Unduh PDF Unduh PDF

Stok aman atau stok penyangga adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan jumlah sediaan atau stok selain pesanan yang tertunda atau permintaan rata-rata yang harus ada untuk mengurangi peluang kekurangan sediaan sementara atau kehabisan stok. Kehabisan stok bisa mengakibatkan hilangnya penjualan dan pelanggan. Stok aman bermanfaat untuk menangani peningkatan tajam pada permintaan atau memastikan ketersediaan bahan mentah dan pasokan yang cukup agar produksi terus berjalan sambil menunggu pengiriman material sesuai jadwal berikutnya dari pemasok. Penting untuk menghitungnya secara akurat, karena stok yang terlalu sedikit akan mengakibatkan kurangnya persediaan, sedangkan terlalu banyak sediaan akan mengakibatkan peningkatan biaya penyimpanan. Banyaknya stok aman tergantung pada sasaran layanan (yakni seberapa sering Anda boleh mengalami kehabisan stok), variabilitas permintaan, dan variabilitas lamanya masa tenggang pesanan.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Menentukan Stok Aman dari Permintaan

Unduh PDF
  1. Kalkulasi berikut akan memprediksi stok yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat layanan siklus tertentu, yakni persentase siklus pasokan yang bisa mengakibatkan kehabisan stok. [1]
  2. Permintaan rata-rata adalah jumlah total material atau barang yang dibutuhkan tiap harinya selama periode tertentu. Pendekatan umum untuk mengecek penggunaan total barang tertentu dalam periode tertentu pula, misalnya satu bulan kalender atau interval antara pemesanan dan pengantaran stok, kemudian dibagi dengan jumlah hari dalam bulan tersebut untuk menemukan penggunaan per hari. Bagi banyak barang, misalnya merek yang sudah terkenal di toko kelontong, permintaan di masa lampau akan memberikan panduan yang terbaik untuk menghitung permintaan. [2]
  3. Terkadang, memperhitungkan permintaan di kemudian hari akan lebih masuk akal. Sebagai contoh, jika Anda memproduksi transmisi mobil dan menerima pesanan dalam jumlah besar, masukkan pesanan tersebut sebagai faktor permintaan. Dalam hal ini, pertimbangkan untuk menghitung permintaan rata-rata dan kemudian menambahkannya ke permintaan yang dihasilkan oleh pesanan besar tersebut. [3]
  4. Permintaan rata-rata bisa memberikan begitu banyak informasi. Jika permintaan berfluktuasi secara dramatis dari bulan ke bulan atau hari ke hari, Anda harus memasukkannya juga ke dalam kalkulasi supaya stoknya cukup untuk menghadapi lonjakan permintaan. Mulailah dengan menggunakan spreadsheet untuk menghitung simpangan baku dalam permintaan (di Excel, masukkan semua angka permintaan di selnya sendiri, lalu rumusnya adalah =STDEV(sel yang dimaksud)). Atau gunakan rumus berikut: [4]
    • Mulai dengan permintaan rata-rata selama periode tertentu (pekan, bulan, atau tahun). Sebagai contoh, misalnya 20 unit per bulan.
    • Tentukan selisih mutlak antara tiap titik data dan rata-ratanya. Sebagai contoh, jika permintaan bulanan adalah 8, 28, 13, 7, 15, 25, 17, 33, 40, 9, 11, dan 34 unit, maka selisih mutlaknya dari 20 adalah: 12, 8, 7, 13, 5, 5, 3, 13, 20, 11, 9, dan 14.
    • Kuadratkan tiap selisih. Dalam contoh ini hasilnya kuadrat adalah: 144, 64, 49, 169, 25, 25, 9, 169, 400, 121, 81, dan 196.
    • Hitung rata-rata kuadrat. Misalnya. 121
    • Hitung akar kuadrat rata-rata. Inilah simpangan baku terhadap permintaan. Misalnya 11
  5. Faktor layanan, atau nilai Z, didasarkan pada simpangan baku terhadap permintaan. Nilai Z sebesar 1 akan melindungi Anda dari simpangan baku permintaan 1. [5] Untuk contoh di atas, karena simpangan baku terhadap permintaan adalah 11, dibutuhkan 11 unit stok aman sebagai tambahan terhadap stok normal untuk melindungi dari satu simpangan baku, yang menghasilkan nilai Z sebesar 1,22 unit stok aman akan menghasilkan nilai Z sebesar 2.
  6. Semakin tinggi nilai Z, kemungkinan kehabisan stok akan semakin kecil. Dalam memilih nilai Z, seimbangkan antara layanan pelanggan dan biaya penyimpanan. Anda akan menginginkan nilai Z yang lebih tinggi dengan nilai yang lebih besar bagi bisnis Anda. Nilai Z sebesar 1,65 akan memenuhi permintaan dengan aras kepercayaan 95%, biasanya dianggap bisa diterima untuk stok penting sekali pun. Dalam hal ini, nilai itu berarti menyimpan stok kurang lebih 18 unit (simpangan baku untuk 11 x 1,65) stok aman, atau 38 unit total (permintaan rata-rata + stok aman). Berikut adalah cara menghubungkan nilai Z terhadap probabilitas pemenuhan permintaan: [6]
    • Nilai Z 1 = 84%
    • Nilai Z 1,28 = 90%
    • Nilai Z 1,65 = 95%
    • Nilai Z 2,33 = 99%
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Memperhitungkan Masa Tunggu

Unduh PDF
  1. Masa tunggu pesanan adalah waktu sejak Anda memutuskan untuk memproduksi atau memesan suatu barang sampai barang tersebut ada di tangan dan siap untuk dijual ke pelanggan akhir. [7] Ada beberapa faktor yang memengaruhi perbedaan masa tunggu:
    • Penundaan produksi — jika proses produksi Anda sendiri bervariasi, hal ini bisa memengaruhi masa tunggu. Selain itu, proses produksi produk yang Anda pesan juga bisa bervariasi.
    • Cacat material — Jika Anda memesan 10 unit dan ada 2 unit yang cacat, Anda harus menunggu lagi untuk 2 unit.
    • Penundaan pengiriman — Waktu pengiriman bisa diekspektasikan sedikit bervariasi pada kondisi yang baik, sedangkan kejadian tak terduga seperti bencana alam atau pemogokan kerja bisa menunda pengiriman lebih lama lagi.
  2. Untuk melakukan sinkronisasi, Anda harus menyesuaikan simpangan baku permintaan untuk menyesuaikan dengan periode masa tunggu. Kalikan simpangan baku permintaan (dihitung di Bagian 1, Langkah 4) dengan akar kuadrat masa tunggu. [8]
    • Artinya jika Anda menghitung simpangan baku secara bulanan, dan masa tunggu adalah 2 bulan, kalikan simpangan baku dengan akar kuadrat 2.
    • Dengan menggunakan contoh sebelumnya, maka: 11 x √2 = 15,56.
    • Pastikan untuk mengonversi masa tunggu ke satuan ukuran waktu yang sama dengan yang Anda gunakan untuk menghitung simpangan baku terhadap permintaan. Sebagai contoh, jika Anda menghitung simpangan baku secara bulanan dan masa tunggunya adalah 10 hari, konversi masa tunggunya ke 0,329 bulan — yakni 10 dibagi 30,42 (rata-rata jumlah hari dalam satu bulan).
  3. Kita bisa mengombinasikan rumus untuk menentukan stok aman berdasarkan permintaan dengan memperhitungkan faktor masa tunggu sebagai berikut: [9]
    • Stok aman = Nilai Z x √masa tunggu x simpangan baku terhadap permintaan
    • Dalam contoh ini, untuk bisa 95% menghindari kehabisan stok, Anda membutuhkan 1,65 (nilai Z) x √2 (masa tunggu) x 11 (simpangan baku terhadap permintaan) = 25,67 unit stok aman.
  4. Jika permintaan konstan tetapi masa tunggu pesanan bervariasi, Anda harus menghitung stok aman dengan menggunakan simpangan baku masa tunggu. Dalam hal ini rumusnya adalah: [10]
    • Stok aman = nilai Z x simpangan baku masa tunggu x permintaan rata-rata
    • Sebagai contoh, jika Anda membidik nilai Z sebesar 1,65, dengan permintaan rata-rata konstan pada 20 unit per bulan, serta masa tunggu selama periode 6 bulan adalah 2, 1,5, 2,3, 1,9, 2,1, dan 2,8 bulan, maka stok aman = 1,65 x 0,43 x 20 = 14,3 unit.
  5. Jika masa tunggu dan permintaan berbeda secara independen satu dan yang lain (yakni faktor yang menyebabkan perbedaan saling berbeda satu sama lain), maka stok aman dihitung dengan mengalikan nilai Z dengan akar kuadrat jumlah kuadrat permintaan dan variabilitas pasokan, atau: [11]
    • Stok aman = Nilai Z x √[(masa tunggu x simpangan baku permintaan yang dikuadratkan) + (simpangan baku masa tunggu dikuadratkan x rata-rata permintaan dikuadratkan)]
    • Pada contoh di atas: stok aman = 1,65 x √[(2 x 11 kuadrat) + (0,43 x 20)kuadrat] = 29,3 unit.
  6. Yakni jika faktor yang sama memengaruhi variabilitas masa tunggu dan permintaan, Anda harus menjumlahkan perhitungan stok aman secara individual untuk memastikan sendiri kecukupan stok aman. Dalam hal ini: [12]
    • Stok aman = (nilai Z x √masa tunggu x simpangan baku permintaan) + (nilai Z x simpangan baku masa tunggu x rata-rata permintaan)
    • Pada contoh di atas: stok aman = 25,67 + 14,3 = 39,97 unit.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Mengurangi Kebutuhan Stok Aman

Unduh PDF
  1. Memiliki terlalu banyak stok yang disimpan akan menaikkan biaya penyimpanan, jadi yang ideal adalah menjalankan rantai pemasokan yang ramping. Ingat, sasarannya bukan untuk mencegah semua kejadian habisnya stok, tetapi untuk menyeimbangkan sasaran layanan pelanggan dan biaya penyimpanan. [13]
  2. Apakah model Anda berfungsi sebagaimana yang diekspektasikan? Jika ya, seharusnya penggunaan stok aman adalah separuh siklus pasokan. Jika penggunaan stok aman Anda lebih rendah, mungkin jumlah yang ditahan bisa dikurangi.
  3. Permintaan cenderung lebih bervariasi daripada masa tunggu dan memiliki dampak yang lebih besar terhadap rumus stok aman. Melancarkan variabilitas permintaan akan memungkinkan Anda untuk menahan lebih sedikit stok aman. Permintaan bisa dibentuk dengan penyesuaian harga, masa tunggu, atau konten produk yang sedang diproduksi. [14]
  4. Jika masa tunggu Anda nol, tidak ada stok aman yang dibutuhkan karena produk bisa dihasilkan secara instan jika ada permintaan. Tentu saja, masa tunggu tidak pernah bisa dikurangi ke nol, tetapi cara terbaik untuk menjalankan bisnis yang lebih ramping adalah dengan menurunkan masa tunggu serendah mungkin. Ini berarti mengencangkan rantai pasokan dan proses produksi. [15]
  5. Jika tidak ada keharusan untuk memberikan layanan pelanggan tingkat tinggi, yakni ketika habisnya stok tidak akan mengakibatkan hilangnya pelanggan, Anda hanya perlu menyesuaikan nilai Z ke bawah untuk mengurangi jumlah stok aman yang harus ada di tangan.
  6. Proses ini memungkinkan Anda untuk memproduksi atau mengantarkan barang lebih cepat dalam rangka mencegah kehabisan stok. Sebagai hasilnya, perusahaan Anda tidak akan diharuskan menyimpan banyak stok aman. Hal ini bermanfaat jika biaya produksi stok barang yang dimaksud cukup tinggi, sehingga menimbulkan lebih banyak biaya dalam penyimpanan. [16]
  7. Pertimbangkan untuk mengubah proses produksi dari Make to Order (MTO) , yakni produksi barang hanya dilakukan jika ada pesanan, menjadi Finish to Order (FTO) , yakni komponen produksi sudah tersedia dan tinggal merakit sesuai pesanan pelanggan. Jika pelanggan bersedia menerima masa tunggu yang lebih panjang, yang sering kali terjadi pada pembelian barang yang tidak dilakukan secara rutin, MTO adalah pilihan yang bisa mengeliminasi sebagian besar stok aman, sedangkan FTO memungkinkan lebih sedikit diferensiasi dalam stok aman versus menyimpan barang yang sudah jadi. [17]
    Iklan

Tips

  • Terdapat beberapa metode lainnya untuk menghitung stok aman, tetapi semuanya didasarkan pada penggunaan simpangan baku untuk menentukan variabilitas permintaan dan masa tunggu. Anda bisa melihat beberapa rumus lainnya di sini .
  • Pastikan Anda memahami rumus yang digunakan dan mengecek untuk memastikan rumus itu bisa digunakan dengan baik. Jika bisnis Anda berjalan selama tiga hingga empat bulan tanpa berurusan dengan stok aman, atau kebalikannya jika Anda mengalami dua kali kehabisan stok atau lebih dalam periode enam bulan, maka Anda harus mengevaluasi kembali jumlah stok aman yang ada. [18]
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 32.035 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan