ADHD, atau Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder , adalah kondisi individu yang memiliki kesulitan untuk memperhatikan dan perhatiannya mudah sekali teralihkan. Gangguan ini dulu dikenal dengan sebutan ADD ( Attention-Deficit Disorder ), tetapi kemudian diganti menjadi ADHD oleh American Psychiatric Association . [1] X Teliti sumber Adler, Lenard A., Thomas J. Spencer, Timothy E. Wilens. (2015). Attention-Deficit Hyperactivity Disorder in Adults and Children. Cambridge, UK: Cambridge University Press. Jika Anda menduga bahwa Anda atau seseorang yang dekat dengan Anda menderita ADHD, perhatikan saja tanda-tandanya. Berkonsultasilah dengan pekerja kesehatan mental profesional untuk mendapatkan diagnosis resmi, dan carilah dukungan yang Anda butuhkan untuk menangani ADHD.
Langkah
-
Rekam aktivitas dan reaksi selama beberapa minggu. Jika Anda menduga diri Anda atau seseorang menderita ADHD, perhatikan emosi dan reaksinya selama beberapa minggu. Tulis apa yang dia lakukan, bagaimana dia bereaksi, dan bagaimana pula perasaannya. Perhatikan terutama kemampuan dia untuk berfokus dan memperhatikan.
-
Tentukan apakah dia memiliki tanda-tanda ADHD-lalai. Penderita ADHD akan menunjukkan minimal lima tanda (untuk orang dewasa) atau enam tanda (untuk anak di bawah 16 tahun) pada lebih dari satu keadaan, selama setidaknya enam bulan. Tanda-tanda ini tidak semestinya ada pada tingkat perkembangan orang seusianya dan dianggap mengganggu fungsi normal pada pekerjaan atau lingkup sosial dan sekolah penderita. Tanda-tanda ADHD (menunjukkan dia lalai) antara lain: [2] X Sumber Tepercaya Centers for Disease Control and Prevention Kunjungi sumber
- Melakukan kesalahan dengan sembrono, tidak memperhatikan detail
- Mengalami kesulitan untuk memperhatikan (saat mengerjakan tugas atau saat bermain)
- Seperti tidak memperhatikan saat seseorang berbicara kepadanya
- Tidak menindaklanjuti (PR, tugas-tugas di rumah, pekerjaan); mudah teralihkan
- Tidak terorganisasi
- Menghindari tugas yang membutuhkan fokus lama (seperti tugas sekolah)
- Tidak bisa mengingat jejak atau sering kehilangan kunci, kacamata, kertas, peralatan, dll.
- Mudah terganggu
- Pelupa
-
Perhatikan pula tanda-tanda ADHD lainnya. Seseorang yang memiliki tanda-tanda ADHD-lalai juga akan menunjukkan tanda-tanda hiperaktif-impulsif, antara lain: [3] X Sumber Tepercaya Centers for Disease Control and Prevention Kunjungi sumber
- Gelisah, mengeliat-geliat; mengetuk-ngetukkan tangan atau kaki
- Merasa resah (anak akan berlari-lari atau memanjat dengan tidak semestinya)
- Perlu berjuang keras untuk bisa bermain tanpa berisik atau untuk melakukan aktivitas dalam sunyi
- Selalu siap sedia, seperti digerakkan oleh mesin
- Sangat cerewet
- Meledak bicara bahkan sebelum pertanyaan diajukan
- Perlu berjuang keras untuk bisa menunggu hingga gilirannya tiba
- Memotong orang lain, menyelipkan diri ke diskusi atau permainan orang lain
Iklan
-
Kunjungilah dokter untuk pemeriksaan fisik. Lakukan pemeriksaan fisik secara rutin untuk mengetahui kondisi kesehatan secara umum. Dokter bisa saja menyarankan tes khusus, seperti tes darah untuk mengecek tingkat timah di dalam tubuh, tes darah untuk mencari tahu penyakit tiroid, dan CT scan atau MRI untuk untuk mengecek aktivitas otak. [4] X Teliti sumber Millichap, J. Gordon. (2010). Attention Deficit Hyperactivity Disorder Handbook: A Physician's Guide to ADHD. New York, NY: Springer.
-
Pilihlah profesional medis terbaik untuk mendiagnosis. Dokter dengan spesialisasi yang berbeda bisa menyumbangkan keahlian yang berbeda pula. [5] X Teliti sumber Sebaiknya kunjungilah lebih dari satu dokter untuk mendapatkan diagnosis solid dan rencana pengobatan.
- Psikiater terlatih untuk mendiagnosis ADHD dan memiliki izin untuk meresepkan obat. Tetapi mereka kemungkinan tidak terlatih untuk melakukan konseling.
- Psikolog terlatih untuk mendiagnosis ADHD dan terlatih pula untuk melakukan konseling. Pada sebagian besar kasus, mereka tidak memiliki izin untuk meresepkan obat. [6] X Sumber Tepercaya American Psychological Association Kunjungi sumber
- Dokter langganan keluarga bisa saja familiar dengan riwayat kesehatan si penderita, tetapi mungkin dia tidak memiliki pengetahuan khusus mengenai ADHD. Mereka juga tidak terlatih untuk melakukan konseling.
-
Jadwalkan janji dengan pekerja kesehatan mental profesional. Psikiater atau psikolog yang berspesialisasi dalam masalah ADHD bisa menetapkan diagnosis mengenai ADHD. Mereka akan mewawancarai penderita untuk mendapatkan pengetahuan detail mengenai pengalaman hidup serta kesulitan penderita di masa lalu dan masa kini. [7] X Teliti sumber
-
Kumpulkan rekam jejak kesehatan. Bawa rekam jejak kesehatan penderita ketika Anda hendak bertemu dengan terapis, karena rekam jejak ini bisa menunjukkan kondisi kesehatan tertentu yang menyerupai gejala-gejala ADHD. [8] X Teliti sumber
- Bicarakan dengan orang tua atau anggota keluarga lain mengenai riwayat medis keluarga penderita. ADHD bisa saja genetis, jadi informasi mengenai masalah medis di masa lalu ini akan sangat membantu dokter.
-
Bawa rekam jejak pemberi kerja/perusahaan tempat penderita bekerja. Banyak penderita ADHD mengalami kesulitan di tempat kerja, termasuk dalam hal manajemen waktu, berfokus, dan mengelola proyek. Kesulitan-kesulitan ini sering kali terlihat dalam tinjauan kinerja serta jumlah dan jenis pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan dengan baik. Bawalah rekam jejak ini ketika penderita menemui terapis.
-
Kumpulkan laporan dan rekam jejak sekolah. ADHD ini kemungkinan sudah memengaruhi penderita selama bertahun-tahun. Bisa jadi dia memiliki nilai yang buruk dalam pelajaran atau sering terlibat masalah di sekolah. Jika rekam jejak ini masih ada, bawalah ketika penderita menemui terapis. Jika bisa, kumpulkan semua data sedini mungkin, bahkan hingga saat penderita masih di sekolah dasar. [9] X Teliti sumber
- Jika penderita ADHD ini masih anak-anak, bawalah laporan dan contoh pekerjaan sekolah dia ketika menemui terapis. Pekerja kesehatan mental profesional kemungkinan akan meminta laporan perilaku dari guru si anak. [10] X Teliti sumber
-
Ajak pasangan atau anggota keluarga si penderita ketika bertemu dengan terapis. Terapis akan sangat terbantu jika dia bisa mengobrol dengan orang lain tentang kemungkinan si penderita memiliki ADHD, karena bisa jadi si penderita sendiri sulit mengatakan bahwa dia terus-menerus merasa gelisah atau sukar berkonsentrasi. [11] X Teliti sumber
-
Sisihkan gangguan lainnya. Beberapa gangguan bisa menyerupai tanda-tanda ADHD, sehingga menimbulkan salah diagnosis. [12] X Teliti sumber Beberapa kondisi yang mirip ADHD adalah kesulitan belajar, gangguan kecemasan, gangguan psikotik, epilepsi, disfungsi tiroid, dan gangguan tidur. Konsultasikan dengan dokter atau pekerja kesehatan mental profesional mengenai kemungkinan dideritanya gangguan-gangguan tersebut.
-
Ketahuilah kemungkinan adanya komorbiditas dengan ADHD. Komorbiditas adalah adanya dua gangguan yang diderita oleh pasien. [13] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber Satu dari lima penderita ADHD didiagnosis dengan gangguan serius lainnya (biasanya depresi dan gangguan bipolar). Satu per tiga anak-anak penderita ADD juga memiliki gangguan perilaku (perilaku mengganggu, gangguan sikap menentang). [14] X Teliti sumber Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006). ADHD cenderung diderita berbarengan dengan kesulitan belajar dan kecemasan. [15] X Teliti sumber The ADHD Update: Understanding Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder by Alvin and Virginia Silverstein and Laura Silverstein Nunn (2008).Iklan
-
Mintalah penderita mengisi Skala Penilaian Vanderbilt. Kuesioner ini mengajukan 55 pertanyaan tentang berbagai gejala, reaksi, dan emosi yang dirasakan oleh seseorang. Ada pertanyaan mengenai hiperaktivitas, kontrol impuls, fokus, dll. Ada pula pertanyaan untuk penilaian hubungan pribadi. [16] X Teliti sumber
- Jika yang dites ADHD adalah anak-anak, orang tuanya juga harus mengisi kuesioner Skala Penilaian Vanderbilt.
-
Lakukan Sistem Penilaian Perilaku untuk Anak-Anak. Tes ini bisa mengevaluasi tanda-tanda ADHD pada anak-anak dan orang dewasa muda, hingga usia 25 tahun. [17] X Teliti sumber
- Ada skala untuk orang tua, guru, serta untuk penderita. Kombinasi skala ini akan menilai perilaku positif dan negatif penderita.
-
Cobalah mengisi Daftar Cek Perilaku Anak dan Formulir Laporan Guru. Formulir ini menilai berbagai gejala, termasuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, interaksi sosial, perhatian, serta berbagai faktor lain. [18] X Teliti sumber
- Ada dua versi daftar cek ini: satu untuk anak prasekolah usia 1½ hingga 5 tahun, dan yang satu lagi untuk anak-anak usia 6 hingga 18 tahun. [19] X Teliti sumber
-
Lakukan pemindaian gelombang otak. Salah satu tes alternatif adalah Neuropsychiatric EEG-Based Assessment Aid (NEBA) atau Bantuan Penilaian Berbasis Neuropsikiatri EEG. Elektroensefalogram (EEG) memindai gelombang otak pasien untuk mengukur gelombang teta dan beta yang dipancarkan otak. Rasio kedua gelombang otak ini lebih tinggi pada anak-anak dan remaja penderita ADD. [20] X Sumber Tepercaya US Food and Drug Administration Kunjungi sumber
- Lembaga BPOM Amerika Serikat telah mengizinkan penggunaan tes ini untuk anak-anak usia 6 hingga 17 tahun.
- Beberapa ahli menganggap pemeriksaan tersebut memakan biaya terlalu tinggi. Mereka menganggap prosedur penilaian ADHD yang biasa dilakukan sudah bisa menetapkan diagnosis dan tes ini tidak akan memberikan informasi tambahan. [21] X Teliti sumber
-
Lakukan uji kinerja berkesinambungan. Ada beberapa tes berbasis komputer yang digunakan oleh dokter berkaitan dengan wawancara klinis untuk menentukan kemungkinan ADHD. Uji kinerja berkesinambungan digunakan untuk mengukur kemampuan memperhatikan secara berkelanjutan. [22] X Teliti sumber , [23] X Sumber Tepercaya Science Direct Kunjungi sumber
-
Mintalah dokter melakukan tes untuk melacak pergerakan bola mata penderita. Penelitian terbaru menunjukkan kaitan langsung antara ADHD dan ketidakmampuan untuk menghentikan gerakan mata. [24] X Teliti sumber Tes jenis ini masih dalam tahap percobaan, tetapi telah menunjukkan keakuratan yang luar biasa dalam memperkirakan kasus ADHD.Iklan
-
Temuilah terapis kesehatan mental. Penderita ADHD dewasa umumnya bisa mendapatkan manfaat dari psikoterapi. [25] X Sumber Tepercaya National Institute of Mental Health Kunjungi sumber Pengobatan psikoterapi akan membantu individu untuk menerima diri sendiri, dan pada saat yang sama membantu mereka untuk memperbaiki keadaan.
- Terapi perilaku kognitif memang diperuntukkan untuk mengobati ADHD dan telah berhasil membantu banyak pasien. Terapi jenis ini membidik beberapa masalah inti yang disebabkan oleh ADHD, seperti manajemen waktu dan masalah pengorganisasian. [26] X Teliti sumber
- Anggota keluarga penderita juga disarankan untuk mengunjungi terapis. Terapi bisa memberikan tempat yang aman bagi anggota keluarga untuk mengeluarkan frustrasi mereka dengan cara yang sehat dan memecahkan masalah dengan bimbingan profesional.
-
Bergabunglah dengan grup pendukung. Ada banyak organisasi yang menyediakan dukungan individual. Selain itu, tersedia pula jaringan di antara anggota yang bisa berkumpul bersama di dunia maya ataupun di dunia nyata, untuk berbagi masalah dan solusinya. Carilah grup pendukung di tempat Anda di internet.
-
Carilah sumber daya di internet. Ada banyak sumber daya di internet yang menyediakan informasi, advokasi, dan dukungan untuk penderita ADHD dan keluarganya. Beberapa sumber daya ini di antaranya:
- Attention Deficit Disorder Association (ADDA) menyebarkan informasi melalui situs webnya, webinar , dan warkat berita ( newsletter ). Mereka juga menyediakan dukungan elektronik, dukungan langsung perorangan, dan konferensi untuk penderita ADHD dewasa.
- Children and Adults with Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (CHADD) didirikan pada tahun 1987 dan sekarang telah memiliki lebih dari 12.000 anggota. Mereka menyediakan informasi, pelatihan, dan advokasi untuk penderita ADHD dan orang-orang di sekitarnya.
- ADDitude Magazine adalah sumber internet gratis yang menyediakan informasi, strategi, dan dukungan untuk penderita ADHD dewasa, anak-anak, dan orang tua penderita ADHD.
- ADHD & You menyediakan sumber daya untuk penderita ADHD dewasa, orang tua dari anak-anak penderita ADHD, guru dan penyedia layanan kesehatan yang mengurus penderita ADHD. Mereka juga memiliki video sambung jaring ( online ) untuk guru, dan panduan untuk staf sekolah agar bisa menangani murid-murid penderita ADHD dengan lebih baik.
-
Ajak penderita ADHD mengobrol dengan keluarga dan teman. Mendiskusikan ADHD dengan keluarga dan teman tepercaya juga bisa membantu. Merekalah orang-orang pertama yang akan dihubungi ketika penderita merasa depresi, cemas, atau terpengaruh secara negatif.Iklan
-
Pelajarilah struktur otak penderita ADHD. Analisis ilmiah menunjukkan otak penderita ADHD sedikit berbeda dan kedua strukturnya cenderung lebih kecil. [27] X Teliti sumber Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006)
- Yang pertama adalah ganglia dasar yang mengatur pergerakan otak dan sinyal, yang mana yang seharusnya bekerja dan yang mana yang seharusnya diam pada aktivitas yang sedang dilakukan. [28] X Teliti sumber Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006) Misalnya jika seorang anak sedang duduk di kursi di ruang kelas, ganglia dasar seharusnya mengirimkan pesan yang menyuruh kaki untuk diam. Tetapi kaki tidak menerima pesan tersebut, karena itulah kaki tetap bergerak-gerak meskipun si anak sedang duduk. [29] X Teliti sumber Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006)
- Struktur otak kedua yang lebih kecil dari normal pada penderita ADHD adalah korteks prefrontal, [30] X Teliti sumber Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006) yang merupakan pusat otak untuk melakukan tugas-tugas eksekutif tingkat tinggi [31] X Teliti sumber Serotonin and Prefrontal Cortex Function: Neurons, Networks, and Circuits by M.V. Puig and A.T. Gulledge in Molecular Neurobiology, Vol 44, issue 3 (December 2011). . Di sini adalah tempat memori, pembelajaran, [32] X Teliti sumber Serotonin and Prefrontal Cortex Function: Neurons, Networks, and Circuits by M.V. Puig and A.T. Gulledge in Molecular Neurobiology, Vol 44, issue 3 (December 2011). dan pengaturan perhatian [33] X Teliti sumber Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006) bekerja bersama-sama untuk membantu kita berfungsi secara intelektual.
-
Ketahuilah bagaimana dopamin dan serotonin memengaruhi penderita ADHD. Korteks prefrontal yang lebih kecil dari normal dengan tingkat dopamin dan serotonin yang lebih rendah, akan membuat penderita ADHD bekerja ekstra keras untuk berfokus dan memproses secara efektif semua stimulus asing yang membanjiri otak sekaligus. [34] X Teliti sumber Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006).
- Korteks prefrontal memengaruhi tingkat dopamin neurotransmiter (syaraf pemancar). [35] X Teliti sumber Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006) Dopamin terikat langsung pada kemampuan untuk berfokus, [36] X Teliti sumber Fight Back With Food by Tana Amen, R.N. in ADDitude Magazine (Winter 2014). dan pada penderita ADHD levelnya cenderung rendah. [37] X Teliti sumber Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006)
- Serotonin, yaitu neurotransmiter lain yang ada di korteks prefrontal, [38] X Teliti sumber Serotonin and Prefrontal Cortex Function: Neurons, Networks, and Circuits by M.V. Puig and A.T. Gulledge in Molecular Neurobiology, Vol 44, issue 3 (December 2011). memengaruhi suasana hati, tidur, dan selera makan. [39] X Teliti sumber Fight Back With Food by Tana Amen, R.N. in ADDitude Magazine (Winter 2014). Memakan cokelat, misalnya, akan menaikkan level serotonin dan menyebabkan perasaan senang sementara. Tetapi ketika tingkat serotonin turun jauh, seseorang akan merasakan depresi dan kecemasan. [40] X Teliti sumber Fight Back With Food by Tana Amen, R.N. in ADDitude Magazine (Winter 2014).
-
Pelajarilah kemungkinan penyebab ADD. Penyebab ADHD masih belum diketahui, tetapi unsur genetik dianggap memiliki peran yang besar. Anomali DNA tertentu sering dialami oleh penderita ADHD. Selain itu, penelitian menunjukkan adanya korelasi antara anak-anak penderita ADHD dengan paparan alkohol pranatal dan rokok, juga paparan timah sejak masa kanak-kanak awal. [41] X Sumber Tepercaya National Institute of Mental Health Kunjungi sumberIklan
Referensi
- ↑ Adler, Lenard A., Thomas J. Spencer, Timothy E. Wilens. (2015). Attention-Deficit Hyperactivity Disorder in Adults and Children. Cambridge, UK: Cambridge University Press.
- ↑ Attention-Deficit / Hyperactivity Disorder (ADHD): Symptoms and Diagnosis found at http://www.cdc.gov/ncbddd/adhd/diagnosis.html
- ↑ Attention-Deficit / Hyperactivity Disorder (ADHD): Symptoms and Diagnosis found at http://www.cdc.gov/ncbddd/adhd/diagnosis.html
- ↑ Millichap, J. Gordon. (2010). Attention Deficit Hyperactivity Disorder Handbook: A Physician's Guide to ADHD. New York, NY: Springer.
- ↑ http://www.additudemag.com/adhd-web/article/565.html
- ↑ http://www.apa.org/news/press/releases/2014/06/prescribe-medications.aspx
- ↑ http://www.chadd.org/Understanding-ADHD/Adults-with-ADHD/Getting-Evaluated-for-Adult-ADHD.aspx
- ↑ http://www.medscape.com/viewarticle/544948_3
- ↑ http://www.chadd.org/Understanding-ADHD/Adults-with-ADHD/Getting-Evaluated-for-Adult-ADHD.aspx
- ↑ http://psychcentral.com/lib/how-is-adhd-diagnosed/
- ↑ http://www.chadd.org/Understanding-ADHD/Adults-with-ADHD/Getting-Evaluated-for-Adult-ADHD.aspx
- ↑ http://www.medscape.com/viewarticle/544948_3
- ↑ http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2713155/
- ↑ Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006).
- ↑ The ADHD Update: Understanding Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder by Alvin and Virginia Silverstein and Laura Silverstein Nunn (2008).
- ↑ http://www.uwmedicine.org/neighborhood-clinics/Documents/03VanAssesScaleParent%20Infor.pdf
- ↑ http://basc-2.szapkiw.com/basc-summary/
- ↑ http://knowledgex.camh.net/amhspecialists/Screening_Assessment/screening/screen_CD_youth/Pages/CBCL.aspx
- ↑ http://www.aseba.org/support/parent_information.html
- ↑ http://www.fda.gov/NewsEvents/Newsroom/PressAnnouncements/ucm360811.htm
- ↑ http://www.medscape.com/viewarticle/809079
- ↑ http://commons.pacificu.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1426&context=spp
- ↑ http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0887617701001111
- ↑ http://www.sciencedaily.com/releases/2014/08/140813131055.htm
- ↑ What Causes ADHD? (by National Institute of Mental Health) found at http://www.nimh.nih.gov/health/publications/attention-deficit-hyperactivity-disorder/index.shtml?rf=71264#pub3
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/here-there-and-everywhere/201210/cbt-adhd-interview-mary-solanto-phd
- ↑ Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006)
- ↑ Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006)
- ↑ Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006)
- ↑ Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006)
- ↑ Serotonin and Prefrontal Cortex Function: Neurons, Networks, and Circuits by M.V. Puig and A.T. Gulledge in Molecular Neurobiology, Vol 44, issue 3 (December 2011).
- ↑ Serotonin and Prefrontal Cortex Function: Neurons, Networks, and Circuits by M.V. Puig and A.T. Gulledge in Molecular Neurobiology, Vol 44, issue 3 (December 2011).
- ↑ Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006)
- ↑ Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006).
- ↑ Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006)
- ↑ Fight Back With Food by Tana Amen, R.N. in ADDitude Magazine (Winter 2014).
- ↑ Why Is My Child’s ADHD Not Better Yet? Recognizing The Undiagnosed Secondary Conditions That May Be Affecting Your Child’s Treatment by David Gottlieb, Thomas Shoaf, and Risa Graff (2006)
- ↑ Serotonin and Prefrontal Cortex Function: Neurons, Networks, and Circuits by M.V. Puig and A.T. Gulledge in Molecular Neurobiology, Vol 44, issue 3 (December 2011).
- ↑ Fight Back With Food by Tana Amen, R.N. in ADDitude Magazine (Winter 2014).
- ↑ Fight Back With Food by Tana Amen, R.N. in ADDitude Magazine (Winter 2014).
- ↑ What Causes ADHD? (by National Institute of Mental Health) found at http://www.nimh.nih.gov/health/publications/attention-deficit-hyperactivity-disorder/index.shtml?rf=71264#pub3