Pertolongan pertama yang mendasar mengacu pada proses awal menilai dan melayani kebutuhan seseorang yang terluka atau berada dalam tekanan fisiologis karena tercekik, terkena serangan jantung, mengalami reaksi alergi, akibat obat-obatan atau situasi darurat medis lainnya. Pertolongan pertama yang mendasar memungkinkan Anda untuk dengan cepat menentukan kondisi fisik seseorang dan langkah perawatan yang tepat. Anda tetap harus selalu meminta bantuan medis profesional sesegera mungkin, namun dengan menerapkan prosedur pertolongan pertama yang tepat dapat menjadi penentu hidup dan mati. Ikuti seluruh tutorial kami, atau temukan saran spesifik yang Anda perlukan dengan memeriksa bagian-bagian yang telah didaftar di atas ini.
Langkah
-
Periksa lingkungan sekitar. Evaluasi situasi yang ada. Apakah ada hal-hal yang dapat membahayakan Anda? Apakah Anda atau korban terancam oleh api, asap atau gas beracun, gedung yang tak stabil, kabel listrik putus yang bergerak-gerak atau skenario berbahaya lainnya? Jangan memburu masuk ke situasi yang malah akan membuat Anda sendiri jadi korban. [1] X Teliti sumber
- Jika mendekati korban berpotensi membahayakan nyawa Anda, segera cari bantuan profesional; mereka punya tingkat pelatihan yang lebih tinggi dan tahu bagaimana menangani situasi-situasi seperti ini. Pertolongan pertama tidak akan berguna kalau Anda tidak dapat melakukannya tanpa melukai diri sendiri.
-
Panggil bantuan. Segera hubungi pihak berwajib atau layanan darurat jika Anda yakin ada seseorang yang terluka parah. Jika hanya Anda satu-satunya orang yang ada di situ, cobalah memberi bantuan pernapasan kepada pasien sebelum mencari bantuan. Jangan meninggalkan korban sendirian dalam jangka waktu sangat lama.
-
Berikan pertolongan pada korban. Menolong seseorang yang baru saja terkena trauma serius meliputi tindak perawatan fisik dan dukungan emosional. Ingatlah untuk tetap tenang dan menenangkan; beri tahu korban tahu bahwa bantuan segera datang dan bahwa segalanya akan baik-baik saja.Iklan
-
Tentukan tingkat responsnya. Jika seseorang tidak sadar atau pingsan, cobalah menyadarkan dengan menggelitik tangan dan kaki secara perlahan, atau bicara pada mereka. Jika korban tidak merespon terhadap tindakan, suara, sentuhan, atau rangsangan lain, segera pastikan apakah ia masih bernapas.
-
Periksa pernapasan dan denyut nadi korban. [2] X Teliti sumber Jika korban tidak sadar dan tak juga sadar, periksa apakah ia masih bernapas: “lihat” apakah dadanya naik-turun; “dengarkan” suara napas yang keluar masuk; “rasakan” keberadaan udara dengan menggunakan sisi wajah Anda. Jika tetap tidak ada tanda-tanda pernapasan yang jelas, periksa denyut nadi.
-
Jika korban tetap tidak responsif, bersiaplah melakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru-Paru). Kecuali Anda mencurigai adanya cedera tulang belakang, rebahkan tubuh korban dengan hati-hati ke belakang lalu buka jalur udaranya. [3] X Teliti sumber <i>Survival, Evasion and Recovery</i> - U.S. Military Field Manual FM 21-76-1 (1999) Jika Anda curiga ada cedera tulang belakang, biarkan posisi korban apa adanya, sepanjang masih bernapas. Jika korban mulai muntah, miringkan tubuhnya agar ia tidak tercekik. [4] X Teliti sumber
- Jaga agar kepala dan lehernya tetap sejajar.
- Berhati-hatilah merebahkan tubuh korban sambil menjaga dan menyangga kepalanya.
- Buka jalur pernapasan korban dengan mengangkat dagu.
-
Lakukan 30 kali kompresi dada dan dua kali meniupkan napas sebagai bagian dari RJP. Di tengah dada korban, persis di bawah garis imajiner yang membelah kedua puting, tangkupkan kedua tangan Anda dan tekan dada korban sampai kira-kira 5,1cm dengan kecepatan 100 kompresi per menit. Setelah 30 kompresi, berikan dua kali pernapasan bantuan lalu cek tanda-tanda vitalnya. Jika napasnya terhalang, perbaiki posisi jalur udara korban. Pastikan kepala mendongak sedikit ke belakang dan lidah tidak menghalangi. Lanjutkan siklus 30 kompresi dada dan dua kali napas buatan ini sampai ada yang menggantikan Anda. [5] X Teliti sumber
-
Ingatlah pada JPS RPJ. JPS RPJ mengacu pada tiga hal kritis yang harus Anda perhatikan. [3] X Teliti sumber <i>Survival, Evasion and Recovery</i> - U.S. Military Field Manual FM 21-76-1 (1999) Periksa tiga hal ini sesering mungkin selama memberi pertolongan RPJ pada korban.
- Jalur Pernapasan. Apakah jalur pernapasan korban terhalang?
- Pernapasan. Apakah korban bernapas?
- Sirkulasi. Apakah korban menunjukkan tanda denyut di titik-titik utama. (pergelangan tangan, carotid artery , groin )?
-
Pastikan agar tubuh korban tetap hangat sementara Anda menunggu bantuan medis. Selimuti tubuhnya dengan handuk atau selimut, jika ada. Itu kalau Anda tidak membuka sebagian dari baju yang dikenakan (jaket atau jas) dan menggunakannya sebagai penutup tubuh korban sampai bantuan medis tiba. Namun, jika korban terserang panas, jangan diselimuti atau membuat badannya hangat. Dalam kasus ini, buat tubuhnya dingin dengan mengipasi dan melembapkan.
-
Perhatikan segala hal yang harus dan tidak boleh dilakukan. Saat memberi pertolongan pertama, pastikan Anda tahu semua hal yang “tidak boleh” dilakukan, seperti:
- Jangan memberi makan dan/atau minum orang pingsan. Ini akan membuatnya tersedak dan berpotensi tercekik.
- Jangan meninggalkan korban sendirian. Kecuali Anda memang benar-benar harus pergi mencari bantuan. Temani korban sampai bantuan atau petugas medis datang.
- Jangan menyangga kepala orang pingsan dengan bantal.
- Jangan menampar atau memerciki wajah orang pingsan dengan air. Itu cuma tipuan film.
Iklan
-
Lindungi diri Anda dari patogen yang ditularkan lewat darah. Patogen yang ditularkan lewat darah dapat mengancam kesehatan dan kesejahteraan Anda dalam wujud penyakit. Jika Anda memiliki perangkat pertolongan pertama, sanitasikan dulu kedua tangan dan kenakan sarung tangan steril. Jika sarung tangan steril dan alat sanitasi tidak tersedia, balutlah tangan dengan kain kasa atau katun. Hindari kontak langsung dengan darah korban. Jika Anda terlanjur menyentuh atau terkena, bersihkan sesegera mungkin. Buang seluruh sisa sumber kontaminasi yang ada.
-
Hentikan pendarahan lebih dulu. Setelah berhasil memastikan bahwa korban masih bernapas dan ada denyut nadi, prioritas selanjutnya adalah mengendalikan pendarahan. Mengendalikan pendarahan adalah salah satu hal terpenting yang dapat Anda lakukan untuk menyelamatkan nyawa korban. Gunakan tekanan langsung di atas luka sebelum mencoba cara lain untuk mengelola pendarahan. Bacalah artikel terkait untuk mengetahui detail langkah yang dapat Anda lakukan.
- Rawat luka tembakan akibat senjata api. Luka ini adalah luka yang serius dan tidak terduga. Bacalah lebih lanjut perihal pertimbangan-pertimbangan khusus saat merawat korban tembakan senjata api.
-
Berikutnya adalah merawat korban yang syok. Syok, umumnya akibat kehilangan darah, sering menyertai trauma fisik dan psikologi. Korban yang syok kerap kali memiliki kulit yang dingin dan lembab, sikap gelisah atau kondisi mentalnya berubah. Kulitnya juga memucat di sekitar wajah dan bibir. Bila tidak segera ditangani, syok dapat berakibat fatal. Semua orang yang menderita luka parah atau situasi mengancam nyawa berisiko terserang syok.
-
Berikan pertolongan pertama pada kasus patah tulang. Parah tulang, meski umum terjadi, dapat dirawat dengan tahapan sebagai berikut:
- Pastikan wilayah tulang yang patah tetap diam. Bagian dan wilayah tulang yang patah tidak boleh bergerak atau menyangga bagian tubuh mana pun.
- Kebaskan rasa sakitnya. Sering kali, ini dapat dilakukan dengan bongkahan es yang dibungkus handuk.
- Buatlah pembebat. Segulung koran dan selotip yang kuat sudah cukup untuk membuat ini. Jari yang patah, misalnya, dapat juga menggunakan jari di sebelahnya yang masih normal, sebagai pembebat.
- Buat jepitan kain, bila perlu. Ikat selembar kaus atau saring bantal di sekeliling lengan yang patah lalu kencangkan dan gantung ke sekitar bahu.
-
Membantu korban yang tersedak. Tersedak dapat berujung pada kematian atau kerusakan otak permanen dalam hitungan menit. Bacalah artikel ini untuk mengetahui bagaimana menolong korban yang tersedak. Artikel ini memberitahu cara menolong korban tersedak anak-anak dan orang dewasa.
- Salah satu metode untuk membantu korban tersedak adalah manuver Heimlich. Manuver ini dilakukan dengan mengangkangi korban dari belakang lalu memeluk mereka ala beruang dengan kedua tangan Anda terkunci di atas pusar, di bawah tulang dada. Tekan ke atas untuk mengeluarkan udara dari paru-paru. Ulangi terus sampai Anda berhasil membersihkan objek yang menyumbat jalan napas korban.
-
Pelajari cara merawat luka bakar. Rawatlah luka bakar tingkat pertama dan kedua dengan mencelup atau mengguyur wilayah luka dengan air dingin (tanpa es). Jangan gunakan krim, mentega atau salep lain, dan jangan memencet bagian yang melepuh (seperti memencet jerawat). Luka bakar tingkat tiga dapat ditutup dengan kain lembab/basah. Singkirkan pakaian dan perhiasan dari luka bakar, tapi jangan mengangkat pakaian yang hangus dan menempel di luka tersebut.
-
Waspadai luka benturan. Jika korban menderita pukulan di kepala, carilah tanda-tandanya. Gejala yang paling umum meliputi:
- Kehilangan kesadaran setelah terbentur
- Disorientasi atau lemah ingatan
- Vertigo
- Mual
- Lemah-lesu.
-
Rawat korban dengan luka di tulang punggungnya. Jika Anda curiga bahwa korban mengalami cedera tulang punggung, Anda sama sekali tidak boleh menggerakkan atau memindah posisi kepala, leher atau punggung korban “kecuali korban dalam bahaya”. Anda juga harus sangat berhati-hati saat melakukan pernapasan bantuan atau RJP. Bacalah artikel ini agar tahu apa yang harus dilakukan.Iklan
Menangani Kasus-Kasus Yang Lebih Langka Dalam Skenario Pertolongan Pertama
-
Bantulah orang yang terserang kejang. Kejang-kejang bisa sangat menakutkan buat orang yang belum pernah mengalami sebelumnya. Untungnya, menolong orang yang terserang kejang kiranya cukup mudah.
- Bersihkan wilayah sekeliling agar korban tidak terluka. [6] X Sumber Tepercaya Centers for Disease Control and Prevention Kunjungi sumber
- Aktifkan layanan medis darurat jika kejang-kejang berlangsung lebih dari 5 menit atau bila korban tidak bernapas setelah kejang-kejang
- Setelah episode itu berakhir, bantu korban rebahan di lantai dan letakkan alas yang lembut atau rata di bawah kepala. Miringkan tubuh korban untuk memudahkannya bernapas, namun “jangan” menahan atau memaksa menghentikan gerakan korban.
- Bersikap ramahlah dan yakinkan saat kesadaran korban pulih. Jangan tawarkan makanan atau minuman sampai mereka sadar sepenuhnya.
-
Bantu seseorang agar selamat dari serangan jantung. Akan membantu bila Anda tahu gejala-gejala serangan jantung, seperti detak jantung yang cepat memburu, tekanan atau rasa sakit di dada, dan rasa mual yang tak jelas. Segera bawa korban ke rumah sakit sambil diberi aspirin atau nitrogliserin, dan obat ini harus dikunyah korban.
-
Kenali gejala orang yang terkena stroke. Sekali lagi, mengetahui gejala stroke sangatlah penting. Gejala stroke meliputi kelumpuhan bicara untuk sementara atau kesulitan memahami ucapan orang lain; kebingungan; kehilangan keseimbangan atau puyeng; juga sakit kepala yang parah tanpa diawali tanda apa pun. Bawa orang yang Anda curigai terkena stroke ke ruang gawat darurat rumah sakit sesegera mungkin.
-
Tangani kasus keracunan. Keracunan dapat terjadi akibat toksin alami (misalnya gigitan ular) atau kombinasi bahan kimia. Jika keracunan disebabkan oleh binatang, cobalah membunuh binatang tersebut (dengan aman), masukkan ke dalam kantung, lalu bawa ke pusat kendali racun.Iklan
Tips
- Jika mungkin, gunakan sarung tangan berbahan lateks atau penghalang lain untuk melindungi Anda dari cairan tubuh orang lain.
- Jika seseorang tertikam sebuah benda, jangan diangkat, kecuali benda tersebut menghalangi jalan napas. Mengangkat benda tersebut malah berpotensi memperluas luka dan meningkatkan keparahan pendarahan. Jangan memindahkan korban. Jika memang “terpaksa” memindahkan, cobalah memendekkan dan mengamankan objek tersebut. [3] X Teliti sumber <i>Survival, Evasion and Recovery</i> - U.S. Military Field Manual FM 21-76-1 (1999)
- Sebanyak apa pun informasi dalam artikel ini, yang dapat Anda pelajari dari membaca langkah-langkah tindakan ini tetap terbatas. Karenanya, “cobalah mencari layanan pelatihan pertolongan pertama dan/atau RJP semaksimal mungkin” – ini akan memberi Anda, sebagai pembaca, kemampuan untuk mempelajari secara persis dan langsung bagaimana sebenarnya mengikat tulang yang retak atau lepas, membebat luka taraf sedang sampai parah, dan bahkan melakukan RJP, dan Anda akan jauh lebih siap merawat mereka yang membutuhkan setelah menjalani latihan. Tambahan lagi, sertifikasi ini juga melindungi Anda dari tuntutan hukum – meski hukum Good Samaritan atau Murah Hati akan melindungi Anda dari kasus-kasus semacam ini, kepemilikan sertifikat pelatihan pertolongan pertama dan RJP akan sangat mendukung.
Peringatan
- Memindahkan orang yang mengalami cedera tulang punggung akan meningkatkan kemungkinan korban terserang lumpuh atau kematian
- Jangan pernah membahayakan nyawa Anda sendiri! Meski kesannya kurang simpatik, ingatlah bahwa menjadi pahlawan, dalam hal ini, akan sia-sia kalau berujung pada kematian Anda sendiri.
- Jangan memindahkan korban. Karena dapat semakin melukai; kecuali korban memang terancam bahaya lain dan memang harus segera dipindahkan. Tunggu sampai ambulans tiba dan mengambil alih perawatan terhadap korban.
- Jika Anda tak yakin harus berbuat apa, biarkan para profesional yang bekerja. Jika lukanya tidak mengancam nyawa, salah tindakan malah akan membahayakan korban. Lihatlah catatan tentang pelatihan di atas, sebelum tips ini.
- Jangan menyentuh korban yang terkena syok akibat sengatan listrik. Matikan sumber daya atau gunakan benda yang tidak menghantarkan listrik (misalnya kayu, tali kering, kain kering) untuk memisahkan korban dari sumber daya sebelum menyentuhnya.
- Memberi aspirin kepada siapa pun di bawah usia 16 tahun adalah hal yang sangat berbahaya, karena aspirin berpotensi mengakibatkan kerusakan parah terhadap otak dan liver saat seseorang belum cukup umur.
- Jangan pernah mencoba memasang ulang tulang yang patah atau lepas. Ingatlah bahwa yang Anda lakukan di sini adalah pertolongan “pertama”, jadi jika Anda nekad melakukannya, sama dengan Anda menyiapkan pasien untuk diangkut dan dibawa ke rumah sakit. Kecuali Anda 110% yakin atas tindakan yang dilakukan, memasang ulang tulang yang retak, patah atau lepas sangat berisiko membuat luka makin parah.
- Sebelum menyentuh korban atau memberi bantuan “apa pun”, pastikan Anda punya izin untuk menangani atau merawat korban! Periksa hukum dan undang-undang setempat. Memberi bantuan tanpa izin dapat berujung pada tuntutan hukum. Jika seseorang lekat dengan perintah "Jangan disadarkan", hormatilah (hanya jika Anda melihat sendiri buktinya). Jika seseorang tidak sadar dan beresiko kematian atau cedera, tanpa diketahui lekat dengan perintah "Jangan disadarkan", silakan bantu dan rawat atas dasar izin tersirat . Jika status ketidaksadaran belum dapat dipastikan, sentuh korban di pundak sambil memanggil, "Pak/Bu, Anda tidak apa-apa? Saya bisa membantu Anda." Sebelum lanjut memberi bantuan.
Referensi
- ↑ http://www.ready.wv.gov/during/Pages/BasicFirstAid.aspx
- ↑ http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000022.htm
- ↑ 3,0 3,1 3,2 Survival, Evasion and Recovery - U.S. Military Field Manual FM 21-76-1 (1999)
- ↑ http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000022.htm
- ↑ http://www.mayoclinic.com/health/first-aid-cpr/FA00061
- ↑ http://www.cdc.gov/epilepsy/basics/first_aid.htm