Bagaimana Kamu Bereaksi terhadap Trauma?

Cari tahu respons trauma kamu lewat kuis ini.

Reaksi awal terhadap situasi yang traumatis atau menimbulkan stres disebut sebagai respons trauma. Masing-masing orang punya respons yang paling sering digunakan. Tergantung kepribadian dan pengalamanmu di masa lalu, cara kamu memproses peristiwa menyakitkan mungkin berbeda dari teman-teman dan anggota keluargamu. Respons ini juga mungkin berbeda dengan yang kamu lihat di TV maupun medsos.

Untuk mengetahui respons kamu terhadap trauma/stres dan memulai penyembuhan, klik "Mulai Quiz" sekarang.

Penafian: kuis ini bukan alat diagnostik dan tidak bisa menggantikan saran psikolog atau terapis berlisensi.

Seorang wanita dengan baju hijau duduk di sofa abu-abu sambil menyandarkan kepala di tangannya, dan terlihat frustrasi.

Kuis menjadi lebih menyenangkan bersama teman-teman

Bagikan kuis ini ke teman-temanmu dan bandingkan hasilnya

Ringkasan Pertanyaan

1. Kamu kadang merasa tidak bahagia apabila orang yang kamu sayangi tidak bahagia. Jadi, kamu berupaya keras untuk memperhatikan semua orang.
  1. Aku sangat merasakannya.
  2. Aku sedikit merasakannya.
  3. Aku tidak merasakannya.
  4. Aku nggak yakin apakah merasakannya.
2. Ketika berada dalam situasi yang menimbulkan stres, kamu sering berpandangan kosong.
  1. Aku sangat merasakannya.
  2. Aku sedikit merasakannya.
  3. Aku tidak merasakannya.
  4. Aku nggak yakin apakah merasakannya.
3. Kamu selalu mengkhawatirkan perasaan orang dan apa yang mungkin mereka pikirkan mengenai dirimu.
  1. Aku sangat merasakannya.
  2. Aku sedikit merasakannya.
  3. Aku tidak merasakannya.
  4. Aku nggak yakin apakah merasakannya.
4. Kamu merasa harus menyibukkan diri ketika stres. Kamu selalu mengalihkan perhatian dengan tugas, proyek, atau hobi baru.
  1. Aku sangat merasakannya.
  2. Aku sedikit merasakannya.
  3. Aku tidak merasakannya.
  4. Aku nggak yakin apakah merasakannya.
5. Saat merasa tersinggung, kamu selalu mengungkapkan pikiranmu. Kamu tidak merasa perlu menyembunyikannya.
  1. Aku sangat merasakannya.
  2. Aku sedikit merasakannya.
  3. Aku tidak merasakannya.
  4. Aku nggak yakin apakah merasakannya.
6. Kamu sulit mengungkapkan emosi. Seluruh emosimu bisa keluar secara bersamaan saat kamu kewalahan.
  1. Aku sangat merasakannya.
  2. Aku sedikit merasakannya.
  3. Aku tidak merasakannya.
  4. Aku nggak yakin apakah merasakannya.
7. Kamu cenderung menyalahkan diri sendiri ketika ada masalah. Kamu terus-menerus minta maaf kepada orang lain.
  1. Aku sangat merasakannya.
  2. Aku sedikit merasakannya.
  3. Aku tidak merasakannya.
  4. Aku nggak yakin apakah merasakannya.
8. Orang-orang kadang bilang bahwa kamu terlalu sensitif. Kamu tidak tahan dengan konflik atau konfrontasi.
  1. Aku sangat merasakannya.
  2. Aku sedikit merasakannya.
  3. Aku tidak merasakannya.
  4. Aku nggak yakin apakah merasakannya.
9. Kamu bisa melihat sisi positif dalam suatu situasi, bahkan ketika semuanya buruk. Kamu berusaha untuk hanya menyimpan memori yang menyenangkan.
  1. Aku sangat merasakannya.
  2. Aku sedikit merasakannya.
  3. Aku tidak merasakannya.
  4. Aku nggak yakin apakah merasakannya.
10. Kamu menghindari situasi dan hal-hal yang mengingatkan kamu terhadap pengalaman buruk pada masa lalu. Kamu tidak ingin teringat dengan hal-hal itu.
  1. Aku sangat merasakannya.
  2. Aku sedikit merasakannya.
  3. Aku tidak merasakannya.
  4. Aku nggak yakin apakah merasakannya.
11. Kamu sulit mengingat masa lalu. Ingatanmu sangat kabur.
  1. Aku sangat merasakannya.
  2. Aku sedikit merasakannya.
  3. Aku tidak merasakannya.
  4. Aku nggak yakin apakah merasakannya.
12. Kamu suka mengontrol semua pekerjaan dan situasi. Kamu hanya bisa mengandalkan diri sendiri.
  1. Aku sangat merasakannya.
  2. Aku sedikit merasakannya.
  3. Aku tidak merasakannya.
  4. Aku nggak yakin apakah merasakannya.

Quiz Lain

Apa kamu suka quiz ini?

fight<\/i> (melawan).","meaning":"Jawabanmu menunjukkan bahwa kamu sepertinya mau melakukan apa saja yang dibutuhkan untuk melindungi diri ketika menghadapi trauma atau stres. Tujuan kamu adalah mempertahankan diri, walaupun ini tidak kamu sadari. Kamu tidak ragu melibatkan diri atau mengungkapkan apa yang kamu inginkan\u2014kamu punya keberanian! Kamu akan berjuang keras membela diri di situasi apa pun, yang bisa menjadi kekuatan sekaligus kelemahan.

Dalam suatu peristiwa yang traumatis atau menegangkan, mungkin kamu akan menjadi orang pertama yang bertindak. Walaupun bisa melindungi diri sendiri, tindakan ini kadang juga bisa memperparah konflik. Sebagai contoh, katakanlah kamu bertemu ular besar ketika berkemah. Langsung menyerang ular bisa membuat situasi menjadi gawat karena ular besar sangat berbahaya.

Saran kami? Usahakan untuk berpikir sebelum bertindak. Apa konsekuensi dari tindakan yang akan kamu lakukan? Apakah hasilnya nanti sesuai dengan keinginanmu? Kamu memang punya kekuatan luar biasa, tetapi kamu tidak harus selalu waspada. Tidak masalah untuk rileks dan membiarkan segala hal berjalan mengikuti alurnya (walaupun tidak selalu sesuai dengan keinginanmu).

Kekuatan:<\/b> kamu mampu menetapkan batasan secara tegas dan tidak takut mengungkapkan pikiran, khususnya dalam situasi menegangkan.
Kelemahan:<\/b> kamu sedikit suka mengendalikan, dan ketegasanmu mungkin terlihat kasar.

Penafian: cara mengatasi respons stres fight bisa berbeda-beda pada setiap orang karena pengalaman stres dan traumatis mereka tidak sama. Berkonsultasilah dengan konselor atau terapis untuk mengetahui metode mengatasi masalah yang paling cocok untukmu.<\/i>","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Bersikap-Tegas-Tanpa-Terkesan-Kasar"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Lebih-Santai"}],"link_data":[{"title":"Cara Bersikap Tegas Tanpa Terkesan Kasar","id":2140974,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Bersikap-Tegas-Tanpa-Terkesan-Kasar","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/4\/4d\/Woman-with-Bindi-Talks-to-Friend.png\/-crop-200-200-200px-Woman-with-Bindi-Talks-to-Friend.png","alt":"Cara Bersikap Tegas Tanpa Terkesan Kasar"},{"title":"Cara Lebih Santai","id":2141653,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Lebih-Santai","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/8\/8a\/Loosen-Up-Step-23-Version-2.jpg\/-crop-200-200-200px-Loosen-Up-Step-23-Version-2.jpg","alt":"Cara Lebih Santai"}],"minimum":0},{"text":"Respons trauma kamu mungkin flight<\/i> (melarikan diri).","meaning":"Ketika menghadapi trauma, naluri pertama kamu adalah lari. Kamu tidak menyukai konflik dan cenderung ingin melupakan masalah alih-alih menghadapinya langsung. Kamu berpikir bahwa makin jauh kamu dari masalah, kamu akan makin aman. Ketika menghadapi trauma atau stres, secara naluri kamu akan menghindar. Dalam satu sisi, ini merupakan kekuatan besar karena kemampuan untuk menjauh dari situasi sulit atau menegangkan secara emosional bisa menyehatkan dan berguna bagimu. Namun, tindakan ini juga bisa menimbulkan perilaku yang tidak sehat.

Apabila kamu harus menjauh dari suatu situasi agar pikiran bisa tenang, respons seperti ini memang sehat. Namun, apabila kamu menghindari situasi atau memori penyebab stres selamanya, tindakan ini bisa membentuk emosi terpendam dan konflik yang tidak pernah selesai. Kembalilah ke situasi itu (jika aman dilakukan) setelah kamu punya waktu menenangkan diri.

Kekuatan:<\/b> kamu bisa meninggalkan situasi dan hubungan toksik secara lebih mudah daripada kebanyakan orang, dan kamu punya kemampuan dalam mengenali bahaya.
Kelemahan:<\/b> kamu cenderung menghindar daripada menghadapi masalah, yang bisa menyulitkan kamu mengatasi masalah tersebut.

Penafian: cara mengatasi respons trauma flight akan berbeda-beda untuk tiap-tiap orang karena mereka memiliki pengalaman traumatis yang tidak sama. Berkonsultasilah dengan konselor atau terapis untuk mengetahui metode mengatasi masalah yang paling cocok bagimu.<\/i>","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menghadapi-Masalah"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menyelesaikan-Konflik"}],"link_data":[{"title":"Cara Menghadapi Masalah","id":2170250,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menghadapi-Masalah","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/8\/88\/Deal-With-Problems-Step-15.jpg\/-crop-200-200-200px-Deal-With-Problems-Step-15.jpg","alt":"Cara Menghadapi Masalah"},{"title":"Cara Menyelesaikan Konflik","id":2136749,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menyelesaikan-Konflik","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/c\/c4\/Manage-Conflict-Step-19-Version-2.jpg\/-crop-200-200-200px-Manage-Conflict-Step-19-Version-2.jpg","alt":"Cara Menyelesaikan Konflik"}],"minimum":0},{"text":"Respons trauma kamu mungkin freeze<\/i> (diam).","meaning":"Ketika menghadapi trauma, naluri pertama kamu adalah berlepas diri\u2014kamu diam di tempat. Bayangkan sebuah sakelar lampu. Sakelar itu menyala sampai kamu berada dalam situasi yang membuatmu kewalahan atau stres; lalu, kamu mematikannya.

Kamu mau melakukan segala hal, kecuali menghadapi konflik secara langsung, walaupun itu mengharuskan kamu menutup diri sepenuhnya. Kamu cenderung berlepas diri saat situasi sulit, dan walaupun bisa menjadi metode penanganan yang sehat, cara ini bisa berbahaya apabila tidak dikendalikan.

Kamu berusaha melepaskan diri dari pikiran dan perasaanmu, dengan membayangkan diri berada di tempat lain, bukan tempatmu berada saat ini. Tindakan ini bisa berguna di saat kejadian traumatis itu, tetapi bisa mengganggu kesejahteraan emosional dan memori kamu seiring waktu. Alih-alih membayangkan dirimu berada di tempat lain, cobalah membawa diri kamu ke masa sekarang untuk menenangkan diri dan merasakan kehadiranmu di saat ini. Misalnya, cobalah menyebut 5 benda yang ada di dalam ruanganmu saat ini atau merasakan kehadiranmu di sana.

Kekuatan:<\/b> kamu memiliki perhatian yang besar dan imajinatif.
Kelemahan:<\/b> kamu cenderung mengisolasi diri dan memiliki kesulitan dengan hilangnya memori atau kabut otak yang terkait dengan kejadian sulit.

Penafian: cara mengatasi respons trauma freeze akan berbeda-beda untuk tiap-tiap orang karena mereka punya pengalaman traumatis yang tidak sama. Berkonsultasilah dengan konselor atau terapis untuk mengetahui metode mengatasi masalah yang paling cocok bagimu.<\/i>","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Membangun-Kesadaran"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Hidup-dalam-Kekinian"}],"link_data":[{"title":"Cara Membangun Kesadaran","id":2153923,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Membangun-Kesadaran","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/d\/d8\/Be-Mindful-Step-16-Version-3.jpg\/-crop-200-200-200px-Be-Mindful-Step-16-Version-3.jpg","alt":"Cara Membangun Kesadaran"},{"title":"Cara Hidup dalam Kekinian","id":2149285,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Hidup-dalam-Kekinian","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/e\/ef\/Live-in-the-Moment-Step-11.jpg\/-crop-200-200-200px-Live-in-the-Moment-Step-11.jpg","alt":"Cara Hidup dalam Kekinian"}],"minimum":0},{"text":"Respons trauma kamu mungkin fawn<\/i> (menyenangkan orang lain).","meaning":"Ketika menghadapi kejadian traumatis, naluri pertama kamu adalah memastikan semua orang baik-baik saja. Kamu memiliki empati yang tinggi, yang bisa memahami dan merasakan emosi orang lain. Mungkin beberapa orang menganggap kamu sensitif, tetapi itu karena kamu mempunyai belas kasih yang besar.

Hatimu yang penuh kasih bisa membuat kejadian yang menyebabkan stres atau traumatis menjadi lebih sulit. Kamu mungkin mengatasinya dengan mengalihkan perhatian (yaitu dengan membantu orang lain), yang biasanya mengabaikan kebutuhan emosionalmu sendiri.

Saran kami? Jangan ragu memperjuangkan diri sendiri\u2014pendapat dan pikiranmu adalah hal yang penting! Tidak masalah apabila orang-orang tidak sepakat denganmu atau kamu takut menyinggung orang lain. Ingat, kamu juga berhak bahagia. Kamu tidak bisa membuat semua orang senang, dan kamu tidak harus menyembunyikan kisah dan emosimu. Usahakan untuk membuat batasan yang sehat dan tunjukkan cinta yang sama terhadap diri sendiri seperti yang kamu lakukan terhadap orang lain.

Kekuatan:<\/b> kamu punya hati yang baik dan empati besar yang membuatmu bisa terhubung dan melindungi orang-orang.
Kelemahan:<\/b> kamu sering mengabaikan kebutuhan sendiri dan meragukan diri sendiri.

Penafian: cara mengatasi respons trauma fawn bisa berbeda-beda untuk tiap-tiap orang karena pengalaman traumatis mereka tidak sama. Berkonsultasilah dengan konselor atau terapis untuk mengetahui metode mengatasi masalah yang paling cocok bagimu.<\/i>","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menetapkan-Batas-Pribadi"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mencintai-Diri-Sendiri"}],"link_data":[{"title":"Cara Menetapkan Batas Pribadi","id":2153073,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menetapkan-Batas-Pribadi","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/5\/5e\/Establish-Boundaries-Step-27.jpg\/-crop-200-200-200px-Establish-Boundaries-Step-27.jpg","alt":"Cara Menetapkan Batas Pribadi"},{"title":"Cara Mencintai Diri Sendiri","id":2135842,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mencintai-Diri-Sendiri","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/4\/4b\/Love-Yourself-Step-27-Version-2.jpg\/-crop-200-200-200px-Love-Yourself-Step-27-Version-2.jpg","alt":"Cara Mencintai Diri Sendiri"}],"minimum":0},{"text":"Hasilmu tidak bisa disimpulkan.","meaning":"Kami tahu: memang sulit menjawab pertanyaan pribadi tentang pikiran seperti ini. Tidak masalah kamu memilih \"Aku nggak yakin\" sesekali ketika tidak tahu harus menjawab apa. Namun, sepertinya kamu terlalu sering memilih opsi \"Aku nggak yakin\" yang menyulitkan kami menyimpulkan hasilnya secara konkret. Jangan ragu mencoba lagi kuis ini jika kamu sudah siap.","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Memahami-Emosi"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengetahui-Apakah-Anda-Sakit-Mental"}],"link_data":[{"title":"Cara Memahami Emosi","id":2154538,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Memahami-Emosi","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/d\/db\/Understand-Your-Emotions-Step-13.jpg\/-crop-200-200-200px-Understand-Your-Emotions-Step-13.jpg","alt":"Cara Memahami Emosi"},{"title":"Cara Mengetahui Apakah Anda Sakit Mental","id":2147759,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengetahui-Apakah-Anda-Sakit-Mental","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/4\/43\/Know-if-You-Are-Mentally-Ill-Step-18-Version-2.jpg\/-crop-200-200-200px-Know-if-You-Are-Mentally-Ill-Step-18-Version-2.jpg","alt":"Cara Mengetahui Apakah Anda Sakit Mental"}],"minimum":0}]" class="quiz_results_data"/>\"Kenapa<\/picture>","alt":"Test: Kenapa Aku Tidak Bisa Tidur?"},{"title":"Test: Kenapa Kamu Terus Merasa Lelah?","id":2176431,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Kenapa-Kamu-Terus-Merasa-Lelah-quiz","image":"\"Kenapa<\/picture>","alt":"Test: Kenapa Kamu Terus Merasa Lelah?"},{"title":"Diet Apa yang Cocok Untuk Kamu? - Quiz","id":2176711,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Diet-Apa-yang-Cocok-Untukku-quiz","image":"\"Diet<\/picture>","alt":"Diet Apa yang Cocok Untuk Kamu? - Quiz"}],"number":1},{"text":"Kesehatan mental.","result":"Siap! Ayo coba kuis ini:","next_quizzes":[{"title":"Benarkah Kamu Mengalami Masalah Pengabaian? - Quiz","id":2176230,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Benarkah-Kamu-Mengalami-Masalah-Pengabaian-quiz","image":"\"Benarkah<\/picture>","alt":"Benarkah Kamu Mengalami Masalah Pengabaian? - Quiz"},{"title":"Apakah Kamu Mengalami Kecemasan? - Quiz","id":2177264,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Kecemasan-quiz","image":"\"Kecemasan<\/picture>","alt":"Apakah Kamu Mengalami Kecemasan? - Quiz"},{"title":"Quiz: Benarkah Kamu Mengalami Depresi?","id":2176187,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Benarkah-Kamu-Mengalami-Depresi-quiz","image":"\"Benarkah<\/picture>","alt":"Quiz: Benarkah Kamu Mengalami Depresi?"}],"number":2}]}" class="quiz_questionnaire_data"/>

Apa Itu Respons Trauma?

Respons trauma merupakan cara seseorang bereaksi terhadap pengalaman yang menegangkan, sulit, atau traumatis. Saat terjadi sesuatu yang menyedihkan, sangat wajar untuk bereaksi, tetapi respons yang muncul tidak selalu disadari. Cara seseorang merespons trauma akan tergantung pada kepribadian, situasi, dan pengalamannya sendiri. Ada 4 jenis respons trauma utama (yang dikenal dengan nama 4 F) yang bisa memengaruhi cara seseorang bereaksi secara mental dan fisik terhadap kejadian yang menakutkan:

  • Respons Fight : reaksi naluriah untuk menghadapi atau melawan kejadian traumatis secara langsung.
  • Respons Flight : reaksi langsung untuk menjauh atau lari dari trauma sejauh-jauhnya.
  • Respons Freeze : berlepas diri selama (atau sesudah) kejadian traumatis atau situasi yang membuat seseorang kewalahan.
  • Respons Fawn : berusaha membuat orang lain senang selama (atau sesudah) kejadian traumatis untuk mencegah kejadian traumatis di masa mendatang terjadi kembali.

Beberapa psikolog berpendapat bahwa sebenarnya ada 6 respons trauma. Selain 4 respons di atas, ada juga respons Fine (baik-baik saja) dan Faint (pingsan). Beberapa studi klinis dan bukti ilmiah terhadap 2 respons terakhir ini tidak terlalu bagus. Namun, beberapa temuan baru menyebutkan bahwa:

  • Respons Fine merupakan bentuk penyangkalan diri, yang terjadi saat seseorang tidak mau memercayai bahwa dia telah mengalami kejadian traumatis.
  • Respons Faint merupakan reaksi fisik terhadap kejadian trauma saat seseorang pingsan atau tak sadarkan diri karena mengalami situasi yang menimbulkan stres.

Memahami respons trauma bisa membantu kamu mengatasi trauma. Dengan mempelajari kenapa dan bagaimana kamu bereaksi, kamu bisa menemukan metode yang sehat untuk menangani dan menghadapi emosi. Berkonsultasilah dengan konselor atau terapis untuk mendapatkan panduan. Mereka bisa mengenali respons trauma kamu dan memberikan strategi dan mekanisme penanganan yang paling cocok untukmu.