PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Baik Anda menyukai kehidupan luar ruangan dan ingin mencari cara menyeduh kopi di alam bebas tanpa peralatan penyeduh modern atau hanya sedang mencari cara yang mudah dan murah untuk menyeduh suntikan energi Anda ini di pagi hari, menggunakan perkolator bisa menjadi pilihan yang bijaksana. Perkolator sangat mudah disiapkan dan digunakan — meski beberapa mesin di zaman sekarang dijalankan dengan listrik, perkolator tradisional hanya menggunakan sumber panas, seperti kompor atau api, untuk memproduksi kopi, sehingga perkolator merupakan pilihan yang tepat bagi para pencinta kopi praktis. Untuk mempelajari cara meracik kopi dengan perkolator, mulailah dengan Langkah 1 di bawah ini.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Perkolator Kompor

PDF download Unduh PDF
  1. Sama seperti cara-cara menyeduh kopi lainnya (misalnya metode-metode penyeduhan drip), hal pertama yang harus Anda lakukan adalah menentukan berapa banyak kopi yang ingin Anda seduh, lalu menambahkan jumlah air yang sesuai ke bagian penampung air pada perkolator. Tergantung pada cara penyusunan perkolator Anda, Anda mungkin tinggal membuka tutupnya dan menuangkan air, atau Anda harus mengeluarkan keranjang atasnya (yang akan menahan biji kopi saat penyeduhan) untuk mengakses wadah airnya.
    • Kebanyakan perkolator berukuran standar bisa menampung 4-8 cangkir air, meski ada berbagai variasi lainnya. Sebagai titik referensi, empat cangkir kopi setara dengan kira-kira dua gelas kopi berukuran standar.
  2. Berikutnya, jika Anda harus terlebih dahulu melepas keranjang atau tuba intinya untuk menambahkan air, tempatkan kembali kedua benda ini ke dalam perkolator. Meski semua perkolator berbeda, konstruksi dasarnya hampir identik — biji-biji kopi harus berada di atas air dalam keranjang atau ruang kecil yang berlubang kecil-kecil juga. Tuba sempit akan memanjang dari keranjang ini ke air di bawahnya.
    • Saat air memanas, air akan secara alami bergerak naik melalui tuba dan masuk ke tempat biji kopi. Ketika air meresap, air akan menyerap sebagian aroma dan rasa biji kopi dan kembali ke bawah. Siklus ini akan berulang lagi.
  3. Selanjutnya, masukkan biji kopi Anda ke keranjang yang berlubang kecil-kecil. Anda bisa menggunakan biji kopi yang baru digiling atau biji kopi yang sudah siap pakai — hal ini tergantung pada selera Anda. Gunakan kira-kira 1 sdm untuk setiap cangkir air jika Anda ingin kopi yang pekat. Untuk kopi yang tidak terlalu pekat, gunakan 1 sdt per cangkir air. Saat Anda menggunakan perkolator, Anda mungkin harus menyesuaikan dosisnya agar sesuai dengan selera Anda.
    • Seperti yang akan kita diskusikan di bawah, untuk kebanyakan perkolator, gunakan sistem yang diset secara ringan dengan tingkat keasaman rendah serta penggilingan yang cukup kasar — lebih kasar daripada yang akan Anda gunakan pada mesin kopi biasa.
  4. Anda sudah siap sekarang, Anda hanya tinggal memanaskan air di bagian bawah perkolator dan ilmu Fisika akan melakukan sisanya. Tujuan Anda adalah memanaskan air hingga suhunya cukup tinggi, tetapi tidak mendidih. Semakin panas air maka akan semakin cepat ia meresap rasa dari biji kopi, yang berarti air mendidih akan menghasilkan rasa kopi yang terlalu kuat. Gunakan nyala api sedang agar air Anda hampir mendidih, lalu kurangi suhunya hanya untuk menjaga agar air tetap panas, tanpa mendidih atau berbuih. Jika Anda melihat uap, ini berarti perkolator Anda terlalu panas dan Anda harus mengurangi suhunya (atau memindahkan perkolator Anda dengan berhati-hati ke area yang lebih dingin).
    • Soal pengaturan sumber panas, kompor memberikan kontrol yang paling lengkap, tetapi Anda juga bisa menggunakan api unggun jika Anda tetap memerhatikan perkembangan kopi Anda.
    • Selalu nyalakan perkolator dengan suhu sedang dari bawah — jangan gunakan oven atau sumber panas menyeluruh lainnya, kecuali Anda ingin menghadapi risiko merusak peralatan serta kopi Anda.
  5. Banyak perkolator memiliki bagian bola yang terbuat dari kaca di atasnya, yang berfungsi untuk mengawasi perkembangan kopi saat diseduh. Ketika air mulai bersirkulasi di dalam perkolator, Anda akan melihat adanya uap atau gelembung udara di dalam bola ini. Semakin cepat pergerakan uapnya, berarti airnya semakin panas dan pekat, yang menunjukkan bahwa kopi sudah semakin matang. Idealnya, setelah Anda mencapai suhu sedang yang pas, Anda akan melihat gelembung terbentuk setiap beberapa detik sekali. Keadaan ini menunjukkan kecepatan yang baik saat menyeduh kopi menggunakan perkolator.
    • Jangan gunakan perkolator dengan bola plastik — para penggemar kopi mengklaim bahwa kopi panas bisa menyebabkan rasa plastik berpindah, sehingga rasa kopi akan terpengaruh dan menjadi buruk.
  6. Tergantung pada kepekatan kopi yang Anda inginkan dan panas air yang Anda gunakan, waktu penyeduhan ideal Anda bisa berbeda. Ketahuilah bahwa menyeduh selama sepuluh menit pada kecepatan yang disarankan akan menghasilkan kopi yang lebih kuat daripada jika Anda menggunakan penyeduh kopi biasa. Untuk mendapatkan kopi yang tidak terlalu pekat, seduhlah lebih sebentar. Jika Anda ingin yang lebih pekat lagi, seduhlah lebih lama.
    • Anda bisa menggunakan penanda waktu untuk mengikuti perkembangan kopi Anda, tetapi jangan atur penanda waktu dan meninggalkan kopi — jika Anda melakukannya, Anda mungkin akan membuat kopi terlalu panas dan hasilnya pahit serta menggumpal.
  7. Saat kopi selesai diseduh, angkat secara berhati-hati dari sumber panasnya (gunakan handuk atau cempal agar Anda tidak mengalami luka bakar). Segera buka tutup perkolator dan keluarkan keranjang yang mengandung biji kopi yang telah terendam. Lakukan dengan berhati-hati. Buang biji-biji kopi atau pakai kembali. Jangan biarkan biji kopi tetap berada di perkolator — jika Anda melakukannya, biji-biji ini bisa tumpah ke dalam cangkir Anda saat Anda menuang kopi, dan mungkin terus membuat rasa kopi Anda bertambah kuat karena tetesannya masuk ke wadah air Anda.
    • Setelah mengeluarkan keranjang biji kopi, kopi Anda sudah siap disajikan. Nikmati kopi pekat bergaya klasik Anda ini!
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Perkolator Listrik

PDF download Unduh PDF
  1. Perkolator listrik beroperasi dengan prinsip-prinsip Fisika yang sama dengan perkolator kompor, tetapi memerlukan lebih sedikit usaha dan supervisi. Untuk memulainya, masukkan air dan kopi seperti biasanya. Tentukan berapa banyak kopi yang Anda inginkan, lalu tambahkan air sesuai keperluan di ruang bawahnya. Keluarkan keranjang dari ruang atasnya dan masukkan biji kopi ke keranjang ini.
    • Rasi jumlah biji kopi yang harus Anda gunakan untuk air di sini sama dengan rasio pada perkolator kompor — gunakan 1 sdm per cangkir air untuk kopi pekat dan 1 sdt untuk kopi tidak pekat.
  2. Setelah perkolator disusun dan dipenuhi kopi dan air, kurang lebih pekerjaan Anda telah selesai. Sambungkan colokan perkolator ke sumber daya terdekat. Kebanyakan perkolator akan mulai memanas secara otomatis, tetapi jika perkolator Anda memiliki tombol "on", Anda mungkin harus menekannya sekarang. Elemen pemanas internal pada perkolator Anda akan aktif dan mulai memanaskan air di ruang bawahnya, menyebabkan air berputar dalam siklus melalui tuba, melewati biji-biji kopi, dan kembali ke tempatnya – sama seperti pada perkolator biasa.
  3. Anda hanya tinggal menunggu. Kebanyakan perkolator listrik membutuhkan waktu selama perkolator kompor untuk menyelesaikan penyeduhan — biasanya sekitar tujuh hingga sepuluh menit. Banyak perkolator listrik memiliki sensor internal yang mencegah kopi memanas melebihi temperatur optimalnya, tetapi jika perkolator Anda tidak seperti ini, Anda mungkin harus memerhatikannya saat alat tersebut menyeduh kopi. Jika tidak, kalau tidak ada anak kecil atau hewan peliharaan yang mungkin terkena luka bakar di tempat tinggal Anda, nyalakan penanda waktu dan biarkan perkolator melakukan tugasnya sendiri.
    • Ingat, jika Anda melihat uap keluar dari perkolator, hal ini berarti alat tersebut sedang menyeduh dengan terlalu panas. Jika ini terjadi, cabut kabelnya dengan segera dan biarkan perkolator mendingin selama satu atau dua menit sebelum Anda kembali menyambungkannya.
  4. Saat penanda waktu Anda berhenti (atau, jika perkolator Anda memiliki penanda waktu otomatis dan berhenti sendiri), cabut kabel perkolator Anda. Buka tutupnya dengan berhati-hati dan keluarkan keranjang yang mengandung biji kopi basah. Buang isinya.
    • Pada titik ini, Anda telah selesai! Sajikan kopi Anda dan nikmatilah!
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Teknik

PDF download Unduh PDF
  1. Seperti yang dijelaskan di atas, kopi yang diseduh dalam perkolator akan cukup pekat, pahit, dan "menggumpal". Hal ini karena, tidak seperti metode penyeduhan lainnya, perkolator mensirkulasikan air melalui biji-biji kopi, alih-alih membiarkannya menyerap sari pati kopi hanya sekali. Akan tetapi, dengan beberapa trik simpel, Anda bisa membuat kopi pada perkolator dengan tidak terlalu pekat. Misalnya, memulai dengan kopi giling yang ringan, halus, serta rendah kafein dan tidak asam bisa membantu mengurangi kepahitan kopi seduhan hasil perkolator. Meski perkolator biasanya akan menghasilkan kopi yang lebih pekat, menggunakan alat tersebut dengan bahan-bahan yang "ringan" bisa membantu meminimalisir efek ini.
    • Jika Anda ingin kopi yang tidak terlalu pekat, cobalah membeli biji kopi berlabel "mild" atau "smooth" dari merek kopi favorit Anda (misalnya Torabika), atau pilihlah gilingan kopi "dark" — meski kopi ini bisa terasa pahit, kandungan kafein serta asamnya lebih rendah daripada kopi giling ringan. Jika Anda punya uang, Anda juga bisa mencoba membeli kopi giling ringan spesial, seperti Oromo Yirgacheffe Ground Fair trade Coffee. [1] Jangan lupa juga bahwa Anda selalu bisa menyeduh kopi bebas kafein!
  2. Pada umumnya, semakin halus biji kopi, maka akan semakin cepat rasanya berpindah ke air dan semakin pekat hasil kopi yang diproduksi. Karena itu, saat Anda menggunakan perkolator untuk membuat kopi, pilihlah metode penggilingan yang kasar. Biji kopi yang digiling kasar akan berinteraksi dengan air dengan lebih lambat, sehingga hasil akhirnya tidak sepekat jika menggunakan biji kopi yang digiling biasa.
    • Jika Anda punya penggiling kopi sendiri, cobalah menggunakan pengaturan "coarse". Jika tidak, jika Anda membeli kopi siap saji, cari yang bertuliskan label "coarse" pada kemasannya.
  3. Saat menggunakan perkolator, temperatur adalah kuncinya — terlalu dingin, maka air tidak akan naik ke tuba sentral, tetapi terlalu panas maka kopi Anda akan terlalu matang sehingga sangat pekat. Untuk penyeduhan optimal, jaga agar air Anda berada di suhu 90,6-93,3 derajat Celcius selama proses penyeduhan terjadi. Suhu ini tepat berada di bawah titik didih air (100 derajat Celcius), tetapi tidak terlalu dingin sehingga proses penyeduhannya harus diulur-ulur.
    • Cobalah menggunakan termometer daging untuk memeriksa suhu air saat kopi Anda diseduh. Untuk hasil yang akurat, jangan menyentuhkan termometer ke sisi alat yang panas — celupkanlah termometer dengan berhati-hati ke dalam cairan kopi.
  4. Kopi yang diseduh dengan perkolator terkadang akan menggumpal. Untungnya, hal ini mudah diatasi. Biarkan kopi Anda selama beberapa menit setelah proses penyeduhan. Waktu ini akan membuat partikel serta endapan tenggelam, sehingga kopi Anda menjadi lebih jernih.
    • Ketahuilah bahwa hal ini bisa menghasilkan sedimen endapan di dasar cangkir saat Anda selesai meminum kopi. Anda mungkin tidak ingin meminum endapan ini, karena beberapa pencinta kopi menganggapnya sebagai hal yang pahit dan tidak lezat.
  5. Jika kopi yang diseduh dengan menggunakan perkolator tidak terasa lebih lezat daripada diseduh dengan metode lain, kurangi waktu penyeduhannya. Seperti yang dijelaskan di sepanjang artikel ini, kopi yang diseduh menggunakan perkolator bisa menghasilkan produk akhir yang sangat pekat jika dibandingkan dengan metode lainnya, jadi mengurangi waktu penyeduhan bisa mengatasi masalah ini. Meski kebanyakan instruksi penyeduhan menyebutkan waktu tujuh hingga sepuluh menit, Anda bisa menyeduh selama empat hingga lima menit jika Anda lebih suka hasil kopinya.
    • Jika Anda tidak yakin akan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyeduh kopi menggunakan perkolator, tetapi mau bereksperimen untuk menemukan hasil penyeduhan yang pas bagi Anda, Anda bisa melakukan strategi ini.
    Iklan


Tips

  • Selalu tutup lagi kantung kopi dengan rapat. Oksigen akan merusak rasa kopi.
  • Untuk pemanis rendah kalori, gunakan Equal®, Stevia®, atau Tropicana Slim®.
  • Karena kopi sebagian besar terbuat dari air, Anda harus menyeduhnya dengan air berkualitas baik. Klorin bisa mematikan rasa kopi. Gunakan air yang telah disaring (secara minimal) melalui saringan karbon aktif, untuk menyingkirkan rasa dan bau klorinnya.
  • Anda mungkin harus menyesuaikan jumlah biji kopi atau air agar pas dengan selera Anda.
  • Untuk rasa kopi yang lebih kuat, selalu gunakan biji kopi segar yang baru digiling.
  • Biji kopi paling baik disimpan pada suhu ruangan, dalam lemari yang gelap, pada wadah kedap udara. Penyimpanan biji kopi di dalam kulkas atau lemari pembeku akan menghancurkan minyak-minyak esensialnya, yang membentuk bagian terpenting dari aroma dan rasanya.
Iklan

Peringatan

  • Jangan nyalakan perkolator dengan air panas di dalamnya.
  • Berhati-hatilah selalu saat bekerja dengan cairan panas.
  • Penyeduh kopi yang baik akan menjaga temperatur kopi agar berada di rentang 87,7-93,3 derajat Celcius selama proses penyeduhan dengan perkolator terjadi. Sayangnya, perkolator cenderung mendidihkan kopi dan mengacaukan rasanya.
  • Menyeduh kopi dengan perkolator akan memulai proses penyerapan warna serta rasa biji kopi pada tahap pertamanya. Inilah sisi positifnya menggunakan perkolator. Perkolator akan menyalurkan air terus menerus melewati biji kopi melalui gelembung udara, hingga sumber pemanasnya dimatikan.
Iklan

Hal yang Anda Butuhkan

  • Perkolator
  • Biji kopi
  • Air bersih yang dingin
  • Sumber panas atau soket listrik
  • Gelas

Artikel WikiHow Terkait

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 9.160 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan