Unduh PDF Unduh PDF

"Ma, perutku sakit, nih. Aku nggak masuk sekolah, ya!". Sering mendengar kalimat tersebut keluar dari mulut Anda? Jika pernah menonton film berjudul Ferris Bueller’s Day Off , Anda tentu tahu bahwa beberapa anak memiliki taktik yang sangat kreatif dan jenius untuk menghindari kegiatan bersekolah. Khawatir anak Anda adalah salah satunya? Baca baik-baik artikel ini untuk mengenali ciri-ciri anak yang sedang berpura-pura sakit!

Metode 1
Metode 1 dari 4:

Mengecek Gejalanya

Unduh PDF
  1. Jika gejalanya terdengar tidak jelas, atau jika rasa sakitnya terus berpindah dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya, kemungkinan besar anak Anda sedang berpura-pura sakit. [1]
    • Jika gejala-gejalanya terlihat relevan dan sejalan (misalnya, hidung berair dan tenggorokan gatal, atau sakit perut dan diare), kemungkinan besar dia tidak sedang berbohong.
  2. Jangan meninggalkan kamar anak Anda setelah memintanya mengukur suhu tubuh dengan termometer. Dalam beberapa kasus, anak-anak yang ingin berbohong akan memasukkan termometernya ke air panas atau menempelkannya ke bohlam panas agar suhunya meningkat.
  3. Jika anak Anda mengaku muntah-muntah, seharusnya Anda bisa mendengar suaranya dan melihat muntahannya.
  4. Apakah kulit anak Anda terlihat pucat dan berkeringat? Jika iya, kemungkinan besar dia mengalami reaksi alergi, dehidrasi, gangguan kecemasan, atau bahkan pneumonia. [2]
  5. Anak-anak sering mengeluhkan sakit di perutnya sebagai alasan tidak masuk sekolah. Jika dia melarang Anda melakukannya atau menolak makanan dan minuman apa pun, kemungkinan besar dia memang sedang mengalami nyeri perut. [3]
    • Nyeri perut bisa disebabkan oleh konstipasi berkepanjangan, infeksi virus, atau kondisi kesehatan lain yang lebih serius. Segera hubungi dokter jika anak Anda mengalami nyeri perut yang tidak kunjung sembuh.
  6. Jika mata anak Anda terlihat memerah atau berair, cobalah bertanya apakah ada yang salah dengan matanya. Mungkin saja anak Anda hanya mengalami reaksi alergi; namun, mungkin juga dia sedang mengalami konjungtivitis, lho !
    • Jika anak Anda mengalami konjungtivitis atau peradangan selaput lendir pada kelopak mata, segera bawa dia ke dokter. Hati-hati, konjungtivitis disebabkan oleh virus yang sangat mudah menular! [4]
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 4:

Mengamati Tingkat Energinya

Unduh PDF
  1. Percayalah, seseorang yang membenci ruang dokter pun akan tetap bersedia pergi ke dokter jika benar-benar tidak enak badan. Jika anak Anda menolak ajakan tersebut, kemungkinan besar dia memang tidak memerlukannya!
  2. Jika matanya yang tadinya sayu tiba-tiba bersinar kegirangan, kemungkinan besar dia hanya ingin membolos untuk menonton acara televisi favoritnya.
    • Anda juga patut waspada jika dia terlihat kegirangan karena tidak perlu mengerjakan tugas atau proyek sekolah pada hari itu.
  3. Jangan menghadiahinya dengan kebebasan saat tidak masuk sekolah. Jika membolos membuatnya bisa menonton TV atau main gim seharian, pada kesempatan-kesempatan berikutnya dia tidak akan ragu melakukannya lagi. [5]
    • Hari libur memang merupakan waktu istirahat; dengan kata lain, seharusnya dia memang boleh menonton televisi saat tidak masuk sekolah. Namun, jika dia terlihat tidak sakit saat menonton televisi, kemungkinan besar dia sudah membohongi Anda.
  4. Setelah Anda izinkan tidak masuk sekolah, dan setelah dia tidur dua puluh menit lebih lama dari biasanya, tiba-tiba dia terlihat sangat bersemangat untuk bermain LEGO dan berlarian mengitari rumah. Jika situasinya demikian, artinya dia sudah membohongi Anda. Jangan biarkan situasi yang sama kembali terulang!
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 4:

Mencari Informasi tentang Kegiatannya di Sekolah

Unduh PDF
  1. Waspadalah jika anak Anda tiba-tiba mengaku sakit menjelang ujian Kewarganegaraan. Jika dia merasa kurang siap, kemungkinan besar dia ingin mengulur waktu untuk mengikuti ujian susulan.
    • Jika anak Anda benar-benar mencemaskan presentasi atau ujian yang akan datang, mungkin saja rasa khawatir tersebut bertransformasi menjadi gangguan jasmaniah yang nyata. Bantu dia untuk mengetahui alasan di balik kegugupannya dan menemukan solusi yang paling tepat untuk mengatasinya.
    • Jika anak Anda masih sangat kecil, biasanya dia belum memiliki kesadaran diri untuk berkata, “Aku merasa cemas dan gelisah hari ini.”. [6] Jelaskan kepadanya bahwa merasa takut adalah hal yang normal; cari tahu pula apa yang bisa Anda lakukan untuk membantu mengatasi ketakutannya tersebut. [7]
  2. Sangat wajar jika anak Anda merasa kurang cocok dengan satu atau beberapa guru di sekolahnya. Namun, jika isu tersebut lantas dijadikan alasan untuk membolos sekolah, Anda perlu segera melakukan tindakan.
    • Jika kasusnya demikian, Anda harus berbicara secara langsung kepada guru yang dimaksud.
    • Cari tahu apakah ada siswa lain yang juga mengalami masalah dengan guru tersebut. Jika tidak, kemungkinan besar masalahnya terletak pada gaya belajar dan kepribadian anak Anda.
  3. Sekitar 30% pelajar yang duduk di kelas 6-10 rentan mengalami gangguan emosional karena ditindas. Oleh karena itu, sangat mungkin jika anak Anda malas ke sekolah karena ingin menghindari penindasan tersebut. [8]
    Iklan
Metode 4
Metode 4 dari 4:

Membuat Keputusan

Unduh PDF
  1. Jika setiap hari Selasa dan Kamis anak Anda mengaku mengalami kram kaki (ketika di hari-hari tersebut dia harus mengikuti pelajaran olahraga), jangan ragu menyuruhnya bersekolah.
    • Jika Anda kesulitan menganalisis polanya, yakini insting Anda.
    • Toh jika anak Anda benar-benar sakit, pihak sekolah akan menghubungi Anda dan meminta Anda menjemputnya.
  2. Misalnya, jangan menyuruhnya ke sekolah jika dia muntah-muntah, mengalami diare, mengalami sakit fisik berkepanjangan, mengalami batuk berdahak, atau jika suhu tubuhnya di atas 38°C. [9]
    • Dengan melakukannya, And bukan hanya memedulikan kesehatan anak Anda, tetapi juga kesehatan guru dan teman-teman sekelasnya.
  3. Anda mungkin berpikir, “Ah, anak kecil memangnya bisa stres?”; kenyataannya, mereka sangat mungkin mengalami stres! Terkadang, waktu beristirahat di akhir pekan pun belum cukup untuk mereka, terutama jika mereka tetap harus mengerjakan tugas sekolah di akhir pekan.
    • Gejala-gejala yang tidak mengacu ke gangguan jasmaniah bisa saja merupakan penanda stres, depresi, atau gangguan emosional lainnya. [10]
    Iklan

Tips

  • Jika anak Anda sering mengaku sakit di hari sekolah, tetapi selalu baik-baik saja di akhir pekan, Anda patut lebih waspada. [11]
  • Temani dia di kamarnya untuk memastikan dia benar-benar sedang sakit.
  • Selalu amati tingkah laku anak Anda. Bisa saja dia tetap asyik berlarian ke segala arah, bermain komputer, dsb. saat mengaku sakit.
  • Amati apakah dia tetap bersemangat melakukan hal-hal yang biasa dilakukannya saat sedang mengaku sakit.
Iklan

Peringatan

  • Di sisi lain, ada kalanya seorang anak justru tidak ingin atau takut melewatkan sesuatu di sekolahnya meski sedang sakit.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 7.326 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan