PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Ketika seorang remaja mendapati dirinya hamil dan akan memiliki anak, situasi ini menjadi sangat menyulitkan untuk semua orang yang terlibat. Penting bagi setiap orang untuk menyadari bahwa kehamilan bisa ditangani, asalkan keputusan yang dibuat telah dipikirkan masak-masak. Hal terbaik yang harus dilakukan adalah memikirkan semua pilihan yang memungkinkan dan mendiskusikannya dengan seseorang yang dapat membantu. Entah Anda akan menjadi ibu di usia remaja, atau Anda memiliki remaja yang sedang hamil, ada metode penanganan yang dapat dipraktikkan untuk membantu Anda melewati masa-masa sulit ini.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Menangani Kehamilan Remaja Anda Sendiri

PDF download Unduh PDF
  1. Klinik semacam ini memberikan pelayanan yang berhubungan dengan kehamilan, seperti tes kehamilan, ultrasound , informasi tentang kehamilan, pendidikan seks, dan dukungan pascaaborsi. Klinik biasanya merahasiakan identitas pasien dan dapat membantu Anda menyusun rencana.
    • Lakukan pencarian di internet untuk menemukan klinik semacam ini di wilayah tempat tinggal Anda.
  2. Tes kehamilan yang dilakukan di rumah sangat akurat, tetapi akan lebih baik untuk mengonfirmasi kehamilan dengan dokter. Buatlah janji temu dengan ginekolog untuk melakukan tes di tempat praktik dokter. Dokter juga akan memberi tahu berapa lama usia kehamilan Anda, dan pilihan apa yang tersedia. [1]
    • Klinik perawatan kehamilan mungkin menawarkan tes kehamilan gratis/murah untuk mengonfirmasi kehamilan Anda.
  3. Memberi tahu orang tua mungkin salah satu hal tersulit yang harus dilakukan setelah mengetahui kalau Anda hamil. Prospek itu terlihat sangat menakutkan karena Anda tidak tahu bagaimana reaksi mereka saat mendengar berita itu. Jangan sampai ketakutan ini menghalangi Anda untuk memberi tahu mereka. Semakin cepat mereka mengetahuinya, semakin baik. Cara terbaik untuk melakukannya adalah mengatakan secara langsung dan jujur. Berikut beberapa cara untuk memulai percakapan:
    • “Ayah, Ibu, aku ingin membicarakan sesuatu yang penting. Aku hamil dan aku butuh bantuan.” Setelah Anda menyampaikan berita itu, jawablah semua pertanyaan yang mereka ajukan dengan jujur.
  4. Saat orang tua mendengar berita itu, Anda akan menghadapi reaksi spontan mereka. Jika orang tua menunjukkan reaksi negatif, ingatlah bahwa itu normal. Mereka mungkin marah atau bereaksi secara emosional pada awalnya, tetapi seiring waktu, mereka akan menanganinya dengan lebih baik.
    • Ingatlah, mereka akan mendengar kabar ini untuk pertama kalinya, di depan Anda. Mereka tidak mendapat kesempatan untuk mempersiapkan diri menangani reaksi awal mereka.
  5. Mintalah dukungan orang tua, anggota keluarga, atau konselor siswa di sekolah. Mungkin akan sangat sulit berbagi informasi seperti ini, tetapi penting untuk memberi tahu orang terdekat Anda secepatnya. Tidak peduli keputusan apa yang Anda buat untuk masa depan kehamilan ini, mintalah bantuan orang lain untuk mengatasi masalah ini.
  6. Jangan berpikir bahwa Anda harus memikul tanggung jawab kehamilan itu seorang diri. Penting untuk melibatkan ayah si bayi dan orang tuanya. Entah Anda memutuskan untuk melanjutkan kehamilan atau tidak, Anda bisa mendapatkan bantuan emosional, atau finansial dari sang ayah. [2]
  7. Begitu mengetahui kalau Anda hamil, putuskan bagaimana Anda akan menangani kehamilan itu. Duduk dan lakukan pembicaraan serius dengan ayah si bayi dan orang-orang yang sedang membantu Anda. Diskusikan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode. Pada akhirnya, keputusan berada di tangan Anda, dan jangan biarkan siapa pun menekan Anda. [3]
    • Jika Anda memutuskan tidak akan mampu membesarkan anak itu, Anda harus meminta bantuan dokter atau konselor untuk memberi tahu apa langkah selanjutnya, apakah itu kemungkinan adopsi atau aborsi.
    • Aborsi harus dilakukan selama usia kehamilan tertentu. Dokter akan memberi tahu apakah aborsi adalah pilihan yang tepat jika Anda memutuskan itulah yang Anda inginkan. Ketahuilah bahwa aborsi bisa menjadi pengalaman traumatis. Selain itu, di beberapa negara aborsi dianggap melanggar hukum. Mintalah seseorang untuk mendampingi sehingga Anda memiliki dukungan emosional atau Anda bisa mencari konseling untuk membantu menangani keputusan tersebut.
    • Jika adopsi adalah pilihan yang Anda inginkan, ingatlah bahwa ayah si bayi harus memberikan persetujuannya. Carilah informasi tentang tentang agen adopsi yang dapat membantu Anda menjalani proses tersebut
  8. Ada banyak keputusan yang harus dibuat mengenai kehadiran bayi baru ini, dan tindakan yang paling masuk akal adalah mendengarkan pengalaman seseorang yang pernah mengalami hal yang sama. Mintalah pendapat orang dewasa, perawat, dan bidan yang tepercaya dan dengarkan apa yang mereka katakan. Tanyakan kepada mereka tentang berbagai pilihan persalinan, biayanya, dan apa yang akan Anda hadapi. Informasi ini akan membantu Anda memutuskan apa yang terbaik untuk diri Anda.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Menjadi Orang Tua Suportif untuk Remaja yang Hamil

PDF download Unduh PDF
  1. Berbagai emosi akan Anda rasakan saat mengetahui bahwa putri Anda yang masih remaja hamil. Pikiran Anda akan dipenuhi berbagai kesulitan yang harus dihadapi keluarga dan itu bisa menakutkan. Silakan saja jika Anda ingin marah, tetapi jangan melakukannya di depan putri Anda. [4]
    • Hubungi anggota keluarga atau teman yang dapat membantu Anda menghadapi guncangan awal setelah mendengar berita itu. Mintalah mereka untuk membantu Anda berbicara dengan putri Anda.
  2. Meskipun Anda dilanda kemarahan dan kejengkelan, ingatlah bahwa putri Anda kemungkinan merasa sangat takut dan sendirian. Dia justru lebih membutuhkan Anda di sisinya selama masa-masa sulit ini. Anda harus berusaha untuk tetap rileks, baik secara emosi dan fisik, selama periode kehamilan ini demi kesehatan putri Anda. Cobalah untuk tidak membuat putri Anda merasa malu karena hamil. Hal itu tidak akan mengubah apa yang sudah terjadi, dan hanya akan membuat situasi semakin buruk. Berikut beberapa hal yang dapat Anda katakan kepada putri Anda setelah mendengar kabar itu: [5]
    • “Sekarang, katakan pada kami kapan kamu mengetahuinya, dan siapa ayah bayi itu, supaya kami bisa memikirkan apa yang harus dilakukan selanjutnya.”
    • “Ibu perlu waktu untuk memikirkan langkah selanjutnya."
    • “Kita akan memikirkan bersama apa yang harus dilakukan. Semuanya akan baik-baik saja."
  3. Mungkin Anda ingin melakukan intervensi dan membuat keputusan sebagai orang dewasa, tetapi sebaiknya Anda mendengarkan dan menghormati keinginan putri Anda. Sangat penting untuk membuat putri Anda untuk merasa nyaman dengan keputusannya. Anda tetap bisa mendukungnya, bahkan jika Anda tidak setuju dengan pilihannya.
    • Tanyakan kepada putri Anda, “Apa yang dikatakan hati kecilmu?” atau “Pilihan apa yang paling nyaman untukmu?"
    • Carilah konselor yang bisa membantu Anda dan putri Anda membuat keputusan bersama. Kehadiran konselor dapat memfasilitasi percakapan sehingga tetap berlangsung secara konstruktif tanpa perspektif yang bias.
  4. Meskipun Anda tidak seharusnya memaksakan pandangan pribadi, bimbinglah putri Anda untuk mengakses referensi dan pusat layanan yang tersedia. Penting bagi Anda membantu putri tercinta membuat keputusan terbaik, tanpa terlalu banyak memengaruhi apa yang dia putuskan. [6]
    • Pelajari semua pilihan dan skenario yang memungkinkan, sambil mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan masing-masing untuk putri Anda. Dengan begitu, pendapat Anda akan didengarkan sekaligus memberi kesempatan kepada putri Anda mendapatkan semua informasi yang diperlukan sebelum membuat keputusannya sendiri.
  5. Mendengar kabar bahwa putri remaja Anda hamil bisa membuat Anda merasa hancur. Anda mungkin bertanya-tanya mengapa hal ini terjadi, atau dilanda ketakutan tentang konsekuensi yang akan dihadapi nantinya. Penting bagi Anda untuk mengingat bahwa kehadiran seorang bayi adalah pengalaman yang indah, dan kehamilan bukan sesuatu yang memalukan. Meskipun semua ini tidak terduga, dan membawa banyak masalah, Anda harus berkonsentrasi pada masa depan dan tidak berkutat dengan masa lalu.
    • Remaja membuat kesalahan dan perlu memetik pelajaran dari kesalahan tersebut. Pada titik yang penting ini, putri Anda membutuhkan dukungan dan bimbingan Anda lebih dari biasanya.
  6. Meskipun Anda mungkin harus tetap memberikan dukungan finansial, emosional, dan nasihat yang baik tentang pengasuhan anak, Anda juga harus mengajarinya untuk menjadi orang dewasa yang mandiri. Jangan selalu menjadi orang yang membuat janji dengan dokter, menyiapkan makan malam, atau mencuci pakaian. Pastikan putri Anda siap untuk mengurus bukan hanya dirinya sendiri, tetapi juga bayinya. [7]
    • Biarkan putri Anda membuat janji temu dengan dokter berikutnya, dan mintalah dia membaca buku tentang bayi untuk membantunya mempersiapkan diri menjadi ibu.
  7. Saat bayinya lahir, Anda mungkin secara naluriah ingin bertindak sebagai orang tuanya. Namun, penting bagi Anda untuk mempertahankan peran sebagai kakek/nenek, dan membiarkan putri Anda bertindak sebagai pengasuh utamanya. Putri Anda harus belajar mengandalkan diri sendiri.
  8. Anda harus memastikan dia mendapatkan perawatan pranatal untuk memastikan proses persalinan dan bayi yang sehat.
    • Dampingi putri Anda saat melakukan pemeriksaan kehamilan rutin dan beri dia dukungan selama melalui perjalanan ini.
    • Pastikan putri Anda mulai mengonsumsi vitamin pranatal begitu Anda mengetahui tentang kehamilannya.
  9. Jika putri Anda memutuskan untuk tidak membesarkan bayinya, dan ingin menyerahkannya untuk diadopsi, bantulah dia menjalani prosesnya. Ingatlah bahwa bayinya adalah tanggung jawabnya, dan hal terpenting yang dapat Anda lakukan adalah mendukung keputusannya. Dia masih harus menjalani masa kehamilan, dan harus tetap sehat secara fisik dan emosional.
    • Adopsi mungkin merupakan pilihan yang baik untuk remaja yang belum siap membesarkan anak.
    • Carilah dukungan untuk putri Anda, yang dapat membantunya melalui proses adopsi yang emosional dan menyedihkan.
  10. Jika dia memutuskan aborsi adalah pilihan terbaik untuknya, penting bagi Anda untuk berada di sisinya. Aborsi bisa menjadi pengalaman traumatis, bukan hanya selama prosedur, tetapi juga sesudahnya. Putri Anda akan membutuhkan cinta dan dukungan Anda. Namun, pastikan terlebih dahulu hukum di negara Anda melegalkan proses aborsi.
    • Pastikan untuk berbicara dengan putri Anda setelah prosedur, untuk memastikan kondisinya baik-baik saja.
  11. Anda mungkin tidak akan bisa mendukung putri Anda jika tidak memiliki dukungan yang sesuai. Temukan seseorang yang bisa Anda ajak bicara, dan bisa memberikan saran sehingga Anda bisa berpikir dengan jernih saat membantu putri dan cucu Anda. [8]
    • Anda bisa berbicara dengan teman, anggota keluarga, atau mungkin terapis. Cari saja seseorang yang dapat Anda percaya dan dengan siapa Anda bisa membuka diri.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Merencanakan Masa Depan

PDF download Unduh PDF
  1. Di negara maju, pemerintah menyediakan program yang dapat memberikan bantuan untuk membayar biaya medis, makanan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan bayi. Sayangnya, program seperti ini belum ada di Indonesia. Jadi, Anda harus menanggung sendiri biaya selama masa kehamilan dan persalinan. [9]
    • Namun, Anda bisa mencoba menghubungi Pusat Krisis Terpadu (PKT) RSCM, yang memberikan pelayanan untuk masalah medis, psikis, dan bantuan hukum hingga Rumah Penampungan Sementara.
  2. Memiliki bayi tidak berarti Anda harus menikahi ayah si bayi. Sebelum membuat keputusan untuk tinggal bersamanya, atau menikah, bicaralah dengan keluarga dan mintalah pendapat mereka. Mereka akan membantu Anda membuat keputusan terbaik untuk Anda dan si bayi.
    • Anak yang diasuh dalam pernikahan tanpa cinta dan penuh kebencian bisa berbahaya untuk perkembangan emosionalnya.
    • Anda dan sang ayah bisa memutuskan untuk membesarkan bayi itu bersama, tanpa menikah. Hal ini disebut pengasuhan bersama, dan memungkinkan Anda berdua merancang suatu sistem yang dapat memenuhi kebutuhan Anda dan si bayi..
  3. Mimpi yang pernah Anda miliki untuk masa depan mungkin harus ditunda, atau sedikit berubah, tetapi tidak hilang. Mimpi itu harus tetap menjadi tujuan yang harus Anda perjuangkan. Entah Anda berusaha melanjutkan pendidikan, mendapatkan pekerjaan, atau belajar di sekolah kejuruan, bicaralah dengan orang tua dan lihatlah bagaimana rencana masa depan Anda sekarang. [10]
    • Selesaikan pendidikan SMA Anda. Memiliki pendidikan akan membantu Anda menjadi mandiri dan memungkinkan Anda menghidupi anak Anda.
  4. Jika Anda memutuskan untuk membesarkan anak Anda, pahami bagaimana kehidupan Anda akan berubah. Anda harus mempersiapkan diri secara finansial, mental, dan sosial untuk bayi yang baru lahir. Anda akan mengalami banyak perubahan baru yang harus dipelajari, misalnya perawatan anak, dan harus bertanggung jawab untuk untuk hal itu. Pusat Krisis Terpadu dapat membantu Anda merencanakan masa depan. Jadi, saat bayi lahir, Anda sudah siap.
    • PKT akan memberi tahu tentang berapa banyak waktu yang harus Anda habiskan dengan bayi, dan berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk perawatan bayi setiap minggu.
    • Semakin komprehensif rencana yang Anda buat untuk bayi, semakin baik untuk Anda berdua.
  5. Jika Anda memutuskan untuk membesarkan anak itu, pertimbangkan untuk menemui terapis, yang akan membantu Anda melalui masa-masa ini. Apa pun pilihan Anda, entah melakukan aborsi atau memberikan si bayi untuk adopsi, Anda mungkin mengalami kehilangan emosional yang sangat besar. Penting untuk memahami bahwa Anda akan melewati masa-masa sulit untuk sementara waktu, tetapi dengan bantuan dan dukungan, Anda akan bisa melewati semua ini.
    Iklan

Tips

  • Jika ayah si bayi tidak mau terlibat, Anda tetap bisa memintanya memberikan tunjangan anak.
  • Pertimbangkan dan pelajari semua pilihan yang tersedia. Pikirkan keuntungan dan kerugian dari semua pilihan dan pilih yang paling sesuai untuk Anda.
  • Jika Anda diminta untuk bertanggung jawab sebagai ayah si bayi dalam kasus kehamilan remaja, pastikan Anda menyingkirkan semua keraguan dan menjalani tes DNA sebelum mencantumkan nama Anda dalam akta kelahiran anak. Di Indonesia, anak yang lahir di luar pernikahan memiliki hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya dan dengan laki-laki yang bisa dibuktikan sebagai ayahnya (misalnya dengan tes DNA atau surat pernyataan tertulis yang sah). Untuk mencantumkan nama ayah dalam akta kelahiran anak di luar nikah, diperlukan penetapan pengadilan sebagai bentuk pengakuan anak tersebut oleh ayahnya. Menurut peraturan, sang ayah harus memberikan tunjangan untuk anak sampai dia dewasa dan mampu mengurus dirinya sendiri. Jadi, meskipun Anda yakin itu bayi Anda, tidak ada salahnya melakukan tes DNA untuk memastikannya.
  • Anda bisa mencari kelompok pendukung untuk ibu muda di internet.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 13.730 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan