Unduh PDF Unduh PDF

Memiliki teman yang sangat Anda sayangi tetapi sayangnya, juga berteman dengan musuh Anda? Meski terdengar tidak masuk akal, faktanya teman Anda pun memiliki hak untuk berteman baik dengan musuh Anda, lho ! Yang terpenting, jangan menjauhkan diri dari lingkaran pertemanan mereka agar Anda tidak berakhir kehilangan teman tersayang. Yuk, baca artikel ini untuk menyikapi berbagai situasi yang menyulitkan dan berhubungan dengan isu tersebut!

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Menghabiskan Waktu dengan Teman Anda

Unduh PDF
  1. Meski sulit, jangan ragu menyampaikan perasaan Anda terkait hubungannya dengan orang yang tidak Anda sukai dengan jujur. Dengan melakukannya, teman Anda akan terbantu untuk memahami perspektif Anda dan lebih berempati ketika Anda berdua sedang berada di dekat orang tersebut.
    • Lakukan percakapan dengan sopan dan menyenangkan. “Aku tahu situasi ini nggak menyenangkan buatmu, karena aku pun merasa begitu. Aku cuma kepingin jujur dan terbuka sama kamu, kok.” [1]
    • Sampaikan perasaan Anda mengenai orang tersebut dengan sopan. “Aku memang kurang suka sama Sarah, sepertinya kami nggak pernah bisa akur.”
    • Jelaskan alasan ketidakcocokan Anda dengan orang tersebut. Jika ada peristiwa kurang menyenangkan yang pernah terjadi di antara Anda berdua, biarkan teman Anda mengetahuinya. “Sepertinya ini semua berawal dari liburan kemarin, deh , waktu aku, Sarah, dan Emily...”
  2. Berfokuslah pada masa kini, terutama pada momen-momen yang Anda habiskan dengan teman tersayang. Teknik “ mindfulness ” juga ampuh membantu Anda untuk lebih berfokus pada masa kini dan berhenti memikirkan orang tersebut, lho ! [2]
    • Kembalilah menjejak bumi: Ketika mendapati diri sedang memikirkan orang tersebut atau merasa gelisah dan iri kepadanya, cobalah berpikir atau berkata, “Kembali.” Kemudian, tarik napas dan fokuskan kembali pikiran Anda kepada situasi yang sedang terjadi.
    • Jadilah pendengar yang aktif: Tatap mata teman Anda dan dengarkan kata-katanya. Perhatikan baik-baik nada suara mereka, cara mereka tertawa, atau bagaimana wajah mereka berubah ketika sedang berbicara. Alhasil, Anda pun dapat merasa lebih terhubung dengan mereka dan berfokus pada masa kini. [3]
    • Berbicara dengan penuh empati: Sadari pengaruh ucapan Anda kepada orang lain. Bayangkan bagaimana rasanya jika mendengar pernyataan tersebut dari mulut orang lain. Kemudian, refleksikan apakah Anda sudah benar-benar jujur dalam berkomunikasi. [4]
  3. Kepada teman Anda, sampaikan perasaan Anda terkait hubungan pertemanan Anda berdua, pun terkait orang yang menyebalkan tersebut. Semakin besar kejujuran Anda kepadanya, semakin besar pula kemungkinannya untuk berkata jujur kepada Anda. Ingat, mengutarakan perasaan dengan jujur adalah hal yang sangat esensial! [5] Jika ingin, ucapkan hal-hal berikut ini:
    • ”Bukannya kepingin membesar-besarkan masalah, tapi pertemanan kita sangat penting buatku.”
    • ”Aku khawatir perasaanku ke Sarah akan merusak hubungan kita.”
    • ”Aku nggak kepingin mendikte soal orang yang pantas jadi temanmu, kok. Aku cuma nggak mau ketidakcocokanku dengan Sarah mengganggu pertemanan kita.”
  4. Empati artinya berusaha memahami dan menyelami perasaan orang lain dari perspektif mereka. [6] Cobalah menajamkan empati untuk memahami bahwa situasi yang terjadi mungkin terasa sangat menyulitkan bagi teman Anda. Ingat, dia sedang terjebak di antara dua orang yang tidak akur, tetapi ingin berteman dengan keduanya, lho !
    • Latih empati dengan memberi tanggapan yang mengesahkan, simpatik, peduli, dan suportif. “Aku turut sedih. Pasti menyebalkan ya, berada di tengah situasi seperti ini. Ada yang bisa kubantu, nggak ?" [7]
    • Hindari tanggapan yang bernada tidak sabar, mengabaikan emosinya, egois, acuh, tidak suportif, dan/atau menuntut, seperti “ Nggak usah berlebihan, deh . Kamu nggak seharusnya merasa begitu, kok. Ini yang sebaiknya kamu lakukan.” [8]
  5. Pembingkaian positif adalah teknik untuk menempatkan sebuah peristiwa yang negatif dalam perspektif yang baru dan lebih positif. Meski tidak akan mengubah situasi yang telanjur terjadi, setidaknya melakukannya dapat mengubah perasaan Anda terhadapnya. [9]
    • Manfaatkan kesempatan ini untuk belajar dengan bertanya, “Apa yang bisa aku pelajari dari situasi ini? Apa yang bisa membantuku untuk bertumbuh?”
    • Tantang asumsi atau keyakinan yang negatif seperti, "Mereka bergaul karena temanku lebih menyukainya.”
    • Gunakan diksi yang berbeda. Ubah anggapan “Aku sangat membencinya” menjadi “Aku bukan teman baiknya” atau “Mungkin dia juga sedang mengalami masalah saat ini.” [10]
  6. Jika memungkinkan, jangan membicarakan orang tersebut tanpa sepengetahuannya atau menggosipkannya. [11] Percayalah, sikap tersebut sangat tidak dewasa, keji, dan akan membuat Anda terlihat seperti orang jahat. Lagi pula, kebiasaan bergosip dapat berakibat buruk bagi Anda, teman Anda, pun kelompok pertemanan Anda berdua. [12]
    • Gosip dapat berwujud pengasingan atau perisakan.
    • Tindakan tersebut dapat merusak kepercayaan teman yang Anda sayangi.
    • Tindakan tersebut juga dapat mendorong orang lain untuk menggosipkan Anda.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Mengatasi Situasi yang Melibatkan Anda Bertiga

Unduh PDF
  1. Menjadi temannya mungkin terasa berlebihan, tetapi faktanya Anda mungkin harus sering berurusan dengannya karena kalian memiliki teman yang sama. Bahkan, Anda mungkin harus sesekali bepergian dengannya baik dalam lingkup yang kecil maupun besar. Oleh karena itu, cobalah menjaga jarak, tetapi tetaplah menunjukkan sikap yang ramah. Jangan sampai teman Anda merasa tidak nyaman!
    • Misalnya, ketika Anda bertiga sedang bepergian bersama, cobalah meminimalkan frekuensi percakapan, tetapi tetaplah melakukannya dengan sopan. Pilih topik obrolan yang ringan!
    • Jika orang tersebut juga tidak menyukai Anda, kemungkinan besar dia tidak akan menunjukkan sikap yang ramah. Biarkan dia melakukannya! Toh, usaha Anda untuk tetap bersikap baik akan dilihat dan dihargai oleh teman Anda.
  2. Jika teman Anda menelepon untuk bertanya, “Eh, aku dan Sarah mau nonton di bioskop, nih . Mau ikut?” paksa diri Anda untuk memenuhi ajakannya. Meski mungkin terasa tidak nyaman, toh Anda juga tidak bisa memprediksi situasi yang akan terjadi setelahnya, bukan? Mungkin, Anda justru bisa memperbaiki hubungan yang ada dengan menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya!
    • Pada kesempatan tersebut, Anda mungkin bisa mempelajari banyak hal baru mengenai orang tersebut. Alhasil, Anda pun bisa terbantu untuk memahami alasan di balik perilakunya.
    • Anda juga berkesempatan untuk melihat perbedaan sikapnya di depan Anda dan di depan orang lain.
    • Bahkan, Anda mungkin akan menyadari bahwa menghabiskan waktu dengannya ternyata tidak seburuk itu.
  3. Sebesar apa pun godaan untuk mengubah mentalitas menjadi “kami” versus “mereka”, jangan melakukannya! [13] Hati-hati, pola pikir tersebut berbahaya karena Anda akan selalu merasa berkompetisi dengan orang tersebut, dan menyesuaikan tindakan dengan pola pikir tersebut. Alih-alih, berpikirlah dengan lebih bijaksana dan hindari keinginan untuk berebut kekuasaan dengan mereka.
    • Ingat, orang tersebut mungkin saja sedang memancing Anda untuk berdebat atau berkompetisi dengannya.
    • Temukan “musuh” eksternal, yaitu objek yang Anda bertiga benci. Jika Anda bertiga masih bersekolah, “musuh” tersebut bisa berupa guru atau tugas sekolah. Atau, Anda juga bisa memilih musuh bersama berupa selebritas atau serial televisi.
    • Ingat kembali tujuan Anda untuk mempertahankan pertemanan dengan teman tersayang. Berdebat di depan teman Anda hanya akan menggagalkan tujuan tersebut, bukan?
  4. Meskipun merasa membencinya, tetaplah berusaha menemukan sesuatu yang Anda sukai darinya. Percayalah, bertahan dalam kenegatifan hanya akan memperburuk hubungan Anda bertiga. Oleh karena itu, cobalah menanggulanginya dengan lebih berfokus pada kualitas dirinya yang positif.
    • Pikirkan kesamaan yang Anda berdua miliki. Apakah Anda berdua memiliki kesukaan yang sama?
    • Berfokuslah pada kualitas terbaiknya, dan mulailah dari sana.
    • Beraktivitaslah bersamanya dan temukan kesamaan Anda berdua.
  5. Harus menghabiskan waktu bersamanya? Meski tidak bisa menganggapnya teman, setidaknya tetaplah bersikap sopan. Jika sikap Anda buruk, teman Anda mungkin akan menyadari keengganannya untuk bergaul dengan Anda maupun orang tersebut. Jika hanya Anda yang bersikap buruk, dia pun mungkin akan lebih memilih untuk berteman dengan orang tersebut. Itulah mengapa, menjaga kesopanan sangatlah penting! [14]
    • Ucapkan “halo” ketika bertemu dengan orang tersebut alih-alih mengabaikannya.
    • Tatap matanya saat dia berbicara.
    • Selalu ucapkan “terima kasih” dan “sama-sama.”
  6. Bersikap sopan memang perlu, tetapi pastikan Anda tidak berakhir direndahkan olehnya. Oleh karena itu, bela diri Anda dan kepentingan Anda, tetapi jangan melakukannya dengan cara yang sama buruknya atau membalas perbuatannya. [15] Ingat, kebutuhan Anda juga penting. [16]
    • Jika orang tersebut mulai menghina Anda, cobalah mengabaikannya atau memintanya berhenti. Dengan memberikan tanggapan yang dewasa, teman Anda akan melihat bahwa Anda adalah sosok yang jauh lebih besar dan patut dihormati daripada orang tersebut.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Beraktivitas dalam Kelompok

Unduh PDF
  1. Jika benar-benar tidak bisa menemukan kesamaan dengannya, berusahalah menghindarinya. Jauhkan diri dari orang-orang yang negatif dan pesimis, agar Anda dapat lebih berfokus kepada orang-orang yang positif. [17]
    • Jika kesulitan melakukannya, setidaknya batasi interaksi seminim mungkin dengannya. [18]
  2. Jangan biarkan orang tersebut tahu bahwa perilakunya berhasil membuat Anda marah. Jika Anda memberikan reaksi, kemungkinan besar dia akan terus-menerus melakukan hal yang membuat Anda marah. Oleh karena itu, ingatkan diri Anda agar tidak mengabulkan keinginannya, dan cobalah untuk lebih berfokus kepada teman-teman Anda yang lain.
    • Ingat, kemungkinan besar orang tersebut hanya ingin melihat reaksi Anda. Oleh karena itu, jangan memberikan kepuasan itu kepadanya!
  3. Jika kepribadian Anda ramah dan menyenangkan, orang lain, termasuk teman Anda pun akan semakin ingin berada di dekat Anda. [19] Tunjukkan bahwa mereka bisa menghabiskan momen yang bebas dari drama dan konflik bersama Anda.
    • Skenario yang terbaik: Teman Anda pada akhirnya akan kehilangan ketertarikan untuk bergaul dengan orang tersebut, terutama karena dia selalu lebih berfokus pada konflik.
  4. Pastikan Anda tidak harus duduk atau berdiri bersebelahan dengan orang yang dibenci. [20] Jika dia telanjur duduk di samping Anda, manfaatkan situasi tersebut sebaik-baiknya atau mintalah izin untuk pergi ke kamar mandi dan cari tempat duduk yang baru. Jarak akan memberikan kesempatan bagi Anda untuk berinteraksi dengan orang lain dan memperkaya perspektif.
    • Jika ingin, Anda juga bisa melakukan aktivitas lain. Misalnya, jika Anda dan teman-teman pergi ke arkade, cobalah memainkan permainan yang berbeda dengan mereka.
  5. Saat beraktivitas di dalam kelompok atau mendengarnya berbicara, cobalah meluangkan waktu untuk mengenali sikapnya yang terasa mengganggu Anda. [21] Setelah itu, cobalah menunjuk karakter atau sikapnya yang selalu memicu kekesalan Anda. Ingat, Anda tidak akan bisa mengubah kepribadian dan perilakunya. Namun, Anda selalu bisa mengubah persepsi dan reaksi terhadap pemicu tersebut. [22]
    • Misalnya, jika aksennya terdengar menyebalkan, cobalah mengingat bahwa aksen tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dalam dirinya. Kemudian, mulailah meminjam perspektifnya untuk mengamati situasi di sekitarnya. Kemungkinan, aksen Anda juga membuatnya kesal, lho !
    • Pertimbangkan latar belakang budayanya. Pahamilah bahwa perilaku yang tidak dipermasalahkan di beberapa budaya, bisa menerima reaksi sebaliknya di budaya yang lain.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 7.966 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan