Unduh PDF Unduh PDF

Siksaan emosional dapat muncul dalam berbagai bentuk, dari lelucon yang mempermalukan hingga komentar yang merendahkan, dan tidak selalu mudah dilihat. Penting untuk mengenali tanda-tandanya, dan menghilangkan perilaku yang menyiksa secara emosional dari hubungan Anda.

Metode 1
Metode 1 dari 2:

Mengenali Penyiksaan

Unduh PDF
  1. Tidak semua siksaan terjadi pada tingkat yang sama, atau dengan cara yang sama. Meskipun demikian, ada beberapa kelompok tingkah laku yang umumnya termasuk dalam siksaan emosional, seperti: [1]
    • Penghinaan, sikap memungkiri dan kritik: Anda merasa seperti selalu direndahkan, dinilai, atau diberi tahu bahwa Anda terlalu sensitif.
    • Dominasi, kontrol, dan cemoohan: Anda merasa diperlakukan seperti anak kecil, dan Anda selalu harus minta "ijin" untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
    • Penyangkalan dan tuntutan yang tidak masuk akal: Lawan Anda tidak dapat menerima jika disalahkan atau meminta maaf, dan ia selalu menyangkal atau melebih-lebihkan fakta.
    • Isolasi dan pengabaian: Anda diberi tion "perlakuan diam," dan tidak diberi kasih sayang atau perhatian sebagai hukuman.
    • Kodependensi: Batas pribadi Anda selalu dilanggar, dan lawan Anda mengandalkan Anda sebagai satu-satunya sumber dukungan emosional mereka.
  2. Sikap ini merupakan proses lambat untuk mengarahkan Anda agar mempertanyakan kewarasan atau realita Anda sendiri. Jenis siksaan emosional ini sangat tidak kentara, tetapi dapat memiliki konsekuensi yang sangat merusak. Anda mungkin menderita karena perlakuan menakut-nakuti jika: [2]
    • Anda selalu meragukan diri sendiri.
    • Anda selalu meminta maaf, bahkan untuk kesalahan yang tidak signifikan atau bahkan yang tidak Anda lakukan.
    • Anda tahu sesuatu tidak berjalan dengan semestinya, tetapi Anda tidak bisa menunjuk bagian mana yang salah.
    • Anda berjuang untuk membuat pilihan-pilihan sederhana.
    • Anda sering bertanya-tanya apakah Anda terlalu sensitif.
  3. Sulit untuk mengenali penyiksaan jika Anda tidak tahu bagaimana karakteristik hubungan yang sehat. Jika Anda merasa tidak tahu tentang hal ini secara mayoritas, Anda mungkin perlu mempertimbangkan kemungkinan bahwa Anda disiksa secara emosional: [3]
    • Kemauan yang baik dan dukungan emosional
    • Hak terhadap perasaan dan pendapat diri sendiri, bahkan jika hal ini berbeda dari pasangan Anda
    • Dorongan terhadap minat dan pencapaian Anda
    • Tidak adanya ancaman fisik atau emosional, termasuk ledakan kemarahan
    • Bahasa yang penuh rasa hormat yang tidak mengandung sebutan yang tidak sopan atau merendahkan
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 2:

Mengatasi Siksaan Fisik

Unduh PDF
  1. Melemparkan tuduhan siksaan emosional di tengah-tengah argumen yang memanas — meskipun pernyataan Anda sangat sah — merupakan resep bencana. Pertimbangkanlah alternatif yang tidak terlalu konfrontatif, seperti:
    • Tanyakan pada pasangan Anda apakah Anda dapat melakukan pembicaraan dengan tenang. Daripada memunculkan istilah "penyiksaan emosional," katakanlah bahwa Anda berpikir bahwa ada hal-hal yang dapat diperbaiki Anda berdua untuk membuat hubungan Anda lebih baik. Gunakan bahasa "aku" sesering mungkin, seperti "Aku merasa diperlakukan seperti bayi jika aku harus minta ijin setiap kali pergi ke luar," dan jangan melempar tuduhan yang dimulai dengan kata "kamu."
    • Tulislah surat. Jika Anda merasa bahwa pembicaraan yang masuk akal dan santai tidak dapat dilakukan, kemukakan kekhawatiran Anda melalui tulisan. Keuntungan metode ini adalah bahwa Anda dapat memastikan bahwa Anda mengatakan hal-hal yang Anda inginkan sebaik mungkin dengan cara yang konstruktif. Tulislah beberapa kerangka, dan cobalah untuk menghindari pernyataan tuduhan secara langsung yang akan menyulut kemarahan pasangan Anda. Sebagai contoh, daripada mengatakan "Kamu mengolok-olok aku dan aku membencinya," cobalah "Aku merasa seolah-olah aku diolok-olok dan dipermalukan."
  2. Meminta teman atau anggota keluarga yang terpercaya untuk mengukur situasi dapat membantu Anda merasa lebih obyektif, dan merasa diakui. Selain itu, jika hubungan yang menyiksa secara emosional ini hancur sepenuhnya, akan menyenangkan jika Anda memiliki tempat bersandar dalam transisi ke luar dari hubungan tersebut.
    • Jangan pilih teman bersama. Seseorang yang merasa berkewajiban terhadap pasangan Anda dalam hubungan yang memiliki kekerasan emosional bukan merupakan pilihan yang baik untuk peran ini. Cobalah untuk bersandar pada seseorang yang Anda kenal dengan baik, tetapi yang tidak terikat kewajiban tertentu dengan penyiksa Anda.
    • Hindari lubang keputusasaan. Sangat sah untuk berkeluh kesah pada teman dekat saat Anda mengalami saat-saat yang tidak menyenangkan, tetapi jangan buat hal tersebut menjadi satu-satunya fokus hubungan Anda. Jika tidak, orang ini akan berpikir bahwa Anda hanya memanfaatkan mereka untuk berkeluh kesah, dan Anda hubungan tidak sehat Anda akan bertambah jumlahnya. Jika Anda merasa Anda telah melewati batas antara mengeluh dan menangis, alihkan perhatian Anda pada sesuatu yang lebih menyenangkan.
  3. Jika situasi meningkat hingga titik di mana Anda tidak dapat mengatasinya sendiri, hubungi profesional kesehatan mental yang memiliki lisensi. Carilah terapis atau konselor yang memiliki kekhususan dalam bidang kekerasan emosional, dan buatlah janji sesegera mungkin.
    • Jika uang menjadi masalah, carilah layanan kesehatan mental pemerintah yang tersedia di negara Anda. Atau, jika Anda merupakan mahasiswa, kontak pusat kesehatan mahasiswa.
    • Apakah Anda ingin menyelamatkan hubungan Anda atau tidak, penting untuk bertemu dengan seorang profesional. Jika penyiksa Anda tidak tertarik untuk berpartisipasi, maka Anda dapat fokus untuk menyembuhkan luka Anda sendiri dan melanjutkan hidup.
    • Jika Anda merasa seperti berada dalam situasi yang berbahaya, tinggalkan lingkungan si penyiksa segera. Tinggallah dengan teman atau anggota keluarga,atau hubungi tempat penampungan lokal untuk korban kekerasan emosional.
  4. Begitu Anda melangkah maju, hindari mengulangi tingkah laku yang sangat sering terjadi dalam hubungan yang menyiksa secara emosional.
    • Waspadalah untuk tidak mengijinkan diri sendiri disiksa oleh orang lain. Jika Anda menemukan diri sendiri jatuh ke dalam pola korban yang sama, hentikan segera.
    • Jangan meniru tindakan penyiksa Anda. Anda mungkin mendapati diri sendiri merasa perlu menyisipkan kekuasaan dan dominasi atas orang lain sehingga Anda tidak merasa menjadi korban, tetapi jangan lakukan hal ini.
    Iklan

Tips

  • Jika siksaan berubah menjadi siksaan fisik, jangan takut mengumpulkan bukti. Anda dapat menyimpan informasi digital dengan aman melalui enkripsi. Hubungi pihak berwajib saat Anda merasa aman dan cobalah untuk meminta perintah penahanan. Penyiksaan fisik dalam sebuah hubungan bukan merupakan tingkah laku yang dapat diterima dalam kondisi apa pun.
  • Jika Anda tidak dapat mengadu kepada pihak yang berwajib karena penyiksa Anda adalah perwira polisi, politisi, atau seseorang yang memiliki banyak kekuasaan dalam sistem negara Anda, rencanakan jalan keluar dengan hati-hati. Simpan uang sebelum pergi, sembunyikan dari penyiksa Anda dan pindahlah ke kota lain. Pilihlah kota lain tersebut secara hati-hati dengan mempertimbangkan hukum yang harus dihadapi untuk masalah perceraian Anda, termasuk pembagian harta gono-gini atau property. Bila memungkinkan, pindahlah ke rumah teman atau keluarga yang mendukung Anda sehingga Anda tidak sendiri di tempat yang baru dan carilah pengacara yang baik meskipun Anda harus menggunakan Bantuan Hukum.
  • Jika Anda tidak dapat meninggalkan penyiksa karena alasan keluarga — misalnya anak-anak Anda sangat menyayangi orang tua mereka, meskipun mereka adalah pasangan yang buruk — ingatlah bahwa Anda melakukan hal yang baik dalam menjaga keutuhan keluarga dan Anda membuat pengorbanan tersebut, karenanya Anda adalah orang yang baik, jangan putus asa. Carilah bantuan dari kelompok terapi seperti Alkoholik Anonim (baik sebagai tempat untuk saling menyandarkan diri meskipun tidak melibatkan alkohol) atau konseling. Paksakan pasangan untuk mengikuti konseling perkawinan sebagai syarat untuk tidak meninggalkannya. Bahkan jika Anda memiliki alasan moral atau pribadi untuk tetap menikah, seperti menjadi seorang Katolik atau tidak ingin anak kehilangan kasih sayang salah satu orang tua mereka, Anda dapat berpisah sementara dan tetap memaksanya mengikuti konseling, karena benar-benar membantu.
Iklan

Peringatan

  • Siksaan emosional dapat berubah menjadi siksaan fisik. Begitu siksaan fisik terjadi, masalah akan menjadi jauh lebih rumit. Cari bantuan polisi dan buatlah catatan harian. Simpan rekaman tertulis di tempat yang aman dan dokumentasikan setiap kejadian dengan tanggal. Gunakan ponsel atau kamera Anda untuk memotret luka-luka yang mungkin dialami dan beri tanggal foto-foto tersebut. Jika Anda meminta teman mengambil foto Anda, mintalah si fotografer untuk menandatangani bagian belakang foto dan memberi tanggal sebagai saksi.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 3.096 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan