Unduh PDF
Unduh PDF
Sejatinya, pertemanan yang palsu memang sulit dikenali, terutama karena teman-teman yang palsu umumnya sangat pandai melakukan taktik manipulasi dan tipuan yang samar. Untuk memudahkan Anda, pahamilah bahwa seorang teman yang tidak mampu mendukung dan/atau menghargai kebutuhan Anda bisa dikategorikan sebagai teman yang palsu. Siapa pun dia, cobalah untuk memperbaiki pola interaksi Anda berdua agar dia tidak terus-menerus menyita waktu dan kesehatan emosional Anda. Selain itu, cobalah mengidentifikasi perilakunya dan memutuskan layak atau tidaknya hubungan tersebut Anda pertahankan. Jika perilakunya semakin mengganggu dan menyakiti hati Anda, jangan ragu untuk memutuskan jalinan pertemanan dengannya!
Langkah
-
Tentukan batasan terkait jarak dan waktu yang bisa Anda alokasikan untuknya. Jangan memberikan seluruh waktu dan tenaga Anda untuk teman yang palsu! Cobalah terlebih dahulu mengidentifikasi sebesar apa kemampuan Anda untuk menoleransi perilakunya, dan sebanyak apa waktu yang bisa Anda alokasikan untuknya dengan mengacu pada batas toleransi tersebut. [1] X Teliti sumber
- Investasikan diri dengan sangat berhati-hati di dalam sebuah hubungan. Jangan meluangkan seluruh waktu dan tenaga Anda untuk seseorang yang terus-menerus melanggar batasan personal Anda, menyakiti Anda, atau tidak bisa menghargai Anda. Umumnya, teman yang palsu akan terus-menerus melakukan ketiga hal tersebut.
- Ingat, Anda tidak berkewajiban untuk menghargai orang yang tidak mampu menghargai Anda! Jika teman Anda terasa sangat menyulitkan, tidak ada salahnya membatasi interaksi dengannya. Toh, Anda tidak perlu benar-benar berhenti menemuinya atau berkomunikasi dengannya. Alih-alih, cukup batasi interaksi pada tataran yang lebih personal dan intim, dan berhentilah melibatkan diri dalam drama kehidupan yang dibuatnya. Curahkan energi emosional Anda kepada teman-teman yang positif dan sejati!
-
Miliki ekspektasi yang realistis terkait perilaku teman Anda. Ingat, seorang teman yang palsu umumnya sulit mengubah perilakunya. Bahkan, dalam beberapa kasus, kepalsuan tersebut bahkan bisa bertransformasi menjadi perundungan! Oleh karena itu, kelola ekspektasi Anda dengan sangat berhati-hati saat berinteraksi dengannya. Selalu ingat bahwa interaksi tersebut dapat berlangsung sangat negatif untuk Anda. Dengan mempersiapkan diri sebelumnya, kemungkinan besar Anda tidak akan terlalu terkejut atau tersakiti saat situasi tersebut benar-benar terjadi. [2] X Teliti sumber
- Jika teman Anda terus-menerus memberikan celaan terselubung atau menjatuhkan harga diri Anda secara implisit, cobalah menyetarakan ekspektasi Anda dengan pengalaman Anda selama ini. Katakan kepada diri Anda, “Oh, Samantha memang begini, kok."
- Jangan berharap terlalu banyak darinya. Jika Anda terlalu banyak menginvestasikan waktu, tenaga, dan perasaan untuk hubungan yang palsu, suatu hari nanti perasaan Anda pasti akan benar-benar tersakiti karenanya. Namun, pada saat yang bersamaan, sadarilah bahwa satu-satunya orang yang bertanggung jawab terhadap kesehatan emosional Anda adalah diri Anda sendiri.
-
Amati sifat pertemanan Anda berdua seiring berjalannya waktu. Biasanya, pertemanan yang palsu akan sulit dikelola dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, cobalah terus-menerus mengamati perilaku teman Anda; waspadalah jika perilakunya semakin memburuk atau justru bertransformasi menjadi tindak perundungan. [3] X Teliti sumber
- Saat melakukannya, tanyakan kepada diri Anda apakah perilakunya akhir-akhir ini membuat Anda merasa stres dan/atau tidak nyaman. Apakah sikapnya terasa semakin menyulitkan untuk Anda? Apakah dia mulai memunculkan drama-drama hubungan yang tidak penting, dan bahkan merusak hubungan Anda dengan orang lain?
- Sejatinya, tidak ada hal yang tidak bisa berubah. Kemungkinan, teman Anda dapat mengubah perilakunya menjadi lebih positif seiring berjalannya waktu. Itulah mengapa Anda perlu terus-menerus mengamati berbagai perubahan yang terjadi di dalam hubungan Anda dengannya. Jika ternyata Anda merasa dia mampu bersikap seperti seorang teman sejati, jangan ragu melanjutkan hubungan dengannya.
-
Penuhi kebutuhan emosional Anda. Berhadapan dengan teman yang menyulitkan pasti akan menyita waktu, fokus, dan tenaga Anda. Akibatnya, Anda pun rentan mengabaikan kebutuhan dan keinginan pribadi Anda karenanya. Jika orang tersebut lebih sering menyakiti daripada membahagiakan Anda, berusahalah untuk selalu mengutamakan kebutuhan emosional Anda di atas segala-galanya! Percayalah, tidak ada salahnya benar-benar mengakhiri hubungan dengannya atau sekadar membatasi interaksi yang Anda berdua lakukan jika keberadaannya terasa semakin melelahkan untuk Anda. [4] X Teliti sumberIklan
-
Identifikasi perilaku apa saja yang enggan Anda toleransi. Jangan ragu mengakhiri hubungan dengan orang-orang yang tidak mampu memperlakukan Anda dengan baik. Pertama-tama, cobalah mengidentifikasi perilaku apa saja yang tidak bisa Anda toleransi. Setelah itu, identifikasi perilaku teman Anda. Jika dia melakukan salah satunya, segeralah membatasi interaksi atau mengakhiri hubungan dengannya. Kesulitan mengidentifikasi perilaku yang tidak bisa Anda toleransi? Cobalah memikirkan bagaimana perasaan Anda saat menerima perlakuan tersebut. [5] X Teliti sumber
- Jika Anda terus-menerus bertengkar dengan orang tersebut, dan jika pertengkaran tersebut tidak pernah benar-benar terselesaikan, artinya dia telah benar-benar melanggar batasan Anda. Biasanya, seorang teman yang palsu tidak akan mau mengesahkan perasaan Anda dan menganggap Anda terlalu sensitif karena merasa kesal akibat hal-hal yang dianggapnya tidak penting.
- Jangan pula menoleransi perilaku yang membuat Anda merasa kesal, cemas, atau tidak nyaman. Tolak pula perilaku yang berpotensi menyakiti harga diri Anda atau membuat Anda tidak bernilai.
-
Waspadai gejala perundungan. Terkadang, seorang teman yang palsu dapat bertransformasi menjadi seorang perundung! Jika hubungan pertemanan Anda telah diwarnai perundungan, pastikan Anda mengakhirinya sesegera mungkin. Untuk itu, pahami terlebih dahulu beberapa gejala perundungan di dalam hubungan pertemanan berikut ini. [6] X Teliti sumber
- Umumnya, perundung memiliki harga diri yang sangat rendah. Itulah mengapa, mereka selalu mencari sasaran untuk melampiaskan rasa frustrasi dan tidak amannya tersebut. Seorang teman yang berubah menjadi perundung biasanya akan terus-menerus mengkritik apa pun yang Anda lakukan. Selain itu, dia pun akan bersikap lebih temperamental dan terus-menerus mengatakan atau melakukan sesuatu yang menyakiti perasaan Anda.
- Mengidentifikasi situasi tersebut memang tidak mudah, tetapi pastikan Anda terus waspada. Hati-hati, tindakan perundungan dapat benar-benar menghancurkan harga diri Anda seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, perhatikan baik-baik cara seseorang memperlakukan Anda. Jika dia terus-menerus melanggar batasan personal Anda dan tidak meminta maaf setelahnya, kemungkinan besar dia memang sudah bertransformasi menjadi seorang perundung. Sebaiknya, segeralah mengakhiri hubungan yang tidak sehat tersebut.
-
Pahami perilaku teman sejati. Untuk mengidentifikasi pola pertemanan yang tidak sehat, Anda perlu terlebih dahulu memahami karakter seorang teman yang sesungguhnya. Teman sejati tidak akan ragu mendukung dan memedulikan Anda. Selain itu, mereka juga akan membantu Anda untuk memahami seperti apa perlakuan yang layak Anda terima. [7] X Teliti sumber
- Seorang teman yang baik seharusnya akan selalu membuat Anda merasa bahagia. Keberadaannya harus selalu mengeluarkan aura yang positif! Selain itu, dia pun akan selalu menghormati berbagai batasan personal yang Anda buat. Berbeda dengan teman yang palsu, teman sejati akan menghargai apa adanya Anda dan tidak akan menuntut Anda untuk menjadi sosok yang mereka inginkan.
- Teman sejati juga tidak akan ragu memberikan umpan balik yang membangun untuk Anda, atau menyampaikan dengan tegas ketika perilaku Anda membuat mereka cemas atau kurang nyaman. Berbeda dengan teman yang palsu, teman sejati tidak akan membuat Anda terus-menerus merasa bersalah. Mereka menginginkan yang terbaik untuk Anda dan oleh karenanya, akan selalu memberikan kepedulian yang tulus demi menjaga kesehatan jasmaniah dan emosional Anda.
-
Waspadai hubungan yang tidak mandiri dan terlalu terikat. Biasanya, teman yang palsu adalah sosok yang tidak mandiri dan pandai melakukan manipulasi emosional. Umumnya, mereka berteman hanya untuk menjaga stabilitas hidupnya dan tidak benar-benar tahu caranya menghargai orang lain. Oleh karena itu, waspadai orang-orang yang menyembunyikan sifat tidak mandirinya di balik topeng perhatian dan rasa sayang. Orang-orang seperti ini biasanya justru jarang bersikap agresif! Jika ternyata saat ini Anda telanjur terjebak dalam hubungan yang tidak mandiri, segeralah mengambil langkah untuk mengatasinya. [8] X Teliti sumber
- Teman yang tidak mandiri biasanya tidak akan menegaskan keinginannya kepada Anda. Alih-alih, sering kali dia justru akan mengikuti keinginan Anda agar Anda merasa terikat kepadanya. Dengan kata lain, di kemudian hari Anda akan dihadapkan pada konsekuensi persetujuannya tersebut. Misalnya, dia akan mulai mengeluhkan hal-hal yang Anda berdua lakukan bersama dan mulai memberikan tuntutan-tuntutan yang tidak beralasan kepada Anda.
- Teman yang tidak mandiri umumnya akan kesulitan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Jika Anda mengkritiknya karena merasa tersakiti olehnya, kemungkinan besar dia akan berbalik marah atau menyangkal kritikan Anda secara agresif.
- Jika Anda telanjur terjebak dalam hubungan yang tidak mandiri, cobalah benar-benar mempertimbangkan layak atau tidaknya hubungan tersebut dipertahankan. Percayalah, melibatkan diri dalam hubungan yang tidak mandiri hanya akan membuat Anda terus-menerus merasa lelah dan tersakiti.
-
Lindungi diri Anda dari ancaman emosional. Waspadai ancaman emosional yang kerap dilontarkan oleh teman yang palsu. Pastikan Anda benar-benar mampu mengidentifikasi bentuk-bentuk ancaman emosional dan selalu mengutamakan kebahagiaan serta keamanan pribadi Anda di atas segala-galanya. Sejatinya, ancaman emosional adalah cara-cara licik yang digunakan seseorang untuk membuat Anda bertindak sesuai dengan kemauannya. Waspadalah jika dia terlihat marah, kesal, atau bahkan mempermalukan Anda hanya agar membuat Anda merasa bersalah dan mengikuti kemauannya. [9] X Teliti sumber
- Biasanya, teman yang palsu sangat ahli melontarkan ancaman emosional dalam wujud yang implisit. Misalnya, dia akan menyembunyikan komentar negatif di balik pujian yang samar seperti, “Sumpah, aku pikir kamu bisa lebih baik dari itu. Aku nggak menyangka sih kalau kamu, di antara teman-temanku yang lain, akan melakukan itu."
- Beberapa bentuk ancaman emosional lain adalah marah-marah atau memberikan peringatan jika Anda tidak bertindak sesuai dengan keinginannya. Misalnya, teman Anda mungkin akan berkata, “Aku nggak tahu harus ngapain kalau kamu nggak ikut. Nanti aku bisa mabuk lho , karena penolakanmu membuatku sakit hati." Hati-hati, ancaman emosional ditujukan untuk membuat Anda merasa bertanggung jawab atas perilaku orang lain.
- Jika seseorang mengancam Anda secara emosional, berusahalah untuk tidak terpengaruh! Akhiri setiap percakapan yang terasa manipulatif dan jangan membalas pesan teks atau surel yang berisi ancaman dalam bentuk apa pun.
Iklan
-
Pahami keinginan dan kebutuhan Anda. Langkah pertama untuk menentukan batasan hubungan yang sehat adalah memahami kebutuhan Anda. Ingat, setiap orang memiliki hak yang tidak boleh dilanggar di dalam sebuah hubungan. Oleh karena itu, cobalah mengidentifikasi hak-hak Anda untuk menentukan layak atau tidaknya sebuah hubungan dipertahankan.
- Apa yang membuat Anda merasa tidak nyaman? Apa yang Anda cari dari seorang teman? Apakah Anda ingin berbagi ketertarikan, kebaikan hati, dan ketulusan dengan teman-teman Anda? Lantas, apakah dia berhasil memenuhi kriteria tersebut?
- Apakah orang tersebut mulai melanggar batasan yang Anda buat? Apakah dia tidak pernah memedulikan kesehatan emosional Anda? Ingat, Anda layak mendapatkan teman yang lebih tulus dan perhatian darinya!
-
Tentukan apakah hubungan pertemanan Anda layak dipertahankan. Sejatinya, ada hubungan-hubungan yang memang tidak layak dipertahankan. Jika perilakunya semakin mengganggu Anda, tidak ada yang melarang Anda untuk mengakhiri hubungan dengannya. [10] X Teliti sumber
- Pikirkan dampak hubungan tersebut terhadap harga diri Anda. Apakah suasana hati Anda selalu memburuk setiap kali berdekatan dengannya? Apakah kritik dan keluhannya selalu berhasil membuat Anda rendah diri?
- Apakah Anda pernah benar-benar ingin bertemu dengannya? Kemungkinan, selama ini Anda hanya merasa “wajib” bertemu dengannya, padahal situasi pertemuan Anda berdua selalu tidak terasa menyenangkan. Jika situasinya demikian, kemungkinan besar Anda memang sudah terjebak dalam hubungan pertemanan yang palsu.
-
Cari cara untuk mengakhiri hubungan pertemanan yang tidak sehat. Jika Anda merasa hubungan tersebut tidak layak dipertahankan, cobalah mencari cara untuk mengakhirinya. Dengan kata lain, tegaskan kepada orang tersebut bahwa keberadaannya tidak lagi diinginkan di dalam hidup Anda. [11] X Teliti sumber
- Akhiri hubungan melalui surel atau pesan teks. Meski cara ini terdengar “dingin” dan kejam, cobalah melakukannya, terutama jika Anda benar-benar enggan bertemu dengannya atau berada di dekatnya. Tidak perlu menghabiskan terlalu banyak waktu untuk membuat daftar penderitaan Anda akibat perbuatannya. Alih-alih, cukup kirimkan surel singkat yang berbunyi, “Maaf, sepertinya hubungan pertemanan kita nggak akan bisa berhasil."
- Kontrol emosi Anda. Meski Anda merasa diperlakukan dengan buruk olehnya, menyalahkannya hanya akan semakin memperburuk situasi yang ada. Sebisa mungkin, akhiri hubungan dengan cara senetral mungkin dan hindari momen-momen dramatis yang tidak penting.
-
Batasi interaksi tanpa benar-benar memutuskan hubungan dengannya. Ingat, tidak semua hubungan yang palsu harus diakhiri. Jika orang tersebut hampir setiap hari Anda temui (misalnya, Anda berdua bekerja di kantor yang sama atau memiliki teman-teman dekat yang sama), kemungkinan besar Anda tidak akan pernah benar-benar bisa mengakhiri hubungan dengannya. Alih-alih, tentukan batasan Anda sendiri. Misalnya, Anda tidak akan pernah mau bertemu berdua saja dengannya. Selain itu, Anda juga tidak akan mengajaknya bepergian bersama Anda, atau mengundangnya mengikuti acara yang bersifat privat untuk Anda. Sampai kapan pun, jangan pernah mengizinkannya masuk ke area pribadi Anda. [12] X Teliti sumberIklan
Tips
- Jangan biarkan sosok yang negatif mengacaukan keseharian Anda. Jika Anda merasa sedih, kesal, kecewa, atau frustrasi setelah menghabiskan waktu dengan orang-orang yang tidak tulus, pastikan Anda meluangkan waktu untuk merawat diri dan melakukan hal-hal yang menyenangkan.
Iklan
Referensi
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/the-pragmatic-aspie/201109/fake-friend-real-friend
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/the-pragmatic-aspie/201109/fake-friend-real-friend
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/the-urban-scientist/201003/how-spot-friends-enemies-frenemies-and-bullies
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/the-pragmatic-aspie/201109/fake-friend-real-friend
- ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2011/07/21/knowing-when-to-say-goodbye-how-to-break-up-with-a-friend/
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/the-urban-scientist/201003/how-spot-friends-enemies-frenemies-and-bullies
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/the-urban-scientist/201003/how-spot-friends-enemies-frenemies-and-bullies
- ↑ http://psychcentral.com/lib/how-to-spot-manipulation/
- ↑ http://psychcentral.com/lib/how-to-spot-manipulation/
- ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2011/07/21/knowing-when-to-say-goodbye-how-to-break-up-with-a-friend/
- ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2011/07/21/knowing-when-to-say-goodbye-how-to-break-up-with-a-friend/
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/the-pragmatic-aspie/201109/fake-friend-real-friend
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 6.354 kali.
Iklan