PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

ADHD, atau Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder , adalah kondisi individu yang memiliki kesulitan untuk memperhatikan dan perhatiannya mudah sekali teralihkan. Gangguan ini dulu dikenal dengan sebutan ADD ( Attention-Deficit Disorder ), tetapi kemudian diganti menjadi ADHD oleh American Psychiatric Association . [1] Jika Anda menduga bahwa Anda atau seseorang yang dekat dengan Anda menderita ADHD, perhatikan saja tanda-tandanya. Berkonsultasilah dengan pekerja kesehatan mental profesional untuk mendapatkan diagnosis resmi, dan carilah dukungan yang Anda butuhkan untuk menangani ADHD.

Metode 1
Metode 1 dari 5:

Memeriksa Tanda-tanda ADHD

PDF download Unduh PDF
  1. Jika Anda menduga diri Anda atau seseorang menderita ADHD, perhatikan emosi dan reaksinya selama beberapa minggu. Tulis apa yang dia lakukan, bagaimana dia bereaksi, dan bagaimana pula perasaannya. Perhatikan terutama kemampuan dia untuk berfokus dan memperhatikan.
  2. Penderita ADHD akan menunjukkan minimal lima tanda (untuk orang dewasa) atau enam tanda (untuk anak di bawah 16 tahun) pada lebih dari satu keadaan, selama setidaknya enam bulan. Tanda-tanda ini tidak semestinya ada pada tingkat perkembangan orang seusianya dan dianggap mengganggu fungsi normal pada pekerjaan atau lingkup sosial dan sekolah penderita. Tanda-tanda ADHD (menunjukkan dia lalai) antara lain: [2]
    • Melakukan kesalahan dengan sembrono, tidak memperhatikan detail
    • Mengalami kesulitan untuk memperhatikan (saat mengerjakan tugas atau saat bermain)
    • Seperti tidak memperhatikan saat seseorang berbicara kepadanya
    • Tidak menindaklanjuti (PR, tugas-tugas di rumah, pekerjaan); mudah teralihkan
    • Tidak terorganisasi
    • Menghindari tugas yang membutuhkan fokus lama (seperti tugas sekolah)
    • Tidak bisa mengingat jejak atau sering kehilangan kunci, kacamata, kertas, peralatan, dll.
    • Mudah terganggu
    • Pelupa
  3. Seseorang yang memiliki tanda-tanda ADHD-lalai juga akan menunjukkan tanda-tanda hiperaktif-impulsif, antara lain: [3]
    • Gelisah, mengeliat-geliat; mengetuk-ngetukkan tangan atau kaki
    • Merasa resah (anak akan berlari-lari atau memanjat dengan tidak semestinya)
    • Perlu berjuang keras untuk bisa bermain tanpa berisik atau untuk melakukan aktivitas dalam sunyi
    • Selalu siap sedia, seperti digerakkan oleh mesin
    • Sangat cerewet
    • Meledak bicara bahkan sebelum pertanyaan diajukan
    • Perlu berjuang keras untuk bisa menunggu hingga gilirannya tiba
    • Memotong orang lain, menyelipkan diri ke diskusi atau permainan orang lain
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 5:

Mendapat Diagnosa dari Pekerja Profesional

PDF download Unduh PDF
  1. Lakukan pemeriksaan fisik secara rutin untuk mengetahui kondisi kesehatan secara umum. Dokter bisa saja menyarankan tes khusus, seperti tes darah untuk mengecek tingkat timah di dalam tubuh, tes darah untuk mencari tahu penyakit tiroid, dan CT scan atau MRI untuk untuk mengecek aktivitas otak. [4]
  2. Dokter dengan spesialisasi yang berbeda bisa menyumbangkan keahlian yang berbeda pula. [5] Sebaiknya kunjungilah lebih dari satu dokter untuk mendapatkan diagnosis solid dan rencana pengobatan.
    • Psikiater terlatih untuk mendiagnosis ADHD dan memiliki izin untuk meresepkan obat. Tetapi mereka kemungkinan tidak terlatih untuk melakukan konseling.
    • Psikolog terlatih untuk mendiagnosis ADHD dan terlatih pula untuk melakukan konseling. Pada sebagian besar kasus, mereka tidak memiliki izin untuk meresepkan obat. [6]
    • Dokter langganan keluarga bisa saja familiar dengan riwayat kesehatan si penderita, tetapi mungkin dia tidak memiliki pengetahuan khusus mengenai ADHD. Mereka juga tidak terlatih untuk melakukan konseling.
  3. Psikiater atau psikolog yang berspesialisasi dalam masalah ADHD bisa menetapkan diagnosis mengenai ADHD. Mereka akan mewawancarai penderita untuk mendapatkan pengetahuan detail mengenai pengalaman hidup serta kesulitan penderita di masa lalu dan masa kini. [7]
  4. Bawa rekam jejak kesehatan penderita ketika Anda hendak bertemu dengan terapis, karena rekam jejak ini bisa menunjukkan kondisi kesehatan tertentu yang menyerupai gejala-gejala ADHD. [8]
    • Bicarakan dengan orang tua atau anggota keluarga lain mengenai riwayat medis keluarga penderita. ADHD bisa saja genetis, jadi informasi mengenai masalah medis di masa lalu ini akan sangat membantu dokter.
  5. Banyak penderita ADHD mengalami kesulitan di tempat kerja, termasuk dalam hal manajemen waktu, berfokus, dan mengelola proyek. Kesulitan-kesulitan ini sering kali terlihat dalam tinjauan kinerja serta jumlah dan jenis pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan dengan baik. Bawalah rekam jejak ini ketika penderita menemui terapis.
  6. ADHD ini kemungkinan sudah memengaruhi penderita selama bertahun-tahun. Bisa jadi dia memiliki nilai yang buruk dalam pelajaran atau sering terlibat masalah di sekolah. Jika rekam jejak ini masih ada, bawalah ketika penderita menemui terapis. Jika bisa, kumpulkan semua data sedini mungkin, bahkan hingga saat penderita masih di sekolah dasar. [9]
    • Jika penderita ADHD ini masih anak-anak, bawalah laporan dan contoh pekerjaan sekolah dia ketika menemui terapis. Pekerja kesehatan mental profesional kemungkinan akan meminta laporan perilaku dari guru si anak. [10]
  7. Terapis akan sangat terbantu jika dia bisa mengobrol dengan orang lain tentang kemungkinan si penderita memiliki ADHD, karena bisa jadi si penderita sendiri sulit mengatakan bahwa dia terus-menerus merasa gelisah atau sukar berkonsentrasi. [11]
  8. Beberapa gangguan bisa menyerupai tanda-tanda ADHD, sehingga menimbulkan salah diagnosis. [12] Beberapa kondisi yang mirip ADHD adalah kesulitan belajar, gangguan kecemasan, gangguan psikotik, epilepsi, disfungsi tiroid, dan gangguan tidur. Konsultasikan dengan dokter atau pekerja kesehatan mental profesional mengenai kemungkinan dideritanya gangguan-gangguan tersebut.
  9. Komorbiditas adalah adanya dua gangguan yang diderita oleh pasien. [13] Satu dari lima penderita ADHD didiagnosis dengan gangguan serius lainnya (biasanya depresi dan gangguan bipolar). Satu per tiga anak-anak penderita ADD juga memiliki gangguan perilaku (perilaku mengganggu, gangguan sikap menentang). [14] ADHD cenderung diderita berbarengan dengan kesulitan belajar dan kecemasan. [15]
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 5:

Melakukan Penilaian dan Tes Alternatif

PDF download Unduh PDF
  1. Kuesioner ini mengajukan 55 pertanyaan tentang berbagai gejala, reaksi, dan emosi yang dirasakan oleh seseorang. Ada pertanyaan mengenai hiperaktivitas, kontrol impuls, fokus, dll. Ada pula pertanyaan untuk penilaian hubungan pribadi. [16]
    • Jika yang dites ADHD adalah anak-anak, orang tuanya juga harus mengisi kuesioner Skala Penilaian Vanderbilt.
  2. Tes ini bisa mengevaluasi tanda-tanda ADHD pada anak-anak dan orang dewasa muda, hingga usia 25 tahun. [17]
    • Ada skala untuk orang tua, guru, serta untuk penderita. Kombinasi skala ini akan menilai perilaku positif dan negatif penderita.
  3. Formulir ini menilai berbagai gejala, termasuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, interaksi sosial, perhatian, serta berbagai faktor lain. [18]
    • Ada dua versi daftar cek ini: satu untuk anak prasekolah usia 1½ hingga 5 tahun, dan yang satu lagi untuk anak-anak usia 6 hingga 18 tahun. [19]
  4. Salah satu tes alternatif adalah Neuropsychiatric EEG-Based Assessment Aid (NEBA) atau Bantuan Penilaian Berbasis Neuropsikiatri EEG. Elektroensefalogram (EEG) memindai gelombang otak pasien untuk mengukur gelombang teta dan beta yang dipancarkan otak. Rasio kedua gelombang otak ini lebih tinggi pada anak-anak dan remaja penderita ADD. [20]
    • Lembaga BPOM Amerika Serikat telah mengizinkan penggunaan tes ini untuk anak-anak usia 6 hingga 17 tahun.
    • Beberapa ahli menganggap pemeriksaan tersebut memakan biaya terlalu tinggi. Mereka menganggap prosedur penilaian ADHD yang biasa dilakukan sudah bisa menetapkan diagnosis dan tes ini tidak akan memberikan informasi tambahan. [21]
  5. Ada beberapa tes berbasis komputer yang digunakan oleh dokter berkaitan dengan wawancara klinis untuk menentukan kemungkinan ADHD. Uji kinerja berkesinambungan digunakan untuk mengukur kemampuan memperhatikan secara berkelanjutan. [22] , [23]
  6. Penelitian terbaru menunjukkan kaitan langsung antara ADHD dan ketidakmampuan untuk menghentikan gerakan mata. [24] Tes jenis ini masih dalam tahap percobaan, tetapi telah menunjukkan keakuratan yang luar biasa dalam memperkirakan kasus ADHD.
    Iklan
Metode 4
Metode 4 dari 5:

Mencari Bantuan

PDF download Unduh PDF
  1. Penderita ADHD dewasa umumnya bisa mendapatkan manfaat dari psikoterapi. [25] Pengobatan psikoterapi akan membantu individu untuk menerima diri sendiri, dan pada saat yang sama membantu mereka untuk memperbaiki keadaan.
    • Terapi perilaku kognitif memang diperuntukkan untuk mengobati ADHD dan telah berhasil membantu banyak pasien. Terapi jenis ini membidik beberapa masalah inti yang disebabkan oleh ADHD, seperti manajemen waktu dan masalah pengorganisasian. [26]
    • Anggota keluarga penderita juga disarankan untuk mengunjungi terapis. Terapi bisa memberikan tempat yang aman bagi anggota keluarga untuk mengeluarkan frustrasi mereka dengan cara yang sehat dan memecahkan masalah dengan bimbingan profesional.
  2. Ada banyak organisasi yang menyediakan dukungan individual. Selain itu, tersedia pula jaringan di antara anggota yang bisa berkumpul bersama di dunia maya ataupun di dunia nyata, untuk berbagi masalah dan solusinya. Carilah grup pendukung di tempat Anda di internet.
  3. Ada banyak sumber daya di internet yang menyediakan informasi, advokasi, dan dukungan untuk penderita ADHD dan keluarganya. Beberapa sumber daya ini di antaranya:
    • Attention Deficit Disorder Association (ADDA) menyebarkan informasi melalui situs webnya, webinar , dan warkat berita ( newsletter ). Mereka juga menyediakan dukungan elektronik, dukungan langsung perorangan, dan konferensi untuk penderita ADHD dewasa.
    • Children and Adults with Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (CHADD) didirikan pada tahun 1987 dan sekarang telah memiliki lebih dari 12.000 anggota. Mereka menyediakan informasi, pelatihan, dan advokasi untuk penderita ADHD dan orang-orang di sekitarnya.
    • ADDitude Magazine adalah sumber internet gratis yang menyediakan informasi, strategi, dan dukungan untuk penderita ADHD dewasa, anak-anak, dan orang tua penderita ADHD.
    • ADHD & You menyediakan sumber daya untuk penderita ADHD dewasa, orang tua dari anak-anak penderita ADHD, guru dan penyedia layanan kesehatan yang mengurus penderita ADHD. Mereka juga memiliki video sambung jaring ( online ) untuk guru, dan panduan untuk staf sekolah agar bisa menangani murid-murid penderita ADHD dengan lebih baik.
  4. Mendiskusikan ADHD dengan keluarga dan teman tepercaya juga bisa membantu. Merekalah orang-orang pertama yang akan dihubungi ketika penderita merasa depresi, cemas, atau terpengaruh secara negatif.
    Iklan
Metode 5
Metode 5 dari 5:

Mempelajari ADHD

PDF download Unduh PDF
  1. Analisis ilmiah menunjukkan otak penderita ADHD sedikit berbeda dan kedua strukturnya cenderung lebih kecil. [27]
    • Yang pertama adalah ganglia dasar yang mengatur pergerakan otak dan sinyal, yang mana yang seharusnya bekerja dan yang mana yang seharusnya diam pada aktivitas yang sedang dilakukan. [28] Misalnya jika seorang anak sedang duduk di kursi di ruang kelas, ganglia dasar seharusnya mengirimkan pesan yang menyuruh kaki untuk diam. Tetapi kaki tidak menerima pesan tersebut, karena itulah kaki tetap bergerak-gerak meskipun si anak sedang duduk. [29]
    • Struktur otak kedua yang lebih kecil dari normal pada penderita ADHD adalah korteks prefrontal, [30] yang merupakan pusat otak untuk melakukan tugas-tugas eksekutif tingkat tinggi [31] . Di sini adalah tempat memori, pembelajaran, [32] dan pengaturan perhatian [33] bekerja bersama-sama untuk membantu kita berfungsi secara intelektual.
  2. Korteks prefrontal yang lebih kecil dari normal dengan tingkat dopamin dan serotonin yang lebih rendah, akan membuat penderita ADHD bekerja ekstra keras untuk berfokus dan memproses secara efektif semua stimulus asing yang membanjiri otak sekaligus. [34]
    • Korteks prefrontal memengaruhi tingkat dopamin neurotransmiter (syaraf pemancar). [35] Dopamin terikat langsung pada kemampuan untuk berfokus, [36] dan pada penderita ADHD levelnya cenderung rendah. [37]
    • Serotonin, yaitu neurotransmiter lain yang ada di korteks prefrontal, [38] memengaruhi suasana hati, tidur, dan selera makan. [39] Memakan cokelat, misalnya, akan menaikkan level serotonin dan menyebabkan perasaan senang sementara. Tetapi ketika tingkat serotonin turun jauh, seseorang akan merasakan depresi dan kecemasan. [40]
  3. Penyebab ADHD masih belum diketahui, tetapi unsur genetik dianggap memiliki peran yang besar. Anomali DNA tertentu sering dialami oleh penderita ADHD. Selain itu, penelitian menunjukkan adanya korelasi antara anak-anak penderita ADHD dengan paparan alkohol pranatal dan rokok, juga paparan timah sejak masa kanak-kanak awal. [41]
    Iklan

Referensi

  1. Adler, Lenard A., Thomas J. Spencer, Timothy E. Wilens. (2015). Attention-Deficit Hyperactivity Disorder in Adults and Children. Cambridge, UK: Cambridge University Press.
  2. Attention-Deficit / Hyperactivity Disorder (ADHD): Symptoms and Diagnosis found at http://www.cdc.gov/ncbddd/adhd/diagnosis.html
  3. Attention-Deficit / Hyperactivity Disorder (ADHD): Symptoms and Diagnosis found at http://www.cdc.gov/ncbddd/adhd/diagnosis.html
  4. Millichap, J. Gordon. (2010). Attention Deficit Hyperactivity Disorder Handbook: A Physician's Guide to ADHD. New York, NY: Springer.
  5. http://www.additudemag.com/adhd-web/article/565.html
  6. http://www.apa.org/news/press/releases/2014/06/prescribe-medications.aspx
  7. http://www.chadd.org/Understanding-ADHD/Adults-with-ADHD/Getting-Evaluated-for-Adult-ADHD.aspx
  8. http://www.medscape.com/viewarticle/544948_3
  9. http://www.chadd.org/Understanding-ADHD/Adults-with-ADHD/Getting-Evaluated-for-Adult-ADHD.aspx
  1. http://psychcentral.com/lib/how-is-adhd-diagnosed/
  2. http://www.chadd.org/Understanding-ADHD/Adults-with-ADHD/Getting-Evaluated-for-Adult-ADHD.aspx
  3. http://www.medscape.com/viewarticle/544948_3
  4. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2713155/
  5. Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006).
  6. The ADHD Update: Understanding Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder by Alvin and Virginia Silverstein and Laura Silverstein Nunn (2008).
  7. http://www.uwmedicine.org/neighborhood-clinics/Documents/03VanAssesScaleParent%20Infor.pdf
  8. http://basc-2.szapkiw.com/basc-summary/
  9. http://knowledgex.camh.net/amhspecialists/Screening_Assessment/screening/screen_CD_youth/Pages/CBCL.aspx
  10. http://www.aseba.org/support/parent_information.html
  11. http://www.fda.gov/NewsEvents/Newsroom/PressAnnouncements/ucm360811.htm
  12. http://www.medscape.com/viewarticle/809079
  13. http://commons.pacificu.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1426&context=spp
  14. http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0887617701001111
  15. http://www.sciencedaily.com/releases/2014/08/140813131055.htm
  16. What Causes ADHD? (by National Institute of Mental Health) found at http://www.nimh.nih.gov/health/publications/attention-deficit-hyperactivity-disorder/index.shtml?rf=71264#pub3
  17. https://www.psychologytoday.com/blog/here-there-and-everywhere/201210/cbt-adhd-interview-mary-solanto-phd
  18. Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006)
  19. Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006)
  20. Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006)
  21. Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006)
  22. Serotonin and Prefrontal Cortex Function: Neurons, Networks, and Circuits by M.V. Puig and A.T. Gulledge in Molecular Neurobiology, Vol 44, issue 3 (December 2011).
  23. Serotonin and Prefrontal Cortex Function: Neurons, Networks, and Circuits by M.V. Puig and A.T. Gulledge in Molecular Neurobiology, Vol 44, issue 3 (December 2011).
  24. Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006)
  25. Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006).
  26. Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006)
  27. Fight Back With Food by Tana Amen, R.N. in ADDitude Magazine (Winter 2014).
  28. Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006)
  29. Serotonin and Prefrontal Cortex Function: Neurons, Networks, and Circuits by M.V. Puig and A.T. Gulledge in Molecular Neurobiology, Vol 44, issue 3 (December 2011).
  30. Fight Back With Food by Tana Amen, R.N. in ADDitude Magazine (Winter 2014).
  31. Fight Back With Food by Tana Amen, R.N. in ADDitude Magazine (Winter 2014).
  32. What Causes ADHD? (by National Institute of Mental Health) found at http://www.nimh.nih.gov/health/publications/attention-deficit-hyperactivity-disorder/index.shtml?rf=71264#pub3

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 5.507 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan