Artikel ini disusun bersama Jeffrey Fermin
. Jeffrey Fermin adalah Manajer Pemasaran di AllVoices, sebuah platfiorm manajemen umpan balik bagi karyawan. Dia dan trim AllVoices spesialis dalam membangun tempat kerja yang lebih baik, lebih aman, lebih inklusif, dan penuh semangat. Jeffrey memperoleh gelar Sarjana dari Florida International University.
Artikel ini telah dilihat 4.022 kali.
Perlu mengambil cuti sejenak? Mengajukan cuti sebenarnya lebih mudah daripada yang Anda bayangkan, baik karena keadaan darurat mendadak atau untuk liburan ke tempat yang jauh. Dalam lanskap profesional di era modern, pesan singkat menjadi media yang dibutuhkan untuk mendapatkan waktu yang Anda butuhkan. Tetap baca artikel ini untuk mengetahui daftar lengkap kiat dan contoh pesan untuk meminta cuti melalui pesan singkat.
Langkah
-
Pastikan permohonan Anda jelas dan tidak memiliki saltik. Saat mengirimkan pesan kepada supervisor mengenai permohonan cuti, pesan tidak boleh terkesan santai atau ditulis secara terburu-buru. Makin serius Anda menulis pesan, makin sadar ia bahwa Anda memang menghormatinya dan bisnisnya. [1] X Teliti sumber Sebagai contoh standar format pesan profesional:
- Pertama, ucapkan salam dan sebutkan permohonan Anda dengan jelas. Sebagai contoh, “Selamat pagi, Bu Sabrina. Saya ingin mengajukan cuti untuk hari Senin, 31 Januari nanti.”
- Jika Anda tidak bisa hadir pada menit-menit terakhir, ajukan permohonan cuti secara tegas, tetapi cerminkan penyesalan dalam pesan tersebut. Sebagai contoh, “Saya minta maaf karena tidak dapat datang ke kantor hari ini.”
- Jelaskan bahwa Anda ingin menggunakan cuti berbayar. Sebagai contoh, “Saya ingin menggunakan jatah cuti berbayar selama 8 jam” atau “Saya ingin mengajukan cuti berbayar.”
- Terakhir, ucapkan terima kasih kepada supervisor Anda. Sebagai contoh, “Terima kasih banyak atas perhatiannya”. Jika permohonan Anda cukup mendadak, Anda bisa mengatakan, “Terima kasih atas pengertiannya.”
Iklan
-
Berterus teranglah dengan hak Anda untuk mengajukan cuti. Saat meminta cuti, ada baiknya Anda “memberi tahu” supervisor bahwa Anda ingin mengambilnya alih-alih “meminta” izin. Makin lemah ketegasan Anda saat mengajukan cuti, makin besar kemungkinan supervisor Anda menolak permohonan tersebut. Selama Anda mengikuti aturan perusahaan, ia tidak boleh begitu saja menolak permintaan cuti. [2] X Teliti sumber
- Sebagai contoh, "Selamat pagi, Bu Susan. Saya ingin memberi tahu Ibu bahwa saya sedang sakit dan tidak bisa datang ke kantor hari ini” atau “Selamat pagi, Pak Markus. Saya ingin mengajukan cuti untuk tanggal 3 Maret."
- Sadarilah bahwa supervisor Anda mungkin harus menunda cuti Anda jika orang lain memohon cuti pada tanggal yang sama atau Anda akhir-akhir ini terlalu sering meminta cuti.
-
Jangan bertele-tele atau menceritakan alasan cuti dengan detail yang terlalu banyak. Berlawanan dengan kepercayaan umum yang beredar, makin banyak penjelasan Anda mengenai cuti yang ingin diambil, makin besar kemungkinan supervisor Anda untuk mempertanyakan permohonan tersebut. Selain itu, Anda pun berhak mendapatkan privasi. Oleh karena itu, kemas pesan Anda sesederhana mungkin. [3] X Teliti sumber
- Sebagai contoh, jika Anda mengajukan cuti untuk menonton konser di luar kota, Anda bisa mengatakan, “Saya harus pergi ke luar kota pada tanggal tersebut.”
- Jika Anda mengajukan cuti mendadak karena sakit, Anda tidak perlu menceritakan detail secara berlebihan. Cukup katakan, “Saya sedang sakit” atau “Saya terkena flu berat.”
- Meskipun demikian, jika gejala yang Anda rasakan mengharuskan Anda untuk tidak bekerja selama beberapa hari, beri tahu ia bahwa Anda perlu mengambil cuti selama lebih dari satu hari.
Iklan
-
Anda berhak menangani krisis atau kondisi darurat yang muncul. Jika Anda perlu mengambil cuti karena ada sesuatu yang terjadi kepada diri sendiri atau orang terkasih, Anda harus jujur mengenai hal tersebut. Selain itu, jika Anda perlu menangani krisis kesehatan mental, fisik, atau emosional, Anda pun harus menjelaskannya secara jujur alih-alih membuat alasan. Biasanya, supervisor akan memahami situasi yang ada jika Anda menekankan bahwa Anda memang perlu mengambil cuti. [4] X Teliti sumber
- Sebagai contoh, "Saya tidak bisa datang ke kantor hari ini. Ada situasi darurat yang dialami keluarga saya” atau “Kondisi mental saya sedang buruk dan saya perlu beristirahat di rumah."
- Meskipun Anda bisa mengambil cuti karena tidak dapat bekerja, Anda tidak boleh memanfaatkan kesempatan ini, terutama jika Anda tidak menggunakan cuti berbayar atau cuti sakit.
-
Beri tahu supervisor Anda bahwa Anda membutuhkan waktu untuk “alasan pribadi”. Jika Anda ingin mengambil cuti, tetapi tidak memiliki alasan yang valid, jangan berpura-pura sakit atau berada dalam situasi darurat. Mengarang-ngarang cerita justru berisiko membuat Anda tertangkap basah. Alih-alih demikian, kirimkan pesan ringkas kepada supervisor Anda yang menunjukkan bahwa Anda tidak bisa datang ke tempat kerja. [5] X Teliti sumber
- Sebagai contoh, jika Anda mengambil cuti karena ingin pergi ke pantai, jangan katakan kepada supervisor bahwa Anda “menderita flu”. Alasan tersebut justru bisa memicu kepanikan yang tidak diinginkan.
- Alih-alih demikian, dengan sopan dan ringkas katakan, “Mohon maaf, saya perlu mengambil cuti karena alasan pribadi. Namun, saya sudah bisa kembali bekerja besok.”
- Gunakan “alasan pribadi” jika Anda ingin menenangkan diri atau mengistirahatkan pikiran, tetapi menduga supervisor Anda tidak akan begitu saja menghormati atau memahami kebutuhan Anda.
Iklan
-
Tunjukkan bahwa Anda memahami pentingnya pekerjaan Anda. Tergantung pada bidang yang Anda dalami, Anda mungkin perlu bernegosiasi dengan supervisor untuk mengambil lembur saat kembali bekerja. Meskipun ia menolak penawaran lembur, setidaknya Anda bisa menunjukkan bahwa Anda tidak menyepelekan cuti yang diberikan begitu saja. [6] X Teliti sumber
- Anda juga mungkin bisa mengambil jadwal/giliran kerja tambahan untuk menggantikan orang lain, atau mengambil lembur atau pekerjaan di luar jam biasa, tergantung pada bidang Anda.
- Sebagai contoh, Anda bisa mengatakan, “Terima kasih sudah mengizinkan saya mengambil cuti. Jika diperlukan, saya bisa mengambil lembur saat kembali bekerja nanti.”
- Sebagai alternatif, Anda bisa menanyakan apakah ada pekerjaan yang Anda bisa tangani saat tidak datang ke kantor. Sebagai contoh, Anda bisa mengatakan, “Apakah ada yang saya bisa lakukan saat saya tidak berada di kantor?”.
-
Beri tahu supervisor bahwa ia masih bisa menghubungi Anda melalui pesan singkat atau surel. Jika Anda mengajukan cuti sakit dan masih mendapatkan gaji, Anda mungkin diwajibkan bekerja sedikit dari rumah. Beri tahu supervisor bahwa ia bisa menghubungi Anda jika ada situasi darurat atau pertanyaan. Ini menjadi penawaran yang bijak setelah Anda secara mendadak merepotkannya, serta menunjukkan bahwa Anda tidak begitu saja memanfaatkannya atas cuti yang didapatkan. [7] X Teliti sumber
- Sebagai contoh, Anda bisa mengatakan, “Saya harus beristirahat di rumah hari ini, tetapi jangan ragu untuk menghubungi saya melalui pesan singkat atau surel.”
- Anda hanya perlu menawarkan ini jika masih bisa bekerja. Jika Anda mengambil cuti berbayar atau tak berbayar, Anda tidak diwajibkan untuk tetap bekerja.
- Meskipun demikian, ini dapat menjadi taktik yang tepat jika Anda merasa tak enak karena terlalu banyak mengambil cuti dan ingin menjaga reputasi pribadi.
Iklan
Ajukan cuti selama beberapa hari jika Anda tidak yakin dengan lamanya cuti yang dibutuhkan.
-
Berikan perkiraan mengenai lamanya cuti yang Anda butuhkan karena sakit atau kondisi darurat lain. Jika Anda mengajukan cuti karena sakit, mungkin Anda tidak bisa pergi ke kantor selama beberapa hari. Dalam situasi seperti ini, beri tahu supervisor bahwa Anda tidak mengetahui secara pasti lamanya cuti yang diperlukan, tetapi berikan perkiraan kasar dan katakan bahwa Anda akan tetap mengabarinya. [8] X Teliti sumber
- Sebagai aturan umum, jika Anda sakit hari ini, ada kemungkinan Anda pun perlu mengajukan cuti untuk keesokan harinya.
- Sebagai contoh, “Saya terkena demam. Untuk berjaga-jaga, saya tidak akan pergi ke kantor hari ini dan besok. Namun, saya akan mengabari Anda tentang kondisi saya besok.”
-
Jangan sampai Anda mengganggu supervisor Anda di malam hari atau akhir pekan. Saat mengajukan cuti, ada baiknya Anda menganggap pengajuan ini sebagai permohonan bisnis. Dengan kata lain, jangan ajukan cuti di luar jam kerja saat ia sedang menikmati waktunya sendiri. Jaga reputasi Anda di matanya dengan mengirimkan pesan pada jam kerja. [9] X Teliti sumber
- Hal ini berbeda jika Anda bangun tidur dan menyadari bahwa Anda harus mengambil cuti. Dalam situasi seperti ini, kirimkan pesan kepada atasan Anda sesegera mungkin.
- Namun, jika Anda bisa menunggu penerimaan pengajuan (mis. saat mengajukan cuti di masa mendatang), kirimkan pesan pada jam kerja biasa.
Iklan
-
Beri tahu supervisor Anda beberapa minggu atau bulan sejak awal jika memungkinkan. Jika Anda membuat rencana yang mengharuskan Anda untuk mengambil cuti, beri tahu ia tanggal cuti tersebut segera setelah Anda memastikannya. Ada kemungkinan ia akan menerima pengajuan yang Anda kirimkan jika ia mendapatkan cukup waktu untuk menangani ketidakhadiran Anda di kantor. [10] X Teliti sumber
- Hal ini penting terutama jika Anda baru mendapatkan pekerjaan atau meminta cuti pada tanggal atau waktu yang orang lain pun biasanya manfaatkan untuk mengambil cuti, seperti menjelang hari raya/libur tertentu.
- Jika Anda harus mengambil cuti mendadak karena sakit, beri tahu supervisor segera setelah Anda bangun dan memutuskan untuk beristirahat di rumah.
- Cari tahu apakah tempat kerja Anda menetapkan prosedur pengajuan cuti formal. Mungkin ada metode atau jangka waktu tertentu yang diharuskan oleh supervisor.
-
Siapkan rencana cadangan atau bersiaplah untuk berkompromi. Ada kemungkinan supervisor tidak menerima pengajuan cuti. Jika pengajuan ditolak karena Anda meminta cuti pada masa-masa sibuk atau seseorang sudah meminta cuti pada hari/waktu yang sama, Anda mungkin bisa bernegosiasi. Jika Anda terlalu sering mengajukan cuti, Anda mungkin perlu membuat kompromi lain. [11] X Sumber Tepercaya Harvard Business Review Kunjungi sumber
- Jika rencana Anda belum pasti (mis. Anda belum membeli tiket pesawat), Anda bisa dengan sopan mengajukan cuti di tanggal lain.
- Jika supervisor Anda mengatakan bahwa Anda terlalu sering mengajukan cuti, Anda mungkin perlu mengurangi permintaan atau pengajuan cuti.
- Jika Anda bekerja di bidang yang memungkinkan orang lain untuk menggantikan posisi Anda, tanyakan apakah ada rekan kerja yang mau mengisi giliran/jadwal kerja Anda.
Iklan
wikiHow Terkait
Referensi
- ↑ https://careersidekick.com/sick-day-emails/
- ↑ https://careersidekick.com/sick-day-emails/
- ↑ https://money.usnews.com/careers/articles/a-guide-to-calling-in-sick
- ↑ https://www.inc.com/quora/taking-a-day-off-its-best-to-skip-the-excuses.html
- ↑ https://www.inc.com/quora/taking-a-day-off-its-best-to-skip-the-excuses.html
- ↑ https://www.monster.com/career-advice/article/best-way-to-ask-for-time-off
- ↑ https://careersidekick.com/sick-day-emails/
- ↑ https://money.usnews.com/careers/articles/a-guide-to-calling-in-sick
- ↑ https://www.businesswritingblog.com/business_writing/2018/03/10-etiquette-tips-for-business-text-messages.html