Unduh PDF
Unduh PDF
Apa yang kita tolak akan tetap ada. Kita selalu ingin menghindari penderitaan, termasuk menghindari emosi negatif yang menimbulkan penderitaan. Mungkin kita bisa menolak emosi negatif untuk sesaat, tetapi perilaku ini cenderung membuat kita lebih menderita. Alih-alih, berusahalah mengenali emosi negatif, menghadapinya, dan menerapkan cara berpikir positif. Walaupun mengubah pola pikir dan perasaan bukanlah hal yang mudah, kabar baiknya, satu-satunya orang yang bisa mengendalikan perasaan Anda adalah Anda sendiri. Berusahalah memahami cara menghilangkan emosi negatif yang akan dijelaskan dalam artikel ini, alih-alih menolaknya.
Langkah
-
Temukan akar dari emosi negatif. Anda harus mencari tahu akarnya, bukan penyebabnya. Jangan hanya mencari jawaban mengapa perasaan Anda seperti ini, tetapi temukan apa sebabnya Anda mengartikan sebuah situasi seperti ini. Apakah pola pikir ini adalah warisan? Apakah Anda bisa menunjuk momen tertentu di masa lalu? Dari mana asalnya kecemasan ini?
- Contoh berikut bisa memberikan penjelasan. Kita umpakan teman Anda, Meli, diam-diam membicarakan bahwa Anda gemuk. Sekarang, Anda terus merasa jelek dan sedih. Beberapa orang akan mengambil sikap dan marah kepada Meli. Mengapa Anda harus merasa seperti ini?
- Kita bisa memahami diri sendiri dengan mengakui adanya emosi yang timbul karena rasa khawatir, emosi yang berasal dari hubungan sebelumnya (termasuk hubungan dengan orang tua), atau karena mengalami momen tertentu yang membuat stres. Kita cenderung bersikap lebih lembut setelah mampu memahami diri sendiri. Emosi negatif biasanya dihubungkan dengan hal yang tidak diketahui, tetapi setelah Anda tahu asal-usulnya, kekuatannya akan berkurang.
-
Kenali apa yang tubuh Anda rasakan. Ada orang-orang yang menolak emosi negatif dan mengatakan, “Aku tidak tahu dari mana asalnya emosi ini atau mengapa aku merasa seperti ini”. Boleh saja Anda memilih jawaban ini atau jawaban yang lain, tetapi perhatikan baik-baik apa tubuh Anda alami. Pikiran akan mengirimkan sinyal kepada tubuh, tetapi cara kerjanya berbeda. Apakah Anda merasa lelah? Stres? Otot terasa nyeri? Gangguan hormonal? Mulai minum obat? Sering kali, masalah fisik muncul dalam bentuk masalah emosional tanpa kita sadari.
- Cobalah bernapas pendek dan cepat selama 15 detik, lalu tahan napas. Bagaimana rasanya? Biasanya kita akan merasa sedikit cemas atau setidaknya kurang nyaman. Jika lain kali Anda mengalami emosi negatif, gunakan pengalaman ini untuk mencari pemicunya di dalam tubuh Anda dan melakukan sesuatu untuk mengatasinya.
-
Biarkan saja. Jika Anda diminta untuk tidak berpikir tentang gajah berwarna merah muda, hanya gajah merah muda yang ada di dalam pikiran Anda. Tidak mungkin menuntut pikiran Anda berpikir sebaliknya. Jika Anda mengatakan kepada diri sendiri bahwa emosi negatif harus dilawan dan ditolak, mungkin saja emosi ini menghilang sejenak, tetapi nanti akan muncul lagi. Alih-alih berusaha melawannya, biarkan saja. Coba rasakan dan berusahalah menerimanya sebab hanya ini cara menghilangkan emosi negatif.
- Coba pikirkan saat Anda ingin mengatakan sesuatu yang selama ini sangat mengganggu sampai akhirnya Anda A) mengingatnya atau B) melupakannya (sampai sekarang) sebab manusia sudah diprogram seperti ini. Walaupun rasanya agak bertentangan dengan kata hati, cara terbaik menghilangkan emosi negatif adalah dengan merasakannya .
-
Dengarkan dan akuilah pikiran Anda. Meminta kepada diri sendiri agar berhenti berpikir negatif atau jangan merasa negatif terdengar sangat menggelikan. Cara kerjanya bukan seperti itu. Alih-alih, berusahalah mengenali pikiran Anda, dengarkan, akui, lalu gantilah dengan pikiran baru yang lebih baik. Proses berpikir yang baru dan lebih baik ini akan meredam kekuatan emosi negatif sehingga lebih mudah diterima dan bisa meringankan stres yang ditimbulkannya.
- Sebagai contoh, Anda masih memikirkan ucapan Meli sambil bercermin dan terus merasa jelek, lalu muncul pikiran, “Aku tidak pernah bisa terlihat cantik”. Setelah itu, muncul pikiran logis dari dalam diri Anda yang mengatakan, “Baiklah, tetapi apakah pikiran ini benar? Siapa Anda tanpa pikiran ini? Sejak kapan Anda bisa meramalkan masa depan?”
- Memulai dialog terkadang membawa kesadaran bahwa pikiran Anda hanyalah pikiran. Pikiran kita biasanya tidak berdasar pada kebenaran dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan apa yang kita rasakan. Pikiran seperti pita kaset yang terus berputar dan harus dihentikan.
- Sebagai contoh, Anda masih memikirkan ucapan Meli sambil bercermin dan terus merasa jelek, lalu muncul pikiran, “Aku tidak pernah bisa terlihat cantik”. Setelah itu, muncul pikiran logis dari dalam diri Anda yang mengatakan, “Baiklah, tetapi apakah pikiran ini benar? Siapa Anda tanpa pikiran ini? Sejak kapan Anda bisa meramalkan masa depan?”
-
Hiduplah saat ini. Pernahkah Anda membayangkan sebuah situasi akan berlangsung buruk dan ternyata benar-benar buruk sesuai yang Anda bayangkan? Mungkin tidak pernah. Jadi, jangan cemas tentang masa depan sebab tidak ada gunanya. Jika Anda menyadari sedang terbawa oleh emosi negatif, hentikan dan berfokuslah pada saat ini. Perhatikan apa yang ada di depan Anda. Pikiran manusia akan cepat berlalu. Hiduplah di saat ini dan emosi negatif akan menghilang dengan sendirinya.
- Kita pernah mendengar ungkapan “hidup ini singkat” beberapa kali yang selalu benar. Sia-sia saja jika kita menjalani hidup sambil merasakan emosi negatif. Jika besok dunia kiamat, apakah proses berpikir ini sudah membantu Anda mencapai sesuatu? Atau, selama ini Anda hanya membuang-buang waktu saja? Adakalanya, proses berpikir akan terbentuk ulang setelah kita menyadari betapa menggelikannya cara kita berpikir selama ini.
Iklan
-
Coba amati perilaku buruk Anda. Banyak orang mengatasi emosi negatif dengan bermabuk-mabukan, berpesta, merokok, berjudi, atau menggabungkan beberapa kebiasaan buruk. Mereka menolak perasaan mereka sendiri dan perilaku mereka justru menimbulkan penderitaan. Selain merugikan, perilaku buruk harus dihilangkan agar emosi negatif bisa hilang untuk selamanya.
- Selain itu, perilaku buruk menimbulkan perasaan negatif. Minum-minum sampai mabuk membuat seseorang membuat keputusan yang salah dan keputusan yang salah membuat seseorang mabuk lagi. Kadang-kadang, siklus ini sulit dikenali sehingga orang-orang tidak melihat hubungannya. Terlepas apakah emosi yang menimbulkan perilaku buruk atau sebaliknya, kebiasaan buruk harus dihilangkan.
-
Lepaskan kruk. Bagi banyak orang, emosi negatif sudah seperti kruk. Walaupun terdengar gila, ada orang-orang yang mengelola emosi negatif sampai terasa nyaman karena ada manfaatnya bagi mereka. Setiap kali seseorang mengatakan, “Hebat!” kita langsung berpikir dan beberapa di antara kita akan menanggapi dengan lantang, “Tidak, sama sekali tidak hebat”. Hentikan kebiasaan ini dan cobalah memperhatikan pola pikir Anda. Apakah emosi negatif ini bisa membuat Anda tenteram. Apa manfaatnya bagi Anda?
- Sebagai contoh, banyak di antara kita yang pencemas. Kita menganalisis sebuah kejadian berulang-ulang sampai merasa ketakutan. Walaupun benci dengan perilaku ini, kita tidak mampu menghentikannya. Jika benar-benar benci, seharusnya kita berhenti, bukan? Tetapi pada kenyataannya, kita tidak mau berhenti sebab kecemasan ini membuat kita merasa seperti sedang mempersiapkan diri. Sebenarnya, meramalkan masa depan adalah hal mustahil dan jangan berharap kita bisa menjadi lebih baik ketimbang diri kita yang bebas dari kecemasan.
- Karena langkah ini agak sulit dilakukan, tenangkan diri dulu jika lain kali Anda merasakan emosi negatif. Apakah Anda sudah terbiasa dengan pola tersebut? Apakah perasaan bahagia atau puas itu menakutkan? Bisakah Anda membuktikan kepada diri sendiri bahwa Anda tidak akan mendapat apa-apa dari ketakutan dan kecemasan ini?
-
Sadarilah bahwa pikiran Anda bukanlah Anda. Bagian terbaiknya, Anda sendiri yang menciptakan pikiran Anda 100%. Tentunya ada pikiran yang berasal dari orang lain, tetapi Anda sendiri masih terus mengatakannya kepada diri sendiri. Apa maksudnya? Maksudnya, ibarat dirigen dalam sebuah orkestra, Anda adalah penentu dari proses berpikir Anda sendiri dan apa yang Anda katakan akan terjadi. Jadi, tidak ada keharusan jika Anda tidak mau memikirkan hal-hal yang menakutkan.
- Setelah menyadari bahwa Anda dan pikiran Anda adalah dua entitas yang berbeda, akan lebih mudah Anda meyakini bahwa pikiran Anda tidak selalu benar. Selain itu, semakin mudah terlihat bahwa “berpikir” Anda adalah orang bodoh yang membosankan berbeda dengan “menjadi” orang bodoh yang membosankan. Setelah perbedaan ini terlihat jelas, Anda bisa memberikan kesempatan kepada diri sendiri untuk berpikir dengan perspektif yang lebih luas.
- Pikiran kita terbentuk dari percikan kecil di dalam neuron yang langsung hilang lagi. Pikiran terbentuk dari apa yang kita lihat waktu nonton TV tadi malam, apa yang kita makan waktu sarapan pagi, dan hal-hal yang dikatakan orang tua saat kita masih kecil. Kita sebenarnya sedang menjalankan program sendiri. Pikiran lebih banyak berkaitan dengan tubuh kita, pola kebiasaan, bahkan kebudayaan ketimbang berurusan dengan realitas kehidupan.
-
Mulailah berlatih menenangkan pikiran. Setelah Anda bisa melihat bahwa pikiran sama sekali tidak berkuasa atau sekadar “pikiran”, inilah saatnya bertindak. Langkah pertama yaitu menenangkan pikiran dengan menyadari perasaan, mengamati pikiran, dan mengetahui cara dan kapan harus memfokuskan pikiran jika mulai mengembara. Pikiran kita biasanya mudah teralihkan.
- Cobalah bermeditasi untuk menenangkan pikiran. Jika Anda tidak suka mendaki gunung, menghabiskan waktu berhari-hari bersama pendeta, dan duduk bersila selama beberapa jam, cobalah menyediakan waktu 15 menit setiap hari untuk menenangkan pikiran sambil berbaring dan menikmati waktu untuk diri sendiri yang layak Anda dapatkan. Latihan bernapas dalam-dalam dan yoga juga bisa membantu.
Iklan
-
Lakukan kegiatan. Mungkin Anda pernah sedemikian sibuknya sampai tidak punya waktu untuk berpikir. Sebenarnya, kegiatan dan hobi juga membuat Anda sibuk. Pikiran sangat tersita oleh apa yang Anda kerjakan sehingga emosi negatif seakan-akan menyelinap begitu saja.
- Kembangkan keterampilan Anda. Dengan memiliki keterampilan, Anda akan merasa bangga kepada diri sendiri, puas, dan merasa mampu melakukan sesuatu. Selain itu, saat melakukan kegiatan yang Anda sukai, tubuh Anda akan memproduksi hormon endorfin yang memberikan rasa bahagia. Mulailah mencari hobi yang paling Anda sukai, misalnya melukis , memasak , membuat blog , bermain sepak bola , berlatih bela diri, fotografi, dll.
-
Tulislah emosi negatif yang Anda rasakan. Walaupun Anda sudah berlatih mengatakan hal-hal positif kepada diri sendiri dan melakukan hobi baru, emosi negatif bisa saja muncul sekali waktu. Jika ini terjadi, cobalah menulisnya. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan agar pikiran negatif tidak pernah kembali lagi:
- Tulislah emosi negatif menggunakan selembar kertas, lalu bakar. Walaupun terdengar klise, cara ini bisa membantu. Dan, jika Anda mau, kumpulkan abunya, lalu tebarkan ke udara agar terbawa angin.
- Belilah spidol dan gunakan sambil mandi di bawah pancuran agar tinta spidol larut terbawa air. Sambil mandi, tulislah emosi negatif yang Anda rasakan dan biarkan hilang terbawa air. Cara ini sangat membantu, walaupun Anda harus sedikit menggosok agar tintanya hilang.
- Belilah papan gambar Buddha Board. Papan gambar ini bisa dipasang di atas kuda-kuda yang berbentuk bak untuk diisi air. Celupkan kuas ke dalam air, buatlah gambar di papan, dan air yang membentuk gambar akan menguap perlahan-lahan. [1] X Teliti sumber
-
Kasihilah diri sendiri. Mengubah pola pikir bukanlah hal yang mudah sebab sudah terbentuk selama bertahun-tahun. Tetapi, Anda bisa mengubah cara menanggapi pikiran dan perasaan. Dengan kata lain, Anda bisa lebih terhubung dengan diri sendiri dan menunjukkan simpati. Anda bisa menjadi lebih kuat bukan dengan mempertahankan emosi negatif, tetapi dengan melepaskannya.
- Merasa seperti orang lemah, sedih, dan mudah tersinggung adalah penilaian yang Anda berikan kepada diri sendiri. Untuk apa? Sadarilah bahwa sebagai manusia, Anda harus menghargai diri sendiri dan layak dihargai.
-
Ketahuilah bahwa Anda tidak sendiri. Kita semua merasakan emosi negatif yang bukan sekadar menghilangkan rasa bangga, tetapi ingin kita hilangkan. Pada kenyataannya, 21 juta anak-anak dan orang dewasa terdiagnosis mengalami depresi setiap tahun. Selain itu, depresi menimbulkan disabilitas pada orang-orang yang berusia 15-44 tahun. [2] X Teliti sumber
- Jika Anda mengalami kesulitan mengendalikan emosi negatif yang sudah menguasai kehidupan Anda sehari-hari, segeralah mencari bantuan. Mungkin Anda membutuhkan terapi. Ingatlah bahwa ini bukan tentang Anda sakit atau butuh bantuan, tetapi tentang berusaha menjadi lebih baik.
Iklan
Tips
- Cetaklah saran-saran ini dan bacalah selama beberapa hari saat Anda tenang. Setelah itu, kapan pun emosi negatif muncul, Anda tidak perlu terbebani karena harus mencari saran-saran ini agar bisa mengatasi perasaan yang mengganggu.
- Dr. Stephen Covey dalam bukunya yang sangat terkenal berjudul “7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif” mengatakan: “Emosi negatif akan muncul dalam kehidupan sehari-hari jika Anda menolaknya. Emosi akan menghilang jika Anda merasakannya.” Dalam kutipan ini, Anda tidak disarankan BERTINDAK saat menghadapi emosi, tetapi cukup menerima dan MERASAKANNYA.
Iklan
Referensi
- ↑ http://www.psychologytoday.com/blog/the-mindful-self-express/201304/become-the-ceo-your-own-brain-in-six-easy-steps
- ↑ http://www.psychologytoday.com/blog/the-mindful-self-express/201303/why-we-cant-just-get-rid-anxiety-distress
- http://tinybuddha.com/blog/release-negative-feelings-3-ways-to-watch-them-disappear/
- http://www.pickthebrain.com/blog/5-proven-effective-ways-to-eliminate-negative-emotions-and-tap-into-peace/
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 12.523 kali.
Iklan