Unduh PDF Unduh PDF

MRSA ( Methicillin-resistant Staphylococcus aureus ) merupakan infeksi bakteri yang tidak merespons dengan baik terhadap antibiotik yang biasanya digunakan untuk melawan infeksi. Dengan begitu, penderitanya akan sulit diobati dan ditangani. Infeksinya mudah menyebar, khususnya dalam lingkungan yang ramai, dan dengan cepat bisa menjadi ancaman terhadap kesehatan masyarakat. Gejala awalnya terkadang sulit dibedakan dengan gigitan laba-laba yang tidak berbahaya. Jadi Anda harus segera mengenali MRSA sebelum infeksinya menyebar.

Metode 1
Metode 1 dari 4:

Mengenali MRSA

Unduh PDF
  1. [1] Gejala pertama MRSA adalah munculnya abses atau bisul yang membengkak penuh nanah, yang berbentuk keras ketika disentuh dan terasa hangat. Bisul berwarna merah ini mempunyai "kepala" seperti jerawat, dan berukuran mulai dari 2 hingga 6 cm atau lebih besar lagi. Ini bisa muncul di tempat mana pun pada tubuh, dan terasa sangat nyeri. Misalnya, apabila bisul muncul di pantat, Anda tidak akan bisa duduk karena pantat akan terasa nyeri.
    • Apabila Anda mengalami infeksi kulit yang tidak disertai bisul, mungkin itu bukan MRSA, namun harus tetap diperiksa dokter. Kemungkinan besar Anda akan diberi pengobatan untuk menyembuhkan infeksi streptokokus atau aureus yang rentan terhadap staph . [2] [3]
  2. [4] Abses atau bisul pada tahap awal bisa terlihat mirip dengan gigitan laba-laba biasa. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa 30% orang Amerika yang melaporkan terkena gigitan laba-laba ternyata benar-benar menderita MRSA. [5] Apabila terjadi wabah MRSA di daerah Anda, bertindaklah dengan sangat hati-hati dan periksakan diri Anda ke profesional medis.
    • Apabila wabah MRSA sudah tersebar luas, dinas kesehatan harus memberi pengumuman dengan baliho yang menampilkan gambar abses MRSA dengan diberi teks keterangan yang berbunyi "Ini bukan gigitan laba-laba".
    • Pasien tidak meminum antibiotik yang diberikan, karena meyakini bahwa dokter keliru memberi diagnosis bahwa itu adalah gigitan laba-laba.
    • Waspadalah dengan MRSA, dan selalu ikuti petunjuk medis.
  3. [6] Walaupun tidak semua pasien menderita demam, mungkin ada orang yang mengalami demam dengan suhu tubuh lebih dari 38 oC. Ini bisa disertai dengan mual dan menggigil.
  4. "Keracunan Sistemik" adalah hal yang jarang terjadi, tetapi mungkin saja terjadi apabila infeksi MRSA berada di dalam kulit dan jaringan lunak. Meskipun biasanya pasien bisa mengulur waktu dan menunggu hasil tes untuk mengonfirmasikan adanya MRSA, ingatlah bahwa sepsis adalah kondisi yang membahayakan jiwa dan harus segera diobati. Bebarapa gejala yang muncul di antaranya: [7]
    • Suhu tubuh melebihi 38,5 oC atau di bawah 35 oC
    • Denyut jantung lebih dari 90 kali per menit
    • Napas memburu
    • Terjadi pembengkakan (edema) di berbagai tempat pada tubuh
    • Kondisi mental yang berubah (misalnya disorientasi atau tidak sadar)
  5. Di sejumlah kasus, MRSA bisa sembuh sendiri tanpa diobati. [8] Bisul bisa pecah sendiri, dan sistem kekebalan tubuh akan melawan infeksi. Akan tetapi, MRSA sering kali menginfeksi orang yang mempunyai sistem kekebalan tubuh yang sudah lemah. [9] Apabila infeksinya bertambah parah, bakteri bisa masuk ke dalam aliran darah, sehingga bisa menyebabkan terjadinya syok sepsis yang fatal. Selain itu, infeksi ini sangat menular, dan Anda bisa membuat banyak orang menjadi sakit apabila tidak mengobatinya.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 4:

Mengobati MRSA

Unduh PDF
  1. [10] Kebanyakan penyedia layanan kesehatan menjumpai banyak kasus setiap minggu dan pasti bisa mendiagnosis MRSA dengan mudah. Bukti yang paling jelas untuk mendiagnosis kondisi ini adalah berdasarkan karakteristik abses atau bisul. Tetapi untuk memastikannya, dokter akan mengambil sampel jaringan atau sampel dari lendir hidung dan akan diuji di laboratorium untuk mencari keberadaan bakteri MRSA.
    • Meskipun begitu, bakteri memerlukan waktu kira-kira 48 jam untuk tumbuh, sehingga pengujian langsung mungkin menjadi tidak akurat. [11] [12]
    • Pengujian molekul baru yang bisa mendeteksi DNA MRSA hanya dalam waktu beberapa jam sekarang semakin banyak digunakan. [13]
  2. [14] Pergilah ke dokter segera setelah Anda curiga terserang MRSA dan atasi infeksinya sebelum berubah menjadi berbahaya. Pengobatan pertama untuk menangani MRSA adalah dengan menempelkan kompres hangat pada bisul untuk mengeluarkan nanah ke permukaan kulit. Dengan begitu, saat dokter mengiris abses tersebut untuk mengeringkannya, dia bisa mengeluarkan semua nanah dengan lebih mudah. Antibiotik akan membantu mempercepat prosesnya. Di sejumlah kasus, kombinasi dari pemberian antibiotik dan kompres hangat bisa mengeringkan bisul dengan cepat tanpa harus mengiris lukanya.
    • Celupkan waslap yang bersih ke dalam air.
    • Masukkan ke dalam microwave selama kira-kira 2 menit, atau hingga waslap tersebut hangat tetapi tidak sampai membuat kulit Anda melepuh.
    • Biarkan tetap menempel pada luka hingga waslap tersebut dingin. Ulangi proses ini sebanyak 3 kali per sesi.
    • Ulangi pemberian kompres hangat ini sebanyak 4 sesi setiap hari.
    • Ketika bisul menjadi lunak dan terlihat jelas ada nanah di bagian tengah, tiba saatnya bagi dokter untuk mengeringkannya.
  3. Setelah nanah yang penuh bakteri tersebut terangkat ke permukaan luka, dokter akan membuka luka tersebut dengan mengirisnya, kemudian mengeluarkan dan mengeringkan nanahnya dengan aman. Terlebih dahulu dokter akan membius area tersebut menggunakan Lidocaine dan membersihkannya dengan Betadine. Lalu, dengan pisau bedah, dokter akan menyayat bagian "kepala" luka dan mengeringkan nanah yang bisa menular tersebut. Dokter akan menekan di sekitar luka seperti ketika mengeluarkan nanah dari jerawat, untuk memastikan semua infeksinya dikeluarkan. Cairan yang dikeluarkan akan dibawa ke laboratorium untuk menguji reaksinya terhadap antibiotik.
    • Kadang-kadang, terdapat beberapa kantong infeksi yang mirip dengan sarang lebah di bawah kulit. Kantong ini harus dipecah menggunakan penjepit Kelly ( Kelly clamp ) untuk menahan kulit agar tetap terbuka ketika dokter menangani infeksi yang ada di bawah permukaan. [15]
    • Karena kebanyakan MRSA tahan terhadap antibiotik, cara yang paling efektif untuk mengobatinya adalah dengan pengeringan. [16]
  4. [17] Setelah pengeringan, dokter akan membersihkan lukanya menggunakan alat suntik yang tidak diberi jarum, kemudian membalutnya dengan ketat menggunakan kain kasa. Akan tetapi, dokter akan menyisakan ujung simpul dari balutan kain kasa tersebut agar Anda bisa menarik dan membuka balutan tersebut untuk membersihkan lukanya setiap hari dengan cara yang sama. Seiring berjalannya waktu (biasanya sekitar 2 minggu), lukanya akan mengecil hingga Anda tidak lagi membutuhkan kain kasa. Meskipun begitu, Anda tetap harus mencuci lukanya setiap hari.
  5. Jangan memaksa dokter untuk memberi antibiotik diluar anjuran yang dia berikan, karena MRSA tidak bisa disembuhkan dengan antibiotik. [18] Pemberian antibiotik yang berlebihan hanya akan membuat infeksinya menjadi lebih tahan terhadap pengobatan. Akan tetapi, secara umum terdapat dua pendekatan untuk pengobatan antibiotik, yaitu untuk infeksi ringan dan infeksi berat. Mungkin dokter akan menyarankan pengobatan berikut ini: [19]
    • Infeksi ringan hingga sedang: minumlah satu tablet Bactrim DS setiap 12 jam sekali dalam waktu 2 minggu. Apabila Anda alergi terhadap obat ini, minumlah Doxycycline dalam dosis 100mg dengan aturan minum yang sama.
    • Infeksi berat (IV delivery/melalui infus): Masukkan Vancomycin dengan dosis 1 gram melalui infus selama minimal satu jam; Linezolid 600 mg setiap 12 jam sekali; atau Ceftaroline 600 mg selama minimal satu jam setiap 12 jam sekali.
    • Praktisi kesehatan yang mengerti tentang penyakit menular akan menentukan lamanya terapi yang harus Anda lakukan melalui infus.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 4:

Menghilangkan MRSA

Unduh PDF
  1. [20] Karena MRSA sangat menular, semua orang di lingkungan Anda harus sangat hati-hati untuk melakukan pencegahan dan menjaga kebersihan, terutama ketika sedang terjadi wabah di daerah tersebut.
    • Gunakan sabun dan losion dari botol pencet ( pump-bottle ). Mencolek losion dengan jari ke dalam wadahnya atau berbagi sabun dengan orang lain bisa membuat MRSA menyebar.
    • Jangan berbagi benda pribadi seperti handuk, pisau cukur, atau sisir.
    • Cucilah seprai minimal satu kali dalam seminggu, dan cucilah lap dan handuk sehabis digunakan.
  2. [21] [22] Karena MRSA mudah menyebar, Anda harus mewaspadai risiko ketika berada di lingkungan yang ramai. Ini bisa berupa ruang keluarga di rumah atau ruang publik yang ramai misalnya panti jompo, penjara, rumah sakit, dan pusat kebugaran. Walaupun banyak area umum yang disterilkan dari kuman secara teratur, Anda tidak akan pernah tahu kapan pembersihan terakhir dilakukan dan siapa orang yang berada di sana sebelum Anda. Jika Anda peduli dengan hal tersebut, melakukan langkah pencegahan adalah tindakan yang bijaksana.
    • Misalnya, bawalah handuk sendiri ke pusat kebugaran dan letakkan di dekat Anda berlatih. Segera cuci handuk tersebut sehabis digunakan.
    • Manfaatkan tisu dan cairan antibakteri yang disediakan oleh pusat kebugaran. Sterilkan semua peralatan sebelum dan sesudah digunakan.
    • Kenakan sandal atau sepatu mandi ketika Anda mandi di kamar mandi umum.
    • Apabila Anda mempunyai luka atau sistem kekebalan tubuh yang lemah (seperti penderita diabetes), Anda memiliki risiko yang tinggi terkena infeksi.
  3. [23] Anda akan bersentuhan dengan berbagai bakteri di sepanjang hari. Ini bisa berasal dari penderita MRSA yang menyentuh kenop pintu sebelum Anda, dan menyentuh hidung sebelum orang tersebut membuka pintu. Sebaiknya Anda menggunakan pembersih tangan di sepanjang hari, terutama saat berada di tempat umum. Idealnya, pembersih tangan harus mengandung alkohol minimal 60%. [24]
    • Gunakan pembersih tangan di supermarket , ketika menerima uang kembalian dari kasir.
    • Setelah bermain dengan teman-temannya, anak-anak harus mencuci tangan atau menggunakan pembersih tangan. Para guru yang berinteraksi dengan mereka juga harus mengikuti standar yang sama.
    • Setiap kali Anda merasa terkena infeksi, gunakan pembersih tangan untuk berjaga-jaga.
  4. [25] Larutan pemutih yang telah diencerkan merupakan bahan yang efektif untuk melawan kutu MRSA di rumah Anda. Sertakan tindakan ini ke dalam rutinitas pekerjaan rumah tangga Anda ketika terjadi wabah di masyarakat untuk mengurangi risiko infeksi.
    • Selalu encerkan pemutih sebelum digunakan untuk membersihkan perabot. Jika tidak, warna permukaan perabot Anda bisa luntur. [26]
    • Gunakan perbandingan ini: 1 bagian pemutih dengan 4 bagian air. Misalnya, campurlah 1 cangkir pemutih dengan 4 cangkir air untuk membersihkan permukaan perabot rumah tangga Anda.
  5. Belum ada penelitian yang mampu menunjukkan bahwa terapi alami dan vitamin bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk mencegah MRSA. Satu-satunya penelitian yang terlihat menjanjikan (yang dilakukan dengan memberi vitamin B3 dalam dosis yang sangat besar pada subjek penelitian), tidak boleh dijadikan sandaran karena dosis yang diberikan tidak aman. [27]
    Iklan
Metode 4
Metode 4 dari 4:

Mencegah Penyebaran MRSA di Lingkungan Rumah Sakit

Unduh PDF
  1. Saat pasien MRSA dibawa ke rumah sakit, berarti pasien terkena infeksi dari lingkungan tempat tinggalnya ( community-acquired ). Pasien yang datang ke rumah sakit karena kondisi lain yang sama sekali tidak terkait, lalu mendapatkan MRSA saat berada di sana dinamakan MRSA yang didapat di rumah sakit ( hospital-acquired MRSA). MRSA yang didapatkan di rumah sakit biasanya tidak membawa dampak pada kulit dan jaringan lunak, sehingga Anda tidak akan sering melihat abses dan bisul yang didapatkan dari rumah. Pasien seperti ini akan cepat mengalami komplikasi yang lebih parah.
    • MRSA adalah penyebab utama dari kematian yang sebenarnya bisa dicegah dan menjadi wabah di banyak rumah sakit di seluruh dunia.
    • Infeksinya bisa menyebar dengan cepat dari pasien yang satu ke pasien yang lain melalui pegawai rumah sakit yang ceroboh dan tidak mengikuti prosedur pengendalian infeksi dengan tepat.
  2. [28] Apabila Anda bekerja di lingkungan medis, Anda harus mengenakan sarung tangan ketika berinteraksi dengan pasien. Hal yang sama pentingnya dengan mengenakan sarung tangan adalah mengganti sarung tangan sehabis menangani pasien. Apabila tidak mengganti sarung tangan, mungkin diri Anda telah terlindungi, tetapi Anda bisa menyebarkan infeksi antarpasien.
    • Tata cara pengendalian infeksi akan berbeda-beda di setiap bangsal, meskipun di dalam rumah sakit yang sama. Sebagai contoh, infeksi lebih sering terjadi di unit gawat darurat (UGD), sehingga kontak dan tindakan pencegahan isolasi biasanya akan lebih ketat. Selain sarung tangan, pegawai rumah sakit mungkin harus memakai jas pelindung dan masker. [29]
  3. [30] Mungkin ini merupakan tindakan yang paling penting untuk mencegah tersebarnya penyakit menular. Anda tidak bisa mengenakan sarung tangan setiap saat, jadi mencuci tangan harus dijadikan langkah utama untuk mencegah tersebarnya bakteri.
  4. [31] [32] Ketika menangani cairan yang keluar dari tubuh pasien (entah melalui bersin mau pun pembedahan), sebaiknya Anda melakukan pemeriksaan apakah pasien tersebut menderita MRSA atau tidak. Semua orang yang berada di lingkungan rumah sakit yang ramai berisiko terserang MRSA. Pengujian MRSA bisa dilakukan dengan mengambil cairan dari hidung yang bisa dianalisis dalam waktu 15 jam. Melakukan pemeriksaan pada semua pasien baru (meskipun tidak menunjukkan gejala MRSA) bisa mengurangi tersebarnya infeksi. Sebagai contoh, sebuah penelitian menunjukkan bahwa sekitar 1/4 dari pasien praoperasi yang tidak mempunyai gejala MRSA ternyata tetap membawa bakteri tersebut. [33]
    • Melakukan pemeriksaan pada seluruh pasien mungkin merupakan sesuatu yang tidak masuk akal jika ditinjau dari segi waktu dan anggaran rumah sakit. Mungkin Anda bisa mempertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan pada semua pasien yang menjalani operasi atau pasien yang cairan tubuhnya bersentuhan dengan pegawai rumah sakit.
  5. [34] Satu hal yang tidak Anda inginkan di lingkungan rumah sakit yang ramai adalah terjadinya kontak antara pasien yang terinfeksi dengan pasien yang tidak terinfeksi. Apabila masih tersedia kamar tidur sendiri, isolasikan pasien yang diduga menderita MRSA ke kamar tersebut. Apabila hal ini tidak bisa dilakukan, setidaknya pasien-pasien MRSA harus dikarantina ke dalam satu area yang sama dan terpisah dari pasien lain yang tidak terinfeksi.
  6. Apabila kekurangan pegawai, pegawai rumah sakit yang terlalu banyak bekerja akan kelelahan dan kehilangan fokus. [35] [36] Perawat dengan tidur yang cukup cenderung lebih baik dalam mengikuti tata cara pengendalian infeksi secara hati-hati, sehingga mengurangi risiko tersebarnya MRSA di rumah sakit.
  7. Di lingkungan rumah sakit, pasien tidak selalu menunjukkan gejala awal abses. Pasien yang mengenakan slang vena sentral sangat rentan terkena MRSA sepsis, dan pasien yang menggunakan ventilator berisiko terkena MRSA pneumonia. [37] [38] Keduanya bisa membahayakan jiwa. MRSA juga bisa muncul dalam bentuk infeksi tulang setelah pasien menjalani operasi pergantian lutut atau pinggul, atau dalam bentuk komplikasi karena operasi atau infeksi luka. [39] Kondisi ini juga bisa menyebabkan syok sepsis yang bisa membahayakan jiwa.
  8. [40] Baik ketika memasang slang atau ketika merawatnya, standar kebersihan yang longgar bisa mencemari darah dan mengakibatkan infeksi. Infeksi pada darah bisa mengalir ke jantung dan mengendap di katup jantung. Ini akan menyebabkan "endokarditis", yaitu tertimbunnya gumpalan besar berisi materi yang mengandung infeksi. Kondisi ini sangat membahayakan jiwa.
    • Cara mengatasi endokarditis adalah dengan melakukan pembedahan pada katup jantung dan memberikan antibiotik melalui infus selama 6 minggu untuk mensterilkan darah.
  9. [41] Banyak pasien yang tertular MRSA pneumonia ketika menggunakan ventilator. Bakteri bisa masuk ketika pegawai rumah sakit memasukkan atau menggunakan tabung pernapasan yang dipasang hingga ke batang tenggorokan. Dalam kondisi darurat, pegawai rumah sakit tidak akan sempat mencuci tangan dengan baik, namun Anda harus selalu berusaha untuk mematuhi langkah penting ini. Apabila tidak sempat mencuci tangan, setidaknya kenakan sarung tangan yang steril.
    Iklan

Tips

  • Cuci dan sterilkan linen, pakaian, dan handuk yang bersentuhan dengan area kulit yang terinfeksi.
  • Praktikkan kebersihan yang baik setiap saat. Misalnya, seka dan bersihkan semua benda yang bersentuhan dengan luka, seperti kenop pintu, lampu, permukaan meja, wastafel, bak mandi, dan peralatan rumah tangga yang lain, karena orang yang terinfeksi bisa memindahkan bakteri ketika mereka menyentuh benda-benda tersebut.
  • Tutuplah sayatan, goresan, atau luka menggunakan pembalut luka hingga benar-benar sembuh.
  • Gunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol untuk mensterilkan tangan ketika Anda menangani atau menyentuh luka.
Iklan

Peringatan

  • Infeksi kulit MRSA secara alami bersifat cukup sensitif. Jangan memencet, mengeringkan, atau meremas bisul. Jika ini dilakukan, infeksinya akan bertambah parah, dan bisa menyebar pada orang lain. Tutup area yang terinfeksi, dan berkonsultasilah dengan ahli kesehatan untuk menangani masalah ini.
  • Beberapa orang merupakan pembawa bakteri MRSA. Ini berarti, bakteri tersebut biasanya telah menempel di kulit tetapi tidak menyebabkan infeksi pada orang tersebut. Dokter mungkin akan melakukan pengujian pada orang yang dekat dengan Anda untuk memastikan apakah mereka pembawa bakteri atau bukan. Perawat akan mengambil sampel pengujian dari lubang hidung pasien. Untuk para pembawa bakteri MRSA, biasanya dokter akan meresepkan antibiotik secara terus menerus untuk membasmi bakteri secara menyeluruh.
  • Bagi pasien yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, infeksi MRSA bisa membahayakan jiwa karena agak sulit diobati, terutama ketika infeksinya telah menyerang paru-paru dan masuk ke dalam aliran darah. Dalam kasus seperti ini, biasanya pasien harus menjalani rawat inap dalam waktu yang lama, diberi perawatan, dan dipantau secara terus-menerus.
  • Jenis bakteri yang menyiksa seperti MRSA mudah beradaptasi dengan alam dan bisa tahan dengan mudah terhadap obat antimikroba biasa. Oleh karena itu, Anda benar-benar harus mengikuti resep antibiotik yang diberikan dan obatnya tidak boleh dibagi dengan orang lain.
Iklan
  1. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/mrsa/basics/tests-diagnosis/con-20024479
  2. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2650924/
  3. http://ajcp.ascpjournals.org/content/134/6/921.full
  4. https://labtestsonline.org/understanding/analytes/mrsa/tab/test/
  5. http://kidshealth.org/parent/infections/skin/abscess.html
  6. http://www.surgical-instrument-pictures.com/instrument-index-kelly.html
  7. http://www.acep.org/Content.aspx?id=82229
  8. http://www.tpchd.org/files/library/9548695169b44ef0.pdf
  9. http://www.idsociety.org/2014_SSTI_Guidelines/
  10. Guidelines of the Infectious Disease Society of America (IDSA), 2014: Increase in MRSA Prompts Updated Guidelines for Skin and Soft Tissue Infections( SSTI). June 9, 2014 statement.
  11. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3528015/
  12. http://www.scientificamerican.com/article/mrsa-spreads-in-households/
  13. http://www.phila.gov/health/pdfs/CA-MRSA_guidelines.pdf
  14. http://www.cdc.gov/niosh/topics/mrsa/
  15. http://healthvermont.gov/prevent/documents/MRSAbooklet_pgs.pdf
  16. http://www.health.state.mn.us/divs/idepc/diseases/mrsa/book.html
  17. https://www.clorox.com/dr-laundry/making-sure-you-dilute-bleach/
  18. George Liu MD, Pierre Kyme, Nils Thoennisssen, Journal of Clinical Investigation, July 2012
  19. http://www.cdc.gov/mrsa/healthcare/patient/
  20. Rosemarie Sadsad , Vitali Sintchenko, Geoff D MCdonell et al Effectiveness of Hospital-Wide Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Infection Control Policies Differs by Ward Specialty, PLOS, December 2013 DOI 1371/journal.pone0083099
  21. http://patient.info/health/mrsa-leaflet
  22. Lance Peterson MD,To Screen or Not To Screen for Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus. Journal of Clinical Microbiology, March 2010 Volume 48 no 3 683-689
  23. Robicsek, et al Annals of Internal Medicine 2008 148 409 -418
  24. http://www.aaos.org/news/aaosnow/mar09/clinical13.asp
  25. http://www.cdc.gov/mrsa/healthcare/clinicians/precautions.html
  26. Linda Aiken, et. al. “Implications of the California Nurse Staffing Mandate for Other States,” Health Services Research, 45.4 (August 2010).
  27. http://www.nursingworld.org/SafeStaffingFactsheet.aspx
  28. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3108742/
  29. http://cid.oxfordjournals.org/content/46/Supplement_5/S378.full
  30. http://mrsamd.com/no,44
  31. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3108742/
  32. http://cid.oxfordjournals.org/content/46/Supplement_5/S378.full

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 8.708 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan