PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Ada beragam alasan mengapa seseorang ingin menulis tentang kehidupannya sendiri, termasuk keinginan untuk meninggalkan memoar untuk anak-anak dan generasi penerusnya, membuat catatan untuk dirinya sendiri sebagai kenangan petualangan masa muda ketika ia mulai tua dan lupa, dan menawarkan sesuatu yang berharga untuk dunia. Meskipun bersifat sangat pribadi, jika Anda ingin berbagi cerita hidup dengan orang lain, penulisan memoar dapat menjadi hal yang sangat membanggakan.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Melakukan Persiapan Sebelum Menulis

PDF download Unduh PDF
  1. Dalam memoar, Andalah tokoh utama dari cerita hidup Anda sendiri. Banyak penulis memoar yang mencantumkan kejadian-kejadian nyata dalam kehidupan mereka untuk menciptakan cerita yang mengasyikkan bagi pembaca. Karena Anda bergantung pada kenangan-kenangan sendiri sebagai sumber atau materi cerita, ada kemungkinan Anda menjelaskan kejadian atau suatu hal secara berbeda jika dibandingkan dengan apa yang orang lain ingat tentang kejadian atau hal tersebut. Kuncinya adalah tuliskan hal-hal yang Anda ingat sejujur mungkin. Perlu diingat bahwa memoar berbeda dengan otobiografi karena memoar hanya mencakup beberapa aspek penting dalam kehidupan Anda, bukan segala sesuatu yang terjadi dari mulai kelahiran Anda hingga masa sekarang. [1]
    • Kebanyakan penulis memoar mengalami kesulitan ketika ingin mulai menulis awal kisahnya dan tidak tahu dari mana harus memulainya. Sebenarnya, Anda dapat bertanya pada anggota keluarga mengenai detail kenangan atau kejadian masa kecil Anda (tergantung pada cerita hidup Anda). Akan tetapi, penting untuk tetap berfokus pada pengalaman pribadi dan kenangan masa kecil atau kejadian di masa lalu Anda, meskipun kenangan tersebut terbilang ‘pahit’ atau memalukan. Sering kali, memoar-memoar terbaik yang ditulis memuat proses pengingatan masa lalu yang dirasa penting.
  2. Ada beberapa contoh memoar yang telah diterbitkan dan beberapa di antaranya terbilang cukup terkenal dalam genre memoar: [2]
    • Memoar Oei Tjoe Tat: Pembantu Presiden Soekarno karya Oei Tjoe Tat. Oei Tjoe Tat merupakan seorang politikus yang diangkat menjadi Menteri Negara di tahun 1963. Oei merupakan orang kepercayaan Soekarno yang dituduh terlibat dalam kejadian G30SPKI dan dipenjara selama 10 tahun. Ia kemudian dibebaskan pada tahun 1977. Buku ini dapat menjadi contoh memoar yang bertema nasionalisme dan sejarah.
    • Catatan Seorang Demonstran karya Soe Hok Gie. Selain menceritakan tentang kisah hidupnya, memoar ini memuat tulisan-tulisan karya mendiang Gie, baik yang dimuat di buku hariannya maupun di koran nasional. Pembaca dapat melihat kondisi Indonesia pada tahun 1960-an melalui sudut pandang Gie sebagai mahasiswa di era orde lama. Memoar ini dapat menjadi contoh memoar yang baik jika Anda ingin menunjukkan sudut pandang Anda sebagai seorang mahasiswa dan menggunakan tema politik atau sejarah.
    • Habibie & Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie. Memoar ini menceritakan tentang kisah hidup B. J. Habibie, Presiden Republik Indonesia ketiga, dan istrinya, Hasri Ainun Besari. Dalam memoar ini, kisah cinta dan kehidupan pernikahan Pak Habibie dan Bu Ainun menjadi fokus cerita. Memoar ini bahkan diadaptasi menjadi film dengan judul yang sama, Habibie dan Ainun , yang dirilis pada tahun 2013.
    • Merdeka Dalam Bercanda karya Pandji Pragiwaksono. Dalam memoarnya, Pandji menceritakan perjuangannya bersama teman-temannya dalam membangkitkan stand-up comedy di Indonesia. Komedi—dalam hal ini stand-up comedy —merupakan bentuk protes sosial yang ditunjukkan secara eksplisit, berani, dan jenaka.
  3. Pilihlah satu atau dua contoh memoar dan bacalah dengan saksama. Setelah itu, tanyakan beberapa hal pada diri sendiri:
    • Mengapa penulis menonjolkan beberapa kejadian dalam memoarnya? Pikirkan alasan penulis memilih bagian masa lalu atau kejadian tertentu sebagai fokus atau tema utama dalam buku. Sebagai contoh, memoar Habibie dan Ainun berfokus pada kehidupan pernikahan Pak Habibie dan Bu Ainun, terutama ketika mereka tinggal di Jerman. Sementara itu, pada memoar Catatan Seorang Demonstran , Gie menonjolkan kejadian-kejadian yang terjadi di masa perkuliahannya. Jika kedua buku dibandingkan, memoar pertama berfokus pada kehidupan pernikahan (pasca perkuliahan), sementara memoar kedua berfokus pada kehidupan perkuliahan. Akan tetapi, kedua memoar tersebut tetap menunjukkan perjuangan besar yang harus dilalui oleh penulis.
    • Apa saja keinginan narator (dalam hal ini, penulis) yang tercermin dalam memoar? Apa yang mendorong narator untuk berbagi kisah hidupnya pada pembaca? Sering kali, memoar merupakan bentuk ‘katarsis’ atau pelampiasan yang dilakukan oleh penulis. Sebagai contoh, dalam Habibie dan Ainun , penulis (Pak Habibie) menulis memoar tersebut sebagai bentuk penghormatan dan kenangan terhadap Bu Ainun yang telah meninggal. Menurut beberapa sumber, memoar tersebut merupakan bentuk terapi diri yang dilakukan Pak Habibie setelah kepergian Bu Ainun karena kesedihan yang ia alami memiliki dampak negatif pada kesehatannya. Pikirkan motivasi penulis untuk menulis cerita hidupnya dan membagikannya pada pembaca.
    • Apa yang membuat pembaca tetap tertarik dan mengikuti cerita dalam memoar? Memoar-memoar yang baik adalah memoar yang bersifat jujur dan ‘berani’, dengan rincian kejadian atau pengakuan yang selama ini mungkin takut untuk diceritakan oleh penulis dalam kehidupan nyatanya. Penulis mungkin menceritakan kisahnya secara jujur dan lengkap sampai, mungkin, tidak ada kesan bahwa penulis tampak sempurna (dalam hal ini, kekuarangan atau kesulitan yang dihadapi oleh penulis tercermin dalam memoarnya). Akan tetapi, sering kali pembaca tertarik atau tergerak oleh ‘kerapuhan’ yang tercermin dalam memoar dan penulis yang tidak takut untuk menceritakan kegagalannya dalam meraih kesuksesan.
    • Apakah Anda puas dengan akhir dari memoar tersebut? Berikan alasannya, baik yang bersifat positif maupun negatif. Berbeda dengan otobiografi, memoar tidak memerlukan awal, pertengahan, dan akhir yang linear. Terkadang memoar diakhiri tanpa kesimpulan atau momen akhir yang tidak jelas. Biasanya, memoar diakhiri dengan pikiran atau gagasan mengenai tema utama buku, atau cerminan dari kejadian atau momen penting dalam kehidupan penulis.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Menyusun Cerita

PDF download Unduh PDF
  1. Dalam memoar, Andalah yang menjadi narator cerita. Anda akan menggunakan pronomina orang pertama “aku” untuk membawa pembaca di sepanjang cerita. Namun, penting untuk tetap memfokuskan memoar Anda pada tujuan atau keinginan tertentu. Anda perlu mengarahkan cerita dan membuatnya layak untuk dibaca. Pikirkan mengenai keinginan Anda terhadap memoar tersebut, atau apa yang mendorong narator untuk menceritakan kisahnya. Narator memoar akan berusaha untuk mencapai keingnannya melalui ceritanya dan mencapai realisasi momen penting dalam cerita tersebut. [3]
    • Cobalah simpulkan keinginan narator dalam satu kalimat. Misalnya: Aku ingin memahami keputusan ibuku untuk pindah bersama keluarga ke Amerika. Atau, aku ingin menjadi lebih sehat setelah hampir kehilangan nyawa. Atau, aku ingin merasakan pengalaman sebagai pilot angkatan udara di Perang Dunia ke-2.
    • Pastikan Anda menentukan keinginan atau tujuan yang spesifik dan hindari pernyataan-pernyataan yang ambigu. Mungkin akan terjadi perubahan pada tujuan atau keinginan yang tercermin pada memoar dalam proses penulisan. Akan tetapi, ada baiknya Anda telah menentukan tujuan atau keinginan utama sebelum mulai menulis.
  2. Setelah Anda mengetahui tujuan atau keinginan yang ingin ditelusuri dalam memoar, Anda dapat menentukan tindakan atau tantangan yang harus dijalani atau dilalui oleh narator agar ia dapat mencapai keinginan atau tujuannya. Tantangan dan halangan yang ada membuat cerita Anda menarik sehingga pembaca akan terus membaca dan membuka halaman memoar. Andalah yang mengarahkan tindakan dalam cerita, namun cerita tersebut tidak akan menarik jika tidak terdapat tindakan utama yang mendorong alur cerita. [4]
    • Cobalah tuliskan tindakan atau tantangan yang ada dalam kalimat-kalimat pendek: Untuk mencapai keinginan/tujuan, aku harus menempuh/melakukan sesuatu. Akan tetapi, ada halangan yang kuhadapi sehingga aku harus melakukan sesuatu untuk mengatasinya.
    • Sebagai contoh: Untuk memahami alasan ibuku pindah bersama keluarganya ke Amerika Serikat, aku mencoba melacak keluarga ibuku di Polandia. Namun, aku tidak dapat menemukan mereka karena kurangnya catatan tentang keluarga dan hilangnya beberapa kerabat. Oleh karena itu, aku pergi ke Polandia untuk lebih memahami ibuku dan keluarganya.
  3. Sering kali penulis kesulitan dalam menentukan awal cerita. Penulisan memoar juga semakin terasa menantang ketika Anda merasa bahwa ada banyak detail atau momen yang dapat dijadikan titik awal (atau setidaknya dianggap penting). Salah satu cara untuk memulainya adalah dengan menentukan momen atau kejadian puncak dan momen penutup. Anda perlu mendramatisasi kedua momen tersebut dalam memoar yang ditulis. [5]
    • Kejadian puncak merupakan momen yang penting dalam cerita. Pada momen ini, Anda menyadari keinginan Anda. Meskipun kejadian tersebut mungkin tampak sepele, seperti pertengkaran kecil dengan ibu, kejadian tersebut dapat menjadi momen besar atau puncak dalam cerita Anda. Sebagai contoh, pertengkaran kecil tersebut menjadi momen terakhir Anda berbicara dengan ibu sebelum ia wafat dan meninggalkan beberapa surat tentang kehidupannya di Polandia untuk Anda. Pikirkan tentang momen ‘pencerahan’ dalam cerita—momen ketika Anda menyadari apa yang diinginkan dalam hidup, atau ketika Anda menyadari bahwa Anda salah dalam memandang kejadian atau momen tertentu dalam hidup.
    • Kejadian penutup merupakan momen pencapaian keinginan atau tujuan Anda. Kejadian ini juga membantu Anda mengembangkan akhir memoar yang ditulis. Sebagai contoh, kejadian penutup untuk memoar dapat berupa momen ketika Anda mengetahui alasan ibu Anda meninggalkan tanah airnya.
  4. Anda memang menulis memoar, namun dengan mengikuti aturan-aturan penulisan fiksi (mis. membuat garis besar alur cerita) Anda dapat membentuk atau menyusun buku yang ditulis. Alur cerita mengacu pada apa yang terjadi dalam cerita dan urutan kejadian-kejadian yang ada. Agar dapat menjadi sebuah cerita, sesuatu harus bergerak atau berubah. Sesuatu atau seseorang harus bergerak dari poin A ke poin B karena adanya sebuah kejadian, pilihan, perubahan dalam hubungan, atau bahkan perubahan karakter. Garis besar alur cerita yang dibuat harus mencakup: [6]
    • Tujuan cerita: Alur cerita merupakan urutan kejadian yang mengiringi usaha untuk menyelesaikan sebuah masalah atau mencapai tujuan. Tujuan cerita merupakan apa yang ingin diraih oleh narator atau masalah yang ingin ia selesaikan, atau keinginannya.
    • Konsekuensi: Tanyakan kepada diri sendiri musibah atau kemalangan apa yang akan terjadi jika tujuan narator tidak dapat tercapai. Kejadian apa yang ditakutkan oleh tokoh utama jika ia tidak dapat mencapai tujuannya atau menyelesaikan masalahnya? Konsekuensi merupakan situasi atau kejadian negatif yang terjadi ketika tujuan tidak dapat dicapai. Kombinasi tujuan dan konsekuensi menciptakan ketegangan dramatis dalam alur cerita Anda, dan inilah yang membuat alur cerita semakin bermakna.
    • Tuntutan: Tuntutan merupakan hal-hal yang harus dipenuhi agar tujuan utama dapat diraih. Bayangkan tuntutan seperti sebuah daftar yang mencakup satu atau beberapa keajdian. Dalam progres cerita, ketika tuntutan satu persatu mulai dipenuhi, pembaca akan merasa bahwa narator semakin dekat dengan tujuan yang ingin ia raih. Tuntutan juga menciptakan semacam antisipasi dalam pikiran pembaca karena ia mengharapkan kesuksesan narator.
  5. Anda mungkin perlu melakukan penelitian mendalam mengenai topik tertentu, seperti kehidupan mahasiswa di era orde lama atau perjuangan untuk menjadi komedian stand up comedy , tergantung pada cerita yang ingin Anda tulis. Akan tetapi, tahanlah untuk tidak terlalu banyak melakukan penelitian sebelum Anda mulai menulis draf pertama. Anda akan kewalahan dengan banyaknya informasi yang didapatkan dalam penelitian dan justru melupakan pengalaman atau pandangan pribadi Anda yang berkaitan dengan informasi tersebut. Ingatlah bahwa memoar harus berfokus pada kenangan Anda tentang kejadian atau momen yang dilalui, daripada sekadar informasi faktual atau akurat mengenai kejadian tersebut. [7]
    • Anda dapat melakukan penelitian di internet atau menggunakan kumpulan pustaka, arsip dan catatan kantor, koran, dan mikrofilm. [8]
    • Anda juga dapat mewawancara saksi kejadian. Saksi kejadian merupakan orang-orang yang dapat menceritakan pengalaman atau kenangannya tentang suatu kejadian dari sudut pandang orang pertama yang mengalaminya. Anda perlu meninjau petunjuk yang ada, mewawancarai orang-orang yang bersangkutan, menyalin hasil wawancara, dan membaca banyak materi yang bersangkutan. [9]
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menulis Cerita

PDF download Unduh PDF
  1. Jadwal ini membantu Anda menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menulis draf memoar. Jika Anda memiliki tenggat waktu, Anda mungkin perlu membuat jadwal yang lebih ketat dibandingkan ketika Anda memiliki lebih banyak waktu luang untuk menulis. [10]
    • Cobalah atur jadwal Anda berdasarkan jumlah kata atau halaman. Jika Anda biasanya menulis sebanyak 750 kata per jam, jadikan jumlah kata tersebut sebagai aturan atau pertimbangan dalam pembuatan jadwal. Atau, jika Anda merasa mampu menulis sepanjang dua halaman dalam satu jam, jadikan jumlah halaman sebagai perkiraan untuk membuat jadwal menulis.
    • Tentukan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah kata atau halaman dalam satu hari. Jika tujuan akhir Anda berupa jumlah kata, seperti 50.000 kata, atau jumlah halaman (mis. 200 halaman), berfokuslah pada berapa jam yang perlu Anda luangkan setiap minggu agar Anda dapat mencapai tujuan tersebut. [11]
  2. Anda mungkin terdorong untuk menulis dan menulis kembali setiap kalimat, namun salah satu langkah atau bagian dalam penulisan memoar adalah menulis kejadian atau momen penting secara jujur, dalam kata-kata dan gaya penulisan Anda sendiri. Sebisa mungkin jangan gunakan ‘suara penulis’ (mis. gaya penulisan atau bahasa Anda tampak kaku atau seperti menceritakan kisah hidup orang lain). Sebaliknya, jangan ragu untuk menulis seperti ketika Anda berbicara. Cantumkan bahasa tidak baku dan dialek daerah jika Anda mau. Buatlah agar cerita yang Anda tulis tampak seperti ketika Anda menceritakannya secara langsung. [12]
    • Gunakan garis besar alur untuk mendapatkan gambaran arah tulisan Anda, namun pastikan Anda tetap dapat menjelajahi setiap kejadian atau momen yang dicantumkan dalam draf kasar. Jangan cemas jika tulisan Anda tidak sempurna. Gunakan ingatan Anda untuk menulis momen-momen yang terasa nyata bagi Anda.
  3. Ketika Anda menggunakan kalimat pasif, tulisan Anda akan terasa panjang dan membosankan. Perhatikan tanda-tanda adanya kalimat pasif dalam manuskrip Anda dengan menandai kata kerja yang diawali dengan imbuhan “di-“.
    • Gunakan fitur pemeriksa tata bahasa (atau aplikasi yang dapat memeriksa tata bahasa seperti Hemingway [13] ) untuk menghitung jumlah kalimat pasif yang ada dalam manuskrip. Usahakan hanya ada 2-4% kalimat pasif Anda tulis.
  4. Sebagai contoh, daripada menggunakan kata “implementasi”, Anda dapat menggunakan kata “penerapan”. Berfokuslah pada penggunaan kosakata yang sederhana dan pendek. Anda hanya dapat menggunakan bahasa yang tinggi atau rumit ketika Anda menyebutkan istilah ilmiah atau menjelaskan proses teknis. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa Anda menulis untuk pembaca umum sehingga penggunaan bahasa tetap perlu diperhatikan.
    • Ada baiknya Anda mengenali tingkatan bacaan dari pembaca yang ideal untuk memoar yang ditulis. Anda dapat menentukan tingkat bacaan berdasarkan tingkatan pendidikan pembaca ideal. Jika Anda ingin anak-anak dapat membaca memoar Anda, gunakan bahasa yang sesuai dengan bacaan anak-anak sekolah dasar. Jika Anda menargetkan pembaca dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, gunakan bahasa yang sesuai dengan bacaan siswa sekolah menengah atas. Gunakan aplikasi khusus atau perangkat penentu tingkat bacaan lainnya (banyak tersedia di internet) untuk menentukan tingkat bacaan draf memoar Anda. [14]
  5. Buatlah pembaca tertarik dengan menunjukkan proses atau kejadian yang spesifik, daripada sekadar menarasikannya secara langsung. Sebagai contoh, tulislah momen yang menunjukkan pada pembaca bagaimana Anda berhasil menemukan surat-surat ibu Anda yang dikirimkan oleh keluarganya di Polandia setelah kematiannya. Dengan begini, pembaca mendapatkan informasi kunci yang membantu mengarahkan cerita, tanpa harus membaca paragraf-paragraf yang panjang dan membosankan.
  6. Mintalah orang-orang terdekat (mis. sahabat, teman sekolah, atau rekan-rekan grup menulis) untuk berkumpul dan bacakan beberapa bagian manuskrip dengan lantang. Tulisan yang baik dapat menarik perhatian pembaca sebagai pendengar dengan adanya detail dan deskripsi yang menciptakan imaji yang mendalam dan narasi yang kuat. [15]
    • Jangan mencoba membuat pendengar terkesan dengan menggunakan suara yang ‘dramatis’ ketika membacakan manuskrip. Bacalah dengan perlahan dan dalam gaya membaca yang alami. Mintalah reaksi dari para pendengar setelah Anda selesai membaca. Catatlah bagian-bagian yang dirasa membingungkan atau tidak jelas oleh pendengar.
  7. Jika Anda berencana mengirimkan memoar Anda ke penerbit, Anda perlu menyunting manuskripnya terlebih dahulu. Anda dapat menyewa jasa peneliti teks profesional ( proofreader ) untuk memeriksa manuskrip Anda dan mencari kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi. [16]
    • Jangan ragu untuk menghilangkan atau menghapus (paling sedikit) 20% materi yang telah ditulis. Ada kemungkinan Anda perlu menghapus beberapa bagian yang dirasa terlalu panjang dan berisiko membuat pembaca kebingungan. Oleh karena itu, jangan takut untuk memangkas atau mengurangi bagian-bagian bab atau halaman yang dirasa terlalu berat atau panjang.
    • Perhatikan apakah setiap kejadian dalam buku Anda menggunakan kekuatan indra. Apakah Anda mencoba mendorong setidaknya satu penggunaan indra pembaca pada setiap kejadian? Pengayaan melalui penggunaan indra (perasa, sentuhan, penciuman, penglihatan, dan pendengaran) merupakan trik yang digunakan penulis (baik fiksi maupun non-fiksi) agar para pembaca tetap tertarik untuk membaca tulisannya.
    • Periksalah kembali linimasa yang membentuk memoar Anda. Apakah Anda tetap mengikuti tujuan atau keinginan utama sampai akhir? Apakah akhir dari buku Anda menunjukkan adanya pencapaian atau akhir yang tepat bagi pembaca?
    • Periksa juga kalimat-kalimat yang ditulis. Cari tahu apakah transisi antara satu paragraf dengan paragraf lainnya sudah rapi, atau terkesan melompat-lompat. Perhatikan juga adverbia atau istilah yang digunakan secara berlebihan dan gantilah adverbia atau istilah tersebut agar kalimat yang Anda tuils tidak terkesan berlebihan.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 26.049 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan