PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Memiliki pacar yang perhatian dan tidak segan menunjukkan kasih sayangnya adalah impian sebagian besar wanita. Namun bagaimana jika perhatiannya bertransformasi menjadi sebentuk obsesi yang justru membelenggu Anda? Pacar yang posesif biasanya (tanpa disadari) akan mencabut kebebasan berekspresi dan berpendapat Anda, serta kerap membuat Anda merasa bersalah karena memiliki kehidupan lain di luar hubungan kalian. [1] Dia tidak akan segan-segan melarang Anda menemui sahabat, rekan kerja, atau bahkan keluarga Anda sendiri; sederhananya, dia mencoba untuk sebisa mungkin mengontrol hidup Anda. [2] Sifat posesif rawan muncul pada seseorang yang kesulitan menghargai dirinya sendiri. Ironisnya, kesulitan ini dapat dengan mudah menular pada pasangan hidupnya. [3] Jika pacar Anda mulai menunjukkan perilaku posesif, segera temukan cara untuk menanganinya. Ingat, sifat dan perilaku semacam ini akan semakin menjadi-jadi jika tidak segera dihentikan. Baca terus artikel ini untuk mengetahui cara-cara cerdik menyikapi pacar yang posesif.

Metode 1
Metode 1 dari 2:

Memperbaiki Hubungan dengan Pacar yang Posesif

PDF download Unduh PDF
  1. Pacar Anda mungkin tidak akan menyadari bahwa perilakunya selama ini sudah membuat Anda tidak nyaman. Mungkin Anda adalah pacar pertamanya. Mungkin pacar terakhirnya memiliki kepribadian yang bertolak belakang dengan Anda. Mungkin juga dia memiliki trauma masa lalu yang membuatnya (disadari atau tidak) 'mendekap' Anda lebih erat dari yang seharusnya. Sampaikan kebutuhan dan keinginan Anda dengan gamblang; ini merupakan langkah awal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki hubungan Anda,
    • Mulailah dengan melontarkan kalimat seperti, “Kamu selalu menelepon berkali-kali ketika aku sedang bersama teman-teman perempuanku. Aku merasa kamu tidak memercayaiku” atau “Kamu sering tiba-tiba mendiamkanku setelah aku bepergian dengan teman-teman priaku. Aku benar-benar merasa tidak nyaman karenanya”.
    • Jelaskan secara spesifik kapan perilaku posesifnya muncul: “Kamu ingat waktu kita menonton pertandingan bola dan kamu mendiamkanku sepanjang pertandingan? Kamu melakukannya karena aku bepergian dengan sahabat-sahabat lamaku, kan? Aku benar-benar kesal saat itu”.
    • Hindari melabeli pacar Anda. Misalnya, alih-alih langsung menuduhnya “posesif”, sebaiknya jelaskan terlebih dahulu perilaku seperti apa yang membuat Anda merasa kurang nyaman dan (sering kali) tersiksa. Melabelinya dengan predikat-predikat tertentu dapat memicu terjadinya pertengkaran; ekspresikan perasaan Anda dengan tenang dan sopan.
  2. Ajak pacar Anda berbicara empat mata; sampaikan dengan jujur perilaku macam apa yang tidak bisa Anda toleransi. Beberapa perilaku yang mungkin akan sulit Anda toleransi:
    • Melarang Anda bepergian dengan sahabat-sahabat Anda (terutama yang berlainan jenis) tanpa alasan yang jelas.
    • Mengatur cara berpakaian Anda, atau mencemooh jika melihat Anda mengenakan sesuatu yang dianggapnya ‘tidak pantas’.
    • Terus-menerus menelepon atau mengirim SMS jika Anda sedang tidak berada di dekatnya.
    • Menginvasi ranah pribadi Anda; mengecek isi ponsel atau surel Anda terus-menerus.
    • Meminta penjelasan dari setiap pergerakan Anda sepanjang hari.
    • Membuat Anda merasa bersalah ketika terpaksa harus mengubah rencana kencan (meski perubahan rencana tersebut beralasan).
    • Memberikan ultimatum atau ancaman jika Anda dianggap tidak meluangkan waktu untuknya.
  3. Pacar Anda bukan cenayang yang mampu memahami isi hati dan segala kebutuhan Anda. Oleh karena itu, selalu komunikasikan apa pun yang Anda inginkan; tingginya frekuensi komunikasi diharapkan dapat membantu mengurangi perilaku posesifnya.
    • Jelaskan bahwa Anda juga memiliki kehidupan pribadi. Sampaikan bahwa meski kebersamaan kalian menyenangkan, Anda juga perlu menghabiskan waktu dengan sahabat dan keluarga. Memiliki kehidupan lain di luar kehidupan percintaan Anda adalah salah satu pertanda hubungan yang sehat. [4] Dorong pacar Anda untuk melakukan hal serupa.
    • Sampaikan bahwa Anda ingin (dan layak) dipercaya. Selayaknya Anda memercayainya, dia juga harus belajar untuk lebih memercayai Anda. Rasa percaya adalah kunci utama sebuah hubungan yang sehat.
    • Negosiasikan beberapa aturan dalam hubungan kalian. Contohnya, kedua belah pihak harus diizinkan untuk sesekali menghabiskan waktu bersama teman yang berlainan jenis; meski demikian, kedua belah pihak harus berjanji untuk benar-benar menjaga kejujuran dan kesetiaan pada pasangannya. [5]
  4. Sering kali, sifat posesif mengakar pada rendahnya harga diri dan tingginya rasa tidak aman dalam diri seseorang. [6] Jika perilaku posesif pacar Anda masih bisa ditoleransi, cobalah mengingatkannya bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan; Anda sudah berkomitmen pada hubungan kalian dan tidak akan mengkhianatinya.
    • Penegasan verbal adalah cara paling ampuh untuk meyakinkan pacar Anda. Sampaikan komitmen Anda melalui kalimat sederhana seperti, “Aku hanya mencintaimu”; niscaya kekhawatiran pacar Anda akan sedikit berkurang.
  5. Biasanya, sifat posesif mengakar pada rasa cemburu yang berlebihan dan rasa takut kehilangan orang tersayang. [7] Mengajak pacar Anda beraktivitas bersama sahabat, rekan kerja, atau keluarga Anda, kemungkinan besar dapat membantu mengembalikan rasa ‘percayanya’ pada kehidupan pribadi Anda.
    • Dalam kasus tertentu, mengajak pacar bertemu teman-teman pria Anda juga layak dicoba. Sifat posesifnya mungkin bersumber dari rasa cemburu dan curiganya pada teman-teman pria Anda. Alih-alih menarik diri dari mereka, cobalah mengajak pacar Anda berkumpul bersama mereka. Tunjukkan kepadanya bahwa keberadaan mereka tidak akan mengancam hubungan kalian.
  6. Setelah menyampaikan unek-unek yang Anda rasakan, biasanya emosi Anda dan pacar Anda akan sulit dikontrol. Manfaatkan momen ini untuk berpisah sejenak dan merefleksikan apa yang sudah didiskusikan. Kembalilah kapan pun kalian siap membangun hubungan yang jauh lebih baik dan membahagiakan kedua belah pihak.
    • Ingat, dibutuhkan waktu untuk berproses. Jangan mengharapkan pacar Anda akan berubah dalam sekejap. Ini bukan hanya pertarungannya, ini adalah pertarungannya bersama Anda. Oleh karena itu, Anda juga harus mau membantu mengubahnya menjadi pribadi yang lebih baik.
    • Jangan takut menegur jika perilaku posesifnya kembali muncul. Jangan sampai dia beranggapan Anda mewajarkan perilaku tersebut. Dengan tegas, sampaikan perilaku seperti apa yang membuat Anda merasa tidak nyaman dan kurang dihargai.
    • Puji pacar Anda jika dia mampu memperlakukan Anda dengan baik dan meredam sifat posesifnya. Ini akan mendorongnya untuk kembali melakukan hal serupa di kemudian hari.
  7. Tanyakan ini pada diri Anda: benarkah hubunganku masih bisa dan layak diperbaiki? Jika pacar Anda mau mengubah sifatnya, mau lebih menghargai perasaan dan kebutuhan Anda, serta mau lebih mendengarkan Anda, tidak ada salahnya memberikan kesempatan kedua untuknya. Namun, jika dia telanjur membuat Anda merasa depresi, ketakutan, cemas, atau gelisah setiap saat, tinggalkan dia; Anda tidak layak memberikan kesempatan kedua untuk orang semacam itu.
    • Sebesar apa pun Anda menginginkannya berubah, satu-satunya orang yang bisa mengubah pacar Anda adalah dirinya sendiri. Jika benar-benar menyayangi Anda, dia akan berusaha keras untuk mengubah sifat dan perilakunya demi masa depan hubungan yang lebih baik.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 2:

Melepaskan Diri dari Hubungan yang Tidak Sehat

PDF download Unduh PDF
  1. Jika perilaku posesif pacar Anda semakin menjadi-jadi, patut diingat bahwa Anda (mungkin) memang tidak bisa mengubahnya—setidaknya Anda memerlukan bantuan ahli untuk melakukannya. [8] Kemungkinan besar, hasratnya untuk selalu mengontrol Anda memang merupakan bagian dari kepribadiannya. Berhentilah menoleransinya; Anda layak berhubungan dengan orang lain yang mampu memperlakukan Anda dengan lebih baik.
    • Rencanakan yang ingin Anda sampaikan. Ingat, pendapat Anda juga penting untuk didengar. Jangan biarkan dia kembali membuat Anda merasa bersalah karena mengakhiri hubungan dengannya. Ingat, Anda memiliki alasan yang sangat kuat untuk memutuskannya; berpeganglah pada alasan tersebut.
  2. Memutuskan hubungan dengan orang tersayang tidaklah mudah, terutama untuk mereka yang selama ini terkungkung dalam hubungan yang tidak sehat.
    • Pilih waktu dan tempat yang tepat. Banyak orang berkata bahwa memutuskan hubungan melalui telepon atau surel adalah langkah yang tidak bijak. Namun patut diingat, pacar yang posesif cenderung akan menyikapi keputusan Anda dengan kelewat emosional; kemungkinan terburuknya, bisa-bisa dia malah akan menyakiti Anda setelah diputuskan. Pertimbangkan berbagai kemungkinan terburuk sebelum menentukannya.
      • Memutuskan pacar di lokasi yang padat dan ramai adalah opsi teraman untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan buruk yang mungkin terjadi.
    • Sampaikan keinginan Anda untuk putus pada sahabat, rekan kerja, atau keluarga Anda. Mintalah mereka (atau orang lain yang Anda percaya) untuk membantu Anda melewatinya dan melanjutkan hidup setelahnya.
    • 'Paksa' dia mendengarkan Anda. Anda harus bisa menyampaikan apa pun yang ingin Anda sampaikan tanpa diinterupsi. Sejauh Anda berbicara dengan sopan dan terkontrol, seharusnya dia akan mendengarkan Anda dengan baik.
    • Setelah mengatakan yang perlu dikatakan, segera tinggalkan dia. Hindari segala bentuk komunikasi dengannya selama beberapa saat; berikan waktu pada diri Anda untuk menyembuhkan diri.
  3. Jika pacar Anda sangat posesif ketika kalian masih berhubungan, bisa jadi sikap yang sama akan kembali dia tunjukkan pascaperpisahan. Persiapkan diri Anda untuk menyikapi segala kemungkinan yang ada.
    • Berhati-hatilah pada upaya pasangan untuk membuat Anda merasa bersalah sehingga batal memutuskannya. Biasanya dia akan melontarkan kalimat seperti, “Kamu ingat waktu kita melihat matahari terbit sambil berjalan-jalan di pantai?”. Tidak jarang pula, dia justru akan memberikan ancaman serius yang membuat Anda sulit berkutik (seperti mengancam akan mengakhiri hidupnya). Ingat, dia sedang berusaha memanipulasi emosi Anda! Jangan pernah terjatuh dalam tipuannya.
      • Jika mantan pacar Anda mulai mengancam akan menyakiti Anda, dirinya sendiri, atau bahkan orang-orang di sekitar Anda, segeralah menceritakan ancaman tersebut pada orang lain. Jika situasinya semakin berbahaya, jangan ragu menghubungi polisi.
    • Teguhlah pada pendirian. Apa pun reaksi pacar Anda, ingatlah bahwa ini adalah jalan terbaik untuk melepaskan diri Anda dari belenggu hubungan yang tidak sehat.
  4. Dukungan terbaik akan Anda dapatkan dari orang-orang terdekat seperti sahabat dan keluarga. Keberadaan mereka diperlukan untuk meyakinkan Anda bahwa keputusan ini adalah jalan yang terbaik. Mereka juga tidak akan segan-segan mengingatkan Anda mengenai perilaku buruk mantan pacar kapan pun Anda dihinggapi rasa bersalah.
    • Jalinlah kembali hubungan dengan pihak-pihak yang sempat Anda 'tinggalkan'; ini akan membantu Anda melanjutkan hidup pascahubungan yang tidak sehat.
  5. Melepaskan diri dari hubungan yang posesif merupakan tantangan tersendiri bagi Anda; di satu sisi Anda sudah muak, namun di sisi lain Anda takut kesepian. Ingat, rasa takut tersebut bukanlah alasan untuk bertahan di sisi orang yang terus-menerus mengontrol hidup Anda. Konselor atau terapis profesional dapat membantu menepis berbagai perasaan negatif yang kerap muncul, sekaligus membantu Anda menyikapi rasa sakit pascamengakhiri hubungan.
    • Menceritakan hubungan pada orang yang tepat dapat membantu meyakinkan Anda bahwa perilaku pacar Anda memang tidak bisa dibenarkan.
  6. Mengakhiri hubungan—apa pun alasannya—tidaklah mudah. Tidak perlu terburu-buru memulai hubungan yang baru; biarkan waktu menyembuhkan diri Anda. Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda lakukan sebelum memutuskan untuk beranjak ke hubungan yang baru:
    • Refleksikan pasang surut hubungan terakhir Anda. Sangat penting bagi Anda untuk memahami bahwa selalu ada pelangi sehabis hujan; waktu yang Anda habiskan pada hubungan tersebut tidak akan terbuang percuma. Sebaliknya, Anda telah diberi kesempatan untuk mempelajari pasangan seperti apa yang BURUK untuk Anda.
    • Belajarlah menangkap gejala-gejala sifat posesif dalam diri seseorang. Di kemudian hari, kemampuan semacam ini membantu Anda untuk tidak lagi terjebak dalam situasi serupa.
    • Ingatlah untuk selalu mencintai diri Anda sendiri. Hubungan Anda yang sebelumnya sukses menghancurkan harga diri, kepercayaan diri, bahkan kemampuan Anda untuk mencintai diri sendiri? Jangan khawatir, Anda selalu memiliki kesempatan untuk memperbaikinya. Kembalikan kepercayaan diri dan kebahagiaan Anda dengan menghabiskan waktu bersama sahabat, melakukan hal-hal baru, atau berkunjung ke tempat-tempat yang belum pernah Anda kunjungi sebelumnya.
    • Jalani hubungan selanjutnya dengan penuh kehati-hatian. Anda tentu tidak ingin mengulang pengalaman buruk di masa lampau, bukan? Oleh karena itu, belajarlah dari hubungan Anda yang sebelumnya. Manfaatkan pengalaman buruk Anda sebagai fondasi untuk membangun hubungan baru yang lebih kokoh, sehat, dan membahagiakan bersama orang yang tepat.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 22.349 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan