PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Restoran, jasa katering, atau sekolah masak adalah usaha yang kadang mahal dan rumit dijalankan. Untuk memastikan bisnis Anda tetap berjalan, Anda harus membuat penghitungan biaya makanan secara akurat dan reguler. Ada tiga penghitungan utama yang harus selalu Anda lakukan, yaitu biaya makanan maksimal yang diperbolehkan (biaya yang sanggup Anda keluarkan), biaya makanan potensial (berapa harga hidangan di menu), dan biaya makanan aktual (berapa banyak makanan yang Anda pesan untuk bisnis). Membandingkan ketiga angka ini akan membantu Anda membuat penyesuaian dan perubahan untuk memastikan kesuksesan bisnis dalam jangka panjang.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Menghitung Biaya Makanan Maksimal yang Diperbolehkan

PDF download Unduh PDF
  1. [1] Angka maksimal dapat memberi tahu berapa persentase dari anggaran operasional yang dapat dialokasikan untuk biaya makanan agar bisnis tetap mendapatkan laba. Tanpa mengetahui angka ini, Anda tidak akan bisa mengetahui apakah biaya makanan aktual (akan dihitung di bagian berikutnya) sesuai target untuk menghasilkan margin keuntungan yang diinginkan.
  2. Anggaran operasional perusahaan adalah jumlah pengeluaran saat ini dan proyeksi pengeluaran yang akan datang, serta laba yang diperkirakan. Untuk menghitung anggaran operasional bulan ke bulan, Anda harus mempertimbangkan angka berikut: [2]
    • Target laba
    • Upah pekerja harian (pramusaji, pencuci piring, dsb.)
    • Upah karyawan tetap (manajer, pemilik, kepala koki, dsb.)
    • Utilitas (gas, listrik, air, Wi-Fi, dsb.)
    • Pengeluaran tetap (sewa, pembayaran kredit, asuransi, dsb.)
    • Biaya dan izin (pajak, izin minuman keras, izin usaha, izin pengolahan makanan, dsb.)
    • Persediaan (persediaan produk kebersihan, persediaan makanan yang tidak dimasak, piring, kemasan pembungkus, dsb.)
    • Pemasaran
    • Pemeliharaan
  3. Membuka bisnis kecil memiliki risiko besar, bahkan bagi pemilik restoran berpengalaman sekalipun. Agar restoran atau perusahaan katering Anda dapat bersaing, Anda harus mau berinvestasi, tetapi Anda juga harus melindungi keuntungan untuk menghindari kebangkrutan. Manfaatkan pinjaman dan hibah untuk bisnis kecil, baik dari bank swasta maupun program pemerintah. [3] [4] [5] [6] Pertimbangkan kemitraan dengan orang lain untuk meningkatkan investasi. Mitra dapat bekerja dalam bisnis secara aktif bersama Anda atau hanya menginvestasikan dana dan menerima laba.
    • Tinjaulah keuangan pribadi Anda sendiri. Buatlah anggaran rumah tangga per bulan termasuk sewa/kredit rumah, kendaraan, makanan, asuransi pribadi, dan semua pengeluaran pribadi lain. [7] Jangan mengorbankan stabilitas pribadi Anda demi bisnis.
    • Periksa berbagai pilihan pembayaran pinjaman. Selain pengetahuan dasar mengenai tingkat bunga, Anda juga harus mengetahui apakah Anda berencana melakukan pembayaran minimal, atau mulai melunasi pinjaman sesegera mungkin. Berapa banyak uang pribadi dan pendapatan bisnis yang akan dialokasikan untuk pembayaran pinjaman? Berapa yang tersisa?
    • Setelah mempertimbangkan keuangan pribadi dan pembayaran pinjaman, tentukan jumlah uang yang dapat diinvestasikan ke dalam bisnis per bulan.
    • Bandingkan jumlah ini dengan anggaran operasional. Jika tidak terpenuhi, Anda harus menyesuaikan anggaran operasional, bukan berhemat.
    • Pertimbangkan untuk meminta bantuan akuntan atau bankir agar Anda dapat mengetahui seberapa jauh Anda bisa berhemat.
  4. Setelah mengetahui jumlah uang yang dapat Anda keluarkan setiap bulan, cari tahu persentase anggaran bulanan yang dialokasikan untuk setiap biaya bulanan yang dihitung dalam Langkah 2.
    • Misalnya, Anda dapat mengeluarkan biaya Rp70.000.000 per bulan untuk restoran.
    • Gaji Anda dan manajer masing-masing Rp3.500.000 per bulan. Digabungkan, biaya untuk gaji adalah Rp7.000.000 per bulan, atau 10% dari anggaran.
  5. [8] Setelah mengetahui persentase masing-masing poin dalam anggaran, jumlahkan semuanya. Berapa pun persentase yang tersisa dalam anggaran adalah jumlah maksimal yang dapat Anda keluarkan untuk makanan agar target laba tercapai.
    • Gaji (10%) + Upah harian (17%) + Persediaan (5%) + Utilitas (6%) + Pemasaran (4%) + Biaya dan Izin (3%) + Pemeliharaan (4%) + Pengeluaran Tetap (21%) + Target Laba (5%) = 75%
    • Dalam contoh ini, 75% adalah anggaran maksimal yang dialokasikan untuk semua biaya kecuali biaya makanan.
    • Untuk menghitung biaya makanan maksimal yang diperbolehkan, kurangkan jumlah tersebut dari 100%
    • 100% - 75% = 25%
    • Jika anggaran bulanan Anda adalah Rp70.000.000 berarti Anda dapat mengeluarkan biaya hingga Rp70.000.000 x 0,25 = Rp 17.500.000 untuk biaya makanan agar bisa mencapai laba 5% (Rp70.000.000 x 0,05 = Rp3.500.000) setiap bulan.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Menghitung Biaya Makanan Aktual

PDF download Unduh PDF
  1. Seperti pembayaran sewa, utilitas, dan lain-lain yang dilakukan pada tanggal yang sama setiap bulan, Anda harus menghitung biaya makanan berdasarkan periode waktu yang teratur. [9] Anda harus menganalisis persediaan pada saat yang sama setiap minggu, mungkin setiap hari Minggu, sebelum restoran buka atau setelah tutup.
    • Selalu hitung persediaan di luar jam kerja, jadi tidak ada makanan yang dikeluarkan atau dimasak.
  2. Pada hari mulainya “minggu fiskal”—dalam contoh ini adalah hari Minggu—lakukan inspeksi menyeluruh pada semua produk makanan di dapur. Anda harus menghitung dengan seakurat mungkin, jadi lihatlah struk pembelian untuk melihat berapa yang Anda bayarkan untuk setiap jenis makanan. Misalnya, mungkin Anda membayar Rp48.000 untuk 5 liter minyak goreng, dan pada awal minggu fiskal tersisa 1 liter minyak goreng. [10] Hitung secara persis berapa harga 1 liter minyak goreng pada awal periode penghitungan persediaan, yaitu ($48.000 ÷ 5 liter) = (X ÷ 1). Setelah menemukan berapa nilai X, Anda akan melihat bahwa ada minyak goreng seharga Rp9.600 di awal minggu fiskal. Ulang prosedur penghitungan ini untuk setiap jenis makanan yang ada di penyimpanan.
    • Jumlahkan semua angka untuk menentukan berapa persediaan awal Anda, yaitu jumlah rupiah makanan di dapur pada awal minggu fiskal.
  3. Sepanjang minggu, Anda akan memesan persediaan makanan lebih banyak dari yang dibutuhkan, bergantung pada menu apa yang paling laris. Simpan semua struk pembelian dengan rapi di kantor Anda untuk mengetahui berapa jumlah uang yang persisnya Anda keluarkan untuk membeli makanan dalam sehari.
  4. Ulang proses yang diuraikan dalam Langkah 2. Penghitungan ini akan menghasilkan angka yang memiliki dua fungsi, yaitu persediaan awal untuk minggu depan dan “persediaan akhir” untuk minggu ini. Sekarang Anda mengetahui berapa biaya makanan di awal, berapa yang Anda beli, dan berapa yang tersisa.
  5. Pada akhir setiap giliran kerja, manajer restoran harus menghitung penjualan total. Lihat laporan penjualan Anda setiap hari dalam seminggu dan jumlahkan untuk menghitung penjualan makanan mingguan.
  6. Dalam Metode 1 artikel ini, Anda telah menghitung biaya makanan maksimal yang diperbolehkan sebagai persentase anggaran total. Sekarang, Anda harus menghitung persentase anggaran yang sebenarnya dikeluarkan untuk makanan. Ketika membandingkan kedua persentase tersebut, Anda dapat melihat apakah Anda menghabiskan terlalu banyak uang dalam makanan untuk kelangsungan bisnis.
    • Untuk menghitung biaya makanan aktual, lakukan penjumlahan berikut: Biaya Makanan % = (Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan Akhir) ÷ Penjualan Makanan.
    • Sebagai contoh, katakanlah Persediaan Awal = Rp10.000.000; Pembelian = Rp2.000.000; Persediaan Akhir = Rp10.500.000; Penjualan Makanan = Rp5.000.000
    • (10.000.000 + 2.000.000 – 10.500.000) ÷ 5.000.000 = 0.30 = 30%
  7. Dalam contoh, biaya makanan maksimal yang diperbolehkan adalah 25% seperti terhitung dalam Metode 1, dan biaya makanan aktual 30% di langkah sebelum ini. Sekarang dapat diketahui bahwa Anda menghabiskan terlalu banyak uang pada biaya makanan untuk bisa mencapai target laba 5%.
    • Sesuaikan pembelian Anda setiap minggu untuk mempertahankan persediaan. Anda perlu menurunkan biaya makanan aktual hingga persentase di bawah biaya makanan maksimal yang diperbolehkan.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menghitung Biaya Makanan Potensial

PDF download Unduh PDF
  1. Untuk setiap hidangan dalam menu, cari tahu berapa biaya untuk membuatnya. Misalnya, bahan-bahan hamburger keju dapat dipecah sebagai berikut: Rp210 untuk roti, Rp60 untuk mayones, Rp60 untuk satu iris bawang bombai, Rp140 untuk dua iris tomat, Rp800 untuk daging, Rp20 untuk saus tomat dan moster, Rp40 untuk acar, Rp60 untuk selada, Rp180 untuk dua iris keju, dan Rp230 untuk kentang goreng. [11] Biaya makanan untuk membuat hamburger keju di menu adalah Rp1.800
    • Kalikan biaya makanan tersebut dengan jumlah porsi yang Anda jual setiap minggu.
    • Jumlahkan semua angka itu untuk menemukan biaya total. Misalnya, biaya total Anda adalah Rp3.000.000. Itu adalah jumlah uang yang Anda habiskan untuk hidangan yang dibuat dari dapur pada minggu yang bersangkutan.
  2. Sekarang setelah menghitung jumlah uang yang dihabiskan untuk menyajikan hidangan kepada pelanggan, Anda harus mencari tahu jumlah uang yang Anda hasilkan untuk setiap hidangan dalam prosesnya. Kalikan harga jual setiap hidangan dengan jumlah porsi yang terjual dalam satu minggu. Tambahkan jumlah penjualan setiap hidangan di menu untuk menghitung penjualan total.
    • Sebagai contoh, katakanlah Anda menerima Rp8.000.000 penjualan total dalam seminggu.
  3. Untuk menghitung biaya makanan potensial, kalikan biaya total dengan 100, kemudian bagi hasilnya dengan penjualan total. Mengikuti contoh tadi, hitunglah penjumlahan berikut: (Rp3.000.000 x 100) ÷ Rp8.000.000 = 37,5. Biaya makanan potensial Anda adalah 37,5% dari anggaran.
  4. Sekarang Anda tahu jumlah uang yang dapat dihasilkan dari hidangan di menu dalam satu minggu. Bandingkan jumlah itu dengan biaya makanan maksimal yang diperbolehkan untuk mengetahui apakah harga menu Anda perlu disesuaikan. Dalam kasus tadi, biaya makanan maksimal yang diperbolehkan dari Metode 1 adalah 25%, dan biaya makanan potensial adalah 37,5%. Anda punya masalah besar! Anda harus meningkatkan penjualan total sehingga persentase biaya makanan potensial menurun, dan mencapai angka 25% yang diharapkan. Anda dapat melakukannya dengan menaikkan harga di menu.
    • Anda bisa sedikit menaikkan harga semua hidangan di menu, mungkin dinaikkan Rp500,- jika hidangan tersebut cukup mahal, mungkin Rp2.000–Rp 3.000 jika biaya pembuatannya sedikit lebih besar.
    • Lihat angka penjualan untuk mengetahui hidangan apa yang paling populer di antara pelanggan. Anda dapat menaikkan harga hidangan populer, lebih daripada hidangan yang tidak begitu populer. Pelanggan kemungkinan akan tetap mau membayarnya.
    • Pertimbangkan untuk menghilangkan hidangan yang tidak terjual dengan baik dari menu. Hidangan tersebut tidak memiliki potensi menghasilkan. Tinjau ulang menu terus-menerus untuk memastikan Anda menggerakkan semua produk dalam persediaan.
    Iklan

Tips

  • Anda dapat menjual dan membeli pada tanggal yang sama.
  • Biaya terakhir yang Anda bayarkan untuk setiap hidangan adalah biaya penyimpanan.
  • Anda tidak boleh menjual apa pun selama menghitung persediaan.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 54.546 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan