti sumber
- Baca setiap baris dengan pelan dan teliti. Mungkin akan membantu jika Anda membaca tiap kalimat dengan suara keras.
Tip: Jika memungkinkan, minta orang lain memeriksanya. Ketika Anda mengerjakan tulisan untuk waktu lama, otak mulai melihat apa yang diharapkan, bukan apa yang sebenarnya tertulis sehingga lebih sulit bagi Anda untuk menemukan kesalahan.
Iklan
Referensi
- ↑ https://www.gallaudet.edu/tutorial-and-instructional-programs/english-center/the-process-and-type-of-writing/styles-of-essays/guide-to-different-kinds-of-essays
- ↑ https://writingcenter.fas.harvard.edu/pages/moving-assignment-topic
- ↑ https://writingcenter.fas.harvard.edu/pages/how-read-assignment
- ↑ http://www.easybib.com/guides/students/writing-guide/ii-research/a-finding-sources/
- ↑ https://writingcenter.fas.harvard.edu/pages/moving-assignment-topic
- ↑ https://writingcenter.fas.harvard.edu/pages/developing-thesis
- ↑ https://writingcenter.fas.harvard.edu/pages/developing-thesis
- ↑ https://writingcenter.fas.harvard.edu/pages/outlining
- ↑ https://www2.le.ac.uk/offices/ld/resources/writing/writing-resources/writing-essays
- ↑ https://intranet.ecu.edu.au/__data/assets/pdf_file/0017/20609/essay.pdf
- ↑ https://writingcenter.unc.edu/tips-and-tools/transitions/
- ↑ http://www.nus.edu.sg/celc/research/books/cwtuc/chapter01.pdf
- ↑ https://www.plagiarism.org/article/how-do-i-cite-sources
- ↑ https://intranet.ecu.edu.au/__data/assets/pdf_file/0017/20609/essay.pdf
- ↑ https://www.utsc.utoronto.ca/twc/sites/utsc.utoronto.ca.twc/files/resource-files/Intros-Conclusions.pdf
- ↑ https://www2.le.ac.uk/offices/ld/resources/writing/writing-resources/writing-essays
- ↑ https://www2.le.ac.uk/offices/ld/resources/writing/questions-to-ask/questions-to-ask-when-editing
- ↑ http://www.nus.edu.sg/celc/research/books/cwtuc/chapter01.pdf
- ↑ http://www.nus.edu.sg/celc/research/books/cwtuc/chapter01.pdf