Unduh PDF Unduh PDF

Sebagian besar orang melihat kemarahan sebagai emosi negatif, tetapi sebenarnya kemarahan adalah salah satu dari beragam perasaan manusia yang normal. Kemarahan yang tidak terkendali bisa memberikan konsekuensi negatif bagi hubungan interpersonal dan kualitas hidup seseorang. Namun, jika dikendalikan dan diarahkan secara positif, kemarahan bisa meningkatkan produktivitas Anda.

Bagian 1
Bagian 1 dari 2:

Merangkul Kemarahan

Unduh PDF
  1. Beberapa orang diajarkan bahwa emosi-emosi yang dianggap tidak sopan atau baik harus ditekan, padahal kemarahan merupakan emosi normal dan sehat dengan fungsi biologis dan evolusioner yang penting. Emosi ini mempersiapkan Anda untuk menunjukkan respons “melawan atau lari” ( fight or flight ) terhadap sesuatu yang dianggap sebagai musuh atau bahaya. [1] Terimalah bahwa kemarahan merupakan bagian yang normal dalam kehidupan dan biarkan diri sendiri mengalaminya, selama kemarahan tidak sampai mengendalikan diri Anda. [2]
  2. Kemarahan tidak hanya merupakan emosi psikologis, tetapi juga fisiologis yang melibatkan reaksi kimia pada otak. [3] Proses kimiawi yang terjadi saat Anda marah memiliki urutan seperti ini: [4]
    • Amigdala, pusat proses emosional mengirimkan sinyal bahaya ke hipotalamus.
    • Hipotalamus mengirimkan epinefrin pada sistem saraf autonomi ke kelenjar adrenalin melalui jalur sistem saraf simpatik. Kelenjar tersebut kemudian memompa epinefrin (adrenalin) ke seluruh tubuh.
    • Adrenalin mendorong tubuh untuk siap menghadapi ancaman sehingga detak jantung meningkat dan kekuatan indra menjadi lebih tajam.
  3. Kemarahan memang wajar terjadi, tetapi marah setiap saat atau merasa bahwa Anda harus selalu melawan atau menekan kemarahan sendiri bukanlah kondisi yang normal. Anda perlu mencari bantuan untuk mengelola kemarahan jika sering mengalami gejala-gejala atau tanda-tanda seperti ini: [5]
    • Keinginan untuk melakukan kekerasan dalam situasi sehari-hari
    • Kemarahan saat berkendara
    • Pikiran atau sikap negatif yang berlebihan
    • Perasaan seolah-olah orang lain tidak memahami Anda
    • Terjadinya kekerasan rumah tangga
    • Kebiasaan melemparkan piring atau barang lain saat marah
    • Memaki, berteriak, atau memukul untuk mendapatkan sesuatu
    • Menyalahkan orang lain karena sudah membuat Anda marah
    • Perilaku kasar di tempat kerja
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 2:

Mengarahkan Kemarahan dengan Tepat

Unduh PDF
  1. Sebagian besar orang menginginkan perubahan dalam hidup. Namun, emosi seperti ketakutan atau kepuasan sering kali menghambat terjadinya perubahan tersebut. Kemarahan merupakan emosi kuat yang dapat mengalahkan emosi-emosi lain sehingga jika diarahkan menuju perubahan dalam hidup, Anda bisa berada dalam jalan yang tepat. [6] Berusahalah mengganti kemarahan yang pada awalnya memotivasi Anda untuk bertindak dengan emosi lain, seperti semangat atau antusiasme. [7]
    • Sebagai contoh, Anda mungkin memiliki pekerjaan yang dibenci dan tidak memiliki perkembangan karier yang signifikan. Jika atasan Anda mengatakan atau melakukan sesuatu yang membuat Anda sangat marah, emosi tersebut mungkin cukup kuat untuk mendorong Anda bekerja lebih giat agar bisa mencari pekerjaan baru atau kembali mengambil pendidikan demi memenuhi persyaratan jenjang karier baru.
  2. Olahraga fisik merupakan media yang tepat untuk mengurangi kemarahan yang akut dan tak kunjung reda. [8] [9] Kemarahan yang dirasakan juga dapat mendorong Anda untuk berolahraga karena adanya dorongan adrenalin. Salah satu cara paling produktif untuk mengarahkan kemarahan adalah melampiaskannya lewat aktivitas fisik. Anda bisa berolahraga dan berlatih demi mendapatkan kesehatan emosional yang lebih baik.
    • Olahraga tidak harus dilakukan di pusat kebugaran. Anda bisa melatih fisik dengan memotong rumput atau merapikan bagian halaman yang dipenuhi rumput liar. Jika mau, Anda juga bisa melakukan joging atau berlari di luar ruangan sendiri.
  3. Arahkan kemarahan dengan membersihkan rumah. Anda bisa melampiaskan kemarahan sambil menciptakan lingkungan tempat tinggal yang lebih rapi dan menyenangkan bagi diri sendiri, terutama jika pembersihan yang dilakukan menguras tenaga. [10] Berikut adalah beberapa kiat yang menggabungkan kegiatan bersih-bersih dengan sedikit latihan fisik:
    • Sikat nat pada lantai
    • Jemur karpet di luar rumah dan gebuk untuk membersihkannya dari kotoran dan debu
    • Bersihkan setiap ruangan menggunakan alat penyedot debu, termasuk tangga (jika ada)
    • Gunakan nosel atau selang penyedot debu untuk membersihkan sofa dan kursi-kursi dengan kain pelapis
    • Sikat bak rendam secara menyeluruh
    • Keluarkan semua pakaian dari lemari dan simpan kembali pakaian-pakaian yang memang masih diinginkan. Setelah itu, sumbangkan pakaian-pakaian yang sudah jarang dikenakan (atau tidak diinginkan)
  4. Sering kali, kemarahan merupakan emosi yang muncul bersama emosi-emosi lain, seperti luka batin, kesedihan, duka, depresi, atau ketakutan. Jika Anda berada dalam kondisi emosional yang rentan, biarkan diri Anda merasa marah sebagai mekanisme pertahanan diri. Anda bisa mengelola dan mengungkapkan kemarahan Anda dibandingkan emosi-emosi lain yang lebih menyakitkan.
    • Pendekatan ini bukanlah pilihan yang sehat untuk jangka panjang, tetapi cukup efektif dalam situasi-situasi sementara (mis. saat Anda kehilangan anggota keluarga atau mengalami masa-masa yang penuh dengan tekanan).
    • Anda juga perlu menemui terapis yang dapat membantu menghadapi emosi-emosi sulit.
  5. Saat Anda merasa marah kepada seseorang karena ia tidak percaya Anda bisa melakukan sesuatu, langkah terbaik yang bisa dilakukan adalah membuktikan bahwa pendapatnya salah. Daripada memendam kemarahan terhadapnya, curahkan energi yang ada untuk menunjukkan kemampuan diri.
    • Sebagai contoh, katakanlah Anda diberi tahu oleh anggota keluarga atau konselor sekolah bahwa Anda tidak akan lulus dari universitas. Daripada merasa marah, gunakan energi dari kemarahan yang dirasakan untuk belajar semalaman dan membuktikan bahwa Anda bisa menyelesaikan pendidikan melalui kerja keras.
  6. Biasanya, kita melihat kemarahan sebagai emosi pribadi yang muncul sehari-hari. Namun, kemarahan juga dapat menjadi pengalaman budaya yang lebih luas dan mendorong perubahan besar pada masyarakat. [11]
    • Sebagai contoh, gerakan hak sipil dan gerakan hak pilih wanita didorong oleh kemarahan atas ketidakadilan. [12]
  7. Banyak politisi dan pebisnis mengandalkan kemarahan agar tampil lebih berkuasa, baik secara positif maupun negatif. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang menunjukkan kemarahannya (dan bukan kesedihan atau rasa bersalah) mendapatkan lebih banyak rasa hormat dan dipandang oleh orang lain sebagai sosok yang lebih berkuasa. [13]
    • Ada perbedaan tipis antara tampil berkuasa dan dipandang sebagai sosok keras kepala yang dijauhi orang lain. Jika Anda tidak banyak menunjukkan kemarahan saat mengadakan perjanjian bisnis, orang-orang akan merasa bahwa Anda memiliki semangat dan komitmen dalam pekerjaan. Namun, jika Anda mengamuk dan meledak-ledak dalam rapat bisnis, orang-orang tidak mau lagi bekerja dengan Anda di masa mendatang.
    • Sebagai contoh, untuk menunjukkan sedikit “kemarahan” atau kekuasaan dalam perjanjian bisnis, Anda perlu menegaskan posisi/keputusan dan tidak mundur atau merasa ragu. Sementara itu, Anda justru sebenarnya sedang mengamuk jika memukul meja, melemparkan berkas-berkas, atau meninggalkan ruangan saat seseorang tidak sepakat dengan keputusan Anda.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 703 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan