Unduh PDF Unduh PDF

Bertumbuh dewasa adalah proses yang rumit dan biasanya, memiliki orang tua yang gemar mengomel akan membuat proses tersebut semakin sulit untuk dijalani. Sayangnya, dalam banyak kasus kamu tidak bisa berbuat terlalu banyak untuk menghentikan omelan mereka; oleh karena itu, cobalah untuk bekerja sama dengan – bukan melawan – mereka. Tentu saja ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan; terutama karena memahami perspektif orang tua memang tidak mudah, sebaik apa pun hubunganmu dengan mereka. Setiap kali mereka mengomel, cobalah untuk tetap tenang dan mendengarkan keinginan mereka baik-baik. Dengan sedikit upaya ekstra, niscaya kamu mampu mengurangi frekuensi omelan di masa yang akan datang!

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Menghadapi Omelan

Unduh PDF
  1. Semenyebalkan apa pun omelan mereka, mengabaikannya tidak akan membuat mereka berhenti mengomel. Meski merasa kesal atau terganggu, pastikan kamu tetap mendengarkan kata-kata mereka dengan pikiran jernih. Jangan memberikan respons sampai mereka selesai berbicara. Percayalah, mendengarkan bukan hanya akan membantumu memahami akar masalahnya, melainkan juga akan memperbaiki hubungan kekerabatanmu dengan mereka.
    • Hitung berapa kali mereka mengomelimu terkait hal yang sama. Jika masalahnya sederhana namun mereka tidak berhenti membahasnya selama berminggu-minggu, ada baiknya kamu langsung mengomunikasikan rasa keberatanmu kepada mereka.
  2. [1] Teknik kaset rusak adalah strategi ampuh untuk menunjukkan bahwa omelan atau pernyataan yang berulang tidak akan membawa dampak yang positif. Setiap kali isu yang sama diangkat, berikan respons yang sama dan singkat. Merespons pertanyaan atau pernyataan yang repetitif dengan jawaban yang juga repetitif akan menyadarkan orang tuamu bahwa kondisi tersebut menyebalkan.
    • Misalnya, jika mereka berkali-kali memintamu untuk membuang sampah, jawablah, “Akan kubuang sebentar lagi.”. Berikan jawaban yang lugas dan singkat.
    • Contoh lainnya: Jika mereka terus-menerus menuntutmu untuk mencari pekerjaan, katakan kepada mereka, “Aku akan melakukannya jika waktunya tiba.".
    • Berikan respons yang benar-benar sama setiap kali mereka mulai mengomel; dengan demikian, mereka akan menyadari bahwa kamu sudah lelah mendengarkan omelan mereka.
    • Pastikan kamu tidak melakukannya secara agresif atau pasif-agresif. Ingat, kamu tidak sedang memancing pertengkaran; kamu hanya sedang mencoba untuk menghadapi kegemaran mengomel orang tuamu.
  3. Jika tanggung jawab yang dibahas orang tuamu tergolong baru, kemungkinan besar mereka tidak akan menentukan tenggat penyelesaian yang konkret. Alih-alih mengikuti sistem tersebut, cobalah untuk meminta tenggat waktu kepada mereka (sejauh itu akan membuat mereka berhenti mengomel). Agar kesepakatan terasa lebih menarik, “hukum” mereka untuk menyelesaikan tanggung jawab itu sendiri jika mereka kembali mengomelimu. [2]
    • Menentukan tenggat tidak hanya membebaskanmu untuk menyelesaikan tanggung jawab tersebut sesuai waktu luangmu, tetapi juga akan mengurangi beban yang dirasakan orang tuamu.
  4. Mendiskusikan masalah yang terjadi dalam situasi yang kondusif sering kali akan menguntungkan pihak-pihak yang berdiskusi. Oleh karena itu, cobalah menjelaskan rasa keberatanmu dalam situasi yang terkontrol. Kemungkinan besar, mereka akan menyadari bahwa ada cara-cara yang lebih baik untuk berkomunikasi secara kekeluargaan.
    • Misalnya, kamu bisa berkata: “Aku memahami dan menghargai kata-kata Ayah, namun terus-menerus mengulanginya tidak akan menguntungkan siapa-siapa.".
    • Meski terkesan agresif, kamu selalu bisa mengemas kalimatmu dengan positif agar mereka tidak tersinggung setelahnya.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Mengurangi Frekuensi Omelan di Kemudian Hari

Unduh PDF
  1. [3] Salah satu hal terpenting yang harus kamu lakukan adalah menjaga keterbukaan komunikasi dengan orang tuamu. Sering kali, omelan disebabkan oleh kurangnya komunikasi di antara orang tua dan anak-anaknya. Oleh karena itu, pastikan kedua belah pihak mampu menyuarakan pendapatnya secara terbuka untuk mengurangi frekuensi omelan di kemudian hari.
    • Metode ini lebih sulit diterapkan jika selama ini kamu dan orang tuamu jarang berkomunikasi dengan baik. Jika kamu merasa canggung ketika melakukannya, bersabarlah dan teruslah mencoba; katakan apa yang ingin kamu katakan, tanyakan apa yang mereka inginkan, dan sadarkan mereka bahwa kamu selalu bisa mendengarkan keluhan mereka. Seiring berjalannya waktu, niscaya situasi komunikasi di antara kalian akan membaik.
  2. Kemungkinan besar, orang tuamu tidak menyadari dampak buruk omelan bagi kesehatan emosionalmu dan kesehatan emosional mereka. Cobalah mengajak mereka duduk bersama dan mendiskusikan cara lain yang lebih positif namun bisa menggantikan fungsi omelan.
  3. Setelah menyampaikan perasaanmu, cobalah membuat beberapa batasan yang jelas. Meski terkesan resmi, menuliskan aturan dan batasan yang sudah dibuat di atas kertas adalah metode yang layak kamu coba; dengan demikian, pihak yang merasa batasannya dilanggar dapat menyodorkan bukti yang konkret dan tegas.
  4. Jika kamu memberitahukan informasi yang ingin mereka ketahui sebelum mereka bertanya, maka alasan mereka untuk bertanya pun akan lenyap! Jika orang tuamu terbiasa terus-menerus mendesakmu untuk meminta informasi tertentu, redakan rasa frustrasimu dengan melakukan metode ini. [4]
    • Contoh terbaik adalah ketika kamu akan pergi di malam hari. Orang tuamu pasti ingin mengetahui ke mana tujuanmu dan siapa yang akan pergi denganmu. Sebelum mereka bertanya, tuliskan seluruh informasi tersebut di atas secarik kertas dan berikan kepada mereka. Niscaya mereka akan melepasmu dengan lebih lega
    • Dalam beberapa kasus, metode ini juga bisa diaplikasikan untuk orang tua yang kerap mengomel masalah pekerjaan rumah tangga. Alih-alih menunggu mereka mengomel, selesaikan semua tanggung jawabmu tanpa diminta. Niscaya mereka akan melihatmu sebagai sosok yang proaktif, bertanggung jawab, dan tidak perlu diomeli.
  5. Sekalipun kamu dan orang tuamu sudah menyepakati beberapa aturan, kemungkinan mereka untuk lupa akan tetap ada. Jika itu terjadi, sampaikan dengan tenang bahwa yang mereka lakukan tidak menguntungkan siapa-siapa.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Memahami Omelan

Unduh PDF
  1. [5] Untuk memahami akar masalahnya, kamu perlu terlebih dahulu mendengar omelan mereka. Namun komunikasi di antara kalian tidak lantas berhenti sampai di situ! Cobalah memikirkan berbagai hal yang kira-kira sedang membebani orang tuamu dan hubunganmu dengan mereka. Apakah pekerjaan mereka sedang sangat banyak sehingga mereka membutuhkan bantuanmu untuk menyelesaikan beberapa tanggung jawab rumah tangga? Apakah topik yang mereka angkat sudah sering kamu dengar atau justru baru pertama kali kamu dengar? Memahami akar masalahnya akan membantumu untuk berinteraksi secara lebih positif dengan mereka, terutama jika kalian memang sangat sering berdebat.
    • Jika untuk pertama kalinya mereka memintamu mencuci piring setelah makan malam, kemungkinan besar mereka memang sedang sangat sibuk dan membutuhkan bantuanmu. Kemungkinan kedua, mereka mungkin sekadar ingin menanamkan tanggung jawab yang lebih besar karena kamu sudah semakin dewasa.
    • Jika mereka mengomelimu karena kamu pulang terlambat, kemungkinan besar mereka melakukannya karena mengkhawatirkan keamanan dan keselamatanmu.
  2. [6] Cobalah melihat segala sesuatunya dari perspektif mereka. Ingat, perdebatan hanya akan terjadi jika pihak-pihak di dalamnya terlalu mementingkan keinginannya sendiri tanpa mau berusaha “melangkah” di kaki pihak lainnya. Dengarkan kata-kata mereka baik-baik, pikirkan “mengapa” mereka ingin kamu melakukan sesuatu, dan ajukan pertanyaan jika ada yang membuatmu bingung. Jika kamu mampu memahami perspektif mereka, niscaya kamu akan lebih mudah memenuhi keinginan mereka.
    • Berinteraksilah dengan tenang. Ini terutama perlu dilakukan jika orang tuamu sedang marah. Cobalah membayangkan kekacauan apa yang kira-kira akan terjadi jika kedua belah pihak sama-sama marah? Bersedialah mengalah untuk menang. [7]
  3. [8] Jangan salah, orang tuamu pun bisa merasa tidak aman! Itulah mengapa mereka perlu merasa memiliki “kontrol” dan kekuatan atasmu. Omelan hanyalah salah satu cara mereka untuk mengaplikasikan kekuatan tersebut. Oleh karena itu, sangat penting bagimu untuk menyadarkan mereka bahwa kamu menghargai mereka; berikan mereka kepercayaan diri yang dibutuhkan, sekalipun itu hanya berupa ilusi.
    • Psikologi terbalik ( reverse psychology ) adalah salah satu teknik untuk menciptakan ilusi kekuatan dalam diri seseorang. Cobalah membuat orang tuamu berpikir bahwa mereka menginginkanmu melakukan sesuatu yang sesungguhnya memang ingin kamu lakukan; ini adalah cara ampuh untuk mengurangi omelan mereka sambil tetap melakukan hal-hal yang kamu inginkan.
  4. Jika sudah berjanji akan membuang sampah atau mencuci baju, pastikan kamu benar-benar memenuhi janji tersebut. Mangkir dari tanggung jawab memang mudah, terutama jika tanggung jawab tersebut tidak memiliki tenggat. Namun ketahuilah bahwa ketidakmampuan mematuhi komitmenlah yang membuat posisimu melemah di depan orang tuamu. Kamu akan dianggap sebagai anak yang memang layak menerima omelan bertubi-tubi. Apakah itu yang kamu inginkan?
    • Membuat tenggat adalah strategi yang sempurna; dengan demikian, mereka akan tahu bahwa kamu tidak melupakan tanggung jawabmu (kecuali tenggatnya sudah lewat), dan kamu akan merasa lebih termotivasi untuk menyelesaikan tanggung jawabmu tepat pada waktunya.
  5. Sama seperti kamu, mereka pun tidak luput dari kesalahan (seperti mengatakan hal-hal yang mungkin akan mereka sesali di kemudian hari). Pahamilah bahwa tidak semua kata-kata yang keluar dari mulut mereka memang ingin mereka sampaikan kepadamu; niscaya, kamu akan lebih mudah memaafkan mereka ketika tindakan atau kata-kata mereka mulai melewati batas.
    • Jika tindakan mereka sangat agresif atau mengesalkan, berusahalah untuk tidak mengonfrontasi mereka saat itu juga. Simpan segala keluhanmu dan tunggulah sampai semua pihak tenang sebelum mengangkat isu tersebut. Jika orang tuamu diberi waktu untuk menenangkan diri dan merefleksikan tindakannya, kemungkinan besar mereka akan menyadari kesalahannya dan segera meminta maaf kepadamu.
    • Pahamilah bahwa orang tuamu pun tidak menyukai situasi negatif yang ada di antara kalian. Oleh karena itu, berusahalah semaksimal mungkin untuk selalu menyelesaikan masalah yang terjadi sekaligus mencegahnya muncul di kemudian hari demi kepentingan kedua belah pihak.
    Iklan

Tips

  • Sering kali, orang tua enggan memberikan izin karena mereka juga sedang banyak pikiran. Dengan mengomunikasikan segala sesuatunya secara terbuka kepada mereka, kamu membantu mengurangi beban pikiran mereka sekaligus membuat mereka lebih terbuka terhadap keinginan-keinginanmu di kemudian hari! [9]
  • Pada sebagian besar kasus, orang tua akan selalu ada di pihak anak-anaknya. Selalu ingat itu kapan pun kamu merasa kesal kepada mereka! Percayalah, senegatif apa pun situasi di antara kalian, rasa sayang mereka padamu tidak akan berkurang sedikit pun.
  • Tanyakan apa yang kira-kira bisa kamu lakukan untuk memperbaiki situasinya dan membuat mereka berhenti mengomel.
Iklan

Peringatan

  • Jangan menaikkan nada dan volume suaramu. Sekesal apa pun kamu, merespons dengan kemarahan hanya akan memperburuk situasi yang sudah buruk.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 7.838 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan