Unduh PDF
Unduh PDF
Apakah saat ini Anda sedang mengencani seseorang yang ternyata sudah memiliki anak dari pernikahan terdahulunya? Meski situasi tersebut tidak lagi langka di era modern seperti sekarang, kemungkinan besar Anda masih merasa kebingungan ketika menghadapinya. Lantas, apa saja sih, langkah yang perlu Anda tempuh ketika sejatinya Anda pun belum pernah memiliki anak?
Langkah
-
Jujurlah kepada diri sendiri. Sejak awal, pahami kebutuhan dan ekspektasi Anda di dalam hubungan. Pikirkan apakah Anda benar-benar ingin menjalani hubungan jangka panjang yang serius dengan pasangan, atau justru ingin sekadar menjalin hubungan yang kasual.
-
Terimalah kedukaan pasangan. Apa pun status pernikahan terdahulu pasangan, pahamilah bahwa kemungkinan besar, dia pasti akan mengalami kedukaan akibat kegagalan hubungan terdahulunya. [1] X Teliti sumber [2] X Teliti sumber Selain itu, pahamilah pula bahwa pria memiliki kemungkinan lebih besar untuk menyembunyikan perasaannya daripada wanita. [3] X Teliti sumber Itulah mengapa, jangan berasumsi bahwa situasinya baik-baik saja hanya karena pasangan berkata demikian. Jika Anda tertarik untuk menjalani hubungan jangka panjang dengan pasangan, cobalah mengajaknya mendiskusikan “kehilangan” dan kegagalan yang terjadi. Manfaatkan percakapan tersebut untuk mengevaluasi caranya menyikapi kehilangan. [4] X Teliti sumber
-
Bersedialah menempati posisi kedua di awal hubungan. Hargai kenyataan bahwa anak pasangan harus menjadi prioritasnya! Dengan kata lain, bersedialah bersikap fleksibel saat menjadwalkan waktu kencan dengannya. [5] X Teliti sumber Hargai kenyataan bahwa pihak utama yang harus menerima curahan pendapatan pasangan adalah anaknya. [6] X Teliti sumber
- Meski terasa menyebalkan, pandang situasi ini sebagai cara untuk menilai karakter pasangan. Apa pun status pernikahan terdahulu pasangan, cobalah menempatkan diri Anda di kaki mantan istrinya. Pikirkan apakah pasangan telah memperlakukan anaknya sebaik dia memperlakukan pasangannya, yaitu Anda. Jika dia terus-menerus memberikan waktu, uang, dan perhatian kepada Anda ketika pada saat yang bersamaan mengabaikan anaknya, waspadalah!
- Ingat, situasi ini hanya bersifat sementara. Posisi Anda pasti akan lebih setara di dalam keluarga seiring meningkatnya keterlibatan Anda dalam kehidupan mereka.
-
Sadarilah bahwa sejatinya, Anda telah menjalani lebih dari satu hubungan. Jika merasa hubungan Anda dan pasangan akan terjalin permanen, bersiaplah pula untuk menerima anak pasangan dan mantan istrinya! [7] X Teliti sumber Meski mantan istri pasangan sudah meninggal atau jarang melibatkan diri dalam kehidupan Anda, pahamilah bahwa dia tetap akan memegang peranan yang besar dalam hidup pasangan dan anaknya. [8] X Teliti sumber [9] X Teliti sumber
- Cari informasi mengenai riwayat keluarga pasangan. Pelajari berbagai informasi (seperti karakter, ketertarikan, kekuatan, kelemahan, dsb.) mengenai anak pasangan dan mantan istrinya sebelum Anda bertemu dengan mereka.
- Gunakan jawaban tersebut untuk memahami karakter pasangan secara lebih mendalam. Misalnya, meski pasangan boleh mengkritik mantan istrinya, waspadalah jika dia meletakkan seluruh kesalahan di bahu mantan istrinya. Cobalah menilai cara pasangan menyikapi perceraiannya dengan objektif, dan amati kesediaan pasangan untuk mempertanggungjawabkan porsi kesalahannya.
KIAT PAKAR"Ingat, Anda harus bisa bekerja sama dengan mantan istri pasangan. Oleh karena itu, jangan menyelami situasi ini dengan ekspektasi atau asumsi yang subjektif."
Lauren Urban, LCSW
Psikoterapis BerlisensiLauren Urban, LCSW
Psikoterapis Berlisensi -
Bersiaplah mengalami hal-hal yang tak terduga. Pahamilah bahwa hubungan dengan seseorang yang sudah memiliki anak pasti akan terasa lebih bervariasi. Pahami pula kenyataan bahwa hubungan pasangan dengan mantan istrinya pasti akan berubah seiring berjalannya waktu, baik ke arah yang lebih baik maupun buruk. Hargai kenyataan bahwa pemikiran dan perasaan anak pasangan juga mungkin akan berubah seiring pertambahan usianya dan peningkatan peran Anda di dalam hidupnya. Bersiaplah pula untuk menghadapi stres dan tantangan yang lebih besar karena ini adalah pengalaman yang tergolong baru untuk Anda. [10] X Teliti sumber
- Berpikirlah positif! Meski Anda harus menyikapi situasi yang akan dihadapi dengan realistis, jangan biarkan tantangan dan stres yang menyerang mencegah Anda untuk merajut masa depan dengan pasangan yang tepat. Ingat, seluruh tantangan tersebut pasti akan menjadi pengalaman yang berharga bagi Anda pun bagi pasangan.
-
Sadarilah bahwa Anda berdua tidak akan berbagi “momen pertama.” Jika Anda ingin menikahi pasangan dan/atau memiliki anak sendiri dengannya, terimalah kenyataan bahwa pasangan sudah pernah meraih kedua pencapaian tersebut. Oleh karena itu, cobalah memikirkan seberapa pentingnya berbagi “momen pertama” dengan pasangan bagi Anda. [11] X Teliti sumber
- Pada saat yang bersamaan, pertimbangkan fakta bahwa bahwa Anda akan memiliki pasangan yang sudah memiliki pengalaman dalam hal-hal yang, sejauh ini, masih merupakan situasi yang hipotesis untuk Anda. Baik mengenai hubungan jangka panjang maupun pengalaman memiliki anak, keduanya sudah pernah dialami oleh pasangan. Alhasil, pasangan pun akan mengetahui apa saja yang perlu dipersiapkan, serta memiliki pengetahuan mengenai kapabilitasnya dalam situasi tersebut.
-
Pahami kebutuhan Anda. Setelah memahami situasi yang akan Anda hadapi saat mengencani orang tua tunggal, cobalah kembali mengevaluasi kebutuhan Anda di dalam hubungan. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, pikirkan apakah kebutuhan tersebut bisa terpenuhi dalam situasi tersebut. Setelah itu, barulah Anda bisa membuat keputusan untuk terus berkencan atau meninggalkan pasangan.
- Jika Anda hanya ingin menjalin hubungan yang kasual dengan pasangan, jangan lupa mengatakannya. Jika pasangan pun tidak keberatan melakukannya, teruslah mengencaninya tanpa melibatkan diri sedikit pun dalam kehidupan anaknya.
- Jika Anda ingin status hubungan tetap kasual tetapi pasangan menginginkan sebaliknya, atau jika Anda juga ingin menjalin hubungan yang serius dengan pasangan tetapi merasa belum siap dengan tantangan yang ada di depan mata, jelaskan kekhawatiran tersebut kepada pasangan. Tegaskan bahwa perasaan Anda kepadanya sangatlah kuat, tetapi situasi yang ada terasa terlalu rumit untuk Anda hadapi. Ingat, jangan pernah melibatkan diri dalam situasi yang tidak bisa Anda atasi, ya!
- Jika Anda bersedia menjalin komitmen jangka panjang dan melibatkan diri dalam hidup anak, pahami terlebih dahulu situasi yang nantinya akan Anda selami. Caranya, cobalah menanyakan pengalaman orang-orang yang sedang atau pernah berada pada situasi serupa. Jika perlu, berkonsultasilah kepada tenaga ahli untuk mengidentifikasi hal-hal yang perlu Anda siapkan. Cari pula informasi sebanyak-banyaknya mengenai anak pasangan dan ibunya, baik dari sudut pandang pasangan maupun dari mulut orang lain yang mengenal mereka agar pemahaman Anda dapat lebih menyeluruh. Oleh karena setiap situasi pasti berbeda, kenali situasi yang nantinya akan Anda selami semaksimal mungkin sebelum membuat keputusan.
Iklan
-
Tanyakan ekspektasi pasangan terhadap Anda. Diskusikan kebutuhan pasangan. Cari tahu pula ekspektasi pasangan terhadap hubungan Anda berdua, pun terhadap hubungan Anda dengan anaknya di masa depan. [12] X Teliti sumber
-
Definisikan batasan Anda. Hindari dorongan untuk menyenangkan pihak lain dengan mengambil tanggung jawab yang melebihi kenyamanan atau kemampuan Anda. Tegaskan peran Anda sebagai sumber daya untuk mendukung pasangan sebagai orang tua, bukan untuk menjadi orang tua baru dari sang anak. [13] X Teliti sumber
- Merujuk kepada teori mengenai peran gender, seorang pria yang sudah bercerai kerap merasa tidak memiliki “sentuhan wanita” yang diperlukan dalam mengasuh anak. [14] X Teliti sumber Alhasil, pasangan mungkin akan meminta Anda untuk mengisi peran tersebut, dengan atau tanpa dia sadari. Jika situasinya demikian, tegaskan kepada pasangan bahwa kemampuan tersebut harus dia pelajari sendiri, karena Anda tidak akan menggantikan peran ibu kandungnya. [15] X Teliti sumber
-
Jangan tergesa-gesa dalam bertindak. Seserius apa pun tingkat hubungan Anda dan pasangan, jangan pernah terburu-buru dalam melangkah ke tahap selanjutnya. Hargai fakta bahwa status Anda berdua sebagai pasangan pasti akan menimbulkan pergolakan dalam hidup anaknya. Oleh karena itu, jangan semakin membuatnya kesal dengan melangkah terlalu cepat ke dalam hidupnya.
-
Berkomunikasilah secara rutin dengan pasangan. Selain secara rutin, komunikasi juga harus dilakukan dengan jujur demi kebaikan anak pasangan. Terimalah kenyataan bahwa hubungan Anda dan pasangan setelah ini mungkin akan diwarnai oleh stres dan perasaan yang negatif. Ekspresikan keraguan dan kekhawatiran yang Anda atau pasangan miliki. Ketahui pula posisi Anda dan pasangan saat ini di dalam hubungan, terutama sebelum mengambil keputusan yang lebih besar, yaitu melibatkan anak di dalamnya. [16] X Teliti sumberIklan
-
Cari informasi mengenai hubungan pasangan dengan mantan istrinya. Pahami situasi hubungan mereka saat ini, dan cari tahu apakah perpisahan mereka dilakukan secara baik-baik, tidak baik-baik, atau di antara keduanya. [17] X Teliti sumber
- Jika hubungan mereka saat ini kurang baik, bersiaplah menghadapi drama dan stres tambahan yang pasti akan mewarnai hubungan Anda dengan pasangan serta anaknya. [18] X Teliti sumber
- Jika hubungan mereka saat ini cukup bersahabat, cobalah menegaskan identitas Anda sebagai pasangan baru mantan suaminya dengan sopan. Hargai kenyataan bahwa mereka pernah menjalin hubungan yang intim, tetapi jangan takut bersuara jika merasa salah satu pihak mulai melanggar batasan yang ada. [19] X Teliti sumber
-
Hargai perannya. Ingat, dia adalah orang tua kandung dari anak pasangan. Artinya, dia akan selalu memiliki tempat di dalam kehidupan anak, begitu pula sebaliknya. Terimalah kenyataan bahwa, sampai pada titik tertentu, Anda mungkin mengemban tanggung jawab terhadap mantan istri pasangan sebagai sosok yang baru dalam kehidupan anaknya. [20] X Teliti sumber
- Meski dia merupakan sosok orang tua yang kurang baik pun bertanggung jawab, selalu ingat bahwa statusnya sebagai ibu kandung tidak akan pernah berubah. Tidak perlu merasa wajib menghormatinya, tetapi tetaplah menghargai fakta bahwa dia tetap akan memegang peranan dalam kehidupan pasangan dan anaknya.
-
Bersikaplah sopan. Meski Anda benar-benar membenci mantan istri pasangan, tetaplah menunjukkan perilaku yang beradab di hadapannya. Tunjukkan kelayakan Anda untuk dihargai dengan menunjukkan penghargaan kepada orang lain terlebih dahulu, seperti dengan memastikan atmosfer di dalam hidup pasangan selalu positif, terutama di hadapan anaknya. [21] X Teliti sumber
- Pahami pula bahwa anak pasti akan merasa lebih setia dan sayang kepada ibu kandungnya. [22] X Teliti sumber Perlakukan ibunya dengan baik agar dia dapat lebih menghargai Anda.
-
Hormati mantan pasangan yang sudah meninggal. Jika pasangan Anda berstatus cerai mati, terimalah kenyataan bahwa mendiang istrinya pasti tetap akan membayangi kehidupan pasangan dan anaknya. Izinkan mereka menceritakan mendiang dengan bebas untuk menghormati kenangan yang ditinggalkannya. Dengan melakukannya, Anda pun akan terbantu untuk mengevaluasi cara bersikap yang terbaik, lho . Meski kecemburuan sesekali akan muncul, jangan pernah meracuni hubungan tersebut dengan memaksa pasangan dan/atau anaknya untuk mengubur ingatan mengenai sosok yang pernah sangat mereka cintai. [23] X Teliti sumberIklan
-
Berdiskusilah terlebih dahulu dengan pasangan. Sebelum menemui anak pasangan, yakini keseriusan hubungan Anda dan pasangan terlebih dahulu. Jika salah satu pihak masih merasa ada pada fase hubungan yang kasual, tunda keinginan untuk menemui anak pasangan. Ingat, jangan pernah melibatkan diri dalam kehidupan anak jika Anda belum benar-benar siap menyeriusinya. [24] X Teliti sumber
-
Bersedialah menunggu lebih lama. Jika Anda dan pasangan sudah siap untuk menemui si anak, berikan jeda sesaat sebelum benar-benar melakukannya. [25] X Teliti sumber Pada jeda tersebut, luangkan waktu untuk merefleksikan keinginan Anda. Jika keraguan mulai muncul, pikirkan apakah keraguan itu merupakan bentuk kegugupan atau sebuah sinyal nyata bahwa Anda memang belum siap melakukannya.
-
Jaga agar hubungan Anda dan anak pasangan tetap sederhana. Melangkahlah sedikit demi sedikit untuk memasuki kehidupannya. Pada perkenalan pertama, cukup sapa dia dan perkenalkan diri Anda sebagai salah satu teman ayahnya. [26] X Teliti sumber
- Pilih lokasi pertemuan yang santai dan kasual. [27] X Teliti sumber Hindari lokasi formal yang secara terang-terangan menyuarakan identitas Anda sebagai “teman kencan” ayahnya.
- Sesuaikan waktu dan tempat dengan aktivitas pasangan dan anaknya, alih-alih menentukan waktu yang paling cocok untuk Anda.
- Datanglah sebentar ke tempat yang telah ditentukan, lalu pulanglah terlebih dahulu agar mereka tetap memiliki waktu untuk beraktivitas berdua. Dengan melakukannya, kedatangan Anda akan terkesan tidak disengaja. Alhasil, anak pun tidak akan mencurigai Anda sebagai sosok yang akan “mengambil” ayahnya.
-
Lakukan segala sesuatunya dengan perlahan. Tingkatkan waktu yang Anda habiskan bersama anak secara bertahap. Di awal perkenalan, muncullah beberapa kali dan jangan lupa menyapanya untuk menunjukkan keberadaan Anda dalam hidup ayahnya. Namun, batasi kemunculan Anda agar sebagian besar waktu yang dimiliki oleh pasangan tetap dihabiskan bersama anaknya. [28] X Teliti sumber
-
Pahami perspektif anak. Selagi menghabiskan lebih banyak waktu dengannya, tetaplah berusaha memahami “ancaman” yang dirasakannya dari kehadiran Anda. Oleh karena itu, selalu utamakan hubungan anak dengan pasangan, dan jangan menampilkan diri sebagai sosok yang berkompetisi dengannya untuk meraih perhatian pasangan. [29] X Teliti sumber
-
Tentukan peran Anda. Setelah anak menyadari hubungan Anda dan pasangan, miliki asumsi bahwa peran Anda saat ini adalah sebagai pasangan baru orang tuanya. Tegaskan kepada anak bahwa Anda tidak akan menggantikan sosok orang tua aslinya. Alih-alih, setarakan diri Anda dengan peran Tante, Om, atau figur dewasa lain yang dia hargai dan bersedia menginvestasikan waktu untuk memastikan kesejahteraannya, seperti guru. [30] X Teliti sumber
-
Jangan tergesa-gesa dalam bertindak. Biarkan anak menerima peran baru Anda dalam hidupnya secara bertahap. Pahamilah pula bahwa penerimaan yang mungkin diberikannya, tidak serta-merta membuatnya merasa terikat secara emosional dengan Anda. Terimalah kenyataan tersebut dan jangan memaksakan ikatan emosional yang terjalin di antara Anda berdua. [31] X Teliti sumber Untuk saat ini, berfokuslah untuk selalu ada di hidupnya, dan wujudkan diri sebagai sumber daya tambahan yang bisa dia pakai kapan pun menginginkannya.
-
Pertahankan peran Anda ketika muncul situasi yang tak terduga. Sebaik dan sepatuh apa pun anak pasangan, jangan menafikan kenyataan bahwa pada satu titik, dia tetap akan berperilaku sebagaimana anak-anak seusianya. [32] X Teliti sumber Oleh karena itu, siapkan diri Anda untuk menghadapi kenakalan atau penolakan yang tak terduga. Ketika mengonfrontasi anak, bersiaplah mendengar pernyataan bahwa Anda bukanlah ibu kandungnya. Jangan takut membenarkan pernyataan tersebut, [33] X Teliti sumber tetapi tetaplah menegaskan diri sebagai figur yang lebih dewasa dan harus dia hargai pada saat yang bersamaan.
- Mintalah dukungan dari ayahnya. Ingatkan pasangan bahwa peran untuk menjadi orang tua tetap berada di pundaknya. Jangan biarkan dia menempatkan Anda sebagai sosok utama yang harus mendisiplinkan anak, ketika seharusnya peran Anda sebatas mendukungnya sebagai orang tua yang sejati.
-
Hargai peran ibu kandungnya. Terimalah kenyataan bahwa kemungkinan besar, dia tetap akan lebih sayang dan setia kepada ibu kandungnya. [34] X Teliti sumber Seperti apa pun perasaannya, tetaplah berhati-hati saat membicarakan ibu kandungnya. Jangan sampai dia berhenti menghargai Anda karena Anda tidak bisa menghargai ibunya!
-
Bersabarlah. Terimalah kenyataan bahwa peran Anda di dalam kehidupan anak pasangan adalah ujian yang berkelanjutan untuknya. Oleh karena itu, berikan dia waktu untuk menerima keberadaan Anda. Pahami pula bahwa dia mungkin akan merasa kurang nyaman dengan setiap pencapaian yang Anda dan pasangan raih dalam hubungan. Misalnya, meski sudah bersedia menerima peran Anda sebagai pasangan baru ayahnya, dia mungkin tetap akan terkejut dan merasa tidak nyaman ketika Anda dan pasangan memutuskan untuk tinggal bersama atau menikah. [35] X Teliti sumberIklan
Tips
- Bersikaplah realistis. Semakin cepat Anda mampu memahami realitas dan tantangan dalam mengencani sosok orang tua tunggal, semakin besar pula persentase kesuksesan hubungan Anda dengannya. [36] X Teliti sumber
Iklan
Referensi
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/mary-t-kelly-ma/dating-a-guy-with-kids-6-things-you-must-find-out_b_6624868.html
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/raising-grieving-children/201007/remembering-fathers-are-also-widowed
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/raising-grieving-children/201007/remembering-fathers-are-also-widowed
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/mary-t-kelly-ma/dating-a-guy-with-kids-6-things-you-must-find-out_b_6624868.html
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/kelly-seal/what-you-dating-after-divorce_b_5113215.html
- ↑ https://blackandmarriedwithkids.com/the-single-life-6-things-every-woman-should-know-when-dating-a-man-with-children/2/
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/mary-t-kelly-ma/dating-a-guy-with-kids-6-things-you-must-find-out_b_6624868.html
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/mary-t-kelly-ma/dating-a-guy-with-kids-6-things-you-must-find-out_b_6624868.html
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/raising-grieving-children/201007/remembering-fathers-are-also-widowed
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/mary-t-kelly-ma/dating-a-guy-with-kids-6-things-you-must-find-out_b_6624868.html
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/mary-t-kelly-ma/dating-a-guy-with-kids-6-things-you-must-find-out_b_6624868.html
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/mary-t-kelly-ma/dating-a-guy-with-kids-6-things-you-must-find-out_b_6624868.html
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/mary-t-kelly-ma/dating-a-guy-with-kids-6-things-you-must-find-out_b_6624868.html
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/raising-grieving-children/201007/remembering-fathers-are-also-widowed
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/mary-t-kelly-ma/dating-a-guy-with-kids-6-things-you-must-find-out_b_6624868.html
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/mary-t-kelly-ma/dating-a-guy-with-kids-6-things-you-must-find-out_b_6624868.html
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/mary-t-kelly-ma/dating-a-guy-with-kids-6-things-you-must-find-out_b_6624868.html
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/mary-t-kelly-ma/dating-a-guy-with-kids-6-things-you-must-find-out_b_6624868.html
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/mary-t-kelly-ma/dating-a-guy-with-kids-6-things-you-must-find-out_b_6624868.html
- ↑ http://www.meetmindful.com/date-someone-with-children/#
- ↑ http://www.meetmindful.com/date-someone-with-children/#
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/mary-t-kelly-ma/dating-a-guy-with-kids-6-things-you-must-find-out_b_6624868.html
- ↑ http://www.selfgrowth.com/articles/how-to-datemarry-a-widow-or-widower
- ↑ http://www.eharmony.com/blog/should-you-introduce-your-kids-to-someone-you-recently-started-dating/# .VyC12mOc-qA
- ↑ https://blackandmarriedwithkids.com/2013/07/the-single-life-6-things-every-woman-should-know-when-dating-a-man-with-children/
- ↑ http://www.eharmony.com/blog/should-you-introduce-your-kids-to-someone-you-recently-started-dating/# .VyC12mOc-qA
- ↑ https://blackandmarriedwithkids.com/2013/07/the-single-life-6-things-every-woman-should-know-when-dating-a-man-with-children/
- ↑ http://www.eharmony.com/blog/should-you-introduce-your-kids-to-someone-you-recently-started-dating/# .VyC12mOc-qA
- ↑ http://www.eharmony.com/blog/should-you-introduce-your-kids-to-someone-you-recently-started-dating/# .VyC12mOc-qA
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/mary-t-kelly-ma/dating-a-guy-with-kids-6-things-you-must-find-out_b_6624868.html
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/mary-t-kelly-ma/dating-a-guy-with-kids-6-things-you-must-find-out_b_6624868.html
- ↑ http://www.eharmony.com/blog/should-you-introduce-your-kids-to-someone-you-recently-started-dating/# .VyC12mOc-qA
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/mary-t-kelly-ma/dating-a-guy-with-kids-6-things-you-must-find-out_b_6624868.html
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/mary-t-kelly-ma/dating-a-guy-with-kids-6-things-you-must-find-out_b_6624868.html
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/mary-t-kelly-ma/dating-a-guy-with-kids-6-things-you-must-find-out_b_6624868.html
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/mary-t-kelly-ma/dating-a-guy-with-kids-6-things-you-must-find-out_b_6624868.html
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/mary-t-kelly-ma/dating-a-guy-with-kids-6-things-you-must-find-out_b_6624868.html
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/mary-t-kelly-ma/dating-a-guy-with-kids-6-things-you-must-find-out_b_6624868.html
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 3.186 kali.
Iklan