Unduh PDF
Unduh PDF
Suka atau tidak, hidup Anda pasti akan diwarnai oleh orang-orang yang kurang tahu sopan santun; entah ibu-ibu yang menyerobot antrean di supermarket, rekan kerja yang terus-menerus merendahkan hasil kerja Anda, atau teman sekelas yang selalu mengambil makan siang Anda. Menyikapi orang-orang semacam ini memang memerlukan strategi yang spesifik. Misalnya, jika orang tersebut harus berinteraksi setiap hari dengan Anda, sebaiknya lakukan upaya konfrontasi langsung. Namun jika orang tersebut tergolong asing untuk Anda, sebaiknya jangan membuang-buang energi Anda untuk menanggapinya.
Langkah
-
Tetaplah tenang. Percayalah, upaya konfrontasi yang diwarnai kemarahan dan keagresifan tidak akan berhasil.
- Jika Anda merasa muak dengan komentar-komentar negatif yang dilontarkan orang tersebut, pastikan Anda menarik napas dalam-dalam terlebih dahulu sebelum menghampirinya. Semakin Anda terlihat tidak terkendali, semakin kecil pula kemungkinannya untuk mendengarkan kata-kata Anda.
- Berpikirlah sebelum bertindak dan berkata-kata. Jangan bertindak impulsif dan luangkan waktu untuk memikirkan kata-kata Anda terlebih dahulu. Jika Anda tidak terlihat terpengaruh dengan komentar negatifnya, kemungkinan besar dia justru akan diam. Tunjukkan kedewasaan Anda dengan menjadi orang yang percaya diri dan mampu mengontrol emosi dengan baik.
- Jangan mau terlibat dalam perdebatan atau pertengkaran fisik dengannya. Percayalah, respons semacam itu hanya akan memperburuk situasi yang sudah buruk. Jika Anda khawatir akan lepas kendali, pastikan Anda mengajak seseorang untuk menemani dan membantu Anda mengontrol diri.
-
Bersikaplah lugas. Jangan berbasa-basi atau menunjukkan sikap pasif-agresif. Hampiri dia, tatap matanya, dan langsung sampaikan tindakan atau kata-katanya yang membuat Anda kesal. Ingat, dia tidak akan bisa merefleksikan kesalahannya jika tidak tahu apa salahnya.
- Jika seseorang menerobos antrean di supermarket, jangan memberikan respons yang dramatis seperti memutar bola mata atau mendesah keras-keras. Percayalah, kemungkinan besar dia tidak akan menyadarinya. Alih-alih, sampaikan keluhan Anda secara langsung dengan berkata, “Maaf, kayaknya Anda menerobos antrean saya,” atau “Maaf, antreannya dimulai dari sana.”.
-
Gunakan humor. Jika enggan memberikan respons yang terlalu serius, cobalah menggunakan humor untuk meredakan ketegangan yang terjadi.
- Jika seseorang mengunyah makanannya tanpa menutup mulut atau makan dengan berantakan di samping Anda, tertawalah dan katakan kepadanya, “Wow, makanannya enak banget, ya?”. Jika dia masih belum memahami maksud Anda, katakan lagi, “Bisa kau makannya lebih santai?”.
- Pastikan Anda melontarkan lelucon yang ringan, bukan lelucon sarkastis atau pasif-agresif. Tersenyumlah dan tetaplah menunjukkan sikap yang bersahabat. Ingat, pastikan Anda memberikan lelucon yang bisa ditertawakan kedua belah pihak, bukan lelucon kurang ajar yang justru akan memancing perdebatan.
-
Bersikaplah sopan. Kesopanan adalah senjata ampuh untuk melawan sikap kurang ajar seseorang. Oleh karena itu, jadilah sosok yang lebih baik darinya; jangan merendahkan diri Anda dengan bersikap sama kurang ajarnya. [1] X Teliti sumber
- Tersenyumlah dan jaga nada bicara Anda agar tetap sopan.
- Ucapkan ‘tolong’ dan ‘terima kasih’. Siapa pun bisa mengucapkannya; namun jika diucapkan dengan tulus, kata-kata tersebut dapat membawa dampak yang sangat positi! Misalnya, cobalah berkata, “Tolong berhentilah, kurasa perilakumu sangat kurang ajar dan kelewat batas,” atau “Komentar yang [agresif, kasar, menyakitkan, dsb.] tidak diperlukan di sini. Terima kasih.”.
- Sering kali, orang-orang bersikap kurang ajar karena merasa terganggu oleh sesuatu. Misalnya, mungkin saja mereka membutuhkan teman untuk bicara atau pendengar yang mampu berempati dengan cerita-cerita mereka. Jika Anda mengenal orang tersebut dengan baik, cobalah menanyakan apakah ada sesuatu yang mengganggunya atau apakah dia memerlukan bantuan Anda. Pastikan Anda menanyakannya dengan tulus, bukan sarkastis. Misalnya, cobalah berkata, “Sepertinya akhir-akhir ini kau terlihat lebih [stres, tegang, kaku, dsb.]. Apakah segalanya baik-baik saja? Apakah ada yang bisa kubantu?”. [2] X Teliti sumber
-
Lakukan percakapan yang bermartabat. Jika dia mengejek atau menyakiti Anda secara personal, sampaikan keluhan Anda dengan lugas atau tanyakan alasan di balik perilakunya tersebut.
- Cobalah memahami perspektifnya dengan berkata, “Menurutku yang kau katakan itu sangat kurang ajar dan tidak sopan. Buat apa kau mengatakannya?”. Pertanyaan tersebut dapat memancing perdebatan atau pun diskusi yang sehat. Apa pun hasilnya, pastikan Anda tetap berusaha untuk mengontrol situasinya dengan baik.
- Jika situasi berubah menjadi perdebatan, dan jika dia tetap bersikap kurang ajar setelahnya, pergilah. Pahamilah bahwa Anda sudah melakukan usaha yang terbaik dan pergilah dari sana.
- Ingat, beberapa orang sangat keras kepala sehingga cenderung enggan mengubah opininya. Pahamilah bahwa Anda tidak mungkin selalu sepakat dengannya; terkadang, dia tetap tidak akan mengubah pola pikirnya sekalipun Anda sudah berusaha memengaruhinya.
-
Gunakan ujaran “aku”, alih-alih ujaran “kau”. Hati-hati, ujaran “kau” memang terkesan menyalahkan orang lain sehingga berpotensi membuatnya bersikap defensif. Alih-alih, cobalah menjelaskan bagaimana perasaan Anda terhadap tindakan atau kata-katanya. [3] X Teliti sumber
- Jika ada kerabat Anda yang terus-menerus mengomentari berat badan Anda, cobalah berkata, “Komentarmu membuatku merasa tidak aman dan kurang percaya diri,” alih-alih “Komentarmu sangat menyebalkan dan kurang ajar.”.
-
Ajak dia bicara secara privat. Ingat, tidak ada seorang pun yang mau disalahkan di hadapan orang lain. Jika seseorang bersikap kurang ajar kepada Anda, cobalah mengajaknya bicara berdua alih-alih mengonfrontasinya di depan teman-teman Anda. [4] X Teliti sumber
- Jika seorang teman Anda memberikan komentar yang rasis atau bias gender saat kalian sedang makan siang beramai-ramai, tunggulah sampai teman-teman Anda yang lain pergi atau tarik dia dari keramaian sehingga Anda bisa mendiskusikan sikap kurang ajarnya secara privat. Anda juga bisa menghubunginya melalui pesan singkat dan berkata, “Hei, ada yang ingin kuomongin. Kau punya waktu sepulang sekolah?”.
- Dengan mengajaknya bicara secara privat, Anda juga bisa mencegah teman-teman Anda yang lain untuk menunjukkan keberpihakan mereka (yang kemungkinan besar hanya akan memperburuk situasi dan berpotensi memecah-belah pertemanan). [5] X Teliti sumber
-
Jangan terlalu memusingkan situasinya. Jika situasi tidak juga membaik setelah Anda melakukan upaya konfrontasi, terimalah kenyataan bahwa Anda sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki hubungan dengannya.
- Ingat, Anda tidak bisa memaksa orang lain untuk bersikap sopan. Lagipula, Anda juga tidak bertanggung jawab untuk “memperbaikinya”. Faktanya, berusaha terlalu keras untuk mengubah perilaku seseorang justru berisiko memperburuk sikapnya di kemudian hari. Terkadang yang perlu Anda lakukan hanyalah menerima sikap kurang ajarnya; sadarilah bahwa itu bukan kesalahan Anda dan biarkan dia mencari solusinya sendiri. [6] X Teliti sumber
Iklan
-
Pasang wajah “datar”. Jangan tunjukkan emosi apa pun. Meskipun Anda merasa sangat marah atau terganggu, jangan memuaskan egonya dengan menunjukkan bahwa Anda telah terpengaruh tindakan atau kata-katanya.
- Tetaplah tenang dan terkendali. Tutup mata Anda dan tarik napas dalam-dalam kapan pun Anda merasa hampir hilang kendali.
- Pasang wajah datar atau tanpa emosi; abaikan orang tersebut sepenuhnya dan tunjukkan bahwa Anda tidak ingin membuang-buang waktu dengannya.
-
Jangan menatap matanya. Jika Anda melakukan kontak mata dengannya, tandanya Anda bersedia mengakui keberadaan orang tersebut dan mengesahkan tindakannya. Alihkan tatapan Anda darinya dan cobalah menatap sesuatu di kejauhan.
- Jangan menatap ke lantai. Bahasa tubuh semacam ini menunjukkan bahwa Anda tidak percaya diri dan tunduk kepadanya. Tetaplah menatap lurus ke depan; tunjukkan bahwa Anda adalah pribadi yang percaya diri dan terkontrol. [7] X Teliti sumber
-
Atur posisi tubuh Anda sehingga tidak menghadapnya. Percayalah, Anda mampu memberikan banyak sinyal meski hanya melalui bahasa tubuh. Putar bahu Anda menjauhinya dan arahkan tubuh Anda ke posisi yang berlawanan dengannya. Silangkan pula lengan Anda agar Anda terlihat menutup diri dan mengabaikannya.
-
Pergilah dari hadapannya. Jika memungkinkan, berjalanlah secepat mungkin ke arah yang berlawanan darinya dan jangan menoleh ke belakang. Pastikan Anda melangkah dengan penuh keyakinan dan kepercayaan diri. [8] X Teliti sumber
- Jika Anda merasa perlu mengatakan sesuatu sebelum pergi, sampaikan kata-kata Anda sesingkat mungkin. Respons yang singkat dan lugas akan menyadarkannya bahwa Anda mendengarkan – namun tidak setuju dengan – kata-katanya. Cukup berikan respons seperti “Oke,” atau “Aku tidak tahu,” sebelum meninggalkannya.
- Jika seorang teman sekelas Anda terus-menerus memamerkan nilai ujiannya yang lebih tinggi, tersenyumlah dan katakan kepadanya, “Baguslah.”. Setelah itu, alihkan perhatian Anda kepada hal-hal lain yang lebih penting.
- Jika Anda harus berinteraksi secara rutin dengannya (misalnya, orang tersebut adalah rekan kerja atau teman sekelas Anda), gunakan cara ini: kapan pun dia membuat Anda kesal, pergilah dari hadapannya dan berikan dia waktu untuk menenangkan diri. Mudah-mudahan ketika Anda kembali, dia sudah mengubah perilakunya.
-
Hindari orang tersebut . Cobalah menjaga jarak agar aura negatif yang dibawanya tidak memengaruhi keseharian Anda. [9] X Teliti sumber
- Jika orang tersebut tidak terlalu Anda kenal (atau bahkan sama sekali tidak Anda kenal), situasinya justru lebih mudah; terutama karena kemungkinan besar Anda tidak akan bertemu lagi dengannya.
- Jika dia benar-benar menyebalkan namun Anda harus bertemu dengannya setiap hari, cobalah meminimalkan frekuensi interaksi dengannya. Jika Anda bisa berpindah divisi atau melakukan perubahan apa pun untuk menghindari orang tersebut, jangan ragu melakukannya. Percayalah, situasinya akan jauh lebih baik jika Anda tidak lagi melihat atau berinteraksi dengannya. [10] X Teliti sumber
Iklan
Tips
- Terimalah kenyataan bahwa “kurang ajar” adalah bagian dari karakter dasar manusia; faktanya, Anda tidak akan bisa berhubungan baik dengan semua orang, bukan? Selalu ingat bahwa Anda pun pasti pernah bersikap kurang ajar kepada orang lain!
- Jangan menganggapnya personal. Sikap kurang ajar biasanya mengakar pada isu personal atau rasa tidak aman yang tidak berhubungan dengan Anda. Sekalipun rasa frustrasinya dilampiaskan “kepada” Anda, bukan berarti Andalah yang “membuatnya” merasa frustrasi. Jangan menyalahkan diri atas sikap kurang ajar orang lain; alih-alih, cobalah menyikapinya seobjektif mungkin.
- Sekalipun sikapnya ternyata berhubungan dengan Anda dan Anda merasa diserang secara personal, mundurlah sejenak dan sadari bahwa Anda memiliki pilihan untuk tidak mengizinkannya memengaruhi Anda. Padamkan sikap kurang ajarnya dengan bersikap seakan-akan itu adalah masalahnya, bukan masalah Anda. Percayalah kepada diri Anda sendiri dan jangan izinkan kata-kata kasarnya memengaruhi Anda.
- Tetaplah tenang ketika membalas kata-kata atau perilakunya. Pastikan Anda membalas kata-katanya sesopan mungkin; dengan cara tersebut, Anda telah menunjukkan bahwa Anda jauh lebih dewasa dan bermartabat darinya. [11] X Teliti sumber
- Tunjukkan sikap yang bertentangan dengannya: tersenyumlah, tunjukkan kepedulian Anda, dan tanyakan kabarnya hari itu. Kemungkinan besar, sikap kurang ajar tersebut adalah ‘jeritan minta tolong’ dan kebaikan hati Anda adalah hal yang benar-benar dia butuhkan saat itu. Pastikan Anda selalu menebarkan aura positif dan tidak membuang-buang energi untuk hal-hal yang negatif. [12] X Teliti sumber
- Pastikan Anda hanya bercerita kepada sahabat dan kerabat terdekat. Tidak ada yang melarang Anda meluapkan rasa frustrasi akibat situasi yang menyebalkan, namun pastikan Anda tidak terus-menerus menenggelamkan diri dalam situasi tersebut. Kedewasaan Anda akan terlihat jika Anda bersedia memaafkan dan melanjutkan hidup. Lagipula, Anda tentunya tidak ingin gosip negatif tersebut tersebar dan justru mengubah Anda menjadi pihak yang kurang ajar.
- Amati cara orang lain memperlakukannya. Kemungkinan besar, bukan hanya Anda yang menganggapnya kurang ajar. Oleh karena itu, cobalah mengamati cara orang lain berinteraksi dengannya ketika perilakunya tersebut ‘kambuh’, dan amati pula apakah teknik mereka ampuh. Dengan cara tersebut, Anda bisa terbantu untuk menyikapi perilaku orang tersebut dengan lebih baik di kemudian hari. [13] X Teliti sumber
- Jangan memosisikan diri sebagai target atau sasaran penindasan yang empuk. Jangan pula membalas tindakannya dengan perlakuan yang sama buruknya jika Anda tidak ingin menciptakan masalah tambahan. Balas tindakannya dengan sikap yang sopan dan positif; doakan dia dan jika perlu, laporkan sikapnya tersebut kepada orang tuanya. Dia mungkin akan menyadari bahwa sikapnya tersebut adalah refleksi dirinya sendiri.
Iklan
Peringatan
- Jangan membalas sikapnya dengan perlakuan yang sama kurang ajarnya, Anda hanya akan menunjukkan bahwa sikapnya tersebut memang mengganggu Anda. Lagipula jika Anda juga bersikap kurang ajar, lantas apa bedanya Anda dengannya?
- Jangan berubah untuknya. Jangan memberikan celah kepadanya untuk merasa superior dan berhasil menguasai Anda. Ingat, orang-orang yang kurang ajar kerap melakukan permainan kekuatan secara implisit, salah satunya adalah ketika dia mencoba mengubah Anda sesuai dengan keinginannya.
- Jangan melakukan tindakan apa pun yang bisa memicu konflik. Jika perilakunya membuat Anda kesal, segeralah beranjak dari hadapannya. Ingat, memancing pertengkaran atau berbalik merendahkannya hanya akan memperburuk situasi yang sudah buruk. [14] X Teliti sumber
Iklan
Referensi
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/the-athletes-way/201512/5-polite-ways-disarm-rude-people
- ↑ http://www.lifehack.org/articles/communication/10-smart-ways-deal-with-rude-people.html
- ↑ http://www.goodtherapy.org/blog/psychpedia/i-message
- ↑ http://oureverydaylife.com/confront-friend-treated-rudely-14367.html
- ↑ http://oureverydaylife.com/confront-friend-treated-rudely-14367.html
- ↑ http://www.lifehack.org/articles/communication/10-smart-ways-deal-with-rude-people.html
- ↑ http://www.lifehack.org/articles/communication/10-smart-ways-deal-with-rude-people.html
- ↑ http://www.lifehack.org/articles/communication/10-smart-ways-deal-with-rude-people.html
- ↑ http://www.lifehack.org/articles/communication/9-ways-to-manage-people-who-bother-you.html
- ↑ http://personalexcellence.co/blog/rude-people/
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/the-athletes-way/201512/5-polite-ways-disarm-rude-people
- ↑ http://www.lifehack.org/articles/communication/9-ways-to-manage-people-who-bother-you.html
- ↑ http://www.lifehack.org/articles/communication/9-ways-to-manage-people-who-bother-you.html
- ↑ http://www.lifehack.org/articles/communication/10-smart-ways-deal-with-rude-people.html
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 22.466 kali.
Iklan