Unduh PDF
Unduh PDF
Anda sedang bersama sekelompok orang di suatu acara sosial atau sedang mencoba mengawali pidato atau pemaparan, dan mau menyampaikan lelucon. Namun, Anda khawatir lelucon Anda akan membosankan dan tidak menarik, bukannya lucu dan menghibur. Dengan sedikit latihan dan kepercayaan diri, Anda bisa segera membuat para pendengar tertawa.
Langkah
-
Tentukan set up (pengantar) lelucon Anda. Set up ini akan menjadi dasar premis leluconnya dengan memberi pendengar informasi dan detail yang dibutuhkan. [1] X Teliti sumber
- Set up Anda harus padat dan lugas. Set up haruslah berfokus pada satu tema atau gagasan saja karena Anda mau leluconnya singkat, tetapi menghibur dan mudah dipahami.
-
Pikirkan punchline lelucon Anda. Punchline atau bagian yang membuat orang tertawa adalah inti lelucon Anda. Punchline harus menggiring pendengar ke satu arah dan mengejutkan mereka dengan menanjak ke klimaks yang lebih menarik secara tiba-tiba atau dengan benar-benar menyimpang dari cerita yang disampaikan di set up . [2] X Teliti sumber
- Kejutan dalam lelucon biasanya merupakan punchline yang bagus.
- Menentukan punchline akan membantu Anda menambahkan detail dan menyesuaikan set up agar lelucon semakin lucu.
KIAT PAKARPelatih ImprovisasiDan Klein adalah pakar improvisasi yang mengajar di Departemen Studi Teater dan Pertunjukan Universitas Stanford. Selain itu, Dan juga membagikan ilmunya kepada siswa di Stanford's Graduate School of Business. Dan mengajar improvisasi, kreativitas, dan seni bercerita kepada para siswa dan organisasi di seluruh dunia selama 20 tahun lebih. Pria ini meraih gelar BA dari Stanford University pada 1991."Terkadang, rangkaian terbaik adalah melemparkan punchline , menunggu penonton tertawa terbahak-bahak, kemudian matikan lampu dan akhiri."
-
Tulis leluconnya. Baca draf pertama lelucon Anda dengan lantang untuk menentukan bagian mana yang sudah lucu dan bagian mana dari set up yang masih perlu disunting atau dihapus.
- Hapus kata-kata yang tidak relevan dan gunakan kata sifat saat benar-benar dibutuhkan saja.
- Jika Anda menggunakan kata sifat, gunakan kata sifat yang menarik dan bisa menangkap perhatian pendengar. Jangan gunakan kata “besar” saat Anda bisa menggunakan kata “raksasa”, “ bagong ”, atau “sejagat”.
-
Berlatihlah menyampaikan lelucon di depan cermin. Perhatikan gerak tubuh Anda saat menyampaikan leluconnya. Anda harus santai, ramah, dan tampak percaya diri. [3] X Teliti sumber
- Jika dalam lelucon Anda ada beberapa tokoh, ganti dan ragamkan suara Anda untuk menyesuaikannya dengan tokoh saat berbicara. Jangan sampai suara Anda monoton atau terdengar menggerutu seperti berbisik.
- Cobalah menyampaikan lelucon seperti sedang bercerita ke teman Anda. Jangan terlalu formal atau kaku. Anda harus tampil seakan percaya dengan lelucon Anda sendiri. Yakini lelucon Anda dan buat pendengar juga yakin.
- Berikan jeda saat akan mencapai punchline untuk memberikan tanda kepada pendengar bahwa mereka kini harus memperhatikan Anda. Ini akan memastikan bahwa mereka mendengarkan punchline Anda dan semoga saja bersiap untuk tertawa terbahak-bahak. [4] X Teliti sumber
-
Tambahkan tag ( punchline baru yang segera disampaikan setelah punchline awal) ke lelucon Anda. Setelah berlatih menyampaikan lelucon beberapa kali, Anda mungkin mulai nyaman dengan bahan lelucon dan menambahkan tag atau punchline tambahan. [5] X Teliti sumber
- Tag Anda boleh merupakan kelanjutan dari punchline sebelumnya atau bahkan memutarbalikkan punchline sebelumnya ke arah yang baru dan lebih lucu lagi.
- Tag akan membantu Anda memanfaatkan momentum punchline orisinal dan memperpanjang tawa atau membuat pendengar tertawa lebih keras. Jadi, jangan takut untuk menambahkan tag .
Iklan
-
Perkenalkan leluconnya. Jika Anda mencoba memperkenalkan leluconnya dalam perbincangan yang sedang berlangsung di antara teman-teman Anda, gunakan kalimat perkenalan singkat seperti, “Tahu nggak, aku jadi teringat cerita…” atau, “Pas banget kamu bilang itu, kemaren itu aku…”
-
Jangan bertele-tele. Anda harus bisa membuat pendengar tertawa secepat mungkin, idealnya dalam 30 detik pertama. Anda tidak perlu menyampaikan adegan yang terperinci dan rumit atau menyebutkan apa yang terjadi malam sebelumnya kecuali hal yang Anda sampaikan itu bisa membuat pendengar tertawa dan membantu Anda menyampaikan punchline . [6] X Teliti sumber
- Jika Anda tidak bisa menyampaikan leluconnya kurang dari 30 detik, pastikan 30 detik pertama lelucon Anda juga menarik dan menghibur.
-
Percaya diri. Jangan menyimpang dari leluconnya, jangan biarkan fokus Anda teralihkan dari pendengar, dan jangan gagap. Cobalah untuk santai dan sampaikan leluconnya dengan nada yang kasual seperti sedang bercerita ke teman.
- Karena sebelumnya Anda sudah berlatih menyampaikannya dan terbiasa menyampaikan bahan leluconnya dengan baik, seharusnya Anda sudah bisa tampil seperti komika yang percaya diri.
-
Jangan lupa untuk menggunakan tangan dan wajah Anda. Gerakan tangan dan raut wajah yang pas bisa membuat detail lelucon Anda lebih menarik dan membuat pendengar lebih memperhatikan Anda.
- Jangan lupa untuk meragamkan suara dan memberikan jeda sebelum punchline . Sama seperti bentuk komedi lainnya, pemilihan waktu yang tepat itu penting dan berkontribusi membuat leluconnya lebih baik lagi.
-
Tatap mata pendengar. Jangan takut untuk menatap mata pendengar saat Anda menyampaikan detail lelucon.
- Tatapan mata juga menandakan bahwa Anda percaya diri dan nyaman berada di depan pendengar Anda.
-
Cobalah untuk mengakhiri lelucon saat pendengar tertawa terbahak-bahak. Kebanyakan pendengar hanya akan mengingat bagian akhir lelucon atau punchline lelucon. Jika akhir lelucon Anda datar, detail-detail lebih lucu yang ada di set up akan menjadi runyam. Anda juga jangan malah tertawa sendiri. [7] X Teliti sumber
- Idealnya, Anda seharusnya membuat pendengar tertawa dan menginginkan Anda menyampaikan lelucon lainnya saat selesai.
-
Ikhlaslah jika pendengar tidak tertawa. Keputusasaan, tidak peduli seberapa baik seseorang menutupinya, tidaklah lucu. [8] X Teliti sumber Jika lelucon Anda tidak membuat orang tertawa seperti harapan Anda, jangan dimasukkan ke hati.
- Akhiri lelucon dengan senyuman dan katakan sesuatu seperti, “Kayanya kalian harus lihat sendiri,” atau, “Rasanya memang nggak bisa diterjemahin dari bahasa Jerman.”
- Jangan fokus pada leluconnya jika reaksi pendengar tidak sebaik harapan Anda. Cara terbaik untuk memperbaiki keadaan adalah dengan menertawakan diri Anda sendiri (bahkan jika orang lain tidak tertawa) dan segera membahas topik atau subjek lainnya.
Iklan
Referensi
- ↑ http://www.creatingacomic.com/2009/how-to-write-a-joke-joke-structure/
- ↑ http://www.creatingacomic.com/2009/how-to-write-a-joke-joke-structure/
- ↑ http://www.theguardian.com/lifeandstyle/2014/jun/19/how-tell-jokes-like-pro-leah-green
- ↑ http://www.theguardian.com/lifeandstyle/2014/jun/19/how-tell-jokes-like-pro-leah-green
- ↑ http://www.creatingacomic.com/2009/how-to-write-a-joke-joke-structure/
- ↑ http://www.askmen.com/money/how_to_400/443_how_to.html
- ↑ http://www.askmen.com/money/how_to_400/443b_how_to.html
- ↑ http://www.theguardian.com/lifeandstyle/2014/jun/19/how-tell-jokes-like-pro-leah-green
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 4.551 kali.
Iklan