Pernah menulis narasi atau setidaknya mempelajari caranya di bangku sekolah? Jika iya, kemungkinan besar Anda sudah tahu bahwa narasi adalah teks berisi rangkaian peristiwa yang dijelaskan secara kronologis dan mendetail, serta umumnya mengandung pesan yang mampu memerangkap ketertarikan pembaca. Memiliki ide yang menarik untuk diolah menjadi narasi? Cobalah menuliskan ide tersebut di atas secarik kertas. Untuk mengumpulkan ide, sejatinya Anda juga bisa menerapkan berbagai kiat yang terangkum dalam artikel ini, seperti menulis bebas, merancang struktur narasi, dan melatih kemampuan mendeskripsikan informasi secara mendetail. Kemudian, jadwalkan waktu khusus setiap harinya untuk menulis di lokasi yang minim gangguan, dan selalu bawa buku catatan agar berbagai ide yang muncul bisa langsung Anda tuliskan. Oleh karena penyuntingan memegang peran yang sangat penting dalam proses penciptaan narasi, jangan lupa meminta kritik dan saran dari pembaca, serta merevisi draf final berdasarkan hasil penyuntingannya.
Langkah
-
Buat daftar berisi aneka topik yang bermakna. Tuliskan beberapa topik yang penting bagi hidup Anda dan layak untuk dikembangkan menjadi narasi. Secara khusus, pikirkan pengalaman yang meninggalkan kesan mendalam bagi Anda, seperti peristiwa di masa kecil, momen yang menyenangkan, tujuan yang berhasil dicapai, atau kesalahan yang pernah Anda lakukan. [1] X Teliti sumber
- Inti narasi tidak harus didasarkan pada peristiwa hidup yang sangat besar. Faktanya, pengalaman hidup yang sederhana dan sering kali terlupakan, seperti memasak makan siang untuk orang tersayang, pun sarat akan makna dan menarik untuk diceritakan.
- Jika tidak bisa menemukan peristiwa spesifik yang layak untuk dikembangkan menjadi narasi, cobalah mencari momen, kenangan, atau imaji yang berkesan di benak Anda.
Keingintahuan adalah kunci: Ingat, pertanyaan yang istimewa mampu menghasilkan cerita yang menarik. Oleh karena itu, ajukan pertanyaan alih-alih menjabarkan pengalaman Anda sebagaimana adanya. Misalnya, cobalah mempertanyakan mengapa orang tua yang berjalan melewati rumah Anda tadi pagi membawa tongkat. Siapa tahu, kisahnya dapat menginspirasi Anda untuk menghasilkan narasi yang utuh dan menarik, bukan? [2] X Teliti sumber
-
Berlatihlah menulis bebas selama setidaknya 15 menit per hari. Pada latihan tersebut, tuliskan apa pun yang muncul di benak Anda tanpa disunting atau diperbaiki selama 15 menit. Pasang alarm agar berbunyi 15 menit kemudian, duduklah di tempat yang bebas dari gangguan, lalu mulailah menulis. Setelah 15 menit, baca kembali tulisan Anda dan garis bawahi kalimat yang bisa dikembangkan menjadi narasi. [3] X Teliti sumber
- Jangan khawatir jika saat ini, materi yang Anda hasilkan belum terlalu banyak. Pada dasarnya, menulis bebas adalah salah satu bentuk latihan, dan kemungkinan besar, Anda pun tidak akan langsung menghasilkan karya yang istimewa melalui materi tersebut. Namun, tetaplah melakukannya karena sejatinya, akan selalu ada materi yang layak untuk dieksplorasi secara lebih mendalam.
- Beberapa orang juga merasa terbantu ketika mendiskusikan sebuah topik atau ide dengan orang-orang terdekatnya. Oleh karena itu, tidak ada salahnya mengonsultasikan ide yang ingin Anda kembangkan kepada teman-teman yang kreatif dan tepercaya. [4] X Teliti sumber
-
Latih kemampuan menulis secara deskriptif dengan mencantumkan sebanyak mungkin detail di dalamnya. Caranya, amati dunia di sekitar Anda menggunakan seluruh pancaindra yang ada. Kemudian, berfokuslah pada satu objek dan deskripsikan objek tersebut senyata mungkin. Artinya, deskripsikan warnanya, bentuknya, pantulan cahaya di permukaannya, aromanya, teksturnya, dan emosi yang muncul dalam diri Anda ketika melihatnya. [5] X Teliti sumber Kemudian, pikirkan pula cara untuk mentransfer kejelasan imaji tersebut ke benak pembaca Anda.
- Salah satu contoh deskripsi yang nyata adalah, “Rupanya, goresan tangan berpola bunga yang pernah dengan indahnya mengitari jam dinding milik kakek, telah memudar sejak bertahun-tahun yang lalu, digantikan oleh goresan-goresan tajam berpola abstrak yang mewarnai tubuh kayunya yang berwarna kuning kecokelatan. Wujud dan usianya memang telah renta, tetapi tak satu pun berani menyangkal presisi letak seluruh ruasnya dan kesempurnaan pahatan puncak segitiganya yang terbelah dengan begitu simetrisnya.”
- Bawa buku catatan (atau manfaatkan aplikasi yang ada dalam ponsel) untuk melatih kemampuan mendeskripsikan berbagai hal di sepanjang hari. Untuk memperluas kosakata Anda, cobalah mencari sinonim dari kata-kata yang Anda gunakan, lalu pakai sinonim tersebut ketika kembali melatih kemampuan menulis deskriptif Anda di kemudian hari.
- Detail yang nyata merupakan salah satu faktor terpenting untuk membangun narasi. Oleh karena itu, jangan ragu meluangkan waktu untuk melatih kemampuan menulis secara deskriptif. Jika ingin, Anda bahkan bisa mendeskripsikan objek yang ada dalam kehidupan sehari-hari di dalam narasi, seperti gelas kopi, kicau burung, atau orang asing yang sedang lewat di depan Anda.
-
Pilih tema atau pesan utama yang akan ditampilkan dalam narasi. Setiap narasi harus memiliki pesan. Oleh karena itu, tanyakan kepada diri Anda, “Pelajaran apa yang ingin aku berikan kepada pembaca?” Pikirkan pula pelajaran yang bisa diambil dari pengalaman yang akan Anda angkat. Jujurlah kepada diri Anda sendiri dan kepada pembaca, serta biarkan emosi Anda menggiring pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca. [6] X Teliti sumber Pilih pesan yang jelas dan sederhana, lalu bangun narasi dari kesederhanaan tersebut untuk membuat peristiwa di dalamnya lebih bermakna bagi pembaca, serta mudah diingat oleh mereka.
- Ingin menceritakan pengalaman pribadi? Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengeluarkan ketidakberdayaan Anda. Menceritakan emosi personal yang positif maupun negatif, maupun menuliskan pengalaman personal dengan jujur memang menakutkan. Oleh karena itu, jadikan ketidakberdayaan tersebut sebagai bahan bakar untuk memperkaya narasi Anda.
- Misalnya, jika ingin menuangkan peristiwa berakhirnya hubungan romantis Anda menjadi tulisan, pahamilah bahwa menceritakan perilaku Anda di masa lalu yang berkontribusi terhadap peristiwa tersebut tidaklah mudah, sekalipun identitas Anda dan mantan pasangan telah disamarkan menggunakan karakter fiksi. Namun, tetaplah menggali kesalahan-kesalahan di masa lalu Anda sejujur mungkin agar cerita yang ditulis terdengar lebih autentik.
Iklan
-
Luangkan waktu untuk menulis setiap hari. Bagi penulis, lembar kosong mungkin merupakan salah satu momok yang paling mengerikan! Namun, Anda toh tetap harus memulainya, bukan? Jangan khawatir, saat ini Anda telah mengumpulkan ide, mempertajam kemampuan deskriptif, dan memikirkan pesan yang bermakna bagi pembaca. Sekarang, yang perlu Anda lakukan hanya duduk dan menuliskan cerita tersebut. [7] X Teliti sumber
- Pilih waktu dan lokasi yang bebas dari gangguan, dan tuliskan cerita Anda selama sedikitnya 30 menit per hari. Meski kata-kata Anda terdengar dipaksakan di awal prosesnya, jangan khawatir. Seiring bertambahnya pengalaman menulis Anda, niscaya koneksi antara otak dan tangan Anda pun akan semakin kuat. Alhasil, kegiatan menulis di atas kertas atau mengetik di atas kibor pun akan mulai terasa otomatis. [8] X Teliti sumber
- Pahamilah bahwa latihan menulis bebas tidak sama dengan menuliskan cerita Anda. Oleh karena itu, Anda tetap boleh menulis bebas dengan topik apa pun selama 15 menit per hari, tetapi jangan lupa menyisihkan waktu sekitar 30 menit per hari untuk menuliskan cerita Anda.
Tip: Kenali kebiasaan bekerja Anda. Secara khusus, identifikasi waktu yang paling mampu memacu kreativitas dan produktivitas Anda. Beberapa orang mampu bekerja dengan efektif jika memiliki jadwal menulis yang konsisten, tetapi ada pula orang-orang yang baru bisa menulis dengan lancar ketika tanpa sengaja terbangun di tengah malam.
-
Narasikan peristiwa dengan suara yang konsisten. Jika ingin membuat narasi nonfiksi dari sudut pandang orang pertama, atau narasi fiksi dari sudut pandang orang ketiga, jangan lupa menggunakan sudut pandang dan gaya berbahasa yang konsisten. Pastikan pembaca mengetahui identitas narator, alasan peristiwa tersebut dia ceritakan, dan hal-hal yang dipertaruhkan olehnya. Meski sedang menyusun narasi personal yang ditulis dari sudut pandang Anda sendiri, tetaplah mempertimbangkan ketiga faktor tersebut. [9] X Teliti sumber
- Ingat, narator tidak harus benar, jujur, atau bermoral. Faktanya, narator yang tidak bermoral atau tidak bisa diandalkan justru lebih mampu menarik perhatian pembaca, lho !
- Misalnya, narator cerita mungkin telah melakukan tindak kriminal yang sulit diampuni di dalam narasi, tetapi tetap mampu memenangkan hati pembaca lewat karismanya. Oleh karena pembaca telanjur berempati kepada narator, mereka akan mulai mempertanyakan moralitasnya sendiri ketika pada akhirnya memahami jati diri narator yang sesungguhnya.
-
Tunjukkan detail yang konkret, alih-alih rangkuman peristiwa, kepada pembaca. Alih-alih merangkum peristiwa dengan kalimat-kalimat yang terasa membosankan, cobalah membangun latar dan karakter penceritaan dengan detail-detail yang spesifik serta menarik. Secara khusus, situasikan pembaca di latar yang spesifik, lalu bantu mereka untuk menyelami dunia yang ingin Anda ceritakan, seakan-akan mereka juga sedang berada di dalamnya. [10] X Teliti sumber
- Susun narasi secara deskriptif, tetapi jangan membebani pembaca dengan detail-detail yang membosankan. Menjelaskan setiap hal yang dilakukan oleh karakter, terlepas dari penting maupun tidaknya, atau terus-menerus menghujani pembaca dengan deskripsi mengenai latar penceritaan dapat membuat narasi Anda terasa membosankan. Oleh karena itu, cukup deskripsikan detail yang penting dan kapan pun memungkinkan, jangan lupa menjelaskan relevansinya dengan peristiwa utama yang ingin Anda ceritakan.
- Jika karakter yang ditulis memiliki sifat tidak tegas dan ketidaktegasan tersebutlah yang berhubungan sangat erat dengan nasib karakter di klimaks cerita, jangan lupa mencantumkan detail yang mendukung deskripsi karakter tersebut di awal cerita, seperti ketika dia selalu kesulitan untuk menentukan menu makan siang, dan peristiwa-peristiwa minor lain yang mampu mendukung karakteristik tersebut.
-
Pastikan narasi disusun dengan struktur yang benar, yaitu memiliki awal, pertengahan, dan akhir. Salah satu karakteristik narasi adalah adanya struktur koheren yang membangun cerita menuju klimaks. Oleh karena itu, setelah mengumpulkan seluruh elemen yang akan hadir di dalam narasi, cobalah membuat kerangka peristiwanya. Meski Anda tetap boleh memasukkan unsur penceritaan yang tidak kronologis, seperti momen kilas balik, peristiwa konkretnya tetap harus disusun secara sistematis dan berurutan. [11] X Teliti sumber
- Pengelolaan adalah kunci untuk menghasilkan narasi jurnalistik atau narasi fiksi yang berkualitas. Jika Anda ingin menulis narasi personal untuk melamar kerja atau keperluan profesional lain, jangan lupa mengelola strukturnya secara jelas, sistematis, dan mudah untuk dipahami.
- Jika narasi yang ditulis merupakan karya kreatif, silakan bereksperimen dengan struktur. Misalnya, plot yang Anda pilih mungkin berpusat pada satu karakter yang kesulitan merekonstruksi pengalamannya yang terlupakan di masa lalu.
- Meski bermain dengan lini masa, peristiwa yang Anda ceritakan tetap harus memiliki plot yang koheren dan diarahkan menuju klimaks atau momen yang terpenting dalam peristiwa tersebut.
-
Bangun narasi menuju momen yang klimaks atau sangat penting. Ingat, klimaks adalah puncak intensitas sebuah peristiwa. Umumnya, narasi akan membangun konflik untuk mencapai titik klimaksnya, lalu mengakhiri narasi dengan resolusi yang merupakan penyelesaian konflik. Untuk melakukannya, Anda hanya perlu mengingat tema atau pesan utama yang ingin disampaikan kepada pembaca, lalu mengarahkan plot menuju momen yang terpenting dalam tema atau pesan utama tersebut. [12] X Teliti sumber
- Perhatikan tempo penceritaan. Jika Anda pun tidak tertarik dengan peristiwa yang ditulis, mungkinkah narasi tersebut bisa menarik perhatian pembaca? Oleh karena itu, luangkan waktu untuk menyajikan berbagai detail penting untuk membangun dan memperkuat plot di awal penceritaan, tetapi segeralah menuju ke peristiwa inti ketika waktunya tiba, alih-alih memperpanjang cerita dengan informasi yang kurang penting.
Iklan
-
Asah kalimat Anda agar menjadi lebih jelas, lugas, dan efektif. Pastikan pilihan kata Anda benar-benar spesifik, lugas, dan jelas. Jika menemukan kata-kata yang terdengar ambigu, segeralah menggantinya dengan kata-kata yang bermakna lebih kuat dan tepat. Buka kembali kamus dan tesaurus, lalu cari alternatif kata yang lebih efektif untuk mengisi narasi Anda. [13] X Sumber Tepercaya Purdue Online Writing Lab Kunjungi sumber
- Misalnya, kalimat seperti “Kesulitan tidur telah berkawan dengan rutinitas hariannya, dan sebagaimana binatang malam yang hanya aktif ketika langit telah gelap, dia merasa kegelapan mampu mempertajam sensitivitas seluruh pancaindranya,” meski terdengar indah, sejatinya kurang efektif. Alih-alih, cobalah menggunakan kalimat yang lebih padat dan mudah untuk dicerna seperti, “Insomnia telah menjadi makanan sehari-harinya, dan sebagaimana hewan nokturnal, seluruh indranya menjadi lebih tajam ketika langit telah gelap”.
Beristirahatlah: Setelah menyelesaikan draf pertama, jangan membukanya kembali selama satu atau dua hari. Beristirahatlah untuk menjernihkan mata dan otak Anda agar ketika proses revisi dimulai, Anda bisa mengevaluasi draf tersebut melalui kacamata yang lebih segar. [14] X Teliti sumber
-
Cari kesalahan ejaan dan tata bahasa. Baca kembali narasi Anda, lalu perbaiki kesalahan ejaan dan tata bahasa yang Anda temukan. Ketika menceritakan suatu peristiwa, kalimat yang Anda gunakan harus mampu merepresentasikan latar penceritaan. Apakah cerita Anda terjadi di masa lalu, di masa depan, atau justru di masa sekarang? Tandai atau garis bawahi verba aksi yang Anda tulis, dan pastikan diksi yang digunakan sesuai dengan latar waktu penceritaan. [15] X Teliti sumber
- Misalnya, jika narasi berisi peristiwa yang terjadi di masa lampau, jangan lupa menggunakan diksi yang merepresentasikan tujuan tersebut, seperti “dahulu”, “pernah”, “sebelumnya”, dsb. agar pembaca tidak menganggap peristiwa tersebut terjadi pada masa sekarang.
- Ingat, karakter yang Anda ciptakan boleh berpikir atau berbicara dalam kala yang berbeda dengan yang dideskripsikan oleh narator. Misalnya, kalimat seperti, "Ketika masih kecil, Noelle sering bermain lompat tali sambil berteriak, 'Tom sekarang suka sama Sophie! Pokoknya, Tom mau menikah dengan Sophie! Tom dan Sophie duduk di atas pohon!’”
-
Pastikan seluruh kalimat yang ditulis mengalir secara kronologis. Berikan perhatian lebih terhadap kalimat yang kurang rapi, serta perpindahan paragraf yang terasa canggung. Secara khusus, pastikan setiap kalimat memiliki relasi yang logis dengan kalimat sebelumnya, dan cobalah memvariasikan struktur kalimat agar terlihat lebih indah untuk dibaca. Secara garis besar, pastikan seluruh peristiwa ditulis secara kronologis dan kohesif, dengan alur yang logis. [16] X Teliti sumber
- Misalnya, Anda berpotensi kehilangan membaca jika membahas satu topik yang spesifik pada paragraf pertama, lalu mengangkat topik yang benar-benar melenceng (seperti peristiwa yang berbeda di lokasi yang juga berbeda) pada tiga paragraf berikutnya, lalu kembali ke topik pertama untuk mengakhiri narasi.
-
Mintalah kritik dan saran dari rekan sejawat dan mentor Anda. Meski terasa mengintimidasi, terutama jika narasi Anda didasarkan pada pengalaman personal, pahamilah bahwa mendapatkan perspektif yang segar dan objektif dari pembaca adalah faktor krusial untuk memperkuat narasi Anda. Oleh karena itu, jangan ragu meminta bantuan sahabat, kerabat, dan/atau mentor untuk membaca narasi Anda, lalu memberikan kritik dan saran yang membangun setelahnya. [17] X Teliti sumber
- Jika isi narasi adalah pengalaman personal Anda, pilih pembaca yang tidak terlibat dalam pengalaman tersebut. Dengan demikian, pembaca dapat memberikan pendapat yang jujur dan objektif mengenai mampu atau tidaknya narasi Anda untuk membuat mereka merasa “terlibat secara aktif” di dalam cerita tersebut, meski kenyataannya tidak demikian.
- Jika menerima kritik yang cukup keras dari pembaca, jangan memasukkannya ke dalam hati. Alih-alih, manfaatkan kritik tersebut untuk memperbaiki dan memperkuat narasi Anda!
Iklan
Tips
- Sejatinya, panjang narasi tidak memiliki batasan, kecuali diinstruksikan berbeda sedari awal. Jika tidak ada instruksi yang spesifik terkait jumlah kata atau halaman, silakan memanfaatkan ruang seluas-luasnya untuk menyampaikan pesan Anda kepada pembaca.
- Membaca adalah salah satu cara paling efektif untuk memperbaiki kemampuan menulis Anda. Oleh karena itu, cobalah membaca berbagai karya tulis yang telah dipublikasikan, seperti novel atau artikel yang dimuat di koran, untuk memperkaya pemahaman Anda akan jenis-jenis narasi.
Referensi
- ↑ https://www.uvm.edu/wid/writingcenter/tutortips/nonfiction.html
- ↑ https://www.forbes.com/sites/berlinschoolofcreativeleadership/2015/05/15/the-art-of-narrative-four-tips-on-story-telling-from-wsj-feature-writer-barry-newman/#34464a9d279c
- ↑ https://academicguides.waldenu.edu/writingcenter/undergraduate/priorlearning/drafting
- ↑ https://www.uvm.edu/wid/writingcenter/tutortips/writinggeneral.html
- ↑ https://ed.sc.gov/scdoe/assets/File/instruction/standards/ELA/Units/Elementary/Grade-1-Narrative-Writing-Using-Retelling-To-Write-A-Narrative.pdf
- ↑ https://www.uvm.edu/wid/writingcenter/tutortips/nonfiction.html
- ↑ http://www.roanestate.edu/owl/describe.html
- ↑ https://academicguides.waldenu.edu/writingcenter/undergraduate/priorlearning/drafting
- ↑ https://www.uvm.edu/wid/writingcenter/tutortips/nonfiction.html
- ↑ https://www.uvm.edu/wid/writingcenter/tutortips/nonfiction.html
- ↑ https://academicguides.waldenu.edu/writingcenter/undergraduate/priorlearning/drafting
- ↑ https://www.uvm.edu/wid/writingcenter/tutortips/writinggeneral.html
- ↑ https://owl.purdue.edu/owl/general_writing/academic_writing/essay_writing/narrative_essays.html
- ↑ https://www.uvm.edu/wid/writingcenter/tutortips/writinggeneral.html
- ↑ https://www.umass.edu/writingcenter/flow-and-cohesion
- ↑ https://www.umass.edu/writingcenter/flow-and-cohesion
- ↑ https://www.uvm.edu/wid/writingcenter/tutortips/writinggeneral.html