PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Jika Anda bertugas merekrut karyawan baru, menulis artikel, atau hanya ingin mengetahui lebih banyak tentang seseorang yang Anda idolakan, mungkin Anda perlu mewawancarai mereka. Mempersiapkan diri dengan pertanyaan yang tersusun rapi akan sangat membantu Anda mendapatkan informasi yang dibutuhkan dari wawancara tersebut. Untuk menyusun pertanyaan wawancara, pahami atau cari tujuan wawancara itu sendiri, siapa yang Anda wawancarai, dan apa yang Anda perlukan dari orang yang Anda wawancarai.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Mewawancarai Calon Karyawan

PDF download Unduh PDF
  1. Apa pun jenis pekerjaan yang ditawarkan, Anda harus menyusun pertanyaan yang cerdas dan dapat dijawab oleh orang yang cakap. Anda tentu tidak mau mempekerjakan orang yang tidak cocok untuk pekerjaan tersebut karena Anda berasumsi kandidat yang diwawancarai tidak dapat menjawab pertanyaan sulit.
    • Saat menyusun pertanyaan sebelum wawancara, anggap diri Anda sebagai pewawancara dan juga kandidat yang diwawancarai.
    • Menempatkan diri dalam posisi kandidat akan membantu Anda menghasilkan pertanyaan yang dapat dijawab. Anda harus dapat menjawab pertanyaan Anda sendiri. Bahkan, sebaiknya Anda menulis jawabannya sebagai perbandingan.
    • Dengan memperlakukan kandidat sebagai individu yang cerdas, Anda dapat membuat pertanyaan menantang yang memungkinkan Anda menentukan tidak hanya kandidat yang tepat, tetapi juga yang paling cocok.
  2. Pertanyaan terbuka tidak dapat dijawab hanya dengan “ya” atau “tidak” dan biasanya tidak memiliki jawaban benar atau salah.
    • Pertanyaan terbuka merupakan salah satu cara untuk membuat kandidat tenang. Saat wawancara, Anda perlu membuat kandidat merasa nyaman. Dan jika ia merasa nyaman, ia cenderung lebih terbuka untuk berbicara.
    • Pertanyaan terbuka juga merupakan cara untuk mengetahui kualifikasi dasar kandidat, dan sebagai petunjuk untuk pertanyaan berikutnya.
    • Cobalah pertanyaan seperti: “Bagaimana hubungan Anda dengan orang-orang yang pernah bekerja dengan Anda? Rekan seperti apa yang menurut Anda terbaik? Dan yang terburuk? Dengan pertanyaan ini, Anda akan langsung bisa merasakan apakah kandidat tersebut akan cocok dengan tim di perusahaan Anda. Kandidat biasanya tidak suka bicara tidak baik tentang rekan kerja atau atasan, khususnya dalam wawancara. Pertanyaan ini memungkinkan Anda melihat bagaimana ia memberi tahu apa yang ingin Anda ketahui.
  3. Anda perlu memastikan kandidat sudah mempelajari tentang perusahaan Anda. Dan Anda harus mengetahui apakah ia hanya mengetahui fakta, atau benar-benar paham.
    • Pertanyaan yang meminta kandidat untuk memvisualisasikan dirinya sudah berada dalam posisi karyawan akan menunjukkan seberapa baik pengetahuannya tentang perusahaan Anda. [1]
    • Anda bisa meminta, “Tawarkan produk atau jasa [nama perusahaan Anda] kepada saya.” Pertanyaan ini akan menunjukkan sebaik apa pengetahuan kandidat tersebut tentang apa yang dilakukan perusahaan Anda dan apakah ia memiliki kemampuan untuk bicara dengan suara perusahaan. [2]
    • Bergantung pada posisi yang ditawarkan, Anda boleh saja bersikap lunak dalam menilai kemampuan kandidat mempromosikan perusahaan. Jika Anda sedang merekrut karyawan untuk posisi internal nonpenjualan, Anda hanya perlu tahu apakah dia sudah mengetahui hal-hal mendasar tentang perusahaan.
    • Anda juga bisa bertanya, “Apa yang ingin Anda capai dengan perusahaan ini sepuluh tahun dari sekarang?” Pertanyaan seperti ini memungkinkan Anda mengukur seberapa baik kandidat melihat gambaran pekerjaan di perusahaan Anda, dan bahwa ia tidak hanya mengerjakan tugasnya, tetapi berkomitmen untuk menjadi bagian perusahaan. Pertanyaan seperti ini akan membantu menyaring kandidat yang hanya membaca deskripsi pekerjaan.
  4. Mengulang apa yang baru dikatakan kandidat akan memberi Anda satu detik untuk mencerna informasi dan menekan kandidat tersebut dengan pertanyaan berikutnya.
    • Anda perlu mengetahui apakah ia benar-benar memahami subjek yang Anda kemukakan. Misalnya, jika seorang kandidat berkata, “Saya mengelola proyek implementasi sistem skala besar dengan perusahaan saya yang lalu.” Anda dapat mengulang jawaban tersebut dan berpindah ke pertanyaan berikutnya yang akan menindaklanjuti pertanyaan sebelumnya dan menggali informasi lebih tentang bagaimana performa kandidat ini di perusahaan Anda.
    • Setelah Anda mengulang jawaban kandidat (bukan mengulang kata per kata, tetapi menyusun ulang dengan kata-kata Anda sendiri), Anda dapat bertanya, “Bisakah Anda memberi tahu apa saja aktivitas kunci yang terkait dengan Anda ketika mengelola proyek itu? Dan bagaimana pengalaman tersebut bisa dikaitkan dengan pekerjaan ini?
  5. Selama wawancara, Anda perlu mengukur seberapa baik penerapan resume kerja kandidat dalam kehidupan nyata. Siapkan daftar pertanyaan yang akan memberi gambaran tentang level keterampilan kandidat untuk pekerjaan tersebut.
    • Mintalah kandidat untuk mendeskripsikan beberapa tanggung jawab dan fungsi pekerjaan yang mendasar. Tanyakan apa yang menurutnya akan menantang. Anda perlu menyiapkan daftar pertanyaan mendasar yang memiliki jawaban benar.
    • Misalnya, jika kandidat mencantumkan Photoshop dalam daftar keterampilannya, Anda dapat menanyakan sudah berapa lama ia menggunakan Photoshop. Atau, jika Anda tahu tentang Photoshop dan program itu akan menjadi bagian pekerjaan, Anda dapat menanyakan pertanyaan spesifik yang berkaitan. Anda bisa bertanya, “Jika saya ingin membuat spanduk dan ingin menempatkan foto tubuh seseorang dari foto lain ke spanduk, bagaimana caranya?” Jika kandidat dapat mendeskripsikan proses ini dengan jelas dan menggunakan istilah yang tepat, Anda tahu bahwa ia memiliki level keterampilan tertentu.
  6. Anda perlu menyusun pertanyaan yang memungkinkan Anda melihat seberapa baik performa kandidat di bawah tekanan dan memberi informasi tentang kemampuannya dalam peran tersebut.
    • Anda perlu mengajukan pertanyaan yang sederhana namun cukup menantang, seperti “Mana yang lebih baik, sempurna dan terlambat, atau bagus dan tepat waktu?” Jawaban kandidat akan menunjukkan tipe karyawan seperti apakah dia. Jawabannya juga akan menunjukkan seberapa baik pengetahuan kandidat tentang perusahaan, tergantung jawaban pertanyaan Anda. [3]
    • Tanyakan apakah ia pernah membuat kekacauan, dan bagaimana caranya memperbaiki masalah tersebut. Ini adalah pertanyaan wawancara yang klasik dan bagus. Anda akan melihat bagaimana kesadaran diri karyawan dan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah.
  7. Galilah atribut pribadinya. Anda perlu mengetahui semua atribut kandidat, seperti kepribadian, dedikasi, loyalitas, kemampuan berkomunikasi, dsb. Dalam dunia kerja, semua atribut itu disebut soft skill .
    • Ketika menyusun pertanyaan wawancara, Anda perlu membuat pertanyaan sedemikian rupa sehingga tidak ada jeda dan wawancara terus mengalir. Pertanyaan pertama dimaksudkan untuk membuat kandidat santai dan memungkinkan Anda mengetahui riwayatnya. Kemudian, Anda memerlukan pertanyaan yang memberitahukan level kemampuan aktual kandidat untuk pekerjaan yang Anda tawarkan. Sekarang, Anda perlu mundur sedikit. Tuliskan beberapa pertanyaan yang memungkinkan Anda mengetahui kepribadian kandidat.
    • Silakan menyiapkan daftar pertanyaan yang tidak banyak hubungannya dengan pekerjaan. Anda bisa bertanya, “Siapa orang paling cerdas yang Anda kenal secara pribadi? Mengapa?” Pertanyaan seperti ini akan mengetes aspirasi dan nilai yang dihargai kandidat. Dengan meminta kandidat menjelaskan mengapa orang pilihannya itu sangat cerdas, Anda dapat menilai bagaimana cara kandidat memandang orang lain.
    • Tanyakan, “Apa yang akan senang Anda lakukan setiap hari di sepanjang karier Anda?” Ini memungkinkan Anda mengetahui apa yang membuatnya senang di tempat kerja. Jika jawabannya klise, Anda tahu bahwa ia tidak akan begitu senang. Jika jawabannya sudah dipikirkan dan berkaitan dengan pekerjaan, Anda tahu bahwa ia mungkin akan loyal pada Anda.
    • Pertimbangkan untuk bertanya, “Jika Anda bekerja dengan kami, dibayar dengan gaji yang Anda inginkan, dan menyukai semua hal tentang pekerjaan Anda, tawaran lain seperti apa yang akan Anda pertimbangkan?” Pertanyaan ini akan memberi Anda gambaran tentang prinsip kandidat. Berdasarkan jawabannya, Anda akan tahu apakah ia dapat dibeli. Atau apakah mencintai pekerjaan dan perusahaan merupakan prinsip yang ia hargai.
  8. Tergantung jawaban pertanyaan sebelumnya, Anda mungkin sudah mengetahui beberapa pengalaman kandidat. Namun, sebaiknya Anda menuliskan pertanyaan yang dapat diajukan untuk mengetahui lebih banyak.
    • Anda bisa bertanya, “Apa prestasi yang sudah Anda capai dalam posisi sebelumnya yang mengindikasikan bahwa Anda berkembang dalam posisi tersebut.” Performa seseorang di masa lalu adalah indikator yang baik untuk keberhasilannya di masa depan dengan Anda.
    • Tanyakan apakah ia pernah berhasil secara profesional namun tidak menyukai pengalaman tersebut dan tidak ingin mengulanginya lagi. Jenis pertanyaan seperti ini memungkinkan Anda mengetahui bagaimana tindakannya ketika menyelesaikan pekerjaan yang tidak selalu menyenangkan. Dan pertanyaan ini juga memungkinkan Anda melihat apakah ia memahami nilai dari peran atau fungsi tertentu.
  9. Ketika menyusun pertanyaan wawancara, siapkan waktu untuk memberi kesempatan kepada kandidat untuk bertanya.
    • Pertanyaan yang diajukan kandidat akan sangat berharga. Pertanyaan tersebut akan menunjukkan seberapa jauh persiapannya dan bagaimana ia memandang peran pekerjaan yang ditawarkan.
    • Selama wawancara, pastikan Anda selalu mengucapkan terima kasih. Kemudian, jelaskan apa langkah selanjutnya dan kapan Anda akan menghubungi.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Mewawancarai Seseorang untuk Artikel

PDF download Unduh PDF
  1. Sebelum menyusun pertanyaan yang bagus untuk ditanyakan kepada seseorang sebagai bahan artikel, podcast , atau media lain, Anda perlu mengumpulkan semua informasi sebanyak mungkin.
    • Ketahui siapa dia, pencapaiannya, kegagalannya, dan kepribadiannya, agar Anda dapat menyusun pertanyaan solid untuk mendapatkan hasil terbaik.
    • Carilah informasi tentang orang tersebut di internet dan lihat apakah ada artikel lain tentang dirinya. Tuliskan data pribadinya. Soroti pencapaian spesifik yang ingin Anda bicarakan.
  2. Setelah mengetahui siapa orang yang akan Anda wawancarai, sebaiknya Anda menuliskan apa yang Anda inginkan dari wawancara tersebut.
    • Tujuan akan membantu Anda menyusun pertanyaan yang dapat memandu percakapan ke arah yang tepat. Tujuan juga akan memastikan Anda tetap berada di jalur yang benar jika percakapan mengalir keluar dari jalur yang Anda inginkan.
    • Tujuan harus merupakan pernyataan deklaratif singkat. Misalnya, “Saya ingin [nama orang yang diwawancarai] membawa saya pada proses penulisan novel terbarunya, dan mengetahui tantangan yang ia hadapi.”
  3. Anda perlu membuat pertanyaan yang memungkinkan percakapan atau wawancara mengalir secara alami. [4]
    • Softball question akan membantu orang yang Anda wawancara agar santai dan terbuka. Tipe pertanyaan seperti ini harus sederhana dan sama sekali tidak kontroversial. Pertanyaan tidak boleh menantang dan memungkinkan dia untuk sedikit membanggakan pekerjaannya.
    • Lontarkan pertanyaan. Pertanyaan pertama harus sesuatu yang dapat Anda lontarkan dan tidak akan memengaruhi informasi yang Anda butuhkan dari wawancara.
  4. Anda mewawancarai seseorang untuk mengetahui suatu subjek. Tujuan ini sama, baik dalam wawancara untuk laporan atau informatif dengan seseorang yang bekerja di tempat yang Anda inginkan. Untuk itu, Anda perlu menciptakan dialog, artinya pertanyaan yang tidak hanya dijawab dengan “ya” atau “tidak”.
    • Anda dapat mengajukan pertanyaan seperti, “Apa bagian favorit Anda dari...” Pertanyaan tentang apa yang disukai dan tidak disukai tentang subjek wawancara akan memberi informasi mendalam yang dapat dilanjutkan.
    • Tergantung konteks wawancara, Anda perlu menekan orang tersebut sedikit. Tidak perlu bersikap kasar, tetapi jika Anda melakukan wawancara untuk artikel, Anda perlu mengetahui sebanyak-banyaknya. Ketika menyusun pertanyaan, carilah kata-kata yang pernah diucapkannya. Kemudian, buatlah pertanyaan yang memungkinkan Anda menanyakan, “Anda pernah mengatakan [kata-kata]. Mengapa Anda yakin itu benar?”
  5. Anda ingin mengetahui bagaimana cara orang ini berpikir dan nilai apa yang ia hargai. Ulang kata-kata dan kalimatnya. [5] Pertanyaan yang membuat ia merenung dan berbagi cerita atau contoh adalah pertanyaan yang bagus untuk membuat percakapan terus mengalir dan memberi informasi yang berharga.
    • Ketika menyusun pertanyaan, lihat apakah Anda dapat menemukan informasi tentang perjalanan kariernya. Anda dapat menggunakan apa yang Anda temukan dari riset untuk mengarahkan percakapan selama wawancara dan kemudian menanyakan, “Apa saja rintangan yang tidak Anda duga? Bagaimana dengan keuntungan yang Anda temui?
    • Anda juga mengajukan pertanyaan yang membuat ia mengingat. “Dengan mengingat titik awal Anda memulai perjalanan ini, saat itu apa yang menurut Anda akan Anda capai?
  6. Tuliskan beberapa pertanyaan yang Anda ingin ia jawab dan sudah Anda ketahui jawabannya. Kemudian, jawab pertanyaan tersebut sebelum wawancara.
    • Anda harus tahu pertanyaan apa yang akan menghasilkan informasi paling banyak. Jika Anda mengetahui jawaban pertanyaan tersebut, mungkin Anda tidak perlu menanyakannya saat wawancara.
    • Ketika menyusun pertanyaan wawancara, pertimbangkan untuk membuat beberapa pertanyaan yang mirip dengan pertanyaan yang bisa Anda jawab, tetapi mungkin akan menghasilkan respons berbeda tergantung penyusunan kalimatnya. Anda mungkin perlu menanyakan satu atau dua pertanyaan seperti ini untuk membandingkan jawaban.
  7. Sama seperti pertanyaan terbuka, Anda perlu memikirkan beberapa pertanyaan yang akan menghasilkan respons emosional.
    • Ketika menyusun pertanyaan wawancara, lihat apakah Anda dapat menemukan pertanyaan tentang subjek yang dapat digunakan untuk mendapatkan respons berbasis perasaan. Apakah ia pernah memublikasikan buku yang tidak laris? Apakah ia pernah mengalami penolakan dan kemunduran sebelum berhasil?
    • Jika Anda tidak bisa menemukan apa pun, bersiaplah menyusun pertanyaan di tempat. Gunakan apa yang telah dibahas dalam wawancara dan tuliskan pertanyaan baru dengan cepat supaya tidak lupa. Pastikan Anda menanyakan “mengapa” dan “bagaimana”.
    • “Mengapa Anda merasa tidak akan pernah berhasil mencapai tujuan?”, “Apa yang memotivasi Anda untuk terus mencoba ketika menghadapi rintangan?”, “Bagaimana perasaan Anda sekarang tentang pengalaman tersebut?”
  8. Lihatlah pertanyaan yang rencananya akan Anda tanyakan. Jika ternyata Anda menyusun banyak pertanyaan yang sama, Anda perlu mencari pertanyaan yang berbeda.
    • Pertanyaan mengejutkan tidak perlu menyerang subjek. Anda dapat mengajukan pertanyaan sederhana yang seru dan tidak berhubungan, seperti “Apa makanan favorit Anda untuk menghibur diri ketika mengalami hari yang berat?”
  9. Telusuri semua pertanyaan dan susun ulang pertanyaan yang masih perlu digali jawabannya, atau yang tidak membantu Anda mencapai tujuan.
    • Selama wawancara, gunakan pertanyaan ini untuk memandu, tetapi jangan merasa bahwa Anda harus mengajukan semuanya satu demi satu. Biarkan aliran percakapan membantu Anda mengajukan pertanyaan. Gunakan pertanyaan yang sudah ditulis sebanyak mungkin, tetapi bersiaplah mengabaikan beberapa pertanyaan yang tidak relevan.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Mewawancarai Rekan atau Tokoh Idola

PDF download Unduh PDF
  1. Sebelum menyusun pertanyaan yang bagus, Anda perlu mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya. Karena Anda mewawancarai tokoh idola, Anda pasti sudah mengetahui banyak hal tentang orang tersebut. Namun, riset lanjutan tidak akan ada salahnya.
    • Ketahui siapa dia, pencapaiannya, kegagalannya, dan kepribadiannya, agar Anda dapat menyusun pertanyaan solid untuk mendapatkan hasil terbaik. Tuliskan daftar hal-hal yang sudah Anda ketahui tentang sang tokoh idola.
    • Carilah informasi tentang tokoh idola Anda di internet dan lihat apakah ada artikel lain tentang dirinya. Jika ia terkenal, itu akan sangat membantu Anda. Tuliskan data pribadinya. Soroti pencapaian spesifik yang ingin Anda bicarakan.
  2. Karena Anda mewawancarai seseorang yang Anda idolakan dan kagumi, sebaiknya Anda menuliskan apa yang Anda inginkan dari wawancara tersebut.
    • Tujuan akan membantu Anda menyusun pertanyaan yang dapat memandu percakapan ke arah yang tepat. Tujuan juga akan memastikan Anda tetap berada di jalur yang benar jika percakapan mengalir keluar dari jalur yang Anda inginkan.
    • Tujuan harus merupakan pernyataan deklaratif singkat. Misalnya, “Saya ingin [nama orang yang diwawancarai] membawa saya pada proses penulisan novel terbarunya, dan mengetahui tantangan yang ia hadapi.” Tujuan harus berbentuk pernyataan yang mengidentifikasi alasan yang membuat Anda ingin mewawancarai si tokoh idola.
  3. Anda perlu membuat pertanyaan yang memungkinkan percakapan atau wawancara mengalir secara alami. Karena Anda mewawancarai seseorang yang Anda idolakan, pertanyaan yang mudah dijawab akan memulai wawancara dengan nyaman.
    • Softball question akan membantu orang yang Anda wawancara agar santai dan terbuka. Tipe pertanyaan seperti ini harus sederhana dan sama sekali tidak kontroversial. Pertanyaan tidak boleh menantang dan memungkinkan sang tokoh sedikit membanggakan pekerjaannya.
  4. Tuliskan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan apa yang sudah Anda ketahui dan apa yang Anda inginkan dari sang tokoh. Anda perlu memulai dengan daftar pertanyaan yang ketika dijawab dapat memberi Anda pengetahuan mendasar tentang topik tersebut. [6]
    • Misalnya, jika tokoh idola Anda ini adalah seorang dokter, Anda perlu membuat daftar pertanyaan yang menanyakan berapa tahun ia bersekolah untuk menjadi dokter. Bidang pelajaran apa saja yang harus ditekuni? Bagaimana caranya tetap berada di jalur yang benar hingga berhasil menjadi dokter?
  5. Karena Anda mengenalnya, Anda harus menuliskan beberapa pertanyaan yang sesuai dengan kehidupan, pengalaman masa lalu, tujuan, pencapaian, dan bahkan kegagalan sang tokoh idola.
    • Ketika menyusun pertanyaan, pikirkan apa yang Anda ketahui tentang dirinya. Anda dapat membuat pertanyaan yang menggali lebih dalam dan tidak hanya pertanyaan generik.
    • Anda sudah menyingkirkan pertanyaan generik dari daftar. Sekarang, Anda perlu pertanyaan yang membangkitkan respons emosional dan memberikan pengetahuan mendalam.
  6. Telusuri pertanyaan yang sudah Anda tulis dan pastikan Anda sudah membuat pertanyaan yang tidak bisa dijawab hanya dengan “ya” atau “tidak”.
    • Ajukan pertanyaan terbuka. Anda mewawancarai seseorang untuk memperoleh pengetahuan tentang suatu subjek dan untuk menjadi lebih seperti dirinya. Jadi, Anda harus bercakap-cakap.
    • Anda dapat mengajukan pertanyaan seperti, “Apa bagian favorit Anda dari...” Pertanyaan tentang apa yang disukai dan tidak disukai tentang subjek wawancara akan memberi informasi mendalam yang dapat dilanjutkan.
    • Ketika menyusun pertanyaan, tempatkan diri Anda di posisi tokoh idola. Bayangkan diri Anda diwawancarai oleh seseorang yang mengidolakan Anda di masa depan. Pikirkan topik apa yang ingin Anda bicarakan. Apa yang ingin Anda ceritakan serta kisah dan saran apa yang akan Anda berikan?
    • Setelah memikirkan bagaimana situasinya ketika Anda diwawancarai sebagai idola dan apa yang akan Anda katakan, tuliskan beberapa pertanyaan yang dapat Anda tanyakan untuk mendapatkan jawaban dan respons yang serupa.
    Iklan

Tips

  • Wawancara sebaiknya berlangsung antara 30 dan 45 menit. Jadi, jangan menumpuk banyak pertanyaan untuk kandidat. Biasanya jumlah pertanyaan maksimal adalah 7 sampai 8.
  • Jangan terganggu dengan keheningan. Jika Anda mengajukan pertanyaan dan orang yang Anda wawancarai kesulitan menemukan jawaban, duduklah dan tunggu. Kita semua cenderung ingin bergerak karena tidak nyaman dengan keheningan. Sebagai pewawancara, Anda harus terbiasa.
  • Usahakan membiarkan orang yang diwawancarai berbicara, dan tahan diri Anda agar tidak bicara terlalu banyak, kecuali jika ia mengajukan pertanyaan spesifik yang harus Anda jawab. Ada banyak sekali pewawancara yang bicara panjang lebar tentang perusahaan, tantangannya, dsb.
  • Jika kandidat banyak mengobrol atau cenderung keluar dari jalur dan Anda tidak ingin membuang-buang waktu, carilah kesempatan (pada awal percakapan atau kemungkinan penutupan cerita), dan katakan “Bagus sekali. Terima kasih,” dan kemudian lanjutkan dengan pertanyaan berikutnya.
Iklan

Peringatan

  • Di Amerika Serikat, beberapa pertanyaan tertentu mungkin melanggar hukum. Jadi, jika Anda berkesempatan melakukan wawancara di Amerika, cari tahu apa yang boleh dan tidak boleh dari atasan atau agensi lokal. Jangan sampai Anda dituntut karena mengajukan pertanyaan yang salah. Sebagai contoh, jangan menanyakan, “Apakah Anda sudah menikah” atau “Berapa jumlah anak Anda?”. Sebaliknya, katakan, “50% dari pekerjaan ini mengharuskan Anda bepergian, apakah Anda bersedia melakukannya?”
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 43.325 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan