Unduh PDF Unduh PDF

Kebanyakan amarah kucing berawal dari rasa takut, dan perilaku agresif berakar dari persepsi kucing bahwa ia harus melindungi diri sendiri. Memosisikan kucing dalam situasi yang membangkitkan rasa takut akan menyebabkan amarah. Mengetahui cara untuk mengurangi dan menyingkirkan situasi seperti itu adalah bagian penting untuk meredakan amarah kucing dan tetap membuatnya tenang.

Bagian 1
Bagian 1 dari 2:

Menyadari Perilaku Kucing yang Marah

Unduh PDF
  1. Motivasi utama kucing dalam menunjukkan kemarahan atau perilaku agresif adalah rasa takut. Kucing tidak sejinak anjing dan akan mudah kembali ke keadaan liarnya. Ini berarti kucing masih seperti hewan liar dan banyak hewan liar hidup dalam kewaspadaan yang konstan pada bahaya, termasuk rasa takut pada manusia. [1] Rasa takut tertinggi adalah rasa takut terhadap orang asing karena kucing tidak mengetahui tentang orang tersebut sampai ia memiliki waktu untuk mengamati dan memercayai bahwa orang tersebut penyayang kucing. Ingatlah bahwa alasan ketakutan kucing tidak selalu nyata bagi Anda. [2]
    • Contohnya, kucing akan mulai mendesis pada anak kecil karena ia menarik ekor kucing tersebut pada saat Anda sedang tidak bersama keduanya. Kucing mungkin akan mengasosiasikan anak tersebut dengan rasa sakit yang menyebabkan kucing ketakutan. [3]
    • Kucing yang tidak bersosialisasi dengan baik bahkan memiliki rasa takut yang kuat terhadap orang dan suasana asing.
  2. Membaca bahasa tubuh kucing bisa membantu menghindari konflik. Sangat berguna jika Anda bisa menyadari rasa takut dan keagresifan kucing. Tetapi, ada tumpang tindih antara kedua perilaku tersebut sehingga jangan terlalu memfokuskan diri untuk membedakan keduanya. Hal terpenting adalah untuk menyadari bahwa kucing sedang stres, dan stres menyebabkan serangan. Ketahuilah bahwa kucing bisa berubah dari tenang menjadi takut atau marah dalam hitungan detik. Tanda-tanda kucing merasa takut atau agresif antara lain: [4] [5]
    • Piloerection (merinding)
    • Pupil yang membesar
    • Pandangan yang terarahkan pada Anda (diikuti dengan serangan)
    • Memalingkan pandangan (takut)
    • Kumis menegang dan mengarah ke belakang
    • Telinga diratakan dengan kepala
    • Postur tubuh membungkuk
    • Menggeram
    • Menarik bibir dan menggeram.
  3. Meski sebagian besar dianggap sebagai tanda bahwa kucing yang marah akan menyerang, perilaku ini lebih lebih sering ditunjukkan oleh kucing yang stres dan ketakutan dan ingin pergi dari situasi tersebut. [6]
  4. Istilah ini diterapkan saat seekor kucing melampiaskan kemarahannya pada kucing atau orang lain meskipun sumber kemarahannya adalah seseorang atau seekor kucing lain yang berbeda. Jika hal ini terjadi pada dua ekor kucing yang tinggal bersama, akan cukup sulit untuk membuat keduanya akur, tergantung pada keseriusan serangannya. [7]
  5. Ketahuilah bahwa beberapa kucing akan merasa terlalu bersemangat saat bermain dan akan menggigit atau mencakar yang bisa disalahartikan sebagai perilaku agresif.
    • Jika suasana hati kucing saat bermain sedang lebih agresif, Anda bisa menggunakan mainan yang menggantung untuk menjauhkan tangan dan jari Anda dari gigitan kucing saat bermain.
  6. Keagresifan yang disebabkan oleh elusan merupakan hal yang biasa pada beberapa kucing. Perilaku ini tidak hanya terjadi pada elusan pertama. Kucing akan terlihat menikmatinya sebelum tiba-tiba bersikap agresif. Tetapi, hal ini tidak boleh disalahartikan sebagai amarah. Alasan di balik keagresifan ini antara lain: [8]
    • Kucing menggunakan perilaku tersebut sebagai cara untuk mengatakan, “Sudah cukup, terima kasih”.
    • Kucing menjadi sangat mengantuk dengan kenikmatan tersebut sehingga ia tiba-tiba kaget dan menggigit untuk melindungi diri.
    • Bentuk keagresifan ini sering kali terjadi pada anak kucing yang dilahirkan secara tunggal atau anak kucing yang dibesarkan oleh manusia. Anak kucing ini kekurangan sosialisasi dengan anak kucing lain yang akan membalasnya jika ia terlalu kasar. Tetapi, JANGAN balas kucing Anda. Sebaliknya, belajarlah untuk membaca bahasa tubuuh yang akan ditunjukkan oleh si kucing. Kucing akan memberikan tanda kecil dari kibasan ekornya atau ia akan berhenti mendengkur dan kulit punggungnya akan berkedut. Pada saat ini, berhenti mengelus kucing dan berdirilah untuk menyingkirkannya dari pangkuan Anda. [9]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 2:

Menenangkan Kucing yang Marah atau Ketakutan

Unduh PDF
  1. Jika kucing sedang marah pada Anda atau mengalihkan keagresifannya kepada Anda, Anda bisa menjadi target serangan yang akan membuat kucing mencakar atau menggigit. Tetapi, kebanyakan kucing tidak akan menyerang kecuali jika Anda terus memprovokasinya setelah ia memberikan peringatan sebelumnya.
    • Jika Anda benar-benar harus memegang si kucing, kenakan pakaian pelindung dan lemparkan selimut pada kucing untuk membantu menaklukan kucing tersebut. Tetapi, ini hanyalah solusi jangka pendek jika Anda memang harus menangkapnya karena bisa mencelakakan Anda. Hal tersebut tidak akan membuat Anda menyayangi si kucing dan akan membuatnya semakin tidak kooperatif di kemudian hari.
    • Milikilah pistol air yang siap digunakan jika Anda tinggal bersama seekor kucing. Ini bisa menjadi metode yang ideal untuk menyemprot kucing tanpa harus menggunakan tangan. Pistol air mungkin cukup untuk memisahkan kucing yang berkelahi dan bisa menjadi sumber perlindungan yang baik jika kucing memutuskan untuk menyerang Anda melalui pengalihan keagresifan.
  2. Langkah terbaik yang bisa Anda ambil setelah menyadari perilaku kucing yang marah atau takut adalah mundur. Menjauhlah dari kucing untuk mengurangi respons yang penuh rasa takut. Jika memungkinkan, tinggalkan ruangan tempat kucing berada, atau jika kucing bertingkah pada orang atau hewan lain, buatlah semuanya meninggalkan ruangan itu. Jika Anda tidak bisa meninggalkan ruangan, pastikan Anda mundur tanpa menutupi jalur keluar karena kucing mungkin ingin keluar dari sana. [10]
    • Biarkan kucing sendiri selama 10 sampai 20 menit untuk memberinya cukup waktu agar bisa menenangkan diri.
    • Jika “ancaman”-nya adalah kucing lain yang baru Anda pelihara, proses desensitisasi akan memakan waktu, dan Anda harus memisahkan kedua kucing dengan hanya mengenalkan keduanya secara berkala. Anda bisa mendapatkan informasi yang lebih lengkap di topik: Membawa Pulang Kucing Baru tanpa Membuat Kucing Anda Kesal .
  3. Jangan berdiri atau menatap kucing saat ia sedang dalam keadaan kesal karena ia akan menganggap Anda sebagai ancaman. Jika Anda tidak berada dalam bahaya dan ingin membantu kucing yang ketakutan untuk merasa lebih percaya diri, Anda bisa berbaring di atas lantai sehingga tidak terlihat seperti acaman, atau membuat diri Anda kecil dengan duduk. [11]
  4. Mengalihkan fokus dari kucing benar-benar memberikan ia kesempatan untuk menilai Anda agar ia bisa mengetahui bahwa Anda bukanlah sebuah ancaman.
    • Hal ini termasuk menenangkan bahasa tubuh dan suara Anda. Cobalah berbicara dengan orang lain di dalam ruangan tersebut atau bernyanyilah dengan lembut. Daripada menciptakan ketegangan, hal ini akan menimbulkan kesan bahwa tak ada apa pun yang harus dikhawatirkan oleh si kucing. [12]
  5. Sering kali, kucing akan menghadapi reaksi ketakutannya sendiri dan mencari tempat aman untuk bersembunyi. Contohnya, jika kucing merasa takut pada orang asing, ia akan bersembunyi saat terdengar bunyi bel atau ketukan pintu. Pertimbangkan untuk menyimpan kandang kucing di ruangan yang sepi dan tak terganggu sehingga kucing akan mempunyai tempat untuk bersembunyi sampai ia merasa siap untuk kembali keluar. [13]
    • Kucing bisa merasakan rasa aman yang sama saat diam di tempat yang tinggi. Pertimbangkan untuk menyediakan menara kucing dengan tenggeran tinggi agar kucing bisa bersembunyi, terutama jika ada anjing baru di rumah dan menjadi sumber ketakutan kucing.
  6. Setelah Anda memberikan waktu bagi kucing untuk menenangkan diri, dekatilah ia dengan berhati-hati tanpa menyentuhnya secara langsung. Anda harus yakin bahwa semua tanda-tanda kemarahan yang terlihat dalam diri kucing sudah hilang, termasuk bulu yang berdiri, desisan, dan punggung yang melengkung. Tetapi, meski semua tanda ini sudah hilang, kucing masih akan memendam rasa marah, bertingkah, dan takut, jadi sangat penting jika Anda tidak terburu-buru.
  7. Duduk atau berbaringlah di lantai dengan camilan di tangan Anda. Biarkan kucing mengendusnya dan menjelajahi sekitar Anda. Meskipun kucing menjaga jarak dan hanya mengawasi Anda, hal ini akan membangun rasa percaya bahwa Anda bukanlah sebuah ancaman dalam jangka panjang.
    • Jika kucing tidak bersosialisasi dengan manusia di 12 minggu awal hidupnya, langkah ini amat penting. Berusaha untuk melakukan kontak pertama hanya akan membuat kucing lebih takut kepada Anda. Selalu biarkan si kucing yang menginisiasikan kontak fisik dengan mengendus tangan Anda dan menggosokkan kepalanya kepada Anda. Hal ini akan memindahkan bau kucing pada Anda dan membuat Anda terlihat aman di matanya. Meskipun sudah begitu, jangan mengulurkan tangan kepada kucing. Pikirkan hal ini sebagai sebuah ujian. Anda bisa melalui ujian ini dengan duduk diam dan membiarkan kucing merasa memiliki kuasa. Jika ia sudah sering mendatangi Anda, Anda bisa mengulurkan tangan secara perlahan dan berusaha untuk mengelus hewan itu. [14]
  8. Guncangkan sekantung camilan atau bukakan sebuah kaleng maknanan favorit si kucing dan letakkan di mangkuk makanannya. Pastikan air segar tersedia karena kucing akan merasa haus setelah merasakan emosi seperti itu. Tetapi, jangan paksa kucing untuk makan atau minum. Ia akan tahu makanan sudah tersedia jika ia sudah siap. [15]
  9. Jangan pernah, dalam kondisi apa pun, menghukum kucing Anda. Ingatlah, keagresifan dilahirkan dari rasa takut sehingga menghukum kucing hanya akan memupuk rasa takut dan membuatnya lebih agresif. Sebaliknya, lawanlah amarah dengan kesabaran yang penuh kasih sayang. [16]
  10. Penyakit atau rasa sakit bisa membuat kucing menunjukkan amarah atau perilaku agresif. Jika kucing mulai menunjukkan rasa marah atau ketakutan meskipun sebelumnya sangat jinak (atau jika Anda belum mengalami kemajuan dengan langkah-langkah di atas), kunjungilah dokter hewan untuk mencari tahu adanya masalah kesehatan pada kucing. [17]
    • Penyebab umumnya antara lain demam tinggi, sakit gigi, radang gusi, abses, luka, artritis, tulang retak, masalah telinga, dan keseleo. Bola bulu juga terkadang memicu amarah kucing karena bola bulu menyebabkan rasa mual atau radang lambung. [18]
    • Jika dokter hewan menentukan bahwa masalahnya bukanlah penyakit, ia akan menyarankan obat anticemas jika tidak ada lagi yang bisa membuat kucing Anda tenang.
    • Jika kucing menunjukkan perilaku tersebut karena kejadian tertentu, seperti naik mobil atau berkunjung ke dokter hewan, dokter hewan juga mungkin akan meresepkan sedatif bagi kucing Anda. Hal ini akan membuat kucing merasa lebih tenang sebelum menghadapi situasi yang membuatnya stres. Setelah beberapa kali menghadapi situasi yang membuat kucing stres dengan diberi sedatif, Anda akan mulai menyadari bahwa kucing tidak akan terlalu peka pada penyebab stres.
  11. Dalam situasi yang membuat seseorang atau sesuatu memicu reaksi ketakutan kucing sebenarnya tidak benar-benar menyakiti si kucing, maka Anda bisa mencoba untuk membuat kucing kebal pada penyebab stres dalam cara yang sama seperti orang-orang biasanya menghadapi fobia mereka. [19]
    • Contohnya, jika penyebab stresnya adalah seseorang, mulailah dengan membiarkan kucing mendengarkan orang tersebut berbicara di ruangan lain sampai hal tersebut tidak berdampak apa pun lagi pada si kucing. Lalu, mintalah orang tersebut untuk berdiri di sisi lain ruangan bersama si kucing sambil benar-benar tidak memedulikan kucing tersebut sampai hal ini tidak memiliki efek lagi pada si kucing. Biarkan orang tersebut mendekat sampai si kucing akhirnya memilih untuk melakukan kontak.
    • Untuk menambahkan elemen counterconditioning pada latihan pengebalan, Anda bisa menggunakan camilan selama proses tersebut. Camilan tidak hanya membuat kucing kebal terhadap penyebab stres tetapi juga membuat kucing bisa mengasosiasikan orang tersebut dengan dorongan positif. [20]
  12. Tergantung pada tingkat sosialisasi yang dimiliki kucing sewaktu kecil, jumlah waktu yang dibutuhkan kucing untuk mengembangkan kepercayaan bisa berkisar antara beberapa hari sampai beberapa tahun. [21]
    Iklan

Tips

  • Pertimbangkan untuk mengebiri kucing karena prosedur ini bisa memengaruhi tingkat hormon yang menyebabkan perilaku dominan atau agresif.
  • Jika sumber kekesalannya adalah kucing tetangga, jagalah kucing Anda di dalam rumah atau aturlah waktu bersama tetangga Anda untuk mencari waktu yang berbeda bagi kedua kucing untuk bisa keluar rumah. Jelaskan bahwa hal ini juga akan menguntungkan kucingnya.
  • Perubahan dalam rutinitas bisa menyebabkan kucing merasa takut dan marah. Saat mengganti furnitur di sekitar rumah, pindah rumah, atau bekerja dengan jadwal baru, dan lain-lain, pastikan Anda tetap menenangkan kucing dan ia memiliki akses pada tempat yang aman dan tenang serta terus diberi makan, disisiri, dan dikunjungi dalam waktu yang sama dan secara teratur.
  • Jika Anda baru-baru ini pergi berlibur dan menyewa seseorang untuk menjaga kucing Anda atau meninggalkan kucing di dalam kandang, Anda akan melihat beberapa sikap agresif pada saat Anda kembali. Bersabarlah selama beberapa hari saat kucing mulai menyesuaikan diri lagi.
  • Kucing yang memiliki berat badan berlebih bisa bersikap agresif jika ia tidak bisa mematut diri dengan benar dan diserang kutu. Bebaskan ia dari kutu dan diskusikan dengan dokter hewan mengenai penurunan berat badan.
  • Anda hanya boleh mengelus kucing di bagian tubuh yang bisa ia lihat karena jika tidak, ia akan menjadi stres dan mencakar Anda.
Iklan

Peringatan

  • Mangkuk makanan dan air juga begitu. Jika kucing berkelahi karena makanan, simpanlah mangkuk makanan dalam area yang terpisah dan sajikan di waktu yang sama. Kucing yang suka menindas tidak akan bisa berada di dua tempat secara bersamaan dan kucing yang tertindas bisa makan.
  • Saat Anda pindah rumah, sadarilah bahwa kucing tidak akan merasa kerasan dalam beberapa saat kecuali jika Anda sering kali pindah rumah sehingga kucing terbiasa dengan proses pindah rumah itu. Jangan terburu-buru, biarkan kucing sendirian, dan sertakan camilan serta mainan, jadi kucing akan memiliki sesuatu untuk ditunggu-tunggu saat “pindah rumah” selain dijejalkan di dalam kandang kecil dan harus menjelajahi teritori baru.
  • Jika Anda memiliki beberapa kucing, kucing-kucing itu akan berkelahi memperebutkan kotak pasir. Beberapa kucing tidak keberatan untuk berbagi sementara beberapa lainnya merasa keberatan. Pastikan setiap kucing memiliki kotak pasir bersih. Baik kucing-kucing itu memperbolehkan kucing lain untuk menggunakan kotak pasirnya, itu semua terserah pada kucing-kucing itu dan betapa akurnya semua kucing tersebut, tetapi masalah privasi yang satu ini sangat penting untuk membantu beberapa kucing untuk bisa akur.
Iklan

Referensi

  1. Temple Grandin and Catherine Johnson, Making Animals Happy: How to Create the Best Life for Pets and Other Animals , p. 75, (2009), ISBN 978-0-7475-9714-8
  2. Why Does My Cat? Sarah Heath. Publisher: Souvenir Press
  3. Why Does My Cat? Sarah Heath. Publisher: Souvenir Press
  4. Why Does My Cat? Sarah Heath. Publisher: Souvenir Press
  5. Temple Grandin and Catherine Johnson, Making Animals Happy: How to Create the Best Life for Pets and Other Animals, p. 75, (2009), ISBN 978-0-7475-9714-8
  6. Why Does My Cat? Sarah Heath. Publisher: Souvenir Press
  7. Temple Grandin and Catherine Johnson, Making Animals Happy: How to Create the Best Life for Pets and Other Animals , p. 86, (2009), ISBN 978-0-7475-9714-8
  8. Elaine Wexler-Mitchell, The Complete Idiot's Guide to: A Healthy Cat , p. 259, (1999), ISBN 1-58245-057-9
  9. Feline behavior: A guide for veterinarians. Bonnie Beaver, Publisher: Saunders
  1. Feline behavior: A guide for veterinarians. Bonnie Beaver, Publisher: Saunders
  2. Feline behavior: A guide for veterinarians. Bonnie Beaver, Publisher: Saunders
  3. Feline behavior: A guide for veterinarians. Bonnie Beaver, Publisher: Saunders
  4. Why Does My Cat? Sarah Heath. Publisher: Souvenir Press
  5. Feline behavior: A guide for veterinarians. Bonnie Beaver, Publisher: Saunders
  6. The Cat Whisperer. Clair Bessant. Publisher: Black Publishers.
  7. The Cat Whisperer. Clair Bessant. Publisher: Black Publishers.
  8. Andrew Gardiner, A-Z of Cat Health and First Aid , p. 7, (2002), ISBN 0-285-63638-3
  9. Andrew Gardiner, A-Z of Cat Health and First Aid , p. 7, (2002), ISBN 0-285-63638-3
  10. http://www.aspca.org/pet-care/virtual-pet-behaviorist/dog-behavior/desensitization-and-counterconditioning
  11. http://www.aspca.org/pet-care/virtual-pet-behaviorist/dog-behavior/desensitization-and-counterconditioning
  12. Feline behavior: A guide for veterinarians. Bonnie Beaver, Publisher: Saunders

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 60.608 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan