Kucing biasanya bertingkah nakal, baik saat di dalam rumah, di luar, atau bolak-balik ke dalam dan ke luar. Tidak heran jika kucing bisa cedera, termasuk cedera pada ekor. Jika kucing Anda pulang ke rumah dan tidak mau mengangkat ekornya atau jika ekornya terlihat bengkok atau patah, ia mungkin memiliki cedera ekor atau bahkan ekor yang patah. Anda bahkan bisa melihat luka terbuka, darah, atau bagian dari tulangnya. Ekor kucing biasanya cedera akibat dari gencetan (tergencet oleh sebuah benda atau terjepit pintu), tarikan (kucing terjebak lalu berusaha untuk melarikan diri atau kucing ditarik oleh anak kecil atau orang yang mau melukainya), atau keduanya. [1] X Teliti sumber Lussier, Bertrand: Tail Paralysis. In Cote, E. (ed): Clinical Veterinary Advisor: Dogs and Cats Ed 1 St. Louis, Elsevier, 2007, pp 1063-1064. Setelah menentukan apakah ekor kucing patah atau tidak, pelajarilah cara untuk merawat si kucing pada masa penyembuhan.
Langkah
-
Perhatikan perilaku kucing. Perubahan perilaku pada kucing bisa menjadi salah satu ciri yang bisa Anda temukan saat ia mengalami cedera pada ekornya. Kucing mungkin akan mulai menyeret ekornya atau selalu menurunkannya, meneteskan urine tanpa sebab, atau diare. Kucing akan mulai berjalan dengan pincang atau kehilangan koordinasi dengan kaki belakangnya. [2] X Teliti sumber
- Meneteskan urine dan terkena diare bukanlah gejala ekor yang patah. Jika cedera pada ekor cukup parah sehingga menyebabkan munculnya gejala ini, kucing akan menyeret ekornya.
-
Periksalah cedera pada ekor. Rasakan tekstur di sepanjang ekornya. Gejala adanya cedera atau ekor yang patah adalah adanya area yang terasa lunak, bengkak, atau bengkok. Jika Anda menyadari adanya kemerahan, bagian yang lunak, dan pembengkakan yang berisikan air, mungkin ada abses atau pus yang terbentuk di ekor kucing. Jika ada bagian tulang ekor yang terlihat atau kulit ekornya mengelupas sehingga memperlihatkan tulangnya, hal ini disebut cedera “ degloving ”. [3] X Teliti sumber
- Jika Anda melihat adanya bagian ekor yang bengkok dan keras tetapi tidak menyakitkan, mungkin kucing memang terlahir dengan ekor yang bengkok atau mungkin itu adalah bekas cedera yang sudah sembuh.
- Jangan pernah menarik atau memutuskan ekornya karena di ekor kucing terdapat tendon yang kuat dan pembuluh darah yang sensitif. Jika Anda menarik tendon tersebut, Anda akan merusak fungsi ekor, kaki belakang, kandung kemih, dan usus kucing. Anda juga bisa menyebabkan pendarahan pembuluh arteri yang sulit dikontrol dan bisa membahayakan nyawa kucing.
-
Bawalah kucing ke dokter hewan jika Anda mencurigai adanya cedera pada ekor. Dokter hewan bisa memeriksa cedera tersebut tanpa memperparah keadaan ekor si kucing. Amputasi sebagian atau seluruhnya mungkin dilakukan pada ekor kucing jika kucing mengalami cedera degloving , luka dalam, atau ekornya nyaris putus. [4] X Teliti sumber Tobias, Karen M. Veterinary Surgery: Small Animal. Published by Saunders, 2012 Dokter hewan juga bisa meresepkan antibiotic untuk mencegah infeksi yang kemungkinan besar bisa terjadi pada luka yang terbuka. Meskipun tidak ada luka luar, dokter hewan bisa memeriksa cedera lain pada kucing. Ia mungkin bisa menemukan cedera neurologi jika ekor kucing tertarik saat kecelakaan terjadi. [5] X Teliti sumber Lussier, Bertrand: Tail Paralysis. In Cote, E. (ed): Clinical Veterinary Advisor: Dogs and Cats Ed 1 St. Louis, Elsevier, 2007, pp 1063-1064.
- Dokter hewan akan memeriksa gejala adanya cedera fisik atau neurologik pada ekor. Jika dokter hewan merasa ada cedera pada sistem saraf si kucing, kucing mungkin harus menjalani tes elektromiogram. Sfinkter anus dan otot ekor akan diperiksa untuk mengetahui input sistem sarafnya. Hal ini akan membuat dokter hewan mengetahui apakah ekor kucing bisa sembuh atau tidak. [6] X Teliti sumber
- Kucing mungkin masih merasa kesakitan saat Anda membawanya ke kantor dokter hewan. Tetaplah berada di dekatnya dan bicaralah dengan suara yang lembut dan menenangkan. Sebaiknya selimuti kucing menggunakan handuk dan masukkan ke dalam carrier -nya saat Anda membawanya ke dokter hewan. Cara ini bisa membuatnya tenang. [7] X Teliti sumber
-
Pahamilah penanganan untuk kucing. Tergantung pada lokasi dan penyebab terjadinya cedera pada ekor, dokter hewan akan menentukan operasi atau penanganan lain yang harus diberikan. Jika ekor kucing lumpuh tetapi ia masih bisa berjalan, dokter hewan mungkin akan mengamputasi ekornya. Jika ujung ekor ada bagian yang patah namun tidak menimbulkan masalah bagi si kucing, dokter hewan mungkin akan memberi tahu bahwa kucing akan sembuh dengan sendirinya. [8] X Teliti sumber
- Kucing mungkin harus menginap di kantor dokter hewan selama beberapa hari untuk beristirahat dan menyembuhkan diri, atau untuk menentukan seberapa parah cedera pada ekor kucing.
- Jika ekor kucing harus diamputasi, jangan khawatir. Kucing Anda mungkin membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan hilangnya sensasi saraf dan perubahan pada sistem keseimbangan tubuhnya. Tetapi, kucing akan beradaptasi pada segala perubahan ini dan mobilitasnya tidak akan terganggu untuk jangka panjang. [9] X Teliti sumber
Iklan
-
Biarkan ia beristirahat di tempat yang sepi. Pastikan kucing berada di dalam rumah dan biarkan ia beristirahat dan jauhi ia dari trauma berkepanjangan terhadap cedera yang ia alami. [10] X Teliti sumber Cobalah masukkan kucing ke dalam ruangan yang kecil (seperti kamar tidur, kamar mandi, atau ruang cuci). Dengan begini, Anda bisa menemukannya dengan mudah, memeriksa lukanya, dan memberinya obat-obatan.
- Kucing yang sakit atau terluka biasanya lebih suka menjauh dari anak kecil, hewan peliharaan lain, dan suara atau aktivitas yang berisik.
-
Perhatikan kebiasaan kucing tersebut. Anda harus memperhatikan selera makan, asupan air, dan kebiasaan menggunakan kotak pasir kucing. Cedera ekor terkadang bisa memengaruhi fungsi kandung kemih dan usus. Jika si kucing kencing atau buang air besar sembarangan atau bahkan tidak buang air sama sekali, ia bisa saja memiliki kerusakan pada sistem sarafnya sehingga memengaruhi fungsi-fungsi ini.
-
Berikan obat pada kucing. Sangat mudah untuk mengingat apakah Anda sudah memberikan obat tepat pada waktunya. Anda mungkin harus memberikan antibiotik untuk mencegah infeksi pada luka terbuka. Hanya berikan obat penahan rasa sakit jika dokter hewan memang menginstruksikannya dan memberikan Anda resep obat tersebut. Jangan pernah memberikan obat penghilang rasa sakit dari warung.
- Kebanyakan obat-obatan tersebut, seperti aspirin atau Tylenol, sangat berbahaya untuk diberikan kepada kucing. Obat-obatan ini bisa memiliki efek samping yang buruk, bahkan fatal, pada kucing. [13] X Teliti sumber
-
Bersihkan luka atau sayatan pada ekor kucing. Periksalah luka tersebut setidaknya sehari sekali. Kucing Anda mungkin mengotori diri sendiri dengan urine dan fesesnya karena ia mungkin merasa terlalu sakit untuk mengangkat ekornya atau jika ada kerusakan dalam sistem saraf. Terkadang, darah yang mengering, kotoran, rambut, pasir, atau benda kecil lainnya bisa menempel pada luka. Anda mungkin harus membersihkan luka dengan lembut menggunakan air suam atau Betadine / cairan chlorhexidine yang benar-benar diencerkan, serta beberapa potong kain kasa atau lap. Luka pada ekor biasanya tidak harus diperban.
- Jangan gunakan sabun atau peroksida karena kucing bisa iritasi dan akan merusak jaringan ekor. Jika Anda melihat ada keropeng, ingatlah bahwa hal itu bagus dan jangan menggosok atau mencabutinya.
-
Waspadai infeksi. Baik membawanya ke dokter hewan atau tidak, Anda harus mengawasi bagian ekor yang luka (atau yang baru dioperasi) dengan cermat. Jangan biarkan kucing menjilati lukanya. Meskipun ada beberapa senyawa dalam saliva yang bisa membantu menyembuhkan luka [14] X Teliti sumber Brand HS1, Ligtenberg AJ, Veerman EC. Saliva and wound healing. Monogr Oral Sci. 2014;24:52-60. doi: 10.1159/000358784. Epub 2014 May 23. , menjilati luka secara berlebihan bisa menyebabkan iritasi pada kulit. Selain itu, bakteri dari mulut bisa menyebabkan infeksi yang serius. [15] X Teliti sumber Lilenbaum W1, Esteves AL, Souza GN. Prevalence and antimicrobial susceptibility of staphylococci isolated from saliva of clinically normal cats. Lett Appl Microbiol. 1999 Jun;28(6):448-52. Gejala-gejala luka yang infeksi antara lain: luka berwarna kemerahan, terasa hangat, adanya pembengkakan, serta kotoran berwarna putih, hijau, atau kuning.
- Sebaiknya simpanlah “ Elizabethan collar ” (corong yang menutupi seluruh leher hingga kepala kucing agar ia tidak bisa menjilati tubuhnya). Ekor yang retak membutuhkan waktu 2-3 minggu untuk bisa sembuh, tergantung pada seberapa parah cederanya. Ingatlah bahwa ekor kucing mungkin tidak akan sembuh sempurna dan membuatnya bengkok, tetapi kucing tidak akan merasa sakit. Semua luka yang terbuka juga harus ditutup.
Iklan
Tips
- Kucing mungkin memiliki luka lain akibat dari insiden yang sama. Kucing dengan ekor yang terjepit di pintu juga bisa membuat kaki belakangnya keseleo saat berusaha melepaskan diri. Kucing yang ekornya diamputasi dengan cara ditarik bukan di potong bisa mengalami kerusakan pada sistem saraf yang mengganggu fungsi usus.
Peringatan
- Ikutilah panduan ini hanya jika kucing memiliki bagian ekor bengkok yang baru. Beberapa jenis kucing memiliki ekor yang bengkok secara alami dan tidak patah sehingga tidak harus ditangani.
Referensi
- ↑ Lussier, Bertrand: Tail Paralysis. In Cote, E. (ed): Clinical Veterinary Advisor: Dogs and Cats Ed 1 St. Louis, Elsevier, 2007, pp 1063-1064.
- ↑ http://www.veterinarypartner.com/Content.plx?P=A&A=1322&S=0&EVetID=3001644
- ↑ http://www.pets4homes.co.uk/pet-advice/tail-injuries-in-cats.html
- ↑ Tobias, Karen M. Veterinary Surgery: Small Animal. Published by Saunders, 2012
- ↑ Lussier, Bertrand: Tail Paralysis. In Cote, E. (ed): Clinical Veterinary Advisor: Dogs and Cats Ed 1 St. Louis, Elsevier, 2007, pp 1063-1064.
- ↑ http://www.marvistavet.com/html/body_cats_with_broken_tails.html
- ↑ https://www.avma.org/public/EmergencyCare/Pages/Handling-an-Injured-Pet.aspx
- ↑ http://www.pets4homes.co.uk/pet-advice/tail-injuries-in-cats.html
- ↑ http://www.purina.co.uk/content/your-cat/helping-to-keep-your-cat-healthy/special-cat-needs/coping-with-amputation-in-cats
- ↑ http://www.petplace.com/article/cats/diseases-conditions-of-cats/emergency-trauma-urgent-care/tail-trauma-in-cats
- ↑ http://www.petplace.com/article/cats/diseases-conditions-of-cats/emergency-trauma-urgent-care/tail-trauma-in-cats
- ↑ http://www.petplace.com/article/cats/diseases-conditions-of-cats/emergency-trauma-urgent-care/tail-trauma-in-cats
- ↑ http://www.vcahospitals.com/main/pet-health-information/article/animal-health/pain-management-for-cats/6584
- ↑ Brand HS1, Ligtenberg AJ, Veerman EC. Saliva and wound healing. Monogr Oral Sci. 2014;24:52-60. doi: 10.1159/000358784. Epub 2014 May 23.
- ↑ Lilenbaum W1, Esteves AL, Souza GN. Prevalence and antimicrobial susceptibility of staphylococci isolated from saliva of clinically normal cats. Lett Appl Microbiol. 1999 Jun;28(6):448-52.