Unduh PDF
Unduh PDF
Sebesar apa pun keyakinan Anda untuk mengakhiri hubungan dengan pacar tersayang, sejatinya mengeksekusinya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Apa pun alasan di balik munculnya keinginan tersebut, kemungkinan besar Anda tetap akan merasa cemas dan gugup saat harus menyampaikannya kepada pasangan. Untuk memudahkan prosesnya dan membantu pasangan untuk menerima berakhirnya hubungan dengan lebih lapang dada, cobalah membaca artikel ini!
Langkah
-
Pikirkan alasan yang melandasi keputusan Anda untuk mengakhiri hubungan. Jika mengalami dilema mengenai keputusan yang harus dibuat, atau jika Anda sudah benar-benar yakin untuk mengakhiri hubungan dengan pasangan, sebaiknya tetaplah meluangkan waktu untuk memikirkan alasan di balik munculnya keinginan tersebut.
- Pasangan mungkin akan meminta penjelasan, dan sekalipun Anda tidak berutang penjelasan apa pun jika selama ini telah diperlakukan dengan buruk olehnya, tetaplah berusaha mengidentifikasi alasan di balik keinginan Anda untuk mengakhiri hubungan dengannya demi kepentingan Anda sendiri.
- Dengan melakukannya, Anda akan terbantu untuk membuat keputusan yang lebih mantap dan tidak akan disesali di kemudian hari.
-
Berhati-hatilah saat menyusun daftar mengenai hal-hal yang positif dan negatif di dalam hubungan. Meski melakukannya dapat membantu menegaskan alasan Anda untuk mengakhiri hubungan dengan pasangan, tidak perlu merasa wajib membuat keputusan berdasarkan daftar tersebut.
- Tidak perlu berusaha menganalisis cinta secara rasional. Meski berhasil menemukan berbagai alasan yang kuat untuk mempertahankan hubungan di atas kertas, bukan berarti Anda harus bertahan bersama pasangan jika tidak lagi merasa nyaman dengannya. Di waktu jangka panjang, Anda mungkin akan merasa lebih baik setelah benar-benar mengakhiri hubungan dengannya.
-
Pahamilah bahwa seseorang tidak membutuhkan alasan untuk mengakhiri hubungan romantisnya. Jika pasangan tidak menghargai Anda atau tidak memiliki kecocokan dengan Anda, keduanya merupakan alasan yang kuat untuk mengakhiri hubungan dengannya. Jika tidak, jangan memusingkannya karena sejatinya, Anda tidak memerlukan alasan yang kuat untuk mengakhiri hubungan dengan pasangan.
- Sebuah hubungan bisa berakhir karena banyak alasan, dan semuanya hampir selalu valid.
- Misalnya, perasaan Anda mungkin tiba-tiba hilang kepada pasangan. Meski alasannya terdengar kurang kuat, Anda tetap bisa menjadikannya landasan untuk mengakhiri hubungan. [1] X Sumber Tepercaya TeensHealth Kunjungi sumber
-
Jangan menunda-nunda eksekusinya. Setelah membuat keputusan dengan pertimbangan yang matang, menunda proses eksekusinya hanya akan membuat Anda semakin gugup dan terjebak dalam hubungan yang tidak memuaskan dalam waktu lebih lama. [2] X Sumber Tepercaya TeensHealth Kunjungi sumber
-
Jangan pula mengakhiri hubungan dengan terburu-buru. Jika hubungan romantis diakhiri tanpa pertimbangan yang maksimal, dikhawatirkan Anda akan berakhir mengucapkan kata-kata yang tidak serius atau akan disesali di kemudian hari. [3] X Sumber Tepercaya TeensHealth Kunjungi sumber
- Pertimbangkan keputusan Anda sebaik-baiknya. Setelah keputusan yang matang sudah dibuat, segeralah menindaklanjutinya dengan penuh keyakinan.
-
Tentukan perlu atau tidaknya mengakhiri hubungan secara langsung. Banyak orang meyakini bahwa mengakhiri hubungan melalui telepon, pesan teks, atau surel adalah perilaku yang tidak bijaksana.
- Oleh karena itu, jika Anda dan pasangan pernah menjalani masa-masa yang menyenangkan bersama, dan jika Anda masih peduli terhadapnya, jangan ragu menyampaikan maksud Anda secara langsung, sekalipun opsi tersebut lebih sulit secara emosional. [4] X Sumber Tepercaya TeensHealth Kunjungi sumber
-
Pahami waktunya mengakhiri hubungan dengan cara yang lain. Jika pasangan adalah sosok yang gemar melakukan kekerasan, kemungkinan besar sifat negatif tersebut akan kembali muncul setelah mendengar keputusan Anda. Jika situasinya demikian, tidak perlu bertemu langsung dengannya karena keamanan Anda adalah prioritas yang terpenting!
- Jika Anda dan pasangan menjalani hubungan jarak jauh, tidak perlu menunggu pertemuan berikutnya untuk mengutarakan keinginan Anda. Jika memungkinkan, ajak pasangan untuk berkomunikasi melalui obrolan video atau aplikasi pesan alih-alih menyampaikan keinginan Anda mulai surel atau pesan teks yang impersonal. [5] X Sumber Tepercaya TeensHealth Kunjungi sumber
-
Jangan memutuskan pasangan di tempat umum. Dewasa ini, banyak orang memilih cara yang konyol untuk mengakhiri hubungan romantisnya, seperti dengan mengutarakan maksudnya melalui papan iklan atau bahkan surat kabar! Ada pula orang-orang yang langsung mengubah status hubungan di laman Facebooknya tanpa sepengetahuan pasangannya, lho .
- Sebesar apa pun godaan untuk meniru cara-cara tersebut, selalu ingat bahwa memublikasikan masalah pribadi hanya akan membuat Anda terlihat tidak bijaksana di mata publik, pun berisiko mempermalukan pasangan. [6] X Teliti sumber
-
Berpikirlah dua kali sebelum mempermainkan pasangan dengan cara apa pun. Kemungkinan, beberapa orang akan meminta Anda untuk berperilaku negatif atau menjauhi pasangan hingga kata “putus” keluar dari mulut pasangan. Menurut sebagian orang, metode tersebut akan membuat hidup Anda terasa lebih mudah nantinya.
- Sadarilah bahwa metode tersebut sejatinya merupakan permainan yang konyol, dan belum tentu berhasil. Sekalipun berhasil dan pasanganlah yang pertama kali mengeluarkan kata “putus” karenanya, sesungguhnya perilaku tersebut hanya akan memperburuk reputasi Anda. Atau, di kemudian hari Anda justru akan merasa malu dengan diri sendiri karena telah melakukannya.
-
Ceritakan keinginan Anda kepada seseorang yang tepercaya. Kemungkinan besar, percakapan bersama pasangan akan lebih mudah untuk dilakukan dengan nasihat dan arahan dari orang-orang terdekat seperti sahabat, kerabat, atau bahkan orang tua Anda. Jika tidak yakin harus melakukan apa, atau jika Anda terlampau dikuasai oleh rasa gugup, orang-orang tersebut dapat membantu memberikan nasihat yang bermanfaat. [7] X Sumber Tepercaya TeensHealth Kunjungi sumber
- Demi menghargai pasangan, pastikan orang yang dipilih bisa dipercaya untuk tidak membocorkan apa pun sampai pasangan mendengar berita tersebut dari mulut Anda sendiri. Pastikan informasi tersebut tidak sampai ke telinga pasangan dari mulut orang lain agar situasinya tidak semakin memburuk. [8] X Sumber Tepercaya TeensHealth Kunjungi sumber
-
Pikirkan kata-kata yang akan Anda ucapkan kepada pasangan dari jauh-jauh hari. Jika belum pernah mengakhiri hubungan romantis dengan siapa pun, atau jika Anda merasa sangat gugup untuk melakukannya, cobalah menyusun naskah percakapan singkat yang bisa Anda latih dan ingat dari jauh-jauh hari.
- Pikirkan kata-kata yang ingin, dan tidak ingin, Anda ucapkan kepada pasangan. Merasa kebingungan? Cobalah membaca ide-ide yang ditawarkan pada langkah-langkah selanjutnya.
-
Peragakan situasinya dengan teman Anda. Kemungkinan, Anda juga akan merasa terbantu jika memeragakan proses berakhirnya hubungan dengan seorang teman. Dengan melakukannya, Anda akan tahu harus berkata apa kepada pasangan, pun bisa memikirkan berbagai jenis reaksi yang mungkin dilontarkan oleh pasangan. Alhasil, Anda pun bisa melatih berbagai kemungkinan tanggapan yang bisa diberikan dalam berbagai jenis situasi.
- Misalnya, teman Anda bisa berperan sebagai pasangan yang memohon-mohon untuk tetap melanjutkan hubungan seperti biasa. Siapkan tanggapan Anda untuk reaksi semacam itu, seperti dengan berkata, “Maaf kalau aku sudah menyakitimu, tapi keputusanku nggak bisa diubah lagi."
-
Pikirkan reaksi yang mungkin akan ditunjukkan oleh pasangan. Meski tidak melakukan simulasi dengan orang-orang terdekat, tetaplah meluangkan waktu untuk mengukur reaksi pasangan setelah mendengar keinginan Anda. [9] X Sumber Tepercaya TeensHealth Kunjungi sumber Percayalah, Anda akan terbantu untuk lebih bersimpati kepada pasangan, dan lebih siap untuk mengakhiri hubungan dengannya.
- Misalnya, pasangan mungkin akan menunjukkan berbagai reaksi berikut: marah, menangis, bersikap kasar, mencoba memanipulasi Anda, atau bersumpah untuk berubah.
- Pikirkan mampu atau tidaknya Anda untuk menoleransi dan menerima reaksinya. Misalnya, jika dia terlihat tulus ketika berjanji untuk menghabiskan waktu bersama Anda, bersediakah Anda untuk memberikannya kesempatan kedua?
Iklan
-
Pilih lokasi yang tepat untuk mengakhiri hubungan. Sejatinya, tidak ada aturan yang mengharuskan Anda untuk mengakhiri hubungan di lokasi tertentu, terutama karena lokasi yang dipilih sejatinya akan sangat bergantung kepada kepribadian pasangan. Meski demikian, sebaiknya tetaplah memilih lokasi yang semiprivat agar pasangan tidak merasa dipermalukan.
-
Jangan pula memilih lokasi yang terlalu privat. Sebaiknya, jangan memilih lokasi yang benar-benar terasing dari dunia luar untuk mencegah berbagai risiko negatif jika situasinya berlangsung memburuk. Ingat, sekalipun merasa pasangan tidak mungkin menyakiti Anda, perilaku manusia ketika merasa malu atau terluka sesungguhnya tidak bisa diprediksi.
- Pilih lokasi yang memungkinkan Anda dan pasangan untuk berkomunikasi secara privat, tetapi juga memungkinkan Anda untuk meminta pertolongan atau meninggalkan situasi percakapan dengan mudah. Beberapa opsi yang layak dipilih adalah taman kota, terutama karena di lokasi tersebut Anda berdua bisa duduk di lokasi yang jauh dari orang lain, tetapi tidak membuat Anda terasing dari dunia luar.
-
Mintalah seseorang menemani Anda, jika perlu. Jika khawatir percakapan akan berakhir memburuk, cobalah meminta seorang sahabat atau kerabat yang berusia lebih tua untuk menemani Anda.
-
Awali percakapan dengan kalimat bernada positif. Setelah Anda dan pasangan bertemu, cobalah mengawali percakapan dengan kata-kata yang positif. Kecuali dia telah memperlakukan Anda dengan buruk, tidak ada alasan untuk menunjukkan sikap yang kurang ajar terhadapnya. [10] X Sumber Tepercaya TeensHealth Kunjungi sumber
- Misalnya, cobalah mengutarakan berbagai kualitas positif yang membuat Anda menerima cintanya di masa lampau. Misalnya, Anda bisa berkata, “Terima kasih ya, karena selama ini kamu selalu bersikap suportif,” atau “Hubungan kita selama ini menyenangkan sekali”.
