Unduh PDF Unduh PDF

Survei properti dilakukan untuk memeriksa batas-batas sebuah properti. Jika Anda berencana membeli atau menjual properti, atau hendak membangun sesuatu, Anda perlu menyewa ahli survei profesional untuk melakukannya. Namun, jika Anda hanya penasaran dengan batas legal sebuah properti, Anda bisa melakukan survei properti sendiri melalui penelitian, pengukuran, dan kerja lapangan.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Menentukan Urgensi untuk Melakukan Survei Properti

Unduh PDF
  1. Tujuan utama dari survei properti adalah mencegah konflik lahan. Tanpa disadari, pagar atau bangunan tetangga Anda bisa saja masuk ke lahan Anda, begitu pun sebaliknya. Survei biasanya dilakukan sebelum Anda menjual sebuah properti, pada awal pembangunan gedung atau pagar, serta ketika sebuah properti dijual dengan cara bagi hasil. Pada intinya, survei properti memberikan Anda kemampuan untuk mengetahui batas-batas legal properti Anda, serta area yang bersinggungan dengan properti lain. [1]
    • Hanya survei yang dilakukan secara profesional memiliki kekuatan hukum yang mengikat.
  2. Untuk properti di area terpencil, batasan lahan milik Anda dan orang lain mungkin tidak berupa tanah properti yang legal. Lahan Anda dan tetangga mungkin dibatasi oleh pagar atau kondisi alam, seperti parit atau anak sungai. Namun, Anda harus bisa menentukan garis batas lainnya saat mencari batasan sebenarnya dari sebuah properti.
  3. Survei lahan adalah pekerjaan yang relatif sulit dan memakan waktu. Jadi, bersiaplah membayar antara Rp3.500.000 sampai Rp5.000.000, atau bahkan lebih, apabila Anda memilih memakai jasa ahli survei lahan. [2] Jika tidak ingin merogoh kocek, Anda bisa melakukan survei sendiri. Namun, ingatlah bahwa hal tersebut tidak memberikan keuntungan yang sama dengan hasil kerja ahli survei profesional.
    • Survei amatiran tidak bisa digunakan di pengadilan, tidak bisa dimasukkan dalam informasi bank saat melakukan penjualan properti, serta tidak boleh digunakan untuk menyesuaikan batasan properti untuk membuatnya lebih akurat.
    • Survei amatiran dapat dipakai untuk memperkirakan batasan lahan dan membantu Anda menyelesaikan sengketa lahan nonhukum (misalnya tetangga Anda mengklaim bahwa Anda memasang pagar di lahannya). [3]
    • Ahli survei profesional dapat memberikan informasi tambahan yang sulit didapat sendiri, seperti celah atau lahan yang bersinggungan dengan properti tetanggn; hak untuk melintasi properti orang lain; hak penggunaan lahan; kepemilikan sumber air; hubungan dengan properti tetangga (area sengketa, gangguan, dll.); hak terhadap infrastruktur publik atau penggunaan sumber daya; jalur yang bisa diakses; dan masalah zonasi lahan. [4]
  4. Melakukan survei properti sendiri dapat menghemat biaya, tetapi berisiko menimbulkan masalah. Jika Anda melakukan kesalahan penghitungan kecil dan membangun sesuatu di atas lahan orang, ia dapat menyeret Anda ke meja hijau sehingga akhirnya dapat membuat Anda mengeluarkan uang lebih banyak. Pertimbangkan biaya risiko terjadinya kesalahan sebelum memutuskan bahwa Anda tidak mau menghabiskan beberapa juta rupiah untuk melakukan survei lahan secara profesional.
    • Apabila Anda menyewa jasa profesional, pastikan untuk memilih ahli yang berlisensi, memiliki asuransi, dan sudah berpengalaman selama bertahun-tahun. [5]
    • Pilihlah profesional berlisensi yang memiliki spesialisasi di bidang survei properti, bukan kontraktor umum atau tukang yang hanya melakukan survei sesekali.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Merencakanan Survei

Unduh PDF
  1. Untuk menentukan batasan legal properti, Anda perlu setidaknya satu dokumen legal yang menjelaskan tanah Anda. Dokumen tersebut harus memiliki bagian berjudul “deskripsi legal” yang menjelaskan batasan dan hubungan masing-masing lahan. Dokumen lain yang berguna adalah peta lahan yang dibuat oleh ahli survei, biasanya disebut plat . Tidak seperti dokumen tertulis, plat dapat menunjukkan peta sebenarnya dari batas-batas properti dan area di sekitarnya.
    • Mencari plat asli lahan Anda mungkin sangat sulit atau mustahil. Terkadang, dokumen ini disertakan di dalam dokumen tertulis. Di lain waktu, dokumen tersebut mungkin disimpan di gudang arsip kota atau provinsi. Datanglah ke kantor dewan kependudukan dan catatan sipil (dukcapil) untuk memeriksa apakah dokumen tersebut ada di sana.
    • Jika Anda tidak bisa menemukan plat , cobalah untuk mencari dokumen properti di sekitarnya. Cara ini dapat membantu Anda menentukan batas-batas lahan. [6]
    • Peta survei lama mungkin tidak bisa diandalkan, terutama jika usianya sangat tua. Ingatlah bahwa tidak semua lahan telah disurvei
  2. Plat biasanya cukup mudah dipahami karena sudah menunjukkan lokasi batas lahan dan penanda, serta informasi lain yang membantu, seperti informasi koordinat atau triangulasi. Namun, deskripsi legal pada dokumen tertulis biasanya memakai bahasa yang lebih membingungkan dan memakai salah satu dari dua sistem untuk menjelaskan batasan properti: sistem metes dan bounds atau sistem survei lahan publik (PLSS).
    • Metes dan bounds adalah sistem yang memakai penanda (atau arah) dan panjang (atau jarak) di antara poin-poin untuk menggambarkan sebuah properti. Penanda yang dimaksud memakai notasi spesifik yang mengganti azimut kompas (tanda derajat pada kompas) dengan notasi penanda. Dengan kata lain, sistem ini menambahkan satu angka (0 untuk NE, 90 untuk SE, 180 untuk SW, atau 270 untuk NW) ke daftar pengukuran untuk mencari azimut pada kompas yang cocok.
      • Sebagai contoh, deskripsinya mungkin mencantumkan satu titik permulaan, lalu penanda selanjutnya berada 60 meter ke arah S50W dari titik tersebut. Hal ini berarti bahwa penanda selanjutnya berada 60 meter ke arah barat daya. S50W adalah sekitar 230 derajat (50+180) dalam sistem azimut (atau hampir mengarah langsung ke barat daya).
    • Sebagai alternatif, lahan Anda mungkin dideskripsikan dengan batasan orisinal PLSS. Ini adalah sistem berusia hampir 200 tahun yang membagi lahan menjadi bagian-bagian seluas 258 hektar. Bagian tersebut kemudian dibagi empat, lalu masing-masingnya dibagi empat lagi, dan seterusnya. Bagian-bagian tersebut diberi nomor dan hasil pembagiannya dideskripsikan sebagai pecahan lahan.
      • Sebagai contoh, NW ¼ dari bagian NW ¼ pada area 4 akan berada di atas kiri bagian 1/16 dari area 4. [7]
  3. Anda perlu sebuah metode untuk memastikan bahwa Anda mengikuti arah yang benar ke penanda selanjutnya dan mengukur setiap prosesnya secara efektif. Kebanyakan ahli survei memilih kompas dan pita pengukur panjang untuk tujuan ini. Anda juga harus membawa peta dan dokumen lahan. Terakhir, bawalah benda untuk menandai batas-batas properti Anda, seperti bendera atau tongkat berwarna cerah.
  4. Sebagai permulaan, Anda perlu menentukan titik awal. Deskripsi pada dokumen legal biasanya menunjukkan titik mula spesifik yang bisa diukur dan bisa berupa apa saja. Sebagai contoh, deskripsi pada dokumen bisa ditulis “15 meter ke barat daya jalan” atau titik tersebut dimulai dari sebuah pohon atau bebatuan. Titik ini dapat ditemukan dengan mengikuti deskripsi lokasi penanda. Sebagai alternatif, Anda bisa menggunakan koordinat PLSS dan peta untuk mencari titik awal pengukuran.
    • Google Maps dan peta topografi wilayah dapat diakses secara gratis di internet untuk membantu Anda mencari titik awal lahan. Melalui kedua layanan tersebut, Anda bisa mendapatkan salinan virtual peta udara secara gratis. Anda mungkin perlu memperbesar atau memperkecil gambar untuk membedakan batas-batas lahan.
    • Titik yang Anda kenali bisa saja penanda pada lahan tetangga atau persimpangan. Namun, jangan mengandalkan penanda seperti pohon, pagar, atau bebatuan karena benda tersebut mungkin sudah dipindahkan seiring waktu. [8]
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Melakukan Survei Properti

Unduh PDF
  1. Ambil perlengkapan yang diperlukan dan salinan peta, lalu pergilah ke properti tujuan Anda. Carilah area yang Anda temukan melalui riset penanda properti yang sudah dibuat. Jika tidak ada tanda yang dikenali, tandai sendiri area tersebut untuk memanfaatkan informasi yang Anda miliki dengan sebaik-baiknya.
    • Saat mencari penanda survei, pastikan untuk bersikap skeptikal dan tentukan apakah objek yang ditemukan benar-benar penanda yang dicari atau hanya sampah di lahan tersebut. Jika tidak sama persis dengan gambar di peta atau deskripsi yang ditulis di dokumen, benda tersebut mungkin bukan yang Anda cari.
    • Jika Anda tidak yakin dengan lokasi atau keberadaan penanda tersebut, gunakanlah jasa seorang ahli survei profesional.
  2. Mulailah dari satu sudut, lalu gunakan kompas untuk mencari arah ke penanda selanjutnya. Pasang pita pengukur Anda di satu sudut dan mulailah berjalan sambil menjaga arah pada kompas. Anda dapat mencari sebuah tengara di arah yang dituju untuk memastikan Anda berada di jalur yang benar. Saat mengukur jarak, pahamilah bahwa jarak yang ditempuh tidak sama dengan topografi lahan. Jarak pada topografi hanyalah jarak horizontal tanpa mencantumkan halangan atau bukit. Menentukan jarak yang benar mengharuskan Anda untuk menjaga pita pengukur tetap datar saat melakukan pengukuran.
    • Jika Anda tidak bisa melewati sebuah area secara langsung, putarilah area tersebut sampai bisa melewati halangan, berjalanlah ke arah penanda, lalu kembalilah ke jalur semula jika bisa dengan bergerak ke arah yang berlawanan. [9]
  3. Saat Anda merasa sudah sampai ke sudut selanjutnya, carilah penanda yang dideskripsikan di dalam dokumen. Jika tidak ketemu, tanda tersebut bisa jadi sudah terkubur atau hilang. Pakailah detektor metal untuk mencari penanda berbentuk tongkat atau batang metal. Anda juga bisa memakai kompas sebagai detektor metal dengan cara mendekatkannya ke tanah di sekitar tempat penanda yang terkubur. Jika kompas mengarah ke bawah dan berputar, itu berarti ada sesuatu berbahan metal di bawah tanah yang bisa jadi adalah penanda yang sedang dicari.
    • Penanda yang dimaksud bisa berupa apa saja. Penanda modern biasanya berupa tiang atau batang besi, tetapi penanda tua bisa berupa pecahan kaca, tumpukan batu, pasak kayu, tumpukan arang, atau benda apa pun.
    • Beberapa penanda mustahil untuk ditemukan secara akurat. Carilah sudut lainnya jika Anda tidak bisa menemukan sebuah penanda. Mencari dua sudut lain di lahan tetangga dapat membantu Anda mengenali sudut yang hilang. [10]
  4. Tandai sudut yang sudah ditemukan. Perkirakan lokasinya jika Anda tidak menemukan penandanya. Setelah itu, ulangi proses yang sama di seluruh sudut properti dan pastikan Anda menandai setiap areanya. Anda juga bisa menandai area sepanjang garis batas properti. Cara ini dapat membantu Anda melacak ulang jalur yang sudah dilalui di kemudian hari jika diperlukan. Setelah proses tersebut, Anda diharapkan akan kembali ke titik awal setelah semua batas lahan berhasil ditandai. Jika tidak, Anda harus melacak ulang jalur yang sudah dilewati untuk mencari tahu apa yang salah.
    Iklan

Tips

  • Jika Anda melakukan survei properti untuk mendirikan bangunan di atasnya, pastikan untuk memeriksa aturan zonasi setempat untuk mencari tahu sebanyak apa lahan yang boleh digunakan.
Iklan

Peringatan

  • Pastikan untuk mempelajari hukum yang berlaku di area setempat. Anda mungkin tidak boleh memakai hasil survei properti mandiri untuk keperluan resmi.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 1.674 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan