PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Membicarakan isu seksualitas memang tidak mudah, terutama bagi anak-anak, remaja, atau dewasa muda yang masih dikuasai rasa malu atau canggung. Namun faktanya, memiliki pemahaman yang benar dan sehat mengenai seksualitas sangatlah penting dalam proses bertumbuh dewasa. Untungnya, ada beberapa strategi yang bisa kamu terapkan untuk melawan rasa malu atau canggung kala menerima pendidikan seksual, serta menyikapi pendidikan seksual sebagai pengetahuan yang berharga dan menyenangkan.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Memahami Fungsi Pendidikan Seksual

PDF download Unduh PDF
  1. Malu dan canggung adalah respons yang umum dilontarkan oleh mereka yang sedang mencoba memahami seksualitas. Terkadang, orang-orang berpura-pura malu untuk menyembunyikan keingintahuan mereka, terutama karena mereka tidak ingin dipandang sebagai orang yang tertarik terhadap isu seksualitas. [1] Pahamilah bahwa tidak ada yang salah dengan merasa demikian!
    • Dalam banyak budaya (salah satunya Indonesia), seksualitas dikategorikan sebagai isu privat yang tabu untuk diperbincangkan. Namun jangan biarkan keterbatasan ini mencegahmu menanyakan hal-hal yang penting untuk diketahui.
    • Pakar dan pendidik kesehatan biasanya mengetahui cara mengubah isu sensitif menjadi isu yang menarik untuk didiskusikan. [2] Dalam kelas pendidikan seksual, topik-topik yang disampaikan selalu disesuaikan dengan usia kelas yang diajar. Secara bertahap, topik yang lebih berat akan disampaikan pada tahun-tahun berikutnya. [3]
  2. Pendidikan seksual bukan sekadar membahas hubungan seksual antara pria dan wanita. Pendidikan seksual juga mempelajari cara tubuh pria dan wanita bekerja, serta bagaimana cara yang tepat untuk merawat tubuhmu.
    • Sejauh ini, materi pendidikan seksual dinyatakan sudah masuk ke dalam kurikulum pembelajaran tahun 2013 di Indonesia, tepatnya dalam materi pendidikan kesehatan reproduksi [4] . Di Amerika sendiri, materi pendidikan seksual sudah diatur dalam kurikulum dan disampaikan melalui kelas-kelas khusus. Kelas-kelas tersebut mencakup topik-topik seperti pubertas, anatomi tubuh, kesehatan, harga diri, dan isu-isu sosial seperti tekanan teman sebaya dan kekerasan dalam hubungan berpacaran.
    • Kurikulum pendidikan seksual yang menyeluruh akan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti cara mengelola siklus menstruasi (untuk perempuan), cara menyikapi kenyataan bahwa kamu adalah seorang gay, cara melindungi diri dari penyakit dan infeksi menular seksual, cara menyikapi pesan bernada vulgar, cara menyikapi kondisimu sebagai satu-satunya perawan (atau bukan perawan) di kelompok pertemananmu, cara menyikapi pacar yang manipulatif atau posesif, dan lain sebagainya. [5]
    • Kamu mungkin merasa bahwa sebagian topik tidak relevan untukmu. Misalnya, kamu mungkin sudah melewati masa pubertas tanpa mengalami masalah dan berkomitmen untuk tetap menjaga keperawanan sampai menikah. Jika itu yang terjadi, kamu mungkin akan merasa sedang membuang-buang waktumu di kelas. Tunggu dulu! Siapa tahu kelasmu akan membahas topik lain yang tanpa kamu sadari, masih perlu kamu pelajari.
  3. Terlepas dari opinimu mengenai isu-isu kontroversial seperti proses reproduksi, homoseksual dan heteroseksual, penyakit menular seksual, dan kehamilan, kamu tetaplah makhluk seksual. Sangat penting bagimu untuk mempelajari ini sebagai bagian dari proses bertumbuh dewasa sebagai individu yang sehat.
    • Sekalipun kamu mengidentifikasi diri sebagai makhluk aseksual (tidak memiliki ketertarikan terhadap seks) [6] , kamu tetap tidak bisa menutup diri dari tindakan-tindakan seksual yang dilakukan orang lain terhadapmu. Oleh karena itu, kamu tetap harus mempelajari cara merespons yang tepat di dunia yang menganggap seksualitas sebagai sesuatu yang penting.
    • Di SMA, materi terkait kesehatan dikenal sebagai materi yang mudah selama kamu rajin mengikuti kuis, mengerjakan proyek, dan menyelesaikan tugas. Secara umum, materi tersebut dianggap kurang menantang jika dibandingkan dengan materi-materi utama seperti matematika, sains, sejarah, bahasa, atau literatur.
    • Mempelajari seksualitas juga bisa menyenangkan, lho!
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Mendapatkan Informasi

PDF download Unduh PDF
  1. Untuk mempelajari detail terkait seksualitas, kamu selalu boleh menunggu sampai keingintahuan dan kesiapanmu muncul.
    • Kamu boleh berkata, “Sepertinya aku belum siap menerima informasi tersebut”, ketika sedang berbicara mengenai pendidikan seksual. Ingat, akan ada banyak hal yang perlu kamu serap dan proses. Menunggu sampai kamu benar-benar siap justru akan menunjukkan kedewasaanmu.
  2. Meskipun kamu pasti akan merasa sangat canggung, namun yakinlah bahwa orang tua adalah orang-orang yang menyayangimu, menerimamu apa adanya, dan selalu mau membantumu. Duduklah bersama mereka dan tanyakan berbagai isu mengenai seksualitas, tubuhmu, atau hubunganmu dengan lawan jenis – apa pun yang sedang ingin kamu ketahui. [7]
    • Jangan menghentikan diskusi sampai di situ. Membicarakan seksualitas sebaiknya menjadi percakapan yang terus berkesinambungan.
    • Manfaatkan kesempatan untuk melontarkan pertanyaan secara natural. Diskusi mengenai seksualitas tidak perlu dipaksakan. Akan lebih mudah jika kamu membuka topik diskusi berdasarkan apa yang kamu tonton di film atau berita bersama mereka. Misalnya, ketika kamu melihat film yang karakter utamanya adalah seseorang homoseksual, cobalah bertanya, “Homoseksual itu apa sih, Bu?”.
    • Sadarilah bahwa mereka mungkin sudah mengantisipasi pertanyaan semacam itu dan sudah merencanakan respons yang tepat. Meski demikian, pertanyaanmu tetap saja bisa mengejutkan mereka sehingga mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk memberikan respons yang akurat namun tidak berlebihan. Pahamilah bahwa mereka juga bisa merasa malu atau canggung!
  3. Mungkin ibumu bukan orang yang tepat untuk diajak bicara mengenai kondom. Mungkin ada kalanya kamu perlu bertanya kepada kerabat lain yang tepercaya, seperti kakak laki-laki, tante, kakak sepupu, atau sahabat orang tuamu. Cukup pastikan orang tersebut sudah cukup dewasa dan cocok untuk diajak bicara. [8]
    • Jaga pembicaraan agar tetap santai. Membicarakan seksualitas tidak harus menjadi masalah yang besar. Cukup katakan, “Aku ingin menanyakan sesuatu, Tante punya waktu akhir pekan ini?". Kalau kamu mau memberi tahukan alasanmu sebelumnya (misalnya karena kamu mendengar temanmu mengatakan – atau melihat – sesuatu di internet), mereka juga akan memiliki pemahaman yang lebih jelas sehingga mampu menjelaskan dengan lebih menyeluruh.
    • Sama dengan orang tuamu, terkadang orang tua lain juga enggan membicarakan topik semacam ini dengan anak-anak atau remaja, terutama karena mereka takut memberikan informasi yang salah atau memberikan informasi sebelum waktunya. Jika mereka merasa malu atau terkejut dengan pertanyaanmu, berikan mereka waktu untuk memikirkan respons yang tepat dan tidak perlu mengkhawatirkannya. [9]
  4. Sejauh kamu pandai menyortir laman yang kamu buka, internet adalah tempat yang tepat untuk mencari berbagai topik yang ingin kamu pelajari.
    • Berhati-hatilah dalam memasukkan kata kunci terkait anatomi atau seksualitas. Kamu bisa saja dihadapkan dengan hasil pencarian yang terlalu vulgar dan tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Alih-alih, buka laman tepercaya seperti Wikipedia, WebMD, atau American Sexual Health Association, lalu masukkan kata kunci terkait topik yang ingin kamu pelajari di sana. Misalnya, Wikipedia akan menunjukkan gambar tubuh manusia (baik laki-laki maupun perempuan) dan menjelaskan istilah-istilah yang membingungkan.
    • Pastikan orang tuamu mengetahui apa yang kamu telusuri . Ingat, kamu harus selalu bersikap jujur dan terbuka kepada mereka; beri tahukan apa yang ingin kamu ketahui dan mengapa kamu ingin mengetahuinya. Ini perlu kamu lakukan agar tidak merasa malu atau terkena masalah setelahnya.
  5. Pendidikan seksual tersedia (meski terkadang bersifat tidak wajib) di banyak sekolah. Memiliki tenaga ahli yang bersedia menjawab pertanyaanmu sangatlah membantu, terutama jika kamu dikelilingi oleh remaja-remaja seusiamu dan tidak sedang diawasi orang tuamu.
    • Kalau kamu tidak menerima kelas pendidikan seksual, mintalah bantuan perawat atau konselor sekolah untuk memberikan informasi yang kamu butuhkan. [10] Untuk dewasa muda, terkadang perawat sekolah dapat membantu menjawab pertanyaan tertentu secara empat mata.
  6. Mereka adalah tenaga ahli yang sudah terlatih dan berkewajiban menjaga privasimu. Tidak perlu merasa malu, toh menghadapi tubuh manusia memang sudah menjadi pekerjaan mereka. Percayalah, tidak ada pernyataan atau pertanyaanmu yang akan mengejutkan mereka.
    • Kamu bisa terlebih dahulu menyiapkan pertanyaan sebelum melakukan pertemuan rutin, atau membuat janji khusus dengan doktermu jika kamu membutuhkan jawaban secepatnya. Ketik atau tuliskan apa saja yang ingin kamu tanyakan. Jika kamu terlalu malu untuk menanyakannya sendiri, berikan daftar pertanyaan tersebut kepada perawat dan mintalah bantuan mereka untuk memberikannya kepada dokter. Dengan cara ini, dokter dapat terlebih dahulu menyiapkan jawaban atas pertanyaanmu sebelum menemuimu.
  7. Sadarilah bahwa pendidikan seksual adalah proses panjang untuk mengumpulkan informasi baru mengenai hubungan, keintiman, dan tubuh manusia. Seiring bertambahnya waktu, kamu juga akan belajar lebih banyak mengenai cara untuk menjadi sosok yang lebih sehat dan percaya diri. Selain itu, kebutuhanmu untuk mendapatkan informasi juga akan terus bertambah [11]
    • Sebagai remaja, kamu mungkin memiliki berbagai pertanyaan mengenai cara menghadapi pubertas. Kamu mungkin juga memiliki masalah terkait identitas seksualmu. Sebagai orang dewasa, kamu mungkin akan merasa sulit hamil, dan lain sebagainya. Kamu tidak akan pernah mengetahui segalanya, berapa pun usiamu. Jadi ada baiknya kamu mulai belajar dari sekarang.
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menyikapi Rasa Malu dan Kelebihan Informasi

PDF download Unduh PDF
  1. Terkadang, rasa malu memang tak terhindarkan, jadi satu-satunya yang bisa kamu lakukan adalah berpura-pura tidak malu. Dengan waktu dan latihan yang mumpuni, kepura-puraan juga bisa bertransformasi menjadi kebiasaan nyata, lho!
    • Kamu juga bisa menggunakan humor untuk mengatasi rasa malu dan menceriakan suasana. Ini adalah strategi umum remaja yang baru saja belajar mengenai seksualitas; mereka bahkan bisa cekikikan hanya ketika mendengar kata “penis”! Faktanya, tawa adalah insting alami manusia untuk mengalihkan perhatian dari rasa malu yang mereka rasakan. Jadi, jangan takut tertawa untuk melepaskan ketegangan yang kamu rasakan. [12]
    • Rasa malu cenderung muncul ketika kamu merasa seakan-akan semua orang sedang melihat dan menghakimimu. [13] Namun pahami ini, ketika remaja mempelajari seksualitas, mereka pasti akan merasa malu dan canggung. Tidak ada yang sibuk menghakimimu; faktanya, mereka semua justru sibuk merasa canggung seperti kamu!
  2. Ketika sedang menerima pendidikan seksual, ada kalanya kamu tidak sepakat dengan apa yang dikatakan oleh gurumu. Ingat, memiliki pendapat yang berbeda bukanlah suatu kejahatan!
    • Kalau menurutmu kata-kata gurumu terdengar berbahaya atau diskriminatif, segeralah ceritakan kepada orang tuamu. Merekalah yang akan menentukan apakah situasinya perlu disampaikan kepada otoritas sekolah atau tidak.
    • Selain itu, kamu selalu boleh mengangkat tangan dan menyampaikan opini atau ketidaksetujuanmu dengan sopan. Sadarilah bahwa kamu hampir tidak mungkin bisa mengubah sudut pandang gurumu, namun setidaknya teman-temanmu tahu bahwa ada kemungkinan lain yang bisa memperkaya perspektif mereka.
  3. Menerima luapan informasi yang tidak ada habisnya bisa membuatmu muak, cemas, bingung, bahkan takut. Terkadang, respons semacam ini muncul karena kamu sudah mendengar cukup banyak untuk merasa khawatir, namun belum belajar cukup banyak untuk memahami informasinya secara menyeluruh. Kalau kamu merasa bingung, cemas, atau terganggu dengan sesuatu yang baru saja kamu dengar, berbicaralah kepada seseorang yang tepercaya dan bisa membantu meyakinkanmu.
    • Pertimbangkan untuk berbicara kepada orang tuamu atau orang dewasa lainnya; ceritakan apa yang kamu dengar atau alami; ceritakan pula mengapa itu mengganggumu. [14]
    • Jika kamu mengalami kecemasan berkepanjangan setelah mendengar atau membicarakan sebuah isu seksual, pertimbangkan untuk menemui psikolog atau konselor ahli. Mulailah dengan menceritakan masalahmu kepada orang tua, dokter, atau guru BK. Setelah itu, mintalah mereka merekomendasikan psikolog atau konselor ahli yang tepercaya [15]

Tips

  • Ingat, kita semua adalah manusia normal yang memiliki organ reproduksi. Di satu sisi, membicarakan seksualitas memang terasa memalukan. Namun di sisi lain, itu adalah situasi yang cepat atau lambat, pasti akan dihadapi oleh semua orang yang sedang beranjak dewasa.
  • Pornografi bukan bagian dari pendidikan seksual, terutama karena pornografi hampir sepenuhnya berisi fantasi, bukan informasi yang produktif.
  • Jangan mendiskusikan topik yang tidak ingin kamu diskusikan. Kalau kamu merasa tidak merasa nyaman, kemungkinan besar kamu memang belum siap membicarakannya.
  • Sebisa mungkin, jangan mencari informasi terkait seksualitas dari teman-teman sebaya. Berbicara dengan teman sebaya memang lebih membuatmu nyaman. Namun biasanya, informasi yang mereka ketahui tidak jauh berbeda dengan yang sudah kamu ketahui. Bertanyalah kepada seseorang yang lebih berpengetahuan agar kamu mendapatkan informasi yang lebih kaya dan akurat.
  • Orang-orang berusia dewasa muda sering berbohong mengenai pengalaman dan petualangan seksualnya. Biasanya ini mereka lakukan agar terlihat lebih dewasa atau berpengalaman daripada kamu.

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 3.525 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?