-
Jangan menutupi alasan yang sesungguhnya. Sebesar apa pun keinginan Anda untuk memperhalus alasan di balik keputusan tersebut, jangan melakukannya. Alih-alih, sampaikan segala sesuatunya dengan tegas dan lugas agar pasangan tahu bahwa Anda memang ingin mengakhiri hubungan dengannya. [11] X Teliti sumber
- Sampaikan kepadanya, “Aku kepingin mengakhiri hubungan kita karena belum siap untuk menjalani hubungan yang serius” atau “Aku menginginkan sesuatu yang lebih dari hubungan ini. Itulah kenapa, hubungan kita memang sepertinya harus diakhiri.”
-
Jangan mengucapkan kalimat yang terdengar klise. Percayalah, semua orang sudah lelah mendengar kalimat, “Aku yang salah, bukan kamu.” Oleh karena itu, cari cara lain untuk menjelaskan alasan di balik keputusan Anda tanpa berisiko mencela kecerdasannya.
- Mungkin pula, keinginan untuk mengakhiri hubungan memang muncul karena Anda menginginkan hal yang berbeda. Dengan kata lain, kalimat klise di atas memang benar adanya. Meski demikian, cobalah mencari cara yang berbeda untuk menyuarakannya secara verbal.
- Misalnya, cobalah berkata, “Kamu orang yang baik, tapi kita berdua benar-benar berbeda, dan aku merasa bakal lebih cocok dengan orang yang punya minat serupa denganku.”
-
Bersiaplah mendengarkan kata-kata pasangan. Kemungkinan besar, pasangan akan mengajukan berbagai pertanyaan atau berusaha membela dirinya di depan Anda. Apa pun itu, bersedialah mendengarkannya.
- Jika pasangan memberikan reaksi yang negatif dan terlampau agresif, tidak perlu merasa wajib mendengarkannya dan jangan ragu meninggalkannya, jika ingin.
-
Jangan berbasa-basi. Jika benar-benar ingin memutuskannya, tidak perlu menunda proses eksekusinya, atau menghabiskan waktu berhari-hari untuk mengobrol sambil menangis dengannya. Perilaku tersebut hanya akan membuat Anda berdua berputar-putar di tempat yang sama dan mengalami kelelahan secara emosional.
- Jika perlu, rencanakan aktivitas lain sesaat setelah bertemu dengan mantan pasangan. Dengan demikian, Anda tidak perlu terjebak dalam percakapan yang tak kunjung berakhir dengannya.
-
Utarakan maksud Anda dengan tegas dan jelas. Oleh karena Anda bukan Taylor Swift, tidak perlu mengucapkan kalimat yang terlalu kasar, seperti “Kita nggak bakal pernah bisa pacaran lagi.” Namun, tetaplah mengutarakan maksud Anda dengan lugas dan jangan memberikan harapan yang palsu untuknya. [12] X Teliti sumber
- Jika hubungan Anda berdua memang benar-benar tidak memiliki masa depan yang cerah, jangan mengucapkan apa pun yang membuatnya berpikir sebaliknya.
- Misalnya, jangan mengajaknya “berjalan sendiri-sendiri untuk sementara”, jika sejatinya keinginan Anda adalah mengakhiri hubungan dengannya dan menjalin hubungan dengan orang yang baru.
Iklan
-
Pahamilah bahwa Anda bukanlah pihak yang harus membantu mantan pasangan untuk melanjutkan hidup pascaberakhirnya hubungan. Meski hubungan sudah berakhir, kepedulian Anda terhadap mantan pasangan mungkin belum sepenuhnya hilang. Jika hubungan Anda berdua di masa lampau sangat dekat, dan jika Andalah pihak yang selalu menjadi pendengar untuk segala masalahnya, kemungkinan besar kebiasaan tersebut akan sulit untuk diubah.
- Sebesar apa pun godaan untuk menanyakan kabarnya atau menanggapi telepon dan pesan teksnya, jangan melakukannya! Percayalah, perilaku tersebut hanya aka membuat Anda berdua semakin kesulitan untuk melanjutkan hidup.
-
Berhati-hatilah dengan perasaan mantan pasangan setelah perpisahan terjadi. Pada satu titik, keraguan terhadap keputusan untuk mengakhiri hubungan mungkin akan muncul. Atau, Anda pun mungkin akan mulai merasa kesepian dan bosan sehingga tergoda untuk menghubungi mantan pasangan. Berpikirlah sematang mungkin sebelum melakukan tindakan apa pun!
- Jika benar-benar yakin bahwa keputusan tersebut salah dan ingin mengajak mantan pasangan untuk kembali menjalin hubungan, luangkan waktu sebanyak-banyaknya untuk memikirkannya.
-
Pertimbangkan baik-baik sebelum mencoba untuk kembali berteman dengannya. Jika godaan untuk kembali menjalin pertemanan dengan mantan pasangan muncul, pahamilah bahwa kedua belah pihak sejatinya memerlukan waktu untuk memproses situasi sebelum tiba pada titik tersebut.
- Jangan memaksa mantan pasangan untuk bersikap bersahabat kepada Anda, bepergian bersama Anda dan teman-teman Anda, dsb.
- Pada saat yang bersamaan, jangan pula merasa wajib bepergian dengan mantan pasangan sebagai teman atau untuk mengubah status hubungan Anda berdua menjadi pertemanan.
-
Bangun sistem pendukung yang tepat. Mengakhiri hubungan romantis adalah tindakan yang tidak mudah, dan sebagian besar orang akan merasa sangat kesepian atau bahkan depresi setelah melakukannya, bahkan meski mereka merasa keputusan tersebut sudah tepat.
- Pastikan Anda selalu dikelilingi oleh orang-orang yang peduli, dan tidak ragu meminta bantuan maupun nasihat dari guru, konselor, atau bahkan dokter jika merasa kesulitan untuk melanjutkan hidup setelahnya. [13] X Teliti sumber
-
Pahami tindakan yang harus dilakukan jika tanggapannya tidak sejalan dengan keinginan Anda. Jika mantan pasangan melontarkan ancaman, menguntit Anda, atau melakukan hal-hal yang membuat Anda merasa tidak nyaman, segeralah melaporkannya kepada orang-orang terdekat yang sudah berusia dewasa seperti teman, orang tua, guru, konselor, atau dokter pribadi untuk mendapatkan nasihat yang tepat. [14] X Teliti sumber
- Dalam beberapa kasus, Anda mungkin perlu memblokir nomor, surel, dan/atau akun Facebook mantan pasangan.
- Pada satu titik, Anda mungkin perlu melibatkan pihak otoritas demi mendapatkan surat perintah untuk menjauhi korban ( restraining order ). Berbeda dengan nasihat yang bisa Anda dapatkan dari siapa pun, opsi perlindungan yang legal hanya bisa didapatkan dengan bantuan polisi. Oleh karena itu, jangan ragu melapor jika merasa keamanan Anda sedang terancam!
Iklan
Referensi
- ↑ http://teenshealth.org/teen/your_mind/problems/break-up.html
- ↑ http://teenshealth.org/teen/your_mind/problems/break-up.html
- ↑ http://teenshealth.org/teen/your_mind/problems/break-up.html
- ↑ http://teenshealth.org/teen/your_mind/problems/break-up.html#
- ↑ http://teenshealth.org/teen/your_mind/problems/break-up.html#
- ↑ http://teens.webmd.com/features/how-to-break-up-with-someone
- ↑ http://teenshealth.org/teen/your_mind/problems/break-up.html#
- ↑ http://teenshealth.org/teen/your_mind/problems/break-up.html#
- ↑ http://teenshealth.org/teen/your_mind/problems/break-up.html#
- ↑ http://teenshealth.org/teen/your_mind/problems/break-up.html#
- ↑ http://teens.webmd.com/features/how-to-break-up-with-someone
- ↑ http://teens.webmd.com/features/how-to-break-up-with-someone?page=2
- ↑ http://teens.webmd.com/features/how-to-break-up-with-someone?page=2
- ↑ http://teens.webmd.com/features/how-to-break-up-with-someone?page=2
Iklan