Unduh PDF
Unduh PDF
Setiap orang mempunyai kisah hidup masing-masing, dan sebagai orang Kristen, kisah paling indah yang dapat Anda bagikan adalah kisah tentang kesaksian iman Anda sendiri. Namun, sama seperti penulisan narasi yang lainnya, ada panduan yang perlu diikuti agar Anda dapat menulis kesaksian yang baik.
Langkah
-
Berdoalah untuk mohon bimbingan. Kesaksian adalah sarana yang sangat baik untuk memperlihatkan kehidupan Anda sebagai orang Kristen. Oleh karena tujuan utama sebuah kesaksian adalah menghormati Tuhan dan memuliakan Kerajaan Allah, mulailah dengan berdoa memohon bimbingan Roh Kudus sebelum Anda menulis.
-
Bacalah kesaksian yang lain sebagai contoh. Carilah ide tentang hal-hal apa saja yang perlu Anda ceritakan dengan membaca kesaksian orang lain yang ditulis dengan baik. Anda bisa membaca kesaksian yang terjadi pada saat ini atau mencari contoh dari dari Alkitab.
- Anda dapat mempelajari contoh kesaksian yang paling baik melalui kesaksian Rasul Paulus di dalam Alkitab dengan membaca Kisah Para Rasul bab 22 dan bab 26.
- Anda juga bisa mencontoh kesaksian yang pernah Anda dengar atau baca sebelum Anda bertobat yang berpengaruh besar bagi kehidupan Anda. Jika ada, cobalah mengingat-ingat lagi kesaksian ini secara detail dan tentukan apa yang menjadi kekuatan dari kesaksian ini.
-
Pikirkan masa lalu Anda. Secara spesifik, ingat lagi kondisi kehidupan dan sikap Anda sebelum memberikan hidup Anda kepada Yesus. Bertanyalah kepada diri sendiri, apa yang menjadi isu penting bagi Anda dan apa alasan yang paling kuat sampai Anda memutuskan untuk bertobat. Masukkan juga hal-hal tersebut dalam kesaksian Anda.
- Lebih spesifik lagi, bertanyalah kepada diri sendiri, apa rintangan yang Anda hadapi waktu itu dan apa yang Anda rasakan pada saat mengambil keputusan ini. Cobalah mengingat apa sebabnya sampai Anda sangat ingin berubah, dan sebelum bertobat, usaha apa saja yang Anda lakukan untuk mengubah kehidupan Anda.
-
Susunlah garis besar kesaksian Anda. Sebelum menulis kesaksian Anda secara lengkap, sebaiknya siapkan dulu garis besarnya atau menyusun ringkasan untuk setiap bagian. Pada dasarnya, sebuah kesaksian harus terdiri atas tiga bagian: kehidupan Anda sebelum mengenal Yesus, keputusan Anda untuk bertobat, dan kehidupan Anda setelah bertobat.Iklan
-
Jelaskan masa lalu Anda. Bagian pertama kesaksian Anda harus berisi informasi tentang kondisi kehidupan Anda sebelum menerima Yesus. Pada bagian ini, fokuskan cerita Anda pada hal-hal yang negatif. Anda boleh saja menceritakan seandainya kehidupan Anda pernah sangat berkelimpahan secara materi atau sebaliknya sangat berkekurangan, tetapi Anda harus memberikan informasi sejelas mungkin bahwa ada hal yang sangat penting yang hilang dari kehidupan Anda. Untuk itu, Anda harus berusaha agar bisa menarik perhatian pembaca kepada apa yang kurang dari diri Anda dan kepada pergumulan Anda untuk membebaskan diri dari dosa.
- Utamakan detail yang spesifik daripada hal-hal yang umum. Alih-alih mengatakan, “Saya sangat kaya secara materi tetapi kurang berkembang secara rohani,” jelaskan kemewahan hidup yang pernah Anda alami—“Saya pernah menjadi pimpinan sebuah perusahaan yang sangat sukses dengan gaji puluhan juta sebulan”—sambil memperlihatkan kepada para pembaca bahwa pada saat itu Anda juga menghadapi masalah besar—“Sikap saya sangat kasar sehingga saya ditinggalkan oleh keluarga saya dan kondisi ini membuat saya merasa sangat kehilangan sampai akhirnya saya memilih untuk menghibur diri dengan minum alkohol setiap malam.”
-
Sampaikan cerita yang spesifik tentang titik balik. Seperti kata pepatah, “kegelapan yang paling pekat adalah sesaat sebelum fajar.” Jika hidup Anda sangat menderita sebelum Anda bertobat, jelaskan juga keadaan yang buruk ini secara spesifik dan gambarkan situasinya sebaik mungkin.
- Jika Anda tidak pernah mengalami masalah sebelum Anda berbalik kepada Yesus, tentunya ini adalah hal yang sangat baik. Tidak perlu berusaha agar kondisi Anda terkesan lebih dramatis daripada yang sebenarnya. Ceritakan saja kehidupan masa lalu Anda sejelas mungkin dengan menjelaskan secara detail kesedihan yang Anda rasakan dan keinginan Anda untuk mencari sesuatu yang lebih berharga. Dari sini, lanjutkan dengan menceritakan tentang pertobatan Anda.
Iklan
-
Ceritakan saat-saat pertobatan Anda. Berusahalah untuk menceritakan pertobatan Anda secara spesifik sebab ini adalah bagian terpenting dalam kesaksian Anda. Jelaskan secara tepat momen di saat Anda meminta agar Yesus masuk ke dalam hidup Anda. Tidak perlu menggunakan istilah-istilah rohani atau bahasa yang indah untuk menjelaskan pertobatan Anda. Namun, sebaliknya, biasanya akan lebih baik jika Anda menjelaskan kapan peristiwa ini terjadi dengan kata-kata yang mudah dipahami.
- Cobalah menceritakan momen pertobatan Anda dengan alur "tetapi setelah itu" dalam kisah kehidupan Anda. Sampai di titik ini, Anda sudah menjelaskan sebuah kehidupan yang tidak mempunyai tujuan, harapan, kebahagiaan, atau istilah lain dengan pengertian yang sama. Pada saat Anda menceritakan momen pertobatan Anda, katakan, "tetapi setelah itu… terjadi hal ini dan itu yang mengubah kehidupan saya menjadi lebih baik." Pada saat ini, nada dari kesaksian Anda harus berubah dari negatif menjadi positif.
- Sama seperti kisah Anda "sebelum" pertobatan, Anda harus secara spesifik menjelaskan hal-hal detail yang mengarahkan Anda kepada pertobatan. Sampaikan urutan kejadian yang dapat menjelaskan peristiwa ini, tempat terjadinya, dan orang-orang yang berperan. Jika pertobatan ini terjadi karena Anda bertemu dengan sepupu Anda Benyamin pada saat sedang berbelanja bahan makanan, atau karena di acara reuni sekolah, Anda baru bertemu lagi dengan Susi, teman lama Anda yang memperkenalkan kehidupan Kristiani kepada Anda. Masukkan juga kejadian ini ke dalam kesaksian Anda. Jangan menggunakan kalimat yang tidak spesifik misalnya, "Pada suatu hari, seseorang yang masih ada hubungan keluarga mengajak saya ke gereja." [1] X Teliti sumber
-
Fokuskan kesaksian Anda pada Yesus. Ingatlah bahwa kesaksian Anda harus berfokus tentang bagaimana Yesus sudah menyelamatkan Anda. Jangan menjelaskan pertobatan Anda dengan kalimat yang memberikan kesan seolah-olah Anda yang menyelamatkan diri sendiri.
- Pada dasarnya, jangan berfokus tentang betapa “baiknya” Anda sebelum bertobat atau betapa “sucinya” perbuatan Anda setelah itu. Bacalah sekali lagi dan bertanyalah kepada diri sendiri apakah ada hal-hal dalam tulisan Anda yang memuliakan diri Anda lebih daripada Anda memuliakan Tuhan. Jika ada, susun ulang kalimat Anda atau hilangkan saja.
-
Jelaskan situasi Anda saat ini. Agar dapat memperlihatkan manfaat pertobatan ini, Anda harus menjelaskan kepada para pembaca bahwa kondisi kehidupan Anda menjadi lebih baik sejak bertobat. Ceritakan juga jika masih ada pergumulan yang harus Anda hadapi, tetapi berusahalah menyampaikannya dengan nada yang positif.
- Ceritakan perubahan spesifik yang Anda alami secara mendalam sehingga membuat Anda bersyukur kepada Tuhan dalam kehidupan Anda. Jelaskan juga bahwa motivasi Anda saat ini sudah berbeda dari motivasi Anda yang dulu. [2] X Teliti sumber
Iklan
-
Buatlah tulisan yang singkat. Pada dasarnya, seluruh kisah kehidupan Anda dapat menjadi kesaksian itu sendiri, tetapi jangan memberikan terlalu banyak informasi sebab kesaksian Anda mungkin akan dibaca juga oleh orang-orang yang bukan beragama Kristen. Tulislah kira-kira 500 kata, tambahkan atau kurangi lebih kurang 100 kata. Jumlah ini bukanlah patokan yang harus ditaati, tetapi ada baiknya jika Anda mengingatnya pada saat menulis.
- Hal lain yang perlu diperhatikan adalah mencari tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan jika Anda atau orang lain membaca kesaksian tertulis Anda. Target waktunya adalah 3 menit. Tulisan yang terlalu pendek mungkin tidak akan cukup mendetail, tetapi tulisan terlalu panjang bisa sangat membosankan.
-
Gunakan istilah sekuler. Lebih tepatnya, gunakan istilah yang dapat dimengerti oleh siapa saja alih-alih merangkai kata-kata dan frasa yang digunakan hanya oleh jemaat gereja. Jika Anda menggunakan istilah yang religius, kesaksian Anda akan sulit dipahami oleh orang-orang bukan beragama Kristen.
- "Istilah religius" yang ingin Anda gunakan tidak harus yang rumit. Justru sebaliknya, kebanyakan istilah yang ingin Anda hindari sepertinya sudah menjadi bagian dari bahasa sehari-hari setelah Anda bertobat.
- Istilah religius yang umum misalnya lahir baru, diselamatkan, tersesat, injil, dosa, menyesal, bertobat, dan dihukum.
- Gunakan istilah-istilah ini hanya jika Anda berniat ingin memberikan penjelasan. Sering kali, cara yang terbaik adalah mengganti istilah-istilah tersebut dengan definisinya. Sebagai contoh, alih-alih mengatakan "tersesat," jelaskan bahwa perjalanan hidup Anda "menuju ke arah yang salah" atau bahwa Anda "terpisah dari Allah." Alih-alih mengatakan "lahir baru," gunakan frasa yang lebih mudah dimengerti, misalnya "kehidupan rohani yang baru" atau "pembaharuan hidup rohani." [3] X Teliti sumber
-
Jangan gunakan idiom. Hal ini sangat penting jika Anda ingin kesaksian Anda bisa menjangkau pembaca yang bahasa ibu mereka bukan bahasa Inggris. Idiom biasanya tidak dapat diterjemahkan dengan baik atau tidak dapat dipahami dengan benar jika kebudayaannya berbeda sehingga orang asing yang membacanya mungkin akan kebingungan dengan istilah ini.
- Meskipun Anda tahu bahwa kesaksian Anda akan dibaca oleh orang yang berbahasa Inggris sebagai bahasa ibu mereka, sebaiknya jangan gunakan terlalu banyak idiom dalam tulisan Anda. Jika Anda menggunakan idiom secara berlebihan, banyak hal-hal detail atau informasi penting yang sebenarnya dapat memperkuat kesaksian Anda akan terlewatkan begitu saja. Cobalah Anda pertimbangkan, apakah dengan mengatakan “Saya sudah dibasuh” akan benar-benar dapat memberikan pemahaman yang baik dibandingkan jika Anda menggambarkan dengan jelas situasi dari karier mengecewakan, keluarga yang retak, atau pilihan hidup yang hanya mementingkan diri sendiri, atau malah bertolak belakang?
- Contoh pernyataan menggunakan idiom bisa berbentuk frasa seperti "Tidak seorang pun mau berbagi" atau "lubang yang dibentuk oleh Tuhan." Jika Anda ingin memasukkan frasa ini ke dalam tulisan Anda, cobalah memilih kata-kata yang lebih mudah dimengerti misalnya, "Saya merasa tidak ada seorang pun yang peduli pada saya" atau "Saya merasa ada yang tidak lengkap di dalam hidup saya."
-
Berbagilah dari Alkitab. Jika Anda ingin menggunakan bahasa yang akan dihargai juga oleh orang-orang yang bukan beragama Kristen, Anda harus selalu merujuk kepada Tuhan dalam kisah penyelamatan Anda secara keseluruhan. Cara yang paling baik untuk melakukan hal ini adalah dengan menjadikan kata-kata yang diambil secara langsung dari Alkitab sebagai dasar dari kesaksian Anda.
- Gunakan satu atau paling banyak dua ayat, dan masukkan ayat-ayat ini jika ada keterkaitan langsung dengan pengalaman Anda. Sabda Tuhan adalah alat yang sangat besar kuasanya, tetapi idenya adalah agar kesaksian Anda berasal dari kehidupan pribadi Anda sendiri. Jika Anda hanya mengandalkan Alkitab pada saat menulis kesaksian, Anda tidak akan memiliki kesempatan untuk menyampaikan kata-kata Anda sendiri.
-
Biarkan orang lain berada di luar. Ceritakan pertobatan Anda sebagai pengalaman antara Anda dengan Tuhan. Boleh saja Anda menyebutkan bahwa ada seseorang yang berperan penting yang membuat Anda lebih mengenal Tuhan, tetapi yang terpenting, komentar Anda tentang orang lain jangan terlalu spesifik dan sampaikan secara singkat.
- Secara khusus, Anda tidak boleh menyebutkan nama gereja atau agama tertentu, memberikan pertanyaan yang menimbulkan pandangan negatif gereja, organisasi Kristen, atau jemaat dari komunitas Kristiani. [4] X Teliti sumber
-
Jadilah pribadi yang jujur. Mungkin Anda menganggap bahwa kesaksian Anda hanya menceritakan kejadian biasa yang tidak menyenangkan dan Anda melebih-lebihkan untuk membuat ceritanya lebih menarik. Sama halnya jika Anda merasa masih ada yang kurang dalam kehidupan Anda, mungkin Anda akan tergoda untuk membuat keadaan saat ini terkesan lebih baik daripada yang sesungguhnya. Namun berusahalah menahan diri agar Anda tidak menulis cerita bohong, bahkan jika motif Anda sebenarnya baik. Hanya kesaksian yang sepenuhnya benar yang dapat menyampaikan kebenaran iman secara akurat. [5] X Teliti sumber
-
Tulislah seperti Anda sedang berbicara. Berusahalah menggunakan gaya bahasa sehari-hari dan jangan seperti sedang menulis pidato yang resmi. Anda harus bisa membuat orang-orang merasa terkoneksi dan memahami cerita Anda sebagai pengalaman pribadi. Untuk itu, Anda harus bisa menarik minat para pembaca sejak awal.Iklan
Referensi
- ↑ http://mysonginthenight.com/how-to-write-a-testimony/
- ↑ http://www.cru.org/training-and-growth/how-to-tell-your-story-worksheet.htm
- ↑ http://www.miskitomissions.com/PartnershipResources/HowToWriteYourTestimony/tabid/157/Default.aspx
- ↑ http://www.atgrace.com/ministry/missions-evangelism/go-writing-your-testimony
- ↑ http://www.whatchristianswanttoknow.com/how-to-write-your-christian-testimony-10-great-tips/
Iklan