Tidak ada seorang pun yang bisa menyangkal bahwa penolakan adalah hal yang menyakitkan. Namun, luka akibat penolakan dari sosok yang seharusnya menerimamu terasa lebih menyakitkan. Saat orang tuamu menolakmu, kamu mungkin merasa minder dan marah, dan kemunculan emosi tersebut adalah hal yang wajar. Pelajari cara menghadapi emosi menyakitkan ini dengan menunjukkan reaksi yang sehat dan berusaha menangkal dampak negatif dari penolakan orang tua. Kamu juga bisa menghubungi orang-orang lain di sekitar untuk mendapatkan semangat dan dukungan.
Langkah
-
Ungkapkan kekecewaanmu kepada orang tua. Saat orang tuamu menolakmu, ada kemungkinan kamu tidak mendapatkan kesempatan untuk menceritakan situasi dari sudut pandangmu. Jika memang demikian, cari cara mengungkapkan perasaanmu kepada orang tua. Kamu bisa mengajak mereka bertemu secara langsung, menghubungi mereka, atau menulis surat atau surel.
- Katakan betapa kecewa dan terlukanya kamu dengan penolakannya sedetail mungkin. Jika mereka mau mendengarkanmu, kamu bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk berbagi cerita. Sebagai contoh, jika mereka menolakmu karena perbedaan agam, jelaskan alasanmu memilih agama yang kamu anut saat ini.
- Caramu mengungkapkan perasaanmu bergantung pada hubunganmu dengan orang tuamu. Jika hubunganmu dengan orang tua sejak awal memang dingin, mungkin lebih baik kamu menulis surat atau surel untuk mereka. [1] X Teliti sumber
-
Bersedihlah. Ditolak oleh orang tua memang menyakitkan. Berpura-pura tidak terluka hanya akan menunda pemulihanmu. Biarkan dirimu merasakan emosi yang datang. Kamu mungkin perlu menangis, menulis jurnal, mendengarkan musik, atau menonton film yang cocok dengan emosi yang kamu rasakan.
- Jika kamu tidak ingin menghabiskan terlalu banyak waktu untuk bersedih, tentukan tenggat waktu. Sebagai contoh, kamu bisa mengatakan, “Dalam seminggu, aku akan mencoba bangkit dari kesedihan ini.”
- Hanya karena kamu menetapkan tenggat waktu, tidak berarti kamu harus sudah memproses semua duka yang dialami. Tenggat waktu yang ditetapkan hanyalah “media” untuk mendorongmu kembali menjalani kehidupan, terlepas dari rasa sakit yang ada.
-
Bicaralah kepada seseorang yang bisa dipercaya. Mintalah seseorang yang peduli kepadamu untuk mendengarkan ceritamu. Mungkin kamu bisa bercerita kepada teman, saudara, guru, atau orang tua yang lain. Ceritakan perasaanmu kepadanya. [2] X Teliti sumber
- Jika kamu tidak mengetahui cara mengangkat topik yang kamu ingin bahas, kamu bisa mengawalinya dengan mengatakan, misalnya, “Hai, Randi. Bisakah kita mengobrol? Aku merasa ditolak oleh ayahku dan kurasa mungkin kamu bisa memahami kondisiku.”
-
Cari tahu apakah kamu bisa tinggal bersama keluarga yang lain. Jika kamu saat ini tinggal bersama orang tua yang menolakmu, tinggal bersamanya (jika orang tuamu tidak tinggal bersama) atau mereka hanya akan memperburuk situasi. Orang tuamu bisa saja memperlakukanmu dengan tidak adil atau benar-benar mengabaikanmu. Bicaralah kepada orang tuamu yang lain, kerabat, atau teman dan cari tahu apakah mereka mau dan bisa menampungmu untuk sementara. [3] X Teliti sumber
- Jika kamu mengalami kekerasan, kamu bisa mencari tempat penampungan remaja dan orang dewasa yang membutuhkan tempat tinggal sementara di kotamu.
- Jika kamu sudah dewasa, kamu bisa menjauh dari orang tuamu dengan pindah ke kota lain (atau kota yang lebih jauh dari kota asalmu).
- Keluarga pilihanmu, siapa pun itu, mungkin bisa memberimu kesempatan untuk membangun kehidupan baru yang lebih bahagia, sehat, dan stabil secara emosional.
- Hindari situasi atau keluarga dengan cinta yang bersyarat, terbatas, atau berlandaskan pada prasangka negatif.
Iklan
-
Cari pelampiasan kemarahan. Anak-anak dan orang dewasa yang ditolak oleh orang tuanya mungkin harus menghadapi masalah dengan kemarahan dan agresi. Lawan dampak negatif seperti ini dengan mencari cara positif mengelola kemarahanmu. [4] X Teliti sumber
- Kamu bisa menjalani aktivitas fisik baru seperti berlari atau tinju. Kamu juga bisa mengekspresikan kemarahanmu melalui kegiatan kreatif seperti menari, melukis, atau menulis. [5] X Teliti sumber
-
Terima kisah hidupmu. Penolakan bisa membuatmu mempertanyakan diri sendiri dan keputusanmu. Kamu juga mungkin merasa malu. Berusahalah melawan perasaan seperti itu dengan menerima kisah hidup dan pengalamanmu. Jangan merasa bahwa kamu perlu bersembunyi atau menjadi sosok yang berbeda hanya karena penolakan yang kamu alami.
- Awali dengan menulis narasi. Tulis semua kejadian yang memicu penolakan tersebut secara terperinci dan dampak penolakan tersebut terhadapmu. Coba sertakan pikiran dan perasaan yang berkaitan dengan penolakan tersebut. Tulis narasi dari sudut pandangmu, dan bukan sudut pandang orang tuamu. [6] X Teliti sumber
- Setelah menulis cerita, bagikan kisahmu dengan orang lain. Awali dengan membagikannya kepada sahabatmu, guru kesayangan, atau konselor sekolah. Jika kamu sudah dewasa, bagikan ceritamu dengan pasangan atau sahabat karib. [7] X Teliti sumber
-
Ulangi penguatan penuh kasih kepada diri sendiri. Kamu mungkin menjalin banyak hubungan dalam hidupmu, tetapi hubungan paling konstan yang kamu jalani adalah hubungan dengan diri sendiri. Oleh karena itu, cinta kepada diri sendiri merupakan alat yang ampuh untuk menghadapi penolakan.
- Coba ulangi penguatan-penguatan seperti ini setiap hari, seperti “Aku merasa tenang dengan semua yang telah dan akan terjadi karena semuanya akan baik-baik saja.” [8] X Teliti sumber
- Saat mengulangi afirmasi yang mencerminkan cinta kepada diri sendiri, kamu mungkin merasa kikuk atau canggung pada awalnya. Namun, seiring berjalannya waktu, kamu bisa mengungkapkannya secara lebih lantang dan percaya diri. Kamu pun bahkan bisa memercayai afirmasi tersebut.
-
Jangan bertanggung jawab atas penolakan yang kamu alami. Setelah ditolak oleh orang tua, kamu mungkin merasa sangat minder dalam hubungan dan kehidupanmu secara umum. Salah satu cara melawan rasa minder tersebut adalah dengan mendorong optimisme dan belajar melihat situasi dari sudut pandang yang lebih positif.
- Salah satu trik untuk mengembangkan optimisme adalah menyadari bahwa kamu tidak selalu bertanggung jawab atas semua hal yang terjadi. [9] X Teliti sumber
- Berusahalah untuk mengingatkan diri sendiri bahwa penolakan atau prasangka yang kamu terima merupakan masalah atau berkaitan dengan orang yang menolakmu. Jika orang tuamu selalu mengkritikmu atau menolakmu, hentikan upayamu mendapatkan penerimaan mereka. Biarkan mereka menghubungi atau datang kepadamu terlebih dahulu jika mereka memang ingin membangun hubungan denganmu di masa mendatang.
- Sebagai contoh, kamu tidak bisa mengendalikan tindakan orang tuamu; kamu hanya bisa mengendalikan perilakumu sendiri. Dengan kata lain, jangan menyalahkan diri atas perlakuan mereka. Tugas orang tuamu adalah mencintai dan menerimamu. Jika mereka tidak menjalankan tugasnya, itu bukan kesalahanmu. [10] X Teliti sumber
KIAT PAKARPsikolog KlinisJohn Lundin, Psy. D. adalah psikolog klinis dengan 20 tahun pengalaman menangani masalah kesehatan mental. Dr. Lundin mengambil spesialisasi kecemasan dan masalah suasana hati untuk pasien dari berbagai usia. Dia meraih gelar Doktor dalam Psikologi Klinis dari Wright Institute dan saat ini berpraktik di San Francisco dan Oakland di Area Teluk California.Pahami bahwa penolakan yang dialami disebabkan oleh orang tuamu, dan bukan kamu. Meskipun menghadapi penolakan membutuhkan usaha, penting bagimu untuk mengingat bahwa penolakan tersebut tidak disebabkan oleh kesalahanmu dan tidak mencerminkan kegagalanmu sebagai manusia.
-
Bangun cara sehat terhubung dengan orang lain. Rasa minder dan khawatir yang muncul setelah penolakan dari orang tua bisa memengaruhi caramu terhubung dengan teman-teman, keluarga lain, dan calon pasangan. Kamu mungkin terdorong untuk menyendiri atau menjauhkan orang lain karena takut ditinggalkan atau ditolak lagi. [11] X Teliti sumber
- Pertama, jangan bergantung kepada orang lain saat membangun harga diri . Kamu selalu berharga, terlepas dari apakah orang lain mengakuinya atau tidak (atau menyukaimu atau tidak). Dengan mengingat hal ini, kamu bisa bercermin pada hubunganmu secara positif.
- Kedua, jalani hubungan secara perlahan. Berikan waktu bagi hubungan untuk berkembang secara alami dan jangan membuat anggapan apa pun atau mencoba mengubah hubunganmu menjadi hubungan yang tidak seharusnya. Amati hubunganmu dengan orang lain dan hentikan perilaku bergantung secara berlebihan saat tanda-tandanya mulai terlihat. [12] X Teliti sumber
Iklan
-
Bangun komunitas dengan orang-orang yang mengalami masalah yang sama. Salah satu cara terbaik menghadapi penolakan adalah membangun komunitas. Kenali orang-orang yang memiliki minat, nilai, dan kepercayaan yang sama, dan bangun hubungan dengan mereka. Saat kamu mampu melakukannya, kamu akan merasa lebih percaya diri dengan diri sendiri dan kisah hidupmu.
- Terhubunglah dengan orang lain dengan bergabung dalam klub atau organisasi di masyarakat sekitar dan internet.
-
Hubungi anggota keluarga yang lain. Hanya karena satu orang di keluargamu menolakmu, tidak berarti semua orang akan ikut menolakmu. Hubungi orang tuamu yang lain (kecuali jika kedua orang tuamu menolakmu), saudara kandung, bibi, paman, dan kakek atau nenek. Jika mereka mau mendukungmu, berikan mereka kesempatan untuk memberimu dukungan. [13] X Teliti sumber
-
Bergabunglah dengan grup dukungan. Meskipun sulit dipercaya, ada banyak orang yang mengalami apa yang kamu alami. Cari grup dukungan di internet atau kotamu yang bisa menghubungkanmu dengan mereka. Kamu bisa menemukan sistem dukungan baru dan pelampiasan dengan bertemu mereka yang juga mengalami apa yang kamu alami.
- Sebagai contoh, jika orang tuamu menolakmu karena orientasi seksualmu, kamu bisa mencari grup dukungan bagi para remaja yang baru saja mengungkapkan seksualitasnya . [14] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber
-
Temui terapis. Ada beragam dampak negatif yang muncul aktibat penolakan orang tua, seperti kemarahan, rasa minder , dan depresi. Dalam beberapa minggu, bulan, atau tahun berikutnya, kamu mungkin membutuhkan bantuan dalam menghadapi dan menerima penolakan tersebut, serta merangkul kisah hidupmu. Terapis kesehatan mental profesional bisa membantumu melewati fase tersebut. [15] X Teliti sumber
- Mintalah rekomendasi terapis di kotamu dari dokter keluarga atau anggota grup dukungan yang kamu ikuti.
- Jika kamu masih bersekolah, kamu juga bisa berbicara kepada konselor sekolah.
KIAT PAKARPsikolog KlinisJohn Lundin, Psy. D. adalah psikolog klinis dengan 20 tahun pengalaman menangani masalah kesehatan mental. Dr. Lundin mengambil spesialisasi kecemasan dan masalah suasana hati untuk pasien dari berbagai usia. Dia meraih gelar Doktor dalam Psikologi Klinis dari Wright Institute dan saat ini berpraktik di San Francisco dan Oakland di Area Teluk California.Jika kamu masih di bawah umur dan merasa tidak berharga atau percaya diri, atau mengalami dampak lain akibat penolakan orang tuamu, penting bagimu untuk mencari bantuan psikoterapis berkualifikasi yang secara khusus menangani anak-anak dan remaja. Namun, kamu mungkin membutuhkan izin setidaknya salah satu orang tua untuk mendapatkan perawatan dari terapis, tergantung pada hukum yang berlaku di area tempat tinggalmu. Jika tidak memungkinkan, bicaralah kepada konselor atau mentor di sekolahmu dan cari tahu kelompok atau pihak lain yang mereka dapat rekomendasikan untukmu.
Iklan
Referensi
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/mindful-anger/201405/the-five-steps-mindfully-releasing-anger
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/2014/03/13/rejection-coping-methods-research_n_4919538.html
- ↑ https://www.washingtonpost.com/posteverything/wp/2015/04/14/a-scientific-look-at-the-damage-parents-do-when-they-bully-their-gay-kids/?utm_term=.c843f3e51059
- ↑ http://www.spring.org.uk/2016/10/rejection-parent-personality.php
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/mindful-anger/201405/the-five-steps-mindfully-releasing-anger
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/tech-support/201401/unloved-daughters-7-strategies-dealing-the-wounds
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/mindful-anger/201405/the-five-steps-mindfully-releasing-anger
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/dr-carmen-harra/8-incredible-affirmations-for-self-love_b_7678506.html
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/fulfillment-any-age/201612/the-key-overcoming-insecurity
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/dr-carmen-harra/dealing-with-rejection_b_3705663.html
- ↑ https://www.sciencedaily.com/releases/2012/06/120612101338.htm
- ↑ https://tinybuddha.com/blog/how-to-overcome-insecurity-and-change-your-negative-relationship-patterns/
- ↑ https://psychcentral.com/lib/rejecting-childhood-rejection/
- ↑ https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26788675
- ↑ http://standalone.org.uk/guides/adultchildren/