PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Alkoholisme adalah gejala gangguan fisiologis atau psikologis kasatmata yang membuat tubuh penderitanya kecanduan terhadap alkohol. Para pecandu alkohol menyimpan obsesi terhadap alkohol dan kesulitan mengontrol kuantitas alkohol yang masuk ke dalam tubuhnya, sekalipun mereka tahu bahwa alkohol dapat menimbulkan masalah kesehatan, hubungan, dan finansial yang serius. [1]

Alkoholisme adalah masalah yang lazim terjadi dan terbukti sudah memengaruhi kualitas hidup banyak orang. Kecanduan alkohol bukan hanya akan merugikan pecandunya, melainkan juga orang-orang yang ada di sekitarnya; terutama karena sering kali, seseorang yang berada di bawah pengaruh alkohol kesulitan mengontrol dirinya sehingga terjerat dalam masalah serius lain seperti melakukan kekerasan emosional dan/atau jasmaniah kepada orang lain, serta mengalami gangguan finansial. Orang tua Anda merupakan pecandu alkohol? Menyikapi situasi tersebut memang tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Namun jika memahami kiat-kiatnya, niscaya Anda mampu membantu mereka untuk melepaskan diri dari jeratan alkohol. Baca terus artikel di bawah ini untuk mengetahui informasi lebih lanjutnya!

Catatan: Artikel ini ditujukan kepada Anda yang sudah yakin bahwa salah satu (atau kedua) orang tua Anda mengalami kecanduan alkohol. Artikel ini tidak memperhitungkan peran orang tua Anda yang lain, yang mungkin membantu dan/atau relevan, mungkin pula tidak.

Langkah

PDF download Unduh PDF
  1. Umumnya, alkoholisme disebabkan oleh rasa depresi yang berlebihan; faktanya, hampir tidak ada pecandu alkohol yang tidak mengalami depresi. Mengapa demikian? Hampir semua pecandu alkohol merasa lebih mudah melupakan masalahnya ketika sedang berada di bawah pengaruh alkohol. Ketika mabuk, seseorang dapat kehilangan kontrol diri dengan mudah. Akibatnya, tidak jarang mereka melakukan berbagai tindakan negatif tanpa disadari. Lantas apakah mereka berhak menimpakan kesalahan kepada alkohol? Tentu tidak; karena faktanya, meskipun tindakan-tindakan tersebut dilakukan dalam keadaan tidak sadar, pada dasarnya mereka sudah bersalah karena tidak mampu mengontrol dirinya. Pada akhirnya, merekalah yang tetap harus bertanggung jawab karena sudah memilih untuk mabuk. Menghadapi masalah dalam keadaan sadar memang lebih sulit; itulah mengapa banyak orang memilih untuk melupakan masalahnya dengan cara mabuk. Ironisnya, menenggak alkohol justru terbukti hanya akan meningkatkan rasa depresi mereka!
  2. Cari kesempatan ketika Anda dan mereka sedang sama-sama tenang, dan ketika mereka sedang sadar. Duduklah di hadapan mereka dan sampaikan keluhan Anda terhadap kondisi mereka; jelaskan pula masalah-masalah yang muncul akibat kecanduan tersebut. Kemungkinan besar, Anda tidak bisa langsung membuat mereka menghentikan kebiasaan tersebut, namun setidaknya Anda telah menyadarkan mereka mengenai dampak buruk mengonsumsi alkohol dan mendorong mereka untuk lebih bertanggung jawab .
    • Jelaskan perilaku apa yang bisa – dan tidak bisa – Anda toleransi. Ini perlu Anda lakukan untuk memastikan keamanan dan kesehatan Anda di sekitar mereka. Katakan bahwa jika mereka tetap mabuk, Anda akan mengambil tindakan yang serius (seperti meminta pertolongan orang lain atau tinggal di rumah orang lain).
    • Dorong orang tua Anda untuk menggali alasan di balik rasa depresi mereka. Ingat, menunjukkan kepedulian tidak sama dengan menoleransi perbuatan mereka. Anda bisa mendorong mereka untuk mengikuti proses terapi; namun jangan kaget atau sakit hati jika mereka menolak ide Anda. Kemungkinan, bagi mereka ide tersebut terasa mengonfrontasi, terutama karena mereka dituntut untuk bertanggung jawab.
    • Mintalah orang tua Anda untuk mengurangi konsumsi alkohol secara bertahap. Seorang pecandu tidak akan bisa menghentikan kebiasaannya dalam semalam; jadi setidaknya, mintalah mereka berusaha mengurangi konsumsi hariannya.
  3. Percayalah, Anda tidak akan bisa memenangkan perdebatan dengan orang yang sedang mabuk; kemungkinan besar, mereka juga akan memilih untuk bungkam di diskusi-diskusi selanjutnya. Bukan hanya itu; risiko sakit hati Anda pun lebih besar padahal orang tua Anda mungkin tidak akan mengingat perdebatan itu keesokan harinya. Lantas apa gunanya?
    • Jangan terdengar menuduh atau menggurui. Sebagai orang tua, ego mereka akan terpancing jika Anda terdengar menggurui mereka. Alih-alih, pilih kalimat yang menunjukkan kepedulian dan perhatian Anda sebagai seorang anak.
  4. Jika Anda sudah berjanji akan mengambil tindakan tegas saat orang tua Anda kembali mabuk, berpeganglah pada komitmen tersebut. Sikap yang tidak konsisten hanya akan membuat Anda terlihat tidak serius di mata mereka. Akibatnya, mereka tidak akan ragu untuk mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama di kemudian hari.
    • Jangan mendukung kebiasaan orang tua Anda dengan menyediakan alkohol untuk mereka. Jangan pula memberikan uang yang bisa mereka gunakan untuk membeli alkohol. Jika Anda membiarkan situasi tersebut terjadi satu kali, kemungkinan besar akan ada situasi kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Pastikan Anda bersikap konsisten terhadap keinginan Anda untuk memulihkan mereka.
  5. Banyak orang tua pecandu alkohol yang menyalahkan anak-anaknya atas perilaku mereka. Sekalipun orang tua Anda tidak benar-benar menuding Anda, kemungkinan besar Anda akan merasa bersalah secara otomatis. Ingat, situasi tersebut terjadi bukan karena Anda. Orang tua Andalah yang memilih untuk menjadi pecandu alkohol. Sadarilah bahwa ini merupakan salah satu dampak negatif alkohol; pecandunya kerap terdorong untuk tidak mempertanggungjawabkan perilakunya dan menimpakannya kepada orang lain.
    • Anda mungkin akan merasakan kebencian kepada orang tua Anda, terutama jika kondisi mereka memaksa Anda untuk mengambil alih semua urusan rumah tangga yang seharusnya menjadi tanggung jawab mereka.
  6. Tuliskan seluruh perasaan Anda di dalam buku harian. Jika khawatir akan dibaca oleh orang tua Anda, beralihlah ke “buku harian” daring dan atur privasinya sehingga tidak bisa dibaca oleh orang tua Anda. Menghapus riwayat peramban juga dapat meminimalkan kemungkinan tertangkap basah oleh orang tua Anda. Menuangkan perasaan Anda ke dalam kata-kata adalah cara ampuh untuk mengenali dan mengelola perasaan-perasaan tersebut. Ingat, jangan terbiasa menyimpan perasaan; pada satu titik, timbunan emosi tersebut bisa meledak dan justru berdampak negatif bagi Anda. Oleh karena itu, biasakan diri Anda untuk mengelola satu demi satu emosi yang muncul secara bertahap.
    • Menjaga perasaan dan merawat diri adalah prioritas terbesar Anda. Mengkhawatirkan kondisi orang tua setiap saat benar-benar akan menguras energi dan emosi Anda. Oleh karena itu, pastikan Anda bersedia mencoba mengenali emosi-emosi yang muncul. Dengan mengenalinya, Anda akan lebih mudah mengakuinya. Dengan mengakuinya, Anda akan lebih mudah melanjutkan hidup setelahnya.
  7. Kepercayaan adalah sesuatu yang harus diraih; jika mereka tidak bisa membuktikannya lewat tindakan, jangan memberikan kepercayaan Anda. Misalnya, jika Anda harus pergi malam-malam, pastikan Anda sudah meminta bantuan orang lain untuk menjemput jika orang tua Anda tidak bisa atau lupa menjemput karena mabuk. Pastikan Anda selalu memiliki rencana dan sumber daya cadangan untuk mempertahankan kestabilan hidup Anda sekarang, pun di masa yang akan datang.
  8. Pergilah dengan sahabat-sahabat tersayang dan bersenang-senanglah! Bergabunglah dengan kelompok olahraga di sekolah atau ikuti kelas menggambar yang bisa “melarikan” Anda sejenak dari masalah di rumah. Anda memang kesulitan mengontrol situasi di rumah; namun setidaknya, Anda selalu bisa mengontrol kegiatan-kegiatan Anda di luar rumah. Habiskan waktu sebanyak-banyaknya dengan orang-orang yang memedulikan Anda; niscaya, kestabilan hidup Anda akan lebih terjaga setelahnya.
  9. Faktanya, anak-anak dari para pecandu alkohol memiliki kemungkinan 3-4 kali lebih tinggi untuk menjadi pecandu alkohol. Kapan pun Anda tergoda untuk menenggak alkohol, cobalah mengingat perilaku negatif orang tua Anda ketika sedang mabuk dan pengaruhnya terhadap orang-orang di sekitarnya.
  10. Jangan pernah menoleransi tindak kekerasan, siapa pun pelakunya! Jika situasi di rumah semakin berbahaya (atau jika orang tua Anda memiliki sejarah kekerasan), segera tinggalkan rumah Anda dan carilah tempat berlindung yang aman.
    • Letakkan nomor layanan darurat di daftar panggilan cepat ponsel Anda.
    • Ketahuilah siapa yang bisa dihubungi dan ke mana Anda harus pergi saat membutuhkan tempat berlindung. Pastikan Anda juga memiliki uang yang cukup untuk berlindung di tempat yang aman dan tersembunyi.
    • Jangan ragu-ragu. Ingat, tidak ada orang yang layak disakiti, apa pun status hubungan pelaku dengan korban. Jangan khawatir; melindungi diri tidak lantas menjadikan Anda anak yang tidak berbakti.
  11. Sahabat, kerabat dekat, konselor sekolah, atau guru kelas adalah pilihan yang tepat. Kemungkinan besar, mereka tidak akan menghakimi Anda dan justru berusaha membantu Anda mencari jalan keluar yang terbaik. Percayalah, mengetahui ada seseorang yang mau memahami dan mendengarkan Anda dapat menjadi obat yang manjur saat situasinya memburuk.
    • Pilih pendengar yang tepercaya. Memiliki orang lain di sisi Anda akan membuat Anda merasa jauh lebih baik. Oleh karena itu, hampiri sahabat Anda (atau orang tuanya), dan jelaskan permasalahan yang sedang menimpa orang tua Anda ketika waktunya tepat. Tanyakan kesediaan mereka untuk membantu jika Anda perlu “melarikan diri sejenak” saat situasi di rumah sedang tidak terkendali.
    Iklan

Tips

  • Sangat penting bagi Anda untuk mengetahui perbedaan alkoholisme dan alcohol abuse (kecanduan alkohol yang membuat pecandunya kerap melakukan tindak kekerasan). [2] Sadari pula bahwa seseorang yang menenggak satu kaleng bir per hari belum bisa dikategorikan sebagai pecandu alkohol.
  • Jika khawatir buku harian Anda ditemukan oleh mereka, pastikan Anda tidak menulis apa pun yang rawan membuat Anda dihukum. Dengan cara tersebut, orang tua Anda akan berfokus pada perasaan Anda, bukan tindakan mereka; kemungkinannya, mereka akan tergerak untuk mengubah kebiasaan buruk mereka selama ini.
    • Contoh:
    • Boleh dikatakan: Aku benci melihat Ibu minum-minum. Dia terlihat seperti orang asing yang berkunjung ke rumahku setelah semalaman mabuk-mabukan di bar dan pura-pura menjadi Ibuku. Aku merasa seperti tidak memiliki seorang Ibu!
    • Tidak boleh dikatakan: Ibuku sangat bodoh dan aku membencinya! Sungguh, aku ingin membunuhnya karena dia tidak punya kegiatan lain selain mabuk!!!
  • Pastikan Anda selalu memiliki orang lain yang bisa mengantar dan menjemput Anda jika orang tua Anda terlalu mabuk untuk melakukannya.
  • Jika mereka mulai mengajak Anda berdebat, pastikan Anda selalu merespons dengan tenang .
  • Bergabunglah dengan kelompok dukungan yang relevan atau cari teman di dunia nyata pun dunia maya yang mengalami situasi serupa. Mereka dapat menjadi pendengar sekaligus pendukung terbesar Anda.
  • Pertimbangkan untuk hidup secara mandiri secepatnya. Menggantungkan hidup kepada seseorang yang tidak bisa diandalkan secara emosional akan mengacaukan kesehatan emosional Anda. Jangan mengasihani dan/atau menjustifikasi perilaku mereka; jangan pula membelikan alkohol untuk mereka. Melakukannya hanya akan memperburuk situasi yang sudah buruk. Ingat, Anda mungkin tidak bisa membantu mereka, namun Anda selalu bisa membantu diri Anda sendiri.
  • Jangan terpengaruh janji-janji manis orang tua Anda jika mereka tidak pernah menunjukkan upaya pemulihan diri yang serius.
  • Ketika mencoba berbicara kepada orang tua Anda, usahakan Anda selalu menjaga suasana hati mereka. Tunjukkan keseriusan Anda, namun jangan sampai terdengar menuduh.
  • Pertimbangkan untuk turut campur tangan dalam proses pemulihan orang tua Anda; pastikan Anda sudah menyimpan daftar rumah sakit atau lembaga rehabilitasi yang bisa membantu orang tua Anda.
  • Jika kecanduan alkohol hanya dialami oleh satu dari kedua orang tua Anda (dan jika mereka tinggal terpisah), cobalah tinggal di rumah orang tua Anda yang lain untuk sementara. Terkadang, orang tua pecandu alkohol perlu disadarkan bahwa Anda benar-benar akan pergi jika mereka tidak berubah. Tunjukkan betapa seriusnya masalah yang mereka – dan Anda – alami! Hal ini penting untuk Anda lakukan karena sering kali, orang tua pecandu alkohol tidak mampu memahami bahwa kebiasaannya tersebut sangat menyakitkan bagi anak-anaknya.
Iklan

Peringatan

  • Jangan izinkan orang tua Anda mengemudi ketika mereka sedang mabuk.
  • Hati-hati, kemungkinan besar mereka akan marah atau bersikap defensif ketika Anda ajak berdiskusi.
  • Jika pengakuan Anda direspons dengan kekerasan (atau jika keselamatan dan keamanan Anda terancam), segeralah mencari bantuan eksternal.
  • Jika Ibu/Ayah Anda “menculik” Anda secara ilegal atau tanpa sepengetahuan orang tua Anda yang lain, segeralah menghubungi pihak yang berwajib.

    • Di Indonesia, belum ada aturan hukum yang mengatur sanksi pidana terhadap orang tua yang menculik anaknya sendiri; terutama karena menurut hukum yang berlaku, permasalahan keluarga sebaiknya diselesaikan secara kekeluargaan dan proses pidana dianggap sebagai ultimatum remedium atau upaya hukum yang terakhir.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 13.481 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan