Unduh PDF Unduh PDF

Asam lambung, yaitu asam hidroklorat, berperan membantu mencerna makanan agar tubuh dapat memperoleh berbagai gizi penting yang dibutuhkan untuk berfungsi normal. Pada penyakit refluks asam, asam lambung dapat menyebabkan kerusakan esofagus berupa iritasi, inflamasi, dan nyeri. Jika mengalami penyakit refluks asam, ada baiknya Anda fokus pada pengobatan jangka panjang agar esofagus memiliki cukup waktu untuk sembuh. Obat yang efektif mengatasi kondisi reluks asam juga dapat membantu proses penyembuhan.

Bagian 1
Bagian 1 dari 4:

Mengubah Gaya Hidup

Unduh PDF
  1. Makanan berlemak, gorengan, tomat, minuman berkafeina (misalnya kopi, teh, dan soda), serta minuman beralkohol meningkatkan kadar asam lambung. Jangan mengonsumsi makanan dan minuman tersebut agar esofagus sembuh.
    • Selain itu, ada juga pantangan yang lain. Penderita penyakit refluks asam tidak boleh mengonsumsi produk susu, seperti susu murni, keju, mentega, dan krim asam. Makanan yang mengandung pepermin atau spearmint sebaiknya juga tidak dikonsumsi. Ada beberapa jenis buah yang juga tidak boleh dikonsumsi, misalnya jeruk, lemon, limau, grapefruit , dan nanas. [1]
    • Jika Anda mengonsumsi salah satu makanan tersebut, kurangi keasaman makanan dengan meminum air putih banyak-banyak dan menyantap makanan yang aman untuk pasien penyakit refluks asam.
  2. Santaplah makanan dengan porsi kecil, 5-7 kali setiap hari dan jangan mengonsumsi apa pun dalam jangka waktu 2-3 jam sebelum pergi tidur. Jika lambung terisi makanan terlalu banyak, sfingter esofagus lambung menjadi rileks sehingga asam hidroklorat naik ke esofagus. Dengan kata lain, tanda-tanda Anda makan terlalu banyak terjadi di esofagus. Santaplah makanan dengan porsi lebih kecil dan frekuensi lebih sering untuk mencegah kondisi tersebut.
    • Sebagian besar orang sering mengalami masalah ini saat makan di restoran. Jika makan di rumah, masalah ini jarang terjadi. Namun, saat makan di restoran, orang sering tergoda menghabiskan semua makanan yang dipesan, yang sering kali disediakan dengan porsi besar. Untuk mengatasi masalah ini, di awal Anda memesan, mintalah pramusaji membungkus separuh porsi makanan pesanan Anda untuk dibawa pulang dan disantap nanti. [2] [3]
  3. Beberapa jenis makanan yang sebaiknya disantap setiap hari untuk mengatasi penyakit refluks asam antara lain:
    • Oatmeal . Oatmeal mengenyangkan perut tanpa memicu refluks asam. Oatmeal juga menyerap asam yang terkandung dalam buah-buahan yang Anda tambahkan dalam jumlah kecil. Oatmeal sangat efektif menurunkan tingkat keasaman lambung.
    • Jahe . Jahe memiliki kandungan antiinflamasi yang efektif untuk mengatasi berbagai gangguan lambung dan usus. Kupas atau iris akar jahe dan gunakan untuk memasak hidangan favorit Anda.
    • Sayuran berdaun hijau . Sayuran berdaun hijau sangat rendah kalori dan sama sekali tidak mengandung lemak jenuh. Sayuran berdaun hijau merupakan makanan yang paling dianjurkan untuk penderita penyakit refluks asam. Namun, jangan menyantap sayuran berdaun hijau bersama tomat, bawang bombai, keju, dan kuah salad yang mengandung lemak. Santaplah asparagus, kembang kol, peterseli, dan sayuran berdaun hijau yang lain.
    • Daging putih . Daging merah, misalnya steik dan daging sapi, sulit dicerna. Oleh karena itu, santaplah daging ayam dan kalkun. Ayam dapat dimasak menjadi sup lezat. Namun, kulit ayam memiliki kandungan lemak yang tinggi. Jadi, saat memasak ayam, jangan menyertakan kulitnya. Santaplah daging unggas yang direbus atau dipanggang; jangan yang digoreng.
    • Makanan laut . Sama seperti daging unggas, ikan, udang, dan makanan laut lain juga dapat dikonsumsi untuk mencegah penyakit refluks asam. Namun, jangan menyantap makanan laut yang digoreng. Makanan laut mudah dicerna dan sangat rendah lemak sehingga membantu mencegah penyakit refluks asam serta pyrosis / heartburn . [4]
  4. Minumlah 2-3 liter air setiap hari guna mencegah dehidrasi serta membantu mengurangi tingkat keasaman lambung dan usus. Selain itu, metode ini juga efektif untuk menjaga kesehatan rambut, kulit, kuku, dan organ tubuh. [5]
  5. Jagalah kesehatan dan kebugaran tubuh . Kondisi obesitas atau kelebihan berat badan merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit refluks asam. Mulailah menerapkan pola makan sehat dan menjalankan rencana olahraga yang fokus pada berbagai latihan sederhana yang efektif membakar kalori. Berjalan-jalan di taman selama 30 menit dapat membakar 100 kalori. Menjalani diet tidak berarti harus membuat diri Anda kelaparan. Perbanyak olahraga, santaplah makanan dengan porsi kecil setiap hari, serta konsumsilah lebih banyak makanan sehat yang rendah kalori. Anda tidak harus kelaparan.
    • Menerapkan gaya hidup sehat dapat mengatasi serta mencegah penyakit jantung, diabetes, dan sejumlah gangguan kesehatan yang lain. Lakukan hobi seperti menari, berkuda, atau bermain golf. Membakar kalori dengan melakukan kegiatan favorit merupakan hal yang menyenangkan. Saat Anda semakin kuat, tingkatkan kegiatan fisik secara bertahap.
    • Hitung indeks massa tubuh Anda dan mulailah menurunkan berat badan. Indeks massa tubuh (IMT) yang normal adalah 18,5-24,9. IMT membantu mengetahui apakah berat badan Anda normal atau tidak. Hitunglah IMT secara manual dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam meter persegi) atau gunakan kalkulator atau panduan daring ( online ) . [6]
    • Hitunglah jumlah kalori harian yang Anda butuhkan dan catatlah semua makanan yang Anda konsumsi. 3.500 kalori setara dengan 0,5 kg. Jadi, jika berencana menurunkan berat badan sebanyak 0,5 kg per minggu, kurangi jumlah kalori harian yang Anda butuhkan sebanyak 500 kalori.
  6. Hentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol . Merokok menyebabkan dinding esofagus mengalami iritasi sehingga memperparah inflamasi dan nyeri. Jika tidak dapat langsung berhenti merokok, kurangi frekuensi merokok secara bertahap. Jika memperbaiki dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan bukan merupakan motivasi yang cukup kuat bagi Anda untuk berhenti merokok, lakukanlah agar tidak mengalami refluks asam setiap hari.
    • Mengonsumsi bir dan minuman berkarbonasi yang lain juga dapat merusak dinding esofagus dan lambung. Ada baiknya kebiasaan merokok serta mengonsumsi minuman beralkohol atau berkarbonasi dihilangkan sama sekali. [7]
  7. Tinggikan bagian kepala tempat tidur, sampai sekitar 15-20 cm, dengan bantal. Redakan gejala-gejala penyakit refluks asam dengan menyangga tubuh bagian atas saat berbaring. Posisi ini mencegah asam ataupun isi lambung yang lain naik ke esofagus saat tidur.
    • Selain itu, tidurlah yang cukup. Istirahat dan tidur yang cukup memungkinkan tubuh menjadi rileks serta memperbaiki jaringan dan otot yang rusak. Tubuh memperbaiki jaringan dan otot saat Anda beristirahat atau tidur. Tidur yang cukup biasanya adalah selama 7-8 jam per hari. [8]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 4:

Menggunakan Pengobatan Rumahan

Unduh PDF
  1. Meskipun mungkin tampak bertentangan karena makanan asam pada umumnya merupakan pantangan bagi penderita penyakit refluks asam, asam asetat yang terkandung dalam cuka sari apel memiliki tingkat keasaman yang jauh lebih rendah daripada asam hidroklorat (asam lambung). Mengonsumsi asam jenis ini cenderung mengurangi tingkat keasaman asam lambung.
    • Cuka sari apel dijual di toserba dan pasar swalayan. Campurkan 1-2 sdm cuka sari apel ke dalam 240 ml air. Tambahkan 1 sdt madu agar lebih lezat. Minumlah larutan ini sebelum makan.
    • Cuka sari apel juga cocok dijadikan kuah salad, khususnya salad sayuran. [9]
  2. Campurkan ½ sdt soda kue ke dalam 240 ml air. Larutan soda kue merupakan antasid alami karena soda kue bersifat basa sehingga membantu menetralkan asam lambung.
    • Namun, berhati-hatilah menggunakan metode ini karena soda kue memiliki kandungan natrium yang tinggi. Mengonsumsi terlalu banyak natrium tidak baik untuk kesehatan, khususnya jika menderita penyakit refluks asam. [10] [11]
  3. Daun dan gel lidah buaya dapat dijadikan jus. Lidah buaya mengandung glikoprotein, yang sangat efektif meredakan iritasi esofagus, dan polisakarida, yang dapat membantu memperbaiki jaringan. Lidah buaya merupakan salah satu tanaman obat yang dinyatakan aman oleh FDA.
    • Minumlah jus lidah buaya sebanyak 60-90 ml saat lambung kosong atau 20 menit sebelum makan guna mengatasi refluks asam.
    • Hati-hati, jangan terlalu banyak mengonsumsi jus lidah buaya karena bersifat laksatif. [12]
  4. Jahe memiliki kandungan antiinflamasi alami. Madu dapat mencegah inflamasi pada esofagus. Buatlah teh jahe dengan mencampurkan 2-4 g bubuk jahe ke dalam air panas. Teh jahe juga dapat dibuat dengan memotong-motong dan merebus jahe ukuran sedang. Tambahkan madu sebanyak 1 sdt atau sesuai selera agar lebih lezat. [13]
    • Diamkan teh sampai cukup dingin agar tidak melukai esofagus saat diminum.
  5. Selama 30 menit setelah makan, kunyahlah permen karet bebas gula untuk meningkatkan produksi air liur serta membantu menetralkan asam lambung. Selain itu, peningkatan produksi air liur selanjutnya juga membantu ekskresi asam yang ada di usus. [14]
  6. Selama berabad-abad, akar manis telah digunakan sebagai obat maupun bahan makanan. Kunyahlah tablet akar manis yang tidak mengandung glycyrrhizin 15 menit sebelum makan guna mencegah refluks asam serta melindungi dinding lambung dan esofagus.
    • Akar manis dapat menjaga kesehatan sel usus halus serta meningkatkan jumlah sel penghasil lendir di lambung. Selain itu, akar manis juga meningkatkan sirkulasi darah di lambung dan usus. [15] [16]
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 4:

Menggunakan Pengobatan Medis

Unduh PDF
  1. Antasid efektif menetralkan asam lambung. Selain itu, antasid juga meningkatkan sekresi lendir dan bikarbonat sehingga mengurangi tingkat keasaman lambung. Contoh merek antasid yang terkenal antara lain “Tums” dan “Gaviscon”.
    • Mengonsumsi antasid hanya merupakan metode sementara, bukan pengobatan refluks asam jangka panjang. Meskipun antasid efektif untuk mengatasi kondisi darurat, ada baiknya Anda menggunakan metode lain sebagai pengobatan jangka panjang. [17]
  2. Obat ini menghambat histamin pada reseptor H2 sehingga mengurangi produksi asam lambung. Obat ini mencegah pembentukan asam lambung baru sehingga lambung dan esofagus memiliki waktu untuk sembuh dan gejala-gejala refluks asam tidak lagi terjadi. Contoh obat antagonis reseptor H2 antara lain “Zantac”, “Tagamet”, dan “Pepcid”. [18]
    • Famotidine (“Pepcid”) dijual dengan dosis 20 mg dan 40 mg. Dosis 20 mg dapat dikonsumsi dua kali per hari selama enam minggu.
    • Nizatidine (“Axid”) dijual dengan dosis 150 mg dan 300 mg. Dosis 150 mg dapat dikonsumsi dua kali per hari.
    • Ranitidine (“Zantac”) dijual dengan dosis 150 mg dan 300 mg. Dosis 150 mg dapat dikonsumsi dua kali per hari. [19]
  3. Obat ini menghambat enzim penghasil asam lambung sehingga produksi asam lambung berkurang. Contoh obat inhibitor pompa proton antara lain omeprazole , lansoprazole , dan pantoprazole . [20]
    • Lansoprazole (“Prevacid”) dijual dengan dosis 15 mg dan 30 mg serta dapat dibeli tanpa resep dokter. Dosis 15 mg dapat dikonsumsi satu kali per hari selama delapan minggu.
    • Esomeprazole (“Nexium”) dan pantoprazole (“Protonix”) hanya dapat dibeli dengan resep dokter. Dosis dan durasi konsumsi obat ditentukan oleh dokter sesuai kondisi pasien.
    • Omeprazole (“Prilosec”) dijual dengan dosis 10 mg, 20 mg, dan 40 mg serta dapat dibeli tanpa resep dokter. Dosis 20 mg dapat dikonsumsi satu kali per hari selama empat minggu. [21]
  4. Obat ini mempercepat pengosongan lambung. Obat ini hanya dapat dibeli dengan resep dokter dan harus dikonsumsi menurut petunjuk dokter. Contoh obat prokinetik antara lain:
    • Bethanechol (“Urecholine”)
    • Domperidone (“Motilium”)
    • Metoclopramide (“Reglan”) [22]
  5. Metode bedah dilakukan jika penyakit refluks asam tidak dapat disembuhkan dengan pengobatan. Selain itu, metode ini juga dianjurkan untuk penderita penyakit refluks asam parah. Operasi bedah merupakan satu-satunya metode yang menyembuhkan penyebab refluks asam, alih-alih hanya meredakan gejala-gejalanya. Bahkan meskipun perubahan gaya hidup dan pengobatan medis dapat membantu, penyakit refluks asam sering kali kambuh lagi setelah kedua hal tersebut dihentikan. Oleh karena itu, banyak pasien memilih metode bedah. Nissen Fundoplication merupakan operasi dengan pembedahan minimal yang dapat menyembuhkan penyakit refluks asam. Pada operasi ini, dokter melilitkan sebagian fundus lambung di sfingter esofagus.
    • Ada metode bedah baru yang tidak memerlukan irisan. Metode ini dilakukan melalui mulut dengan hasil yang sama seperti operasi bedah biasa. Periode pemulihan pasien yang dioperasi dengan metode ini juga lebih singkat. [23]
  6. Jika penyakit refluks asam telah sangat merusak esofagus hingga menyebabkan kondisi seperti esofagitis erosif, Barrett’s Esophagus , atau kanker esofagus, metode pengobatan yang dianjurkan oleh dokter tergantung pada tingkat keparahan kondisi. Prosedur endoskopi kemungkinan dilakukan untuk memeriksa kerusakan esofagus. Tergantung pada tingkat keparahan, dokter mungkin menganjurkan pengawasan kondisi, prosedur biopsi untuk mendeteksi sel kanker, atau penggunaan obat medis.
    • Jika dokter mendeteksi keberadaan kanker atau kondisi parah yang lain, metode bedah, seperti radiofrequency ablation , mungkin perlu dilakukan. [24] [25]
    Iklan
Bagian 4
Bagian 4 dari 4:

Mempelajari Penyakit Refluks Asam

Unduh PDF
  1. Penyakit refluks asam ( Gastroesophageal Reflux Disorder [GERD]) adalah kondisi yang menyebabkan isi lambung dan usus halus naik kembali ke esofagus. Asam lambung yang naik ke esofagus menyebabkan sensasi terbakar yang menyakitkan dan, terkadang, erosi jaringan di esofagus. Sekitar 25-35% orang Amerika Serikat menderita penyakit refluks asam. Pada beberapa kasus, penyakit ini menyebabkan nyeri yang cukup parah.
    • Nyeri akibat refluks asam bervariasi, dari hanya sensasi terbakar ringan sampai nyeri dada parah yang mirip dengan serangan jantung.
    • Nyeri yang terjadi pada penyakit refluks asam disebabkan oleh cairan lambung, yang bersifat sangat asam. Pada penyakit refluks asam, cairan lambung naik ke esofagus, organ yang seharusnya tidak bersentuhan dengan cairan tersebut. [26]
  2. Refluks asam dapat terjadi akibat sfingter esofagus bawah kendur. Selain itu, gaya gravitasi juga dapat menyebabkan refluks asam jika Anda berbaring tepat setelah makan. Makan terlalu banyak, yang menyebabkan tekanan besar pada sfingter esofagus bawah, juga dapat memicu refluks asam.
    • Berbagai hal lain, seperti merokok, obesitas, konsumsi natrium yang tinggi, konsumsi serat makanan yang rendah, jarang berolahraga, serta konsumsi obat tertentu, juga dapat menyebabkan refluks asam. [27]
  3. Berbagai penyakit dan kondisi dapat menyebabkan atau disebabkan oleh refluks asam. Salah satu penyakit yang dapat menyebabkan refluks asam adalah hiatus hernia, yaitu bergesernya bagian atas lambung ke rongga dada akibat diafragma berlubang. Selain itu, refluks asam juga dapat terjadi saat hamil. [28]
    • Refluks asam dapat menyebabkan penyakit lain, misalnya Barrett’s Esophagus .
    • Konsultasikan dengan dokter jika menduga refluks asam yang Anda alami menyebabkan atau disebabkan oleh penyakit lain. [29]
    Iklan

Tips

  • Kenakan pakaian longgar. Jangan kenakan pakaian ketat, seperti sabuk, jin ketat, dan kemeja ketat. Pakaian ketat menekan lambung sehingga meningkatkan risiko refluks asam. [30]
Iklan
  1. http://www.medicalnewstoday.com/articles/146619.php
  2. http://everydayroots.com/heartburn-remedies
  3. http://everydayroots.com/heartburn-remedies
  4. http://everydayroots.com/heartburn-remedies
  5. http://everydayroots.com/heartburn-remedies
  6. http://www.health.com/health/gallery/thumbnails/0,,20527745,00.html
  7. http://amazingwellnessmag.com/heal-the-burn/
  8. http://www.medicalnewstoday.com/articles/146619.php?page=2
  9. http://www.dummies.com/how-to/content/h2-receptor-antagonists-and-acid-reflux.html
  10. http://iuhealth.org/goshen/acid-reflux-center/acid-reflux-treatment/
  11. http://www.medicinenet.com/proton-pump_inhibitors/article.htm
  12. http://www.medicinenet.com/proton-pump_inhibitors/page2.htm
  13. http://www.digestivedistress.com/motility-rx
  14. http://iuhealth.org/goshen/acid-reflux-center/acid-reflux-treatment/
  15. Falk, Gary W. Update on the use of Radiofrequency Ablation for Treatment of Barrett’s Esophagus,Gastroenterology and Hepatology 2013 July 9 (7) 447-449
  16. Wang, Kenneth and Richard Sampler, American College of Gastroenterology, Diagnosis, Surveillance and Therapy of Barrett’s Esophagus ,Committee Practice Parameters: American Journal of Gastroenterology, 2008, 103 788-79
  17. Gelhott, A MD PharmD, Gastroeseophageal Reflux Disease: Diagnosis and Management, American Family Physician 1999 1; 59 (5) 1161-1169
  18. Gelhott, A MD PharmD, Gastroeseophageal Reflux Disease: Diagnosis and Management, American Family Physician 1999 1; 59 (5) 1161-1169
  19. http://www.medicalnewstoday.com/articles/146619.php# what_causes_acid_reflux
  20. Meurer, Linda MD, MPH, Bower, Douglas MD Management of Helicobacter Pylori Infection American Family Physician(65) (7) 1327-1337
  21. http://www.medicalnewstoday.com/articles/146619.php

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 3.262 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan