Unduh PDF Unduh PDF

Sejatinya, luka bakar adalah gangguan medis yang serius dan tidak mudah untuk diobati. Oleh karena jaringan kulit yang merupakan pelindung pertama tubuh telah rusak akibat terbakar, kemungkinan Anda untuk mengalami infeksi pun akan meningkat dengan pesat. Jika luka bakar telanjur terinfeksi, segeralah memeriksakan diri ke dokter agar mendapatkan diagnosis dan penanganan medis yang sesuai. Dalam beberapa kasus yang cukup parah, Anda mungkin perlu melakukan perawatan di rumah sakit. Namun, jangan khawatir karena sebagian besar luka bakar dan infeksi yang bersifat minor dapat Anda obati sendiri di rumah.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Melakukan Pengobatan Medis

Unduh PDF
  1. Jika menduga luka bakar Anda mengalami infeksi, segeralah menemui dokter. Dokter dapat meresepkan obat-obatan yang tepat dan merekomendasikan metode perawatan luka yang bisa Anda lakukan di rumah. Jika kondisi infeksi dinyatakan cukup parah, kemungkinan besar Anda perlu melakukan perawatan di rumah sakit. [1]
    • Beberapa gejala infeksi pada luka bakar adalah:
      • Demam
      • Intensitas rasa sakit yang meningkat
      • Luka yang membengkak dan memerah
      • Luka yang mengeluarkan nanah
      • Munculnya goresan merah di area yang terbakar
    • Jika menemukan tanda-tanda infeksi, segeralah menghubungi dokter. Hati-hati, infeksi dapat dengan mudah bertransformasi menjadi gangguan kesehatan yang serius dan bahkan mengancam nyawa Anda!
  2. Faktanya, jenis bakteri, jamur, atau virus yang menginfeksi luka akan sangat menentukan metode pengobatan yang perlu dilakukan. Untuk memberikan diagnosis yang tepat, biasanya dokter akan mengambil sampel luka dan mengujinya di laboratorium untuk mendapatkan kultur luka. Prosedur tersebut akan memudahkan dokter untuk mengetahui jenis organisme yang menginfeksi luka dan menentukan jenis antibiotik yang paling sesuai. [2]
    • Kemungkinan besar, dokter akan melakukan prosedur tersebut jika infeksi Anda tergolong parah atau kronis, atau jika dokter ingin mengevaluasi pengobatan yang saat itu sedang Anda lakukan.
  3. Sebagian besar luka bakar diobati dengan krim atau gel yang langsung dioleskan ke luka. Jenis obat topikal yang digunakan sangat bergantung kepada jenis bakteri, jamur, atau virus yang menginfeksi luka. Namun, umumnya dokter akan meresepkan krim Sivadene , [3] mafenide acetate , [4] dan sulfadiazine perak. [5]
    • Jangan menggunakan sulfadiazine perak jika Anda memiliki alergi terhadap sulfonamida. Alih-alih, cobalah menggantikannya dengan salep yang mengandung seng- bacitracin .
    • Umumnya, dokter tidak akan meresepkan obat-obatan oral (seperti pil) untuk mengobati luka bakar. Alih-alih, dokter akan meresepkan krim untuk dioleskan ke area yang terinfeksi, satu atau dua kali sehari.
  4. Sejatinya, perak mengandung zat antibakteri dan berfungsi untuk mencegah penyebaran infeksi, serta mengurangi pembengkakan. Meski dokter mungkin akan meresepkan krim yang mengandung perak, Anda juga bisa mencoba membebat luka dengan perban perak, seperti ATICOAT , selagi menjalani proses pengobatan. [6] [7]
    • Perban harus diganti setiap tiga atau tujuh hari. [8]
    • Ikuti instruksi dokter terkait cara menggunakan dan melepaskan perban dengan cermat.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Mengobati Luka Bakar di Rumah

Unduh PDF
  1. Prioritaskan langkah ini, baik untuk luka yang terinfeksi maupun tidak. Namun, jika luka mengalami infeksi, sebaiknya ikuti instruksi dokter mengenai metode pembersihan dan perawatan luka yang sesuai. Mungkin, Anda perlu membersihkan atau merendam luka dengan air, mungkin juga tidak.
    • Jika luka mengalami infeksi dan terbuka, kemungkinan dokter akan meminta Anda merendam area yang terluka dalam campuran 1 liter air hangat dengan 2 sdm. garam selama 20 menit, dua sampai tiga kali per hari. Jika ingin, Anda juga bisa mengompres luka dengan handuk yang hangat dan basah. [9]
    • Jika ingin menggunakan metode handuk basah, pastikan handuk disterilkan sebelum dan seduhan digunakan. Untuk mempermudah prosesnya, Anda bisa menggantikan peran handuk dengan kain steril sekali pakai.
    • Terkadang, hidroterapi dilakukan dalam tahap rehabilitasi untuk membersihkan luka yang sudah atau beranjak sembuh. Oleh karena metode ini cukup kontroversial, kemungkinan besar dokter tidak akan merekomendasikannya. Selain itu, patogen yang terkandung di dalam air juga berisiko memperparah kondisi infeksi Anda. [10] [11]
  2. Anda tentu tahu bahwa madu sangatlah bermanfaat untuk mempercepat penyembuhan luka, membunuh bakteri, dan mengurangi pembengkakan. Oleh karena itu, cobalah mengonsultasikan penggunaan madu untuk mengobati luka secara alami. [12]
  3. Jika dokter meresepkan salep atau krim obat untuk dioleskan ke area yang terinfeksi, pastikan Anda menggunakannya sesuai aturan. Jangan pernah menggunakan krim antibiotik bebas tanpa persetujuan dokter! Ingat, jenis antibiotik yang digunakan harus sesuai dengan jenis bakteri yang menginfeksi luka Anda. [13]
  4. Keterbatasan pergerakan Anda akan sangat bergantung kepada tingkat keparahan dan lokasi luka. Oleh karena itu, berusahalah menghindari segala bentuk aktivitas yang memberikan tekanan terhadap luka atau membuat luka Anda terasa sakit. [14]
    • Misalnya, jika area yang terluka bakar adalah tangan kanan Anda, hindari berbagai aktivitas yang harus menggunakan tangan kanan, seperti mengetik atau menggenggam sebuah objek. Alih-alih, gunakan tangan kiri Anda.
  5. Jika area yang terinfeksi terasa menyakitkan, cobalah mengonsumsi obat pereda sakit yang dijual bebas di apotek seperti asetaminofen. Untuk mengatasi rasa sakit dengan intensitas yang sangat tinggi, kemungkinan besar dokter akan meresepkan obat pereda sakit yang lebih ampuh. [15]
    • Jangan mengonsumsi obat antiradang nonsteroid, seperti ibuprofen , yang berisiko memperlambat proses penyembuhan infeksi. [16]
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Mengurangi Risiko Komplikasi

Unduh PDF
  1. Demam, muntah, dan pusing adalah gejala keracunan darah dan sindrom toxic shock (TS), yang keduanya dapat berdampak mematikan. Jika Anda mengalami salah satu atau ketiga gejala tersebut, segeralah menghubungi dokter atau layanan darurat lain! [17]
  2. Tetanus merupakan jenis infeksi serius yang menyebabkan terjadinya kejang otot progresif dan dapat berisiko sangat fatal jika terlambat diobati. Meski racun tetanus umumnya memasuki tubuh melalui luka yang lebih dalam, sejatinya risiko tersebut tetap Anda kantongi jika terdapat luka terbuka dalam bentuk apa pun di permukaan kulit. Oleh karena itu, temui dokter untuk mengecek perlu atau tidaknya Anda melakukan suntik tetanus, dan apakah tubuh Anda sudah menerima vaksin terbaru. [18]
    • Jika sebelumnya Anda sudah pernah melakukan suntik tetanus dan memiliki kondisi luka yang bersih, kemungkinan besar dokter tetap akan meminta Anda untuk memperbarui vaksin jika proses vaksinasi terakhir berlangsung lebih dari 10 tahun yang lalu. Namun, jika kondisi luka sangat kotor atau rentan dimasuki racun tetanus, Anda harus melakukan suntik tetanus jika vaksinasi terakhir dilakukan 5 tahun yang lalu atau lebih.
    • Jika sebelumnya Anda belum pernah melakukan suntik tetanus, kemungkinan besar dokter akan memberikan dosis vaksinasi awal. Setelah itu, Anda harus kembali melakukan vaksinasi pada 4 minggu dan 6 bulan setelah proses vaksinasi pertama.
    • Jika kesulitan mengingat kali terakhir Anda melakukan suntik tetanus, tidak ada salahnya kembali melakukannya sekadar untuk berjaga-jaga.
  3. Jika keberadaan luka yang terinfeksi membatasi pergerakan Anda, kemungkinan besar dokter akan meminta Anda melakukan terapi fisik. Pada proses terapi, terapis akan memandu Anda untuk bergerak dan mengolah tubuh dengan cara yang aman dan tidak menyakitkan. Dengan melakukan terapi fisik, niscaya rentang pergerakan tubuh akan semakin luas setelah infeksi Anda sembuh. [19]
  4. Pembentukan lepuh dan keropeng pada luka bakar yang terinfeksi serta berangsur pulih adalah hal yang wajar. Ketika waktu itu tiba, jangan pernah mengelupas, memencet, atau menusuk lepuh dan/atau keropeng yang terbentuk. Alih-alih, oleskan salep antibakteri ke area yang melepuh atau membentuk keropeng, lalu segeralah membebatnya dengan perban yang bersih dan kering. [20]
  5. Banyak orang mengoleskan gel lidah buaya dan minyak calendula ke luka bakar untuk mengurangi kemungkinannya berbekas. Namun, metode tersebut sejatinya tidak bisa diterapkan pada luka bakar yang telanjur terinfeksi karena berisiko membuat kulit semakin teriritasi. Oleh karena itu, infeksi yang terjadi harus terlebih dahulu diobati sebelum Anda mengoleskan pelembap apa pun ke area yang terluka. [21]
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 7.714 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan