PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Emosi mengontrol perasaan Anda dan keberadaannya dapat benar-benar Anda rasakan di sekujur tubuh Anda. Faktanya, masih banyak orang yang merasa kesulitan mengekspresikan emosinya, terutama mereka yang khawatir akan dihakimi, dipandang lemah, dan dianggap tidak memiliki kontrol diri ketika menunjukkan emosinya kepada orang lain. Anda salah satunya? Jika ya, cobalah mempelajari cara-cara mengekspresikan emosi yang tercantum dalam artikel ini. Terlebih karena mengekspresikan emosi sangat berguna untuk membangun hubungan yang lebih positif dengan orang lain, memenuhi kepuasan hidup, serta memperbaiki kesehatan mental dan jasmaniah Anda.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Menyadari Emosi

PDF download Unduh PDF
  1. Kemungkinan besar, Anda memiliki satu alasan kuat (yang mungkin belum Anda sadari) untuk tidak menunjukkan emosi di hadapan publik. Mungkin Anda tumbuh di lingkungan yang membatasi ekspresi emosi Anda atau Anda memang memilih untuk menekan emosi-emosi yang kuat agar tidak perlu berurusan dengan konsekuensinya.
    • Pikirkan hal-hal tragis dalam hidup Anda yang masih mengganjal. Apakah Anda takut membicarakan hal-hal tersebut? Memahami alasan keengganan Anda menunjukkan emosi dapat membantu Anda mengekspresikan emosi di kemudian hari.
  2. Manusia memiliki enam emosi dasar yaitu bahagia, sedih, takut, marah, terkejut, dan muak. Untuk mengekspresikan diri dengan tepat, Anda perlu terlebih dahulu mengenali masing-masing emosi dan memahami cara menunjukkannya. [1]
    • Emosi positif meliputi kebahagiaan dan keterkejutan. Kebahagiaan biasanya disertai rasa aman dan puas serta akan terasa di sekujur tubuh seseorang. [2] Sementara itu, keterkejutan biasanya dibarengi dengan sentakan kecil di area kepala dan dada.
    • Emosi negatif meliputi kemarahan, kemuakan, kesedihan, dan ketakutan. Kemarahan biasanya dibarengi dengan rasa panas yang mengalir dari tulang belikat ke bagian belakang kepala Anda. [3] Kemuakan, yang sering kali efeknya sangat terasa di bagian perut, kerap akan membuat Anda merasa mual. Kesedihan biasanya dibarengi dengan rasa sesak di area dada. [4] [5] Sementara itu, seseorang yang sedang ketakutan biasanya akan berkeringat hebat, detak jantungnya meningkat, dan nafasnya terasa berat. [6]
  3. Penelitian di bidang neurologis menunjukkan bahwa emosi memengaruhi proses pembuatan keputasan. Tanpa didasari emosi, hampir tidak mungkin seseorang mampu memosisikan dirinya dalam sebuah topik. Setelah memahami keterkaitan emosi dengan proses pembuatan keputusan, diharapkan Anda akan terbantu untuk lebih menyadari emosi di kemudian hari. Percayalah, ini akan sangat menguntungkan Anda. [7] [8]
    • Ketika Anda merasa gelisah setelah membuat satu keputusan terkait pekerjaan, bisa jadi keputusan tersebut diambil tanpa pertimbangan yang tepat. Setelah menyadari kegelisahan Anda, Anda akan terbantu untuk membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan logika.
  4. Setiap kali merasakan sesuatu, berhentilah sejenak dan tanyakan kepada diri Anda, “Emosi apakah yang sedang kurasakan?”. Jika Anda mulai merasa gelisah ketika sedang rapat di kantor, luangkan waktu sejenak untuk menyadari bahwa ada perasaan baru yang muncul. Jangan mengabaikan atau menyembunyikannya. Ingatkan diri Anda bahwa emosi-emosi tersebut sah dan berdasar. Setelah itu, berikan label “sedih”, “bahagia”, dsb. untuk masing-masing emosi dengan menuliskannya di atas secarik kertas atau di ponsel Anda. [9] [10]
    • Dorong diri Anda untuk terus-menerus menyadari emosi yang sedang Anda rasakan. Seiring berjalannya waktu, Anda akan semakin terbiasa. Katakan kepada diri Anda, “Aku boleh merasa seperti ini” dan “Kuakui aku merasakan emosi ini”.
  5. Setelah mengakui bahwa Anda merasakan sesuatu, terima perasaan itu sekaligus berbagai konsekuensi yang mengikutinya. Pertanggungjawabkan seluruh respons emosi Anda. Dengan demikian, Anda dapat memperbaiki atau mengubahnya menjadi lebih positif di kemudian hari.
    • Misalnya, jika Anda sedang bersedih dan melampiaskan kesedihan tersebut (dengan cara yang negatif) kepada orang-orang terdekat, akui dan pertanggungjawabkan respons emosional tersebut. Temui orang yang menjadi tempat pelampiasan Anda dan sampaikan permintaan maaf Anda. Jelaskan pula bahwa Anda berbuat demikian karena sedang terbawa emosi.
  6. Setelah memahami dan mengenali emosi Anda, mulailah menceritakannya kepada orang lain. Dengan penuh pertimbangan, pilih orang-orang yang sekiranya mau mendengarkan curahan hati Anda pada hari itu. Sampaikan segala emosi positif dan negatif yang Anda rasakan; sampaikan pula cara Anda menyikapi setiap emosi tersebut. Setelah menceritakannya, kemungkinan besar pikiran dan perasaan Anda akan semakin jernih karena Anda mendapatkan perspektif tambahan dari orang tersebut. Percayalah, Anda akan merasa lebih lega setelah melakukannya. [11]
    • Jika Anda masih merasa tidak nyaman ketika harus menceritakan emosi kepada orang-orang terdekat, cobalah mengikuti proses terapi. Tenaga ahli tidak hanya dapat membantu meredakan ketakutan Anda dihakimi oleh orang-orang terdekat, tetapi juga akan membantu Anda mengekspresikan emosi dan memahami akar kesulitan Anda untuk berekspresi.
    • Tidak perlu merasa malu atau bersalah ketika harus mengekspresikan emosi kepada orang lain atau meminta bantuan psikolog. Belajarlah mengekspresikan emosi secara positif dengan bantuan ahli kesehatan mental.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Mempersiapkan Diri untuk Menunjukkan Emosi

PDF download Unduh PDF
  1. Jika Anda mampu merasakan emosi namun kesulitan mengekspresikannya, cobalah mempelajari cara aktor mengekspresikan emosi mereka di layar kaca. Aktor-aktor tersebut adalah orang-orang yang telah dilatih secara khusus untuk mengekspresikan emosi. Kemungkinan besar mereka akan menunjukkan ekspresi yang berlebihan. Manfaatkan ini untuk mengamati ekspresi eksternal mereka terhadap setiap emosi yang berbeda. [12]
    • The Notebook, Marley and Me, The Shawshank Redemption, Blood Diamond, dan The Pursuit of Happiness adalah film-film berkualitas yang menuntut para aktornya untuk mengekspresikan berbagai jenis emosi di sepanjang fim. [13]
  2. Mencatat pergerakan emosi dapat membantu Anda menyadari emosi-emosi tersebut di kemudian hari. Tuliskan bagaimana perasaan Anda dan cara apa yang Anda pilih untuk mengekspresikan emosi tersebut. Misalnya, Anda bisa menulis, “Hari ini aku merasa bahagia setelah mengobrol dengan istriku. Untuk mengekspresikan kebahagiaanku, aku tersenyum kepadanya dan memeluknya erat-erat”.
    • Emosi dan respons yang Anda tuliskan dapat sekaligus berfungsi sebagai “bahan pelajaran” yang dapat sesewaktu Anda baca kembali, terutama ketika Anda merasa kesulitan mengekspresikan emosi.
  3. Pikirkan bagaimana Anda akan bereaksi terhadap suatu kondisi yang akan terjadi di kemudian hari, lalu pikirkan respons emosi lain yang juga bisa muncul pada situasi tersebut. Misalnya, minggu depan sepupu Anda akan menikah. Dalam sekejap Anda mungkin akan merasa stres atau frustrasi karena membayangkan harus bertemu orang baru di pesta pernikahannya. Setelah memprediksi reaksi tersebut, cobalah memikirkan respons emosi lain yang selaras dengan situasi tersebut; misalnya, Anda pasti juga akan merasa turut berbahagia untuk sepupu Anda dan sedikit bersemangat karena memiliki kesempatan bertemu orang-orang baru.
    • Memprediksikan perasaan akan membantu menyiapkan diri Anda untuk menyikapi setiap emosi yang akan muncul. Jika sudah mempersiapkan respons emosi, secara tidak langung Anda akan merasa lebih siap ketika emosi-emosi tersebut benar-benar muncul. [14]
  4. Penting bagi Anda untuk belajar berempati kepada orang lain; dengan demikian, diharapkan Anda dapat lebih peka terhadap emosi dan perasaan orang lain. Mengekspresikan emosi akan lebih mudah ketika Anda mampu merasakan sesuatu untuk orang lain. Dengarkan ketika orang lain berbicara dan cobalah menciptakan relasi emosi dengan mereka. Gunakan imajinasi Anda untuk membayangkan apa yang sedang dialami dan dirasakan oleh orang lain. [15]
    • Cobalah menjadi relawan di panti asuhan, panti jompo, atau dapur umum korban bencana, dan cobalah berbicara dengan orang-orang yang hidupnya tidak seberuntung Anda. Amati cara mereka mengekspresikan emosi dan gunakan itu sebagai panduan Anda di kesempatan yang akan datang. [16]
    • Bacalah sebuah buku dan bayangkan diri Anda sedang berada di dalam posisi orang lain. Pilih buku yang sudah pernah Anda baca atau ingin Anda baca, pilih satu atau dua karakter favorit dalam buku tersebut, dan cobalah memosisikan diri Anda pada posisi mereka. Bayangkan berbagai kondisi yang dilalui masing-masing karakter, bayangkan pula apa yang mereka rasakan.
  5. Berdirilah di depan kaca, siapkan sederet emosi yang ingin Anda latih, dan belajarlah membuat ekspresi wajah yang tepat untuk masing-masing emosi. Pelajari pergerakan otot di sekitar wajah, mata, dan mulut untuk setiap ekspresi yang berbeda. Pelajari pula pergerakan tangan yang tepat untuk setiap jenis ekspresi. [17]
    • Ketika Anda sedang belajar terkejut, misalnya, belalakkan mata Anda dengan wajar dan letakkan telapak tangan Anda menutupi mulut.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Menunjukkan Emosi di Depan Orang Lain

PDF download Unduh PDF
  1. Anda tidak wajib menunjukkan emosi kepada semua orang yang Anda ajak bicara. Jika terbiasa menyembunyikan emosi, Anda mungkin akan merasa malu atau tidak berdaya ketika harus mengekspresikan emosi untuk pertama kalinya di depan orang lain. Oleh karena itu, pastikan Anda menunjukkannya di depan sahabat dan kerabat yang mau menghargai usaha Anda untuk berubah dan tidak akan menghakimi Anda. [18]
  2. Ketika sedang bercakap-cakap dengan orang lain, tunjukkan ekspresi wajah, gerak tangan, dan respons emosi yang berlebihan. Jika Anda sudah pernah mencapai “puncak emosi”, di kemudian hari Anda akan lebih mudah mengendalikan respons emosi tersebut.
    • Ketika melakukannya, Anda mungkin akan merasa malu atau bodoh. Namun percayalah, selama Anda mengespresikan “emosi berlebihan” tersebut kepada orang yang tepat, Anda akan baik-baik saja dan merasakan dampak positifnya.
    • Berhati-hatilah ketika memutuskan untuk berekspresi berlebihan. Pastikan Anda sudah memikirkan emosi dan tindakan Anda sebelum menunjukkannya kepada orang lain. Jika Anda ingin menunjukkan kemarahan secara berlebihan, pastikan Anda tidak akan dicap antagonis atau berbahaya nantinya. Tunjukkan emosi Anda dengan penuh kehati-hatian!
  3. Emosi apa pun akan terasa lebih kuat jika dibarengi dengan perilaku tertentu, sekalipun perilaku tersebut bukanlah respons alamiah Anda. Anda bisa “memalsukan” tangisan ketika sedang merasa sedih. Tindakan ini akan meningkatkan level kesedihan Anda dan memperkuat emosi Anda. Bisa jadi, Anda justru akan terdorong untuk benar-benar menangis atau setidaknya menunjukkan emosi yang lebih kuat dari biasanya. [19]
    • Sering kali, emosi mendorong munculnya hasrat tertentu (ketakutan mendorong munculnya hasrat untuk melawan atau kemarahan mendorong munculnya hasrat untuk melakukan pembalasan) yang tidak bisa Anda kontrol. [20] Jika sesewaktu hasrat tak terduga ini menguasai benak Anda, jangan mengabaikan, menyembunyikan, atau melawannya. Anda justru perlu memperkuat dan mengeluarkan hasrat-hasrat tersebut. Pastikan Anda tetap mengontrol diri ketika melakukannya.
  4. Terkadang, sentuhan fisik dapat berbicara lebih banyak ketimbang ekspresi verbal. Penelitian terkini menunjukkan bahwa manusia memiliki kemampuan alamiah untuk menafsirkan emosi hanya melalui sentuhan fisik. [21]
    • Ketika seseorang membuat Anda bahagia, letakkan tangan Anda di bahunya. Sebaliknya, ketika seseorang membuat Anda kesal atau terganggu, remaslah lengannya.
    • Tidak semua orang suka disentuh. Sentuhan fisik yang tidak dilakukan dengan benar dan tidak ditujukan kepada orang yang tepat justru dapat memicu munculnya kesalahpahaman. Sebelum memberikan sentuhan, identifikasi terlebih dahulu sinyal-sinyal nonverbal yang mereka berikan; analisislah apakah mereka kira-kira bersedia menerima sentuhan fisik atau tidak. Pastikan pula Anda melakukannya dengan wajar dan sopan.
  5. Ada beberapa situasi yang tidak butuh disisipi emosi, seperti dalam rapat kantor. Sementara itu, ada pula beberapa situasi yang membutuhkan kontribusi emosi, seperti ketika Anda sedang berkomunikasi dengan pasangan. Evaluasi masing-masing situasi untuk menentukan level emosi seperti apa yang perlu Anda tunjukkan.
    Iklan

Peringatan

  • Jika Anda benar-benar kesulitan menunjukkan (atau bahkan merasakan) emosi, segeralah mencari bantuan ahli.


Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 4.383 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan