PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Stroke pada kucing, yang juga dikenal sebagai masalah kecelakaan vaskular, disebabkan oleh kurangnya darah yang mengalir ke bagian-bagian otak tertentu, atau perdarahan di dalamnya. Stroke dan keadaan-keadaan neurologis abnormal lainnya menyebabkan beberapa fungsi tubuh hilang, misalnya keseimbangan, titik ekuilibrium, kontrol lengan dan kaki, penglihatan, serta kesadaran. Tanda-tanda langsung yang berhubungan dengan stroke juga bisa menunjukkan penyakit vestibular, serangan ayan, atau kondisi medis lainnya. Terlepas dari penyebabnya, gejala yang berhubungan terhadap serangan stroke pada kucing memerlukan perawatan dokter hewan yang tepat dengan segera. [1] [2] [3]

Bagian 1
Bagian 1 dari 2:

Mengidentifikasi Gejala-Gejala Stroke pada Kucing

PDF download Unduh PDF
  1. Jika Anda melihat bahwa kucing Anda bertindak tidak normal, periksa kesehatan umumnya. Jika ia hilang kesadaran, periksa napasnya. Periksa apakah kucing merespons suara Anda. Carilah tanda-tanda tubuh yang gemetar atau kejang. [4]
  2. Kucing yang mengalami serangan stroke mungkin menunjukkan gejala-gejala yang serupa dengan depresi pada manusia. Kucing mungkin terlihat tenang di luar kebiasaannya berhenti merespons dalam cara yang sering ia lakukan.
    • Perilaku ini bisa terjadi karena ia merasa kehilangan orientasi, pusing, mual, dan/atau menderita sakit kepala yang parah. [5]
  3. Anda mungkin sadar bahwa kucing menahan kepalanya pada sudut yang ganjil, yaitu dengan posisi satu telinga lebih rendah daripada yang lain. Kucing juga bisa memiringkan, menolehkan, atau memelintir kepalanya. Jika hal ini disebabkan oleh stroke, gejala yang terjadi bisa menimbulkan tekanan pada bagian otak tertentu. [6]
    • Gejala ini juga dapat menunjukkan masalah lain, seperti penyakit vestibular, yang menyebabkan kerusakan pada jaringan vestibular di dalam telinga kucing. Penyakit ini akan memengaruhi rasa keseimbangan kucing dan orientasinya dalam cara yang serupa dengan tanda-tanda stroke. Gejala yang timbul harus diperhatikan dan Anda mesti segera membawa kucing ke dokter hewan, baik penyebabnya stroke atau penyakit vestibular.
  4. Kucing mungkin tidak mampu berjalan lurus. Ia bisa terlihat seperti sedang mabuk, miring ke satu sisi, atau berjalan berputar-putar. Sekali lagi, jika stroke penyebabnya, gejala ini biasanya merupakan reaksi dari tekanan pada suatu bagian otak. [7]
    • Gejala-gejala ini juga bisa menunjukkan kelemahan pada salah satu sisi tubuh atau kelainan postur. Kucing juga bisa salah mengukur langkah atau menunjukkan tanda-tanda kaki yang lemah. [8]
    • Sama seperti gejala lain yang disebabkan oleh tekanan pada otak kucing, cara berjalan yang tidak stabil dan/atau berputar-putar juga bisa menunjukkan penyakit vestibular.
    • Jika kucing mengalami tremor atau menggerakkan kakinya secara liar dan dalam sebuah ritme tertentu, ini berarti ia mengalami kejang-kejang. Dalam beberapa kasus, kejang-kejang ini mungkin tidak terlihat, tetapi Anda akan melihat kucing yang kehilangan arah setelahnya. Ini disebut fase pascaoktal dari serangan kejang, dan bisa berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam. [9] Meski kejang-kejang terisolasi tidak seberapa serius, Anda tetap harus membawa kucing ke dokter hewan sesegera mungkin.
  5. Perhatikan matanya dengan saksama. Jika ia mengalami stroke, pupil kedua matanya mungkin berbeda ukuran atau bola matanya mengarah ke bagian samping. Kondisi ini disebut nystagmus dan terjadi karena kurangnya aliran darah ke saraf-saraf yang menghidupi mata. [10] [11]
    • Bila kedua ukuran pupil kucing tidak sama, maka lipatan mata ketiganya akan terlihat, dan jika kepala kucing miring, ini berarti ia lebih mungkin terkena penyakit vestibular daripada stroke.
    • Efek samping nystagmus mungkin menyebabkan kucing merasa mual karena ia mabuk saat bergerak.
  6. Meski gejala ini lebih jarang terjadi dibandingkan tanda-tanda lainnya pada mata, sebagian kucing juga bisa mengalami kebutaan karena serangan stroke. [12] Bahkan pada kasus-kasus kebutaan yang tidak disebabkan oleh stroke, gejalanya merupakan tanda pasti bahwa kucing mengalami tekanan darah tinggi, yang biasanya mengawali serangan stroke. [13]
  7. Warnanya harus merah muda. [14] Jika lidah berwarna biru, ungu, atau putih, ini berarti ia mengalami kondisi medis yang serius. Ia harus segera dibawa ke rumah sakit hewan.
  8. Tanda paling umum dari serangan stroke pada manusia termasuk kelumpuhan parsial dan air liur pada salah satu sisi wajah. Kucing tidak bereaksi dalam cara yang sama dengan manusia. Gejala-gejala pada manusia mungkin tidak muncul pada kucing saat ia terkena stroke. [15]
  9. Karena suplai darah ke otak berhenti dengan cepat, efek stroke juga terjadi secara tiba-tiba. Jika kucing mengalami berkurangnya keseimbangan dengan terus bertambah parah selama beberapa minggu, mungkin penyebabnya bukanlah stroke. Namun, Anda tetap harus membawanya ke dokter hewan untuk mengatasi gejala berulang atau mencegahnya agar tidak bertambah buruk.
  10. Gejala-gejala stroke biasanya bertahan selama setidaknya dua puluh empat jam pada kucing. Anda juga harus segera membawa kucing ke dokter hewan begitu gejala-gejalanya muncul (meski hal ini mungkin tidak selalu bisa dilakukan). Sama seperti manusia, kucing bisa mengalami serangan stroke ringan atau transient ischemic attack (TIA). Ini berarti gejala-gejalanya bisa mulai menghilang setelah sehari; namun, pastikan Anda tetap membawanya ke dokter hewan, bahkan jika tanda-tanda yang ia alami berkurang.
    • Tanda-tanda sementara ini merupakan petunjuk kuat bahwa kucing mengalami masalah medis yang membuatnya harus diperiksa agar ia tidak terkena serangan stroke penuh di kemudian hari.
  11. Meski tidak selalu pasti dan bisa terlihat, stroke lebih mungkin terjadi pada kucing yang sudah menderita kondisi medis tertentu. [16] Jika Anda membawa kucing ke dokter hewan secara rutin, lihat catatan rekam jejak medisnya. Bila dokter hewan pernah mendiagnosis kucing mengalami penyakit ginjal, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, atau kelenjar tiroid yang sangat aktif, peluangnya untuk mengalami serangan stroke jauh lebih tinggi.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 2:

Merawat Kucing yang Menderita Stroke

PDF download Unduh PDF
  1. Semakin cepat ia dibawa ke dokter hewan, semakin cepat ia akan mendapatkan perawatan, sehingga peluang sembuhnya semakin besar. Stroke pada kucing tidak selalu berbahaya jika dibandingkan dengan stroke pada manusia; namun, keadaan ini tetap serius dan membutuhkan perhatian langsung.
    • Anda mungkin bisa menelepon sembari memasukkan kucing ke kandangnya untuk memberitahu dokter hewan mengenai gejala-gejala yang Anda perhatikan.
    • Jika kejadiannya saat malam hari, Anda mungkin harus membawa kucing ke rumah sakit hewan unit gawat darurat.
  2. Ia akan mengajukan beberapa pertanyaan untuk membantu menentukan tindakan penanggulangan. Ia akan bertanya tentang banyak hal terkait perilaku kucing, jadi pastikan Anda memperhatikan kucing Anda. Dokter hewan juga akan bertanya apakah kucing menelan sesuatu seperti tanaman, obat-obatan, atau racun yang menimbulkan gejala. Ia juga mungkin ingin tahu apa kucing pernah mengalami trauma sebelum terkena tanda-tanda stroke. Selain itu, perubahan asupan makanan dan minumannya juga akan diselidiki. Dokter hewan juga kemungkinan menanyakan apakah kucing muntah, mengalami diare, atau lemas.
    • Anda harus tahu apakah kucing juga sudah diberikan vaksinasi rabies dalam beberapa waktu belakangan.
  3. Dokter hewan mungkin menyarankan tes darah, air seni, x-ray , atau ultrasound . Tes-tes ini bisa membantu menentukan stroke atau penyebab lainnya yang sering muncul bersamaan dengan serangan stroke pada kucing (yang sudah didiskusikan di bagian pertama pada artikel ini). Bila dokter hewan mengira kucing mengalami masalah neurologis serius, ia mungkin menyarankan Anda untuk menemui neurolog hewan. Sang spesialis ini lalu bisa menjalankan prosedur tes lebih lanjut, misalnya pemindaian MRI/CT, untuk mengidentifikasi penggumpalan darah atau area kerusakan pada otak kucing.
    • Tes-tes ini dilakukan pada hewan dalam cara yang serupa dengan tes-tes pada manusia.
  4. Dalam banyak kasus, gejala-gejala yang dialami kucing mungkin mereda dalam beberapa hari setelah perawatan di rumah. Untuk beberapa kasus lainnya, kucing mungkin harus dirawat inap di rumah sakit hewan. Pengaruh neurologisnya terhadap kucing sangat sulit ditentukan. Anda dan dokter hewan perlu waktu untuk mengetahui efek jangka panjang dari kondisi medis yang dialami kucing.
    • Jika kucing menunjukkan gejala mabuk saat bergerak, obat seperti Cerenia bisa digunakan untuk meredakannya.
    • Jika nafsu makan kucing berkurang, ada beberapa opsi untuk meningkatkannya, misalnya Mirtazapine.
    • Jika kucing mengalami serangan kejang, dokter hewan mungkin akan meresepkan obat-obatan antikejang, seperti phenobarbital . [17]
  5. Bila gejala-gejalanya menunjukkan penyakit vestibular, kucing bisa sembuh secara spontan dalam beberapa hari. Namun, dalam beberapa situasi lain, kepala kucing mungkin akan terus miring. Ini mungkin menjadi satu-satunya efek jangka panjang dan kucing tetap sehat. Kucing lain mungkin terus mengalami problem keseimbangan. Karena otak adalah bagian yang rumit, hasil akhir dari serangan neurologis tidak bisa benar-benar diprediksi.
    • Anda mungkin tidak tega melihat hewan peliharaan Anda kesulitan berjalan. Jangan khawatir, karena ia biasanya tidak kesakitan. [18]
  6. Semua kucing yang pernah mengalami masalah neurologis harus disimpan di dalam rumah agar ia aman. Anda mungkin harus terus mengurungnya dalam satu ruangan untuk sementara waktu setelah ia diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Ini penting untuk keamanannya, terutama jika Anda punya hewan peliharaan lain di rumah, yang mungkin menyerang si kucing karena ia bertindak secara tidak normal.
  7. Saat kucing memulihkan diri, Anda mungkin perlu membantunya makan, minum, atau pergi ke kotak toilet. Semua ini akan bergantung pada tingkat keparahan kondisinya. Anda mungkin perlu menggendong dan membawanya ke tempat makannya, tempat minum, atau kotak kotorannya. Perhatikan tanda-tanda yang menunjukkan bahwa ia lapar atau perlu buang air, misalnya dengan mengeong atau menunjukkan perasaan tidak puas secara umum.
    • Anda perlu waktu untuk mengetahui apakah keadaan ini akan bersifat permanen atau sementara bagi si kucing.
  8. Sembari mengawasi kucing dan memperhatikan gejala-gejalanya, berhati-hatilah dengan semua anak di sekitar kucing. Bila kucing kebingungan, mengalami disorientasi, atau kejang-kejang, ia mungkin menggigit atau mencakar secara tidak sengaja. Jauhkan anak-anak untuk menghindari potensi cedera.
  9. Dengan perawatan dan perhatian yang tepat, beberapa kucing bisa sembuh dengan sangat baik. Bahkan dalam situasi-situasi seperti ini, proses pemulihannya bisa membutuhkan 2-4 bulan. Tetaplah bersabar merawat kucing dan ingat bahwa ia memerlukan Anda saat memulihkan diri.
    Iklan

Tips

  • Jika Anda tidak yakin apa yang salah pada kucing Anda, hubungi selalu dokter hewan.
  • Meski tidak selalu berhubungan dengan stroke, kucing harus dibawa ke dokter hewan jika ia mengalami salah satu gejala berikut: hilang kesadaran, kejang-kejang, berjalan berputar-putar, ketidakmampuan menggunakan kaki belakang secara tiba-tiba, kepala yang miring, mata yang bergerak dengan cepat, kehilangan keseimbangan tubuh, ketidakmampuan untuk berdiri atau berjalan tanpa terjatuh, gaya berjalan yang tidak terkoordinasi, kebutaan atau ketulian mendadak, pandangan yang tidak terfokus atau bingung pada suatu titik di kejauhan, berdiri di satu tempat dan menatap dinding, atau menekankan kepalanya ke permukaan suatu benda selama bermenit-menit.
Iklan

Referensi

  1. Garosi, Laurent S. "Cerebrovascular Disease in Dogs and Cats," Veterinary Clinics of North America: Small Animal Practice. 40:1 (January 2010), 65-79
  2. http://www.veterinarypartner.com/Content.plx?P=A&S=0&C=0&A=564
  3. http://www.veterinarypartner.com/Content.plx?P=A&S=0&C=0&A=2354
  4. http://www.peteducation.com/article.cfm?c=1+2144&aid=2896
  5. Clinical Medicine in the Dog and Cat. Schaer. Publisher: Manson.
  6. Clinical Medicine in the Dog and Cat. Schaer. Publisher: Manson.
  7. Clinical Medicine in the Dog and Cat. Schaer. Publisher: Manson.
  8. http://www.veterinarypartner.com/Content.plx?P=A&S=0&C=0&A=2354
  9. http://www.veterinarypartner.com/Content.plx?P=A&S=0&C=0&A=560
  1. Clinical Medicine in the Dog and Cat. Schaer. Publisher: Manson.
  2. http://www.veterinarypartner.com/Content.plx?P=A&S=0&C=0&A=564
  3. Clinical Medicine in the Dog and Cat. Schaer. Publisher: Manson.
  4. Clinical Medicine in the Dog and Cat. Schaer. Publisher: Manson.
  5. http://www.peteducation.com/article.cfm?c=1+2144&aid=2896
  6. Clinical Medicine in the Dog and Cat. Schaer. Publisher: Manson.
  7. Clinical Medicine in the Dog and Cat. Schaer. Publisher: Manson.
  8. http://www.veterinarypartner.com/Content.plx?P=A&S=0&C=0&A=560
  9. http://www.veterinarypartner.com/Content.plx?P=A&S=0&C=0&A=564

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 180.887 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan