Unduh PDF Unduh PDF

Tahukah Anda bahwa ketika mengalami kedukaan, setiap manusia umumnya akan melewati lima buah tahap: penyangkalan, kemarahan, penawaran, depresi, dan pada akhirnya, penerimaan. Lantas, bagaimana dengan hewan yang berada di sekitar Anda, seperti anjing, misalnya? Sejatinya, anjing juga bisa berduka setelah kehilangan kawanannya, meski bentuk kedukaan mereka berbeda dengan manusia. [1] Secara khusus, pergolakan emosi mereka dipicu oleh hilangnya rasa aman akibat rutinitas yang berubah, dan situasi tersebut berpotensi memicu munculnya gangguan stres. Lagi pula, anjing adalah hewan yang individual sehingga akan menunjukkan rasa depresinya dengan cara yang berbeda. Ingin mengetahui kiat membantu anjing tersayang menyikapi kematian kawanannya? Baca terus artikel ini, ya!

Bagian 1
Bagian 1 dari 2:

Membantu Anjing untuk Meredakan Kedukaannya

Unduh PDF
  1. Banyak orang meyakini bahwa metode tersebut mampu membantu anjing yang masih hidup untuk menerima kematian kawanannya. Teorinya, anjing akan membangun pemahaman bahwa kawanannya telah mati dan oleh karenanya, mampu menerima kenyataan tersebut dengan lebih baik. Namun, oleh karena tidak ada metode ilmiah yang mendukung teori tersebut, tetaplah melakukan hal yang paling baik bagi Anda dan anjing kesayangan Anda. [2]
    • Sejatinya, membuktikan pengaruh metode tersebut terhadap reaksi anjing dalam menyikapi kematian kawanannya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Meski pengaruh positifnya sulit untuk dibuktikan, hampir bisa dipastikan pengaruh negatifnya sangatlah minim. Oleh karena itu, silakan melakukannya jika menurut Anda, metode tersebut dapat membantu memulihkan perasaan anjing.
    • Umumnya, rasa depresi atau berduka yang ditunjukkan oleh anjing disebabkan oleh adanya perubahan pada “susunan kawanan” yang membuat rutinitas dan rasa aman mereka hilang atau berkurang.
  2. Oleh karena insting bertahan hidup anjing sangat tinggi, umumnya mereka tidak akan meluangkan terlalu banyak waktu untuk berdua. Artinya, mereka memiliki kecenderungan untuk mempertahankan pola berburu dan membersihkan dirinya. Menjaga rutinitas juga mampu meredakan kadar stres, yang tentunya tidak ingin dia rasakan setelah mengalami kehilangan kawanannya. [3]
    • Oleh karena itu, seberat apa pun situasinya bagi Anda, tetaplah berusaha untuk menjalankan rutinitas yang sama, seperti memberikan makanan di jam yang sama, mengajak anjing berjalan-jalan pada waktu yang sama, dan mengajaknya mendatangi tempat-tempat yang lazim Anda berdua dikunjungi. Melakukannya akan membantu anjing untuk menyadari bahwa terlepas dari masalah yang terjadi, hidupnya tetap akan berjalan sebagaimana mestinya. Alhasil, dia pun dapat menyikapi situasi kehilangan tersebut dengan lebih baik.
  3. Menenangkan anjing peliharaan yang sedang berduka adalah sifat alami manusia, yang sayangnya, bukan merupakan metode terbaik yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi rasa kehilangannya. Misalnya, jika anjing menolak untuk makan dari wadahnya, reaksi alami Anda sebagai pemilik adalah menyodorkan makanan dari tangan dan memujinya jika mau menyantap makanan tersebut. Alhasil, pujian tersebut dia terima karena mau menyantap makanan dari tangan Anda, bukan dari wadah makanannya. Ke depannya, dikhawatirkan dia akan membangun kebiasaan yang tidak sehat, yaitu hanya mau menyantap makanan yang ada di tangan Anda, alih-alih yang sudah Anda sediakan di dalam mangkuk. Perilaku tersebut tentunya juga tidak akan bisa terus-menerus Anda lakukan, bukan? [4]
    • Oleh karena itu, cobalah bersikap senormal mungkin di kala waktu makannya tiba. Dengan melakukannya, Anda seakan ingin menunjukkan bahwa sekalipun temannya telah pergi untuk selamanya, hidupnya tetap akan baik-baik saja. Oleh karena itu, tetaplah memberikan makanan di jam yang sama setiap harinya. Jika dia tidak mau menyantapnya, buang makanan tersebut setelah sepuluh menit dan jangan menawarkan apa pun sampai jam makan berikutnya. Meski terdengar jahat, pahamilah bahwa dalam bahasa anjing, perilaku tersebut sejatinya ampuh untuk mempertegas rutinitasnya dan memunculkan rasa aman yang sangat dia butuhkan ketika sedang berduka.
  4. Pada dasarnya, anjing perlu mengetahui posisinya di dalam kawanan untuk merasa aman, dan jika salah satu anggota kawanan mati, wajar jika anjing yang tersisa merasa cemas atau kebingungan. Salah satu kunci untuk mengatasi masalah tersebut adalah memberikan ruang dan waktu kepada anjing, baik yang berperan sebagai kepala maupun anggota kawanan, untuk menyesuaikan diri. Dengan kata lain, pastikan Anda menjaga rutinitas bermain dan berlatihnya agar tetap normal. [5]
    • Jika anjing yang mati adalah kepala kawanan, kemungkinan besar anjing yang masih hidup akan merasa tidak aman, terutama karena terjadi perubahan dalam pemahaman mereka akan kepemimpinan. Alhasil, anjing pun biasanya akan terus-menerus menggonggong ke kawanannya, seakan-akan ingin menegaskan kebebasan barunya, atau justru karena dia merasa terancam dan berupaya memperingatkan anjing lain agar tidak mendekat.
    • Jika anjing yang mati adalah anggota kawanan, kemungkinan besar anjing yang masih hidup akan merasa kehilangan tujuan karena tuntunan dan bantuannya tidak lagi diperlukan. Alhasil, dia pun akan terlihat gelisah dan berjalan tanpa arah, tanpa memiliki anggota yang mengikuti langkahnya.
  5. Kemungkinan besar, dua ekor anjing yang hidup bersama akan terus-menerus melakukan interaksi dengan cara yang mungkin tidak kelihatan. Jika salah satunya tak lagi bernyawa, stimulasi untuk anjing yang lain pasti akan berkurang. Alhasil, dia pun akan mengalami kebosanan yang sulit untuk diabaikan. Untuk membantu anjing beradaptasi dengan situasi yang baru, cobalah mengisi kekosongannya dengan berbagai metode stimulasi mental, seperti mengajaknya bermain, mengajaknya lebih sering berjalan-jalan, atau bahkan mengajarkan beberapa trik baru kepadanya. [6]
    • Interaksi personal semacam ini mampu mengalihkan perhatiannya dari kedukaan yang muncul, pun akan mempererat hubungan yang terjalin dengan Anda sebagai pemiliknya. Bahkan, metode ini juga bisa meredakan kedukaan Anda, lo !
  6. Pada dasarnya, waktu yang paling tepat untuk memelihara anjing baru adalah ketika “Anda” sudah merasa siap. Oleh karena itu, jangan melakukannya jika motivasi Anda hanyalah untuk melenyapkan kesedihan anjing yang lain. Ingat, anjing adalah hewan yang sangat individual. Alhasil, jika dia menjalin ikatan yang sangat kuat dengan anjing yang sudah mati, kemungkinan besar keputusan Anda untuk membawa anjing baru pun tidak akan bisa “menggantikan” posisi teman lamanya di hatinya. [7]
    • Selain itu, keputusan tersebut juga mungkin akan memperburuk suasana dan membuat anjing semakin stres karena merasa lahannya “dilanggar” oleh anjing lain. Itulah mengapa, hadirkan anjing baru di rumah hanya jika seluruh pihak sudah benar-benar siap untuk melakukannya.
  7. Jika meyakini bahwa kehadiran anjing baru mampu melenyapkan kedukaannya, cobalah membawa anjing seorang teman ke rumah dan membiarkan mereka bermain bersama. Amati reaksi anjing Anda setelahnya. Jika reaksinya positif, kemungkinan dia memang sudah siap untuk menerima kehadiran anjing baru. Jika tidak, sebaiknya bersabarlah menunggu.
    • Jika Anda benar-benar menginginkan anjing baru tetapi peliharaan Anda tidak memberikan reaksi yang positif terhadap kehadiran anjing lain, cobalah membeli atau mengadopsi anjing dengan jenis kelamin atau ukuran tubuh yang berbeda. Kemungkinan, anjing Anda dapat lebih mudah menerima anjing yang terkesan lebih mengintimidasi atau justru sebaliknya, serta memiliki watak yang berbeda.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 2:

Mengatasi Depresi pada Anjing

Unduh PDF
  1. [8] Umumnya, anjing akan menunjukkan gangguan depresinya melalui bahasa tubuh. Meski terlihat mengkhawatirkan, pahamilah bahwa reaksi depresi saat mengalami kedukaan adalah hal yang sangat wajar untuk ditunjukkan. Namun, jika reaksi tersebut terus-menerus dia tunjukkan selama lebih dari satu bulan, atau jika anjing tersayang terus-menerus menunjukkan perilaku yang aneh dalam kurun waktu tersebut, cobalah memeriksakannya ke dokter untuk mendapatkan rekomendasi pengobatan yang tepat. Beberapa gejala depresi yang lazim ditunjukkan oleh anjing: [9]
    • Menolak makanan
    • Menolak melakukan aktivitas yang tadinya dia sukai
    • Menunjukkan perubahan pola tidur, seperti tidur lebih sering atau menjadi sulit tidur
    • Menunjukkan perubahan rutinitas. Misalnya, dia tidak lagi menyambut di depan pintu ketika Anda pulang ke rumah
  2. Berduka merupakan proses yang sangat alami dan harus dilewati untuk mencapai kesembuhan yang maksimal. Itulah mengapa, mematikan perasaan dengan bantuan obat-obatan tidaklah direkomendasikan, kecuali jika gejala depresi tak kunjung mereda selama berminggu-minggu. Jika segala cara telah diupayakan tetapi anjing tetap mengalami depresi selama lebih dari tiga atau empat minggu, cobalah membawanya ke dokter. Salah satu opsi yang umumnya akan direkomendasikan oleh dokter untuk meredakan depresi pada anjing adalah dengan memberikan feromon penenang. [10]
    • Salah satu merek dagang feromon penenang yang bisa Anda temukan di pasaran adalah Adaptil . Secara khusus, Adaptil dikemas dalam bentuk diffuser yang mampu mengeluarkan feromon ke udara, atau dalam bentuk kalung yang bisa dilingkarkan ke leher anjing. Adaptil mengandung analog sintetis dari feromon, atau zat kimia yang dikeluarkan oleh ibu anjing ketika menyusui untuk membuat anaknya merasa aman dan nyaman. Ketika menghirup feromon sintetis tersebut, akan muncul rasa aman dan sejahtera dalam diri anjing Anda. Alhasil, kadar stresnya pun dapat menurun. Meski manfaatnya tidak instan, setidaknya metode ini dapat membantu memulihkan kondisi anjing perlahan dan membuatnya lebih terbiasa dengan perubahan yang terjadi.
  3. Opsi lain yang mungkin akan direkomendasikan oleh dokter adalah meresepkan obat antidepresan, yang umumnya hanya dilakukan jika seluruh metode lain tidak berhasil, dan jika gejala depresi pada anjing sudah bertahan selama lebih dari satu bulan. Obat antidepresan yang secara khusus ditujukan untuk anjing adalah clomipramine , yang sejatinya merupakan antidepresan trisiklik. Jenis antidepresan tersebut bekerja dengan cara menghambat reabsorpsi beberapa neurotransmiter, seperti serotonin dan norepinefrin, di dalam otak, dan mampu meredakan gangguan kecemasan pada anjing. [11]
    • Umumnya, dosis antidepresan yang tepat adalah 1-2 mg untuk setiap 1 kg anjing, yang artinya, anjing berjenis Labrador dengan berat sekitar 30 kg harus mengonsumsi ½ tablet antidepresan berdosis 80 mg, dua kali sehari.
    • Pahamilah bahwa sebagian besar antidepresan memiliki efek samping yang patut diwaspadai, seperti konstipasi dan mulut kering. Selain itu, mengonsumsi antidepresan juga bisa meningkatkan kadar plasma dalam beberapa obat antiepilepsi. Itulah mengapa, penggunaannya harus betul-betul dilakukan dengan berhati-hati.
    Iklan


  1. https://pets.webmd.com/features/pet-pheromone-products-for-behavior-problems#1
  2. BSAVA Small Animal Formulary. Ramsay. Publisher: British Small Animal Veterinary Association. 6th edition

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 1.942 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan