Ingin belajar menulis puisi? Sebelumnya, pahamilah bahwa proses penciptaan puisi tidak jauh berbeda dengan proses penciptaan karya seni lain. Dengan kata lain, Anda perlu terlebih dahulu memahaminya sebelum menjelmakannya menjadi sebuah karya. Cobalah membaca beberapa artikel di bawah ini untuk memahami konsep puisi secara lebih mendalam:
Ingat, semua orang , termasuk Anda, bisa menulis puisi; yang terpenting, pastikan imajinasi Anda mampu bekerja dengan baik. Selain imajinasi, modal penting lain untuk membuat puisi adalah kemampuan untuk merasa , terutama karena puisi sesungguhnya merupakan emosi dan sentimen pribadi penulis yang dituangkan dalam rupa kata-kata di atas secarik kertas. Tertarik mencobanya? Ikuti berbagai kiat yang tertera dalam artikel ini untuk menjadi penulis puisi yang berkualitas!
Langkah
Sudah mulai mengenal puisi secara lebih mendalam? Mulailah menulisnya!
-
Tentukan topik puisi. Faktanya, Anda bisa membuat puisi dari objek apa pun , termasuk dari hal-hal yang acak dan tak bermakna seperti pohon, bulan, waktu, atau mata. Umumnya, orang-orang lebih suka menulis puisi tentang cinta karena topik tersebut terbilang paling universal. Dalam artikel ini, topik yang akan menjadi contoh adalah “laut”.
-
Pilih jenis puisi yang akan Anda tulis. Ingat, struktur puisi sejatinya sangatlah bergantung pada keinginan penulis dan pada puisi itu sendiri. Namun, sebagai penulis pemula, cobalah mengawali proses penciptaan dengan menyusun puisi yang berima, terutama karena puisi berima adalah struktur puisi yang paling mudah untuk Anda pelajari dan kuasai. Setelah mencobanya, diharapkan Anda akan semakin termotivasi untuk terus menciptakan puisi yang lebih baik dan kompleks seiring berjalannya waktu.
- Ingat, sebuah puisi tidak harus tersusun dari tata bahasa yang masuk akal; yang terpenting, pembaca atau audiens harus mampu memahami pesan yang Anda komunikasikan lewat susunan kata-kata yang dipilih.
-
Sampaikan informasi secara deskriptif. Mendeskripsikan elemen, objek, atau emosi adalah faktor terpenting untuk memperdalam nuansa sebuah puisi. Bahkan, Anda pun bisa menulis puisi hanya untuk mendeskripsikan sebuah objek, lho ! Untuk memulai prosesnya, ajukan pertanyaan kepada diri Anda sebagai penulis. Mengacu pada topik “laut”, beberapa pertanyaan yang bisa Anda ajukan adalah:
- Apa itu laut? Apakah aku ingin membuat puisi tentang laut, bagian tertentu dari laut, atau samudra?
- Bagaimana rupa laut? Untuk menjawabnya, cantumkan informasi deskriptif mengenai warna, pergerakan, kedalaman, suhu, atau fitur standar laut lainnya. Misalnya, laut memiliki permukaan yang berbuih, memproduksi pusaran air, terlihat mengilap dari kejauhan, atau warnanya mengabu ketika badai. Deskripsikan informasi apa pun yang muncul di benak Anda.
- Aspek apa saja yang terlihat jelas pada laut yang Anda pilih? Beberapa contoh aspek yang bisa Anda deskripsikan adalah ombak yang berbuih, ikan yang berenang di balik permukaan laut, ketinggian ombak ketika badai, ombak yang tenang ketika cuaca sedang tidak berangin, timbunan sampah yang berenang-renang di permukaan laut, sekelompok lumba-lumba yang berenang di permukaan laut, ketinggian level air di sepanjang garis pantai, organisasi konservasi lautan yang sedang mengejar pemburu hiu, atau tangisan burung camar Pasifik. Sederhananya, cari aspek yang relevan dengan topik puisi Anda, yaitu laut.
Iklan
-
Tulis kalimat pertamanya. Ingat, kalimat pertama dalam puisi Anda harus mampu memerangkap ketertarikan pembaca! Selain itu, bagian ini juga berperan sangat penting untuk menentukan nuansa dan irama keseluruhan puisi Anda. Dengan kata lain, tentukan kalimat pembuka yang dapat memikat atau membuat pembaca penasaran sehingga mereka tidak akan berpaling dengan mudah dari puisi Anda. Namun, pastikan kalimat tersebut tidak terlalu rumit sehingga berpotensi membuat pembaca kebingungan dan enggan melanjutkan proses membaca.
- Mengacu pada topik laut, kalimat pertama yang bisa Anda tulis adalah:
Berperisai biru, batasnya tak bersekat
- Mengacu pada topik laut, kalimat pertama yang bisa Anda tulis adalah:
-
Ciptakan kalimat yang berima. Seperti yang sudah dijelaskan, sebagai pemula, Anda perlu terlebih dahulu belajar menulis puisi yang berima. Dengan kata lain, cobalah mencari kata yang berima dengan suku kata terakhir pada kalimat sebelumnya. Mengacu pada contoh di atas, cari kata yang berima dengan suku kata “kat” dari kata bersekat.
- Catatan: Untuk mempermudah proses penulisan puisi bagi pemula, cukup cari kata yang berima dengan suku kata terakhir pada kalimat sebelumnya.
-
Jangan terburu-buru mencari kata yang berima di internet atau kamus rima. Pastikan Anda benar-benar memahami kata-kata yang tercantum di dalam puisi berikut dampaknya terhadap irama dan makna kalimat selanjutnya. Jangan biarkan pemahaman tersebut tergoyahkan oleh kata-kata baru yang tidak benar-benar bersumber dari cara pandang personal Anda terkait subjek puisi yang dipilih.
- Beberapa contoh kata yang berima dengan “sekat” adalah lekat, rekat, pekat, dsb.
-
Tulis sisa puisi. Pikirkan informasi apa lagi yang relevan dengan subjek puisi Anda. Setelah itu, cobalah mengombinasikannya dengan diksi yang Anda pilih pada tahap sebelumnya. Mengacu pada topik “laut”, cobalah menguraikan keluasannya secara lebih mendetail. Misalnya, kalimat kedua Anda dapat berbunyi:
Keasingan si jagat, tak pelak membuatku terpikat
--yang dilanjutkan dengan:
Kuingin mengembara, meski diadang pekat
Namun tak perlu khawatir, karena kau tahu mata dan telingaku berbakat,
untuk merasai ketidaktahuan bak remaja nekat . -
Lafalkan kata, frasa, atau kalimat yang sedang Anda tulis dalam hati atau dengan suara keras. Lakukan ini untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan jumlah silabel untuk membuat alur puisi terdengar baik.
-
Tentukan akhir puisi Anda. Sejatinya, tidak ada aturan khusus mengenai panjang sebuah puisi yang benar. Ada puisi yang terdiri dari satu paragraf panjang, tetapi ada pula yang hanya mengandung satu kalimat singkat. Ikuti intuisi dan kreativitas Anda!
-
Finalisasi puisi Anda. Umumnya, draf terakhir adalah produk final puisi Anda. Meski demikian, sering kali Anda tetap akan merasa perlu melakukan penyuntingan di beberapa bagian, mengubah beberapa diksi, atau bahkan membuang draf tersebut karena merasa isinya kurang layak. Apa pun keputusan akhir Anda, selalu ingat bahwa seorang penulis puisi harus memercayai intuisi di atas segala-galanya. Jika memutuskan untuk memfinalkan draf puisi Anda, cobalah menerapkan beberapa metode berikut:
- Menulis puisi dengan huruf kursif atau cetak miring di atas selembar kertas
- Mengetiknya dengan bantuan komputer atau laptop, menghiasnya menggunakan program khusus, lalu mencetaknya
- Menyusun puisi dalam rupa lembar presentasi. Misalnya, Anda bisa mengisi satu halaman dengan satu stanza atau bait puisi.
Iklan
Tips
- Baca buku sebanyak mungkin untuk memperkaya pengetahuan Anda akan kata, frasa, dan bahasa figuratif.
- Satukan seluruh puisi yang Anda tulis dalam sebuah folder khusus. Manfaatkan folder tersebut sebagai portofolio karya Anda. Kemungkinan besar, puisi pertama adalah karya yang paling membanggakan!
- Bacakan puisi Anda keras-keras di hadapan orang lain (meski hanya satu orang), dan dengarkan umpan balik yang mereka berikan.
- Tonton film sebanyak-banyaknya. Jika ingin menggunakan puisi sebagai alat komunikasi alih-alih sekadar alat ekspresi, pastikan Anda melakukan metode ini. Melalui film, Anda bisa mempelajari seperti apa irama, ekspresi, dan nuansa yang terbentuk dalam proses bertutur secara verbal. Pengetahuan itulah yang kemudian bisa Anda adaptasikan ke dalam puisi.
- Baca hasil karya beberapa penulis puisi ternama dan pelajari teknik penulisan yang mereka gunakan. Ingat, lakukan ini bukan untuk meniru mentah-mentah karya orang lain, tetapi untuk memperkaya ide Anda untuk membuat puisi sendiri.
- Baca kamus dan tesaurus untuk memperkaya perbendaharaan kata Anda. Percayalah, memiliki pengetahuan bahasa yang luas akan membuat Anda lebih terbiasa menulis dan, oleh karenanya, sangat signifikan untuk mempermudah proses pembuatan puisi.
- Baca beberapa teka-teki atau cangkriman untuk mempelajari ritme kalimat yang digunakan di dalamnya.
Peringatan
- Ingat, beberapa orang tidak mampu memahami makna puisi dengan baik dan, oleh karenanya, akan selalu ada orang-orang yang tidak menghargai karya Anda. Jika memungkinkan, jauhi orang-orang yang terus-menerus meremehkan Anda!
Hal yang Anda Butuhkan
- Kertas atau buku tulis
- Bolpoin atau pensil
- Buku puisi
- Film
- Kamus dan tesaurus