Unduh PDF Unduh PDF

Kelomang sering kali menyendiri dan tampak lesu, terutama saat sedang berganti kulit. Terkadang, sangat sulit membedakan kelomang yang sedang berganti kulit, sakit, atau sudah mati. Namun, sebagai patokan: anggap saja kelomang sedang berganti kulit sebelum menduganya sudah mati, kecuali jika Anda punya bukti yang menunjukkan kondisi sebaliknya. Bacalah kiat-kiat di bawah untuk mendiagnosis dan merawat kelomang peliharaan Anda!

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Memeriksa Tanda-Tanda Kehidupan

Unduh PDF
  1. Ini adalah cara terbaik untuk mengidentifikasi kelomang yang sudah mati. Jika kelomang Anda mati, tubuhnya akan mulai terurai – dan bangkainya akan mengeluarkan bau busuk. Jika tidak ada bau apa pun, keluarkan kelomang dari tangkinya agar bisa dicium lebih dekat. Apabila ada bau busuk yang agak asin, kemungkinan besar hewan tersebut sudah mati.
  2. Kelomang sering berganti eksoskeleton dan proses ini membuatnya kehilangan anggota tubuh. Kelomang tidak bisa bergerak untuk sementara waktu sampai ia mendapatkan kembali kendali atas otot-ototnya dan eksoskeleton barunya berhasil mengeras. Jika Anda mengganggu hewan tersebut selama proses pergantian kulit berlangsung, Anda dapat membahayakan nyawanya – Jadi, bersabarlah. Dahulukan asumsi bahwa kelomang sedang berganti kulit sebelum menduganya mati. [1]
  3. Ini bisa jadi tanda kelomang sudah mati, atau bisa jadi hanya sisa dari proses pergantian kulit. Jika Anda melihat sesuatu yang mirip tubuh kelomang di dekat cangkangnya, perhatikan lebih dekat untuk memastikan apakah benda tersebut hanyalah eksoskeleton lama. Lihatlah isi cangkang kelomang terdekat, bisa jadi ada kelomang yang baru berganti kulit di dalamnya.
    • Apabila Anda yakin bangkai tersebut bukan eksoskeleton, cobalah mengambilnya untuk melihat adanya gerakan. Jika tidak bereaksi, kelomang mungkin sudah mati.
  4. Jika Anda tidak yakin apakah kelomang sudah mati, pindahkan tubuhnya ke lokasi baru dan catat posisinya. Cobalah menaruh makanan di sisi tangki yang berlawanan supaya ia mau bergerak. Tinggalkan tangki, lalu kembalilah untuk memeriksa posisinya beberapa jam kemudian. Jika kelomang bergerak saat Anda pergi, Anda boleh yakin ia masih hidup. Jika tidak, kelomang bisa jadi sedang tidur atau berganti kulit.
  5. Sangat alami bagi kelomang untuk mengubur dirinya sendiri; hal ini menunjukkan ia sedang berganti kulit atau sedang merasa terancam. Haluskan pasir di sekitar tempat persembunyiannya, lalu carilah jejak di pasir untuk mencari tahu apakah ia keluar di malam hari untuk mencari makanan. Jika kelomang sudah bersembunyi selama berminggu-minggu, Anda bisa menyapu sedikit pasir di area persembunyiannya untuk mencari adanya bau busuk. [2]
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Merawat Kelomang yang Berganti Kulit

Unduh PDF
  1. Kelomang Anda mungkin sedang berganti kulit apabila ia keluar dari cangkangnya dan tidak bergerak. Tanda-tanda pergantian kulit meliputi gerakan yang tampak lesu, gerakan antena yang berkurang, antena yang tampak kusut dan bingung, eksoskeleton yang tampak rapuh, serta mata berwarna pucat (seperti penyakit katarak pada manusia). Kelomang Anda mungkin akan diam di tempat dalam waktu lama, serta mengubur diri di pasir sebagai taktik perlindungan diri.
    • Kelomang kecil yang tumbuh dengan cepat dapat berganti kulit setiap beberapa bulan sekali, sedangkan kelomang besar biasanya melakukannya setahun sekali. Catatlah kapan kelomang Anda berganti kulit untuk bersiap di masa depan. Jika kelomang tersebut baru Anda miliki, atau tidak pernah berganti kulit sebelumnya, Anda harus menunggu sampai merasa yakin. [3]
    • Tunggulah beberapa hari. Jika tidak ada bau amis, kemungkinan besar kelomang sedang berganti kulit. Proses ini biasanya berlangsung selama dua minggu. Jadi, Anda harus menunggu selama beberapa saat sebelum bisa mengetahuinya dengan pasti.
  2. Perhatikan apakah kelomang makan lebih banyak selama beberapa hari. Sebelum berganti kulit, kelomang akan menyimpan kelebihan lemak dan air di dalam “gelembung” berwarna kehitaman – biasanya di bagian kiri tubuhnya, tepat di bawah kaki kelima. Namun, jangan berasumsi kelomang sedang berganti kulit hanya karena ia membuat gelembung. [4]
  3. Kelomang yang sedang berganti kulit sangat mudah stres dan terluka oleh kelomang lainnya karena ia tidak bisa bergerak dan eksoskeleton barunya masih lunak. Jika salah satu kelomang Anda di dalam tangki sedang berganti kulit, pindahkanlah ia ke “tangki isolasi” agar bisa menyelesaikan prosesnya dengan aman dan nyaman. Sangat penting untuk tidak mengganggu kelomang selama proses tersebut berlangsung. [5]
    • Jika Anda hanya punya satu tangki, buatlah sebuah “sel isolasi” di dalamnya. Potong ujung botol soda 2 berkapasitas 2 liter, lalu tenggelamkan ujungnya ke dalam pasir untuk melindungi kelomang yang berganti kulit. Pastikan bagian atas “sel isolasi” terbuka agar oksigen di permukaan dapat mengisi ruang tersebut.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Membuang Kelomang yang Mati

Unduh PDF
  1. Untuk menjaga kebersihan, angkat kelomang yang sudah mati bersama pasir di sekitarnya. Buang kelomang dan pasir tadi secara bersamaan. [6]
    • Pastikan untuk mencuci tangan secara menyeluruh dengan sabun antibakteri setelah menyentuh bangkai kelomang.
  2. Jika Anda tidak keberatan membuang bangkai kelomang peliharaan, masukkan saja bangkai tersebut ke dalam tempat sampah biasa, lalu buang ke tempat pengambil sampah rumah tangga. Letakkan bangkai tersebut di dalam kantong tertutup, masukkan ke dalam tempat sampah secara berhati-hati, lalu tinggalkan.
  3. Jika Anda tidak ingin membuang bangkai kelomang peliharaan ke tempat sampah, kuburkanlah ia di dalam tanah. Ini adalah pilihan personal dan Anda harus melakukan apa yang dirasa benar untuk menerima situasi tersebut. Pastikan Anda menguburnya cukup dalam agar hewan lain — anjing, kucing, rakun, dll — tidak akan menggalinya.
    • Anda boleh menguburkan bangkai kelomang bersama pasir dari kandang atau tangkinya. Pasir tersebut mungkin sudah terkontaminasi. Menguburnya adalah cara teraman untuk membuangnya.
  4. Menyiramnya ke dalam toilet mungkin adalah cara tercepat dan termudah, tetapi hal ini tidak baik untuk sistem sanitasi. Ada kemungkinan bangkai kelomang dapat mengontaminasi persediaan air. Kuburkan atau buang saja bangkai kelomang Anda ke tempat sampah.
  5. Jika ingin mengganti kelomang yang mati, bersihkan dulu tangki sebelum mencari peliharaan baru. Bersihkan pasir yang mungkin sudah terkontamnasi oleh bangkai kelomang; bersihkan sisi-sisi tangki; ganti airnya dengan yang baru.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 43.406 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan