Unduh PDF Unduh PDF

Mungkin Anda punya impian untuk menjadi penulis novel hebat. Atau, Anda ingin mengekspresikan pikiran dan ide dengan lebih jelas. Apa pun motivasi Anda, untuk meningkatkan kemampuan sebagai penulis kreatif atau untuk menyempurnakan kemampuan demi tugas sekolah, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan supaya bisa menulis dengan lebih baik. Untuk menjadi penulis hebat, atau bahkan penulis bagus, butuh latihan dan pengetahuan, tetapi dengan kerja keras, mungkin suatu hari ada yang akan transpirasi untuk menjadi seperti Anda !

Metode 1
Metode 1 dari 4:

Memperbaiki Dasar-Dasar Menulis

Unduh PDF
  1. Salah satu manifestasi tulisan jelek adalah berlebihan menggunakan kalimat pasif. Struktur kalimat paling dasar dalam bahasa Indonesia adalah S-P-O: Subjek-Predikat-Objek. Contoh kalimat dengan struktur ini adalah “Zombi mengigit manusia”. Kalimat pasifnya dapat menimbulkan kebingungan karena objek diletakkan lebih dahulu: “Manusia digigit oleh zombi”. Kalimat pasif biasanya membutuhkan lebih banyak kata yang dapat menghilangkan energi dari tulisan. Belajarlah menghindari konstruksi pasif sebisa mungkin. [1]
    • Penggunaan kalimat pasif tidak selalu buruk. Kadang, tidak ada cara jelas untuk membuat pernyataan aktif, atau kadang Anda ingin sentuhan ringan yang diberikan struktur pasif. Namun, belajarlah mengikuti aturan ini sebelum membuat pengecualian.
    • Pengecualian utama adalah penulisan ilmiah, yang biasanya menggunakan kalimat pasif untuk menekankan hasil, bukan si peneliti (walaupun sekarang ada perubahan, cek panduan sebelum menulis). Misalnya, “anak anjing yang diberi makanan pedas ditemukan lebih sering sakit perut” memberi penekanan pada temuan, bukan orang yang menghasilkan temuan tersebut. [2]
  2. Tulisan yang bagus, entah novel atau esai ilmiah, harus akurat, menggugah, dan dibumbui dengan aspek tak terduga. Kata kerja atau kata sifat yang tepat dapat mengubah kalimat biasa-biasa saja menjadi kalimat yang akan diingat dan dikutip orang sampai bertahun-tahun ke depan. Carilah kata yang sespesifik mungkin. Usahakan tidak mengulang kata yang sama kecuali jika Anda ingin membuat rima dengan kata tersebut.
    • Salah satu pengecualian adalah kata-kata yang digunakan untuk menandai dialog. Contohnya, “dia berkomentar” dan “dia berpendapat”. Kata-kata “penekanan” dengan penempatan sempurna memang berdampak hebat, tetapi biasanya “berkata” atau “katanya” sudah cukup. Mungkin Anda merasa canggung kalau sering menggunakan “kata”, tetapi perubahan tidak perlu akan menyulitkan pembaca mengikuti alur dialog. Lama-lama, “katanya/kataku” akan bisa diabaikan oleh pembaca sehingga mereka bisa berfokus pada dialog tokoh. [3]
    • Kata yang kuat bukan berarti samar, atau rumit. Jangan tulis “mendayagunakan” kalau “memakai” sudah cukup. Atau, “dia berpacu” belum tentu lebih baik daripada “dia lari”. Jika Anda punya kesempatan yang sangat bagus untuk menggunakan “menyahajakan”, silakan dipakai, tetapi hindari jika “mempermudah” saja sudah bisa menyatakan maksud dengan lebih jelas.
    • Tesaurus bisa membantu, tetapi hati-hati memakainya. Ingat apa jadinya ketika Joey dari film seri Friends menggunakan tesaurus tanpa melihat kamus. Kata-kata yang semestinya berbunyi “Mereka berdua adalah orang baik dan hangat dengan hati yang luas” menjadi “Mereka adalah homo sapiens yang lembap dan bagus dengan jantung berukuran penuh”. [4] Jika Anda ingin menggunakan tesaurus untuk memvariasikan kata-kata, carilah arti persisnya di kamus.
  3. Tulisan yang bagus harus sederhana, jelas, dan langsung pada intinya. Anda tidak akan mendapat poin karena menggunakan 50 kata sementara 20 kata saja sudah bisa menyampaikan maknanya, atau menggunakan kalimat dengan suku kata panjang ketika yang singkat saja sudah cukup. Tulisan yang bagus berarti menggunakan kata-kata yang tepat, bukan memenuhi halaman. Sepertinya memang menyenangkan melihat banyak ide dan detail dalam satu kalimat, tetapi kemungkinan besar kalimat itu sulit dibaca. Jika satu frasa tidak menambahkan makna berharga, sebaiknya dipotong saja. [5]
    • Kata keterangan adalah penopang tulisan berkualitas menengah, dan biasanya hanya untuk memanjangkan kalimat. Kata keterangan yang penempatannya bagus memang menarik, tetapi sering kali hanya mengulang apa yang sudah diimplikasikan kata kerja atau kata sifat, apalagi jika Anda sudah memilih kata yang menggugah. Jangan menulis “berteriak ketakutan” kalau “berteriak” saja sudah menunjukkan rasa takut. Jika Anda melihat bahwa rangkaian kalimat dipenuhi kata-kata pemanis atau tambahan di ujungnya, tarik napas dalam dan fokuskan tulisan. [6]
    • Kadang, pemotongan kata-kata tambahan ini sebaiknya dilakukan pada tahap edit. Jangan terobsesi menemukan cara paling ringkas untuk menyusun tiap kalimat. Tuangkan saja dahulu ide ke atas kertas, kemudian periksa lagi untuk mengedit bagian tidak perlu.
    • Tulisan Anda tidak hanya hidup dalam pikiran Anda, tetapi juga dalam imajinasi pembaca. Tidak perlu mendeskripsikan semua detail jika beberapa detail yang pas dapat memicu benak pembaca untuk mengisinya. Berikan titik-titik di tempat yang tepat, dan biarkan pembaca menghubungkan.
  4. Jangan memberi tahu pembaca apa yang bisa ditunjukkan. Daripada menyuguhkan penjelasan panjang tentang latar belakang tokoh atau signifikansi plot, usahakan membuat pembaca menemukannya sendiri melalui kata-kata, perasaan, dan tindakan tokoh. Dalam fiksi, teknik penulisan klasik ini adalah pelajaran paling penting bagi calon penulis. [7]
    • Misalnya, “Sinta marah setelah membaca surat itu” memberi tahu pembaca bahwa Sinta merasa marah, tetapi tidak memberi kesempatan pada mereka untuk melihatnya sendiri. Cara penulisan seperti itu terkesan malas dan tidak meyakinkan. Sebaliknya, “Sinta meremas surat itu dan membuangnya ke perapian sebelum dia bergegas keluar dari kamar” menunjukkan bahwa Sinta marah tanpa harus mengatakannya dengan terus terang. Ini jauh lebih efektif. Pembaca percaya dengan apa yang mereka lihat, bukan apa yang diberitahukan kepada mereka.
  5. Klise adalah frasa, ide, atau situasi yang terlalu sering digunakan sehingga kehilangan dampak yang awalnya pernah ditimbulkan. [8] Klise biasanya juga terlalu umum sehingga tidak mampu meninggalkan kesan mendalam pada pembaca. Hapus klise dari karya tulis fiksi ataupun nonfiksi demi hasil yang lebih baik. [9]
    • “Malam itu gelap dan berbadai” adalah contoh frasa klise, juga merupakan konsep klise. Bandingkan dengan pembukaan yang terkait dengan cuaca berikut ini: [10]
      • “Hari itu cerah dan dingin di bulan April, dan jam berdentang 13 kali.”— 1984 , oleh George Orwell. Hari itu tidak gelap, tidak berbadai, tidak malam. Namun, sejak awal Anda bisa tahu bahwa ada yang tidak beres pada tahun 1984.
      • “Langit di atas dermaga berwarna televisi, tepat pada saluran yang mati.”— Neuromancer , oleh William Gibson, dalam buku yang juga memberi kita kata cyberspace . Kalimat ini tidak hanya memberikan laporan cuaca, tetapi caranya langsung menunjukkan dunia distopia.
      • “Itulah masa terbaik, sekaligus masa terburuk, zaman kebijaksanaan, juga zaman kebodohan, zaman iman, sekaligus zaman keraguan, musim Terang, sekaligus musim Gelap, musim harapan bersemi, tetapi juga musim keputusasaan, segala sesuatunya terbentang di depan kita, dan di depan kita juga tidak ada apa-apa, kita semua akan langsung diangkat ke surga, kita semua akan mengarah ke jalan sebaliknya—singkat kata, masa itu begitu mirip dengan masa sekarang, para ahlinya melukiskan keadaan, baik maupun buruk, dalam dua sisi yang sangat berlawanan.— A Tale of Two Cities , oleh Charles Dickens. Cuaca, emosi, kutukan, dan keputusasaan, Dickens membahas semuanya dalam satu kalimat pembuka yang menyiapkan pembaca untuk menghadapi apa saja.
    • Klise juga penting untuk dihindari ketika Anda menulis tentang diri sendiri. Pertanyaan bahwa Anda “orang yang supel” tidak menjelaskan banyak hal. Akan tetapi, bahwa Anda adalah orang yang mampu berkomunikasi dengan berbagai jenis orang karena Anda tumbuh dalam keluarga dwibahasa dan pernah tinggal di enam negara, memungkinkan pembaca mengetahui bahwa Anda “orang yang supel” tanpa bahasa yang terkesan malas.
  6. Salah satu ciri tulisan yang lemah adalah generalisasi. Misalnya, pernyataan berikut dalam esai akademis: “Pada zaman modern, kita lebih progresif daripada orang-orang yang hidup seratus tahun lalu.” Pernyataan ini memuat asumsi tidak berdasar dan tidak mendefinisikan ide penting seperti “progresif”. Jadi, Anda harus akurat dan spesifik. Esai ilmiah atau cerita pendek akan lebih baik jika Anda menghindari generalisasi dan pernyataan universal.
    • Ini juga berlaku pada penulisan kreatif. Jangan mengasumsikan apa pun tanpa mengecek lebih dahulu. Misalnya, jika Anda menulis cerita tentang tokoh wanita, jangan berasumsi bahwa dia otomatis lebih emosional daripada pria, atau cenderung lebih lembut dan baik hati. Pemikiran tanpa pengecekan seperti ini menghalangi proses kreatif dan berbagai kemungkinan yang sebenarnya berlaku dalam kehidupan nyata.
  7. Jangan berspekulasi tanpa menyediakan bukti. Dalam penulisan kreatif, ini mirip dengan prinsip “tunjukkan, jangan diberi tahu”. Jangan hanya mengatakan bahwa tanpa kekuatan polisi, kehidupan bermasyarakat akan kacau. Mengapa menurut Anda itu benar? Bukti apa yang Anda miliki? Jika Anda menjelaskan pemikiran di balik pertanyaan itu, pembaca akan melihat bahwa Anda tahu apa yang dibahas. Pembaca juga dapat menentukan apakah mereka setuju atau tidak.
  8. Metafora dan simile yang bagus dapat membuat tulisan lebih hidup dan segar, tetapi penggunaan yang tidak tepat justru melemahkan tulisan. Penggunaan metafora dan simile yang berlebihan juga menunjukkan bahwa Anda tidak percaya diri dan bergantung pada kata-kata untuk menjelaskan ide, dan berisiko jadi klise.
    • Metafora “campuran” menggabungkan dua metafora sehingga tidak masuk akal. Contoh ini diambil dari metafora yang aslinya berbahasa Inggris, “Kita akan membakar jembatan ketika menemukannya” adalah campuran dari metafora “Kita akan menyeberang jembatan ketika menemukannya” dan “Jangan membakar jembatan”. Jika Anda tidak yakin cara kerja metafora, periksa lebih dahulu, atau jangan digunakan sama sekali.
  9. Penulis terbaik tidak hanya mengikuti aturan, mereka tahu kapan dan bagaimana melanggarnya. Aturan seperti gramatika hingga saran-saran menulis bisa dilanggar jika dapat membuat tulisan lebih baik. Kuncinya adalah menulis bagian lain dengan cukup baik sehingga jelas bahwa Anda melanggar aturan dengan sengaja dan ada tujuannya.
    • Seperti semua hal, pelanggaran pun tidak boleh berlebihan. Satu pertanyaan retorik untuk menciptakan pembukaan yang menarik perhatian memang sangat efektif. Namun, penggunaan enam pernyataan retorik berturut-turut tentunya akan melemahkan efek tersebut. Bijaklah memilih penempatan dan alasan untuk melanggar aturan.
  10. Pengeditan adalah bagian paling penting dalam proses menulis. Setelah menyelesaikan tulisan, sediakan satu hari untuk membacanya dengan sudut pandang baru, mencari bagian yang membingungkan, atau menghapus paragraf utuh, untuk membuat tulisan lebih bagus. Kemudian, setelah selesai, baca lagi beberapa kali.
    • Ada yang bingung dengan perbedaan edit dan proofread . Keduanya penting, tetapi edit berfokus memikirkan isi tulisan. Jangan terlalu sayang pada penyusunan kata atau ide tertentu sehingga Anda tidak mau mengubahnya jika ide akan lebih jelas atau efektif jika disajikan dengan cara lain. Sementara itu, proofread lebih bersifat teknis, fungsinya adalah mencari kesalahan gramatika, ejaan, tanda baca, dan format.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 4:

Membaca untuk Menulis

Unduh PDF
  1. Untuk memperbaiki tulisan, Anda harus mengakrabkan diri dengan contoh karya yang bagus dalam genre yang diminati, baik novel maupun artikel jurnal ilmiah. Baca dan pahami karya penulis hebat dan berpengaruh untuk mempelajari apa yang bisa dicapai kata-kata tertulis dan apa yang paling menarik bagi pembaca. Dengan menghayati karya penulis yang bagus, Anda dapat mengembangkan kosakata, menambah pengetahuan, dan memperkaya imajinasi. [11] [12]
    • Carilah cara lain untuk mengatur tulisan atau menyajikan narasi.
    • Cobalah membandingkan pendekatan beberapa penulis pada subjek yang sama untuk melihat bagaimana kemiripan dan perbedaannya. Misalnya, Death of Ivan Ilych karya Leo Tolstoy dan The Snows of Kilimanjaro karya Ernest Hemmingway.
    • Meskipun Anda menulis jurnal akademis atau nonfiksi, membaca contoh tulisan yang bagus akan tetap memperbaiki tulisan Anda. Makin Anda familier dengan banyak cara menyampaikan ide, makin bervariasi dan orisinal karya Anda.
    KIAT PAKAR

    Grant Faulkner, MA

    Penulis Profesional
    Grant Faulkner adalah Direktur Eksekutif National Novel Writing Month (NaNoWriMo) dan turut mendirikan majalah sastra, 100 Word Story. Grant menulis 2 buku tentang kepenulisan dan diterbitkan di The New York Times and Writer’s Digest. Dia juga turut membawakan acara Write-minded, siaran podcast mingguan yang banyak membahas dunia kepenulisan dan penerbitan. Grant meraih gelas Master dalam Penulisan Kreatif dari San Francisco State University. 
    Grant Faulkner, MA
    Penulis Profesional

    Pakar Kami Setuju: Salah satu latihan utama untuk belajar menulis adalah banyak membaca. Sering-seringlah membaca dan baca berbagai subjek dan gaya tulisan untuk mengasah teknik dan kemampuan. Anda juga bisa mempelajari penggunaan dan aturan gramatika.

  2. Mungkin Anda tidak sadar, tetapi buku, film, dan media lain penuh dengan referensi dan penghargaan kepada sastra hebat. Dengan membaca karya klasik, Anda akan menambah pengetahuan budaya yang dapat memperkaya tulisan.
  3. Mungkin saja Anda membaca novel seperti The Catcher in the Rye dan tidak langsung "paham" atau melihat istimewanya. Jika itu terjadi, cobalah membaca satu atau beberapa esai tentang karya tersebut untuk mempelajari alasan yang membuatnya begitu berpengaruh dan efektif. Mungkin Anda akan menemukan lapis demi lapis makna yang terlewat. Memahami alasan yang menjadikan sebuah karya hebat adalah salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan Anda sendiri.
    • Ini juga berlaku pada tulisan nonfiksi dan akademis. Ambil beberapa contoh dari penulis berpengaruh di bidang Anda. Apa kesamaan mereka? Bagaimana cara kerja mereka? Apa teknik dan cara mereka yang bisa Anda terapkan?
  4. Sandiwara teater ditulis untuk ditampilkan. Jika Anda tidak “memahami” karya sastra, cari versi panggungnya. Jika tidak ada, baca karya tersebut dengan suara lantang. Cobalah menjadi tokohnya. Dengarkan bunyi bahasanya sambil membaca.
    • Lebih daripada film, sandiwara teater ibarat perwujudan kata-kata, hanya penafsiran sutradara dan performa aktor yang memfilter antara pena penulis dan telinga Anda.
  5. Karya sastra bukan satu-satunya sumber untuk mendapatkan ide karena dunia nyata dipenuhi orang, tempat, dan peristiwa menarik yang bisa menginspirasi pikiran penulis. Penulis yang hebat selalu mengikuti masalah penting sehari-hari.
  6. Ini sering terjadi pada penulis, setelah menyelesaikan novel yang bagus, Anda bangga dengan hasilnya. Akan tetapi, begitu duduk dan membacanya, kata-kata Anda terdengar tidak orisinal, seperti meniru penulis lain yang karyanya pernah Anda baca. Dari semua hal yang bisa Anda pelajari dari penulis hebat, Anda harus bisa mengembangkan gaya sendiri. Belajarlah mengolah pengaruh dengan latihan menulis bebas, mengulas karya Anda sebelumnya, atau mungkin meditasi.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 4:

Melatih Kemampuan

Unduh PDF
  1. Bukan buku catatan biasa, tetapi buku berkualitas bagus yang bisa dibawa-bawa. Ide muncul di mana saja, dan harus dicatat sebelum hilang seperti mimpi.
  2. Ide bisa berupa judul, subtitel, topik, tokoh, situasi, frasa, metafora, atau apa pun. Tulis apa saja yang nanti akan memicu imajinasi begitu Anda siap menulis.
    • Jika inspirasi tak kunjung datang, berlatihlah mencatat situasi. Tulis bagaimana orang bekerja di kedai kopi. Catat bagaimana sinar matahari menimpa meja Anda di sore hari. Memperhatikan detail konkret akan membantu Anda untuk jadi penulis yang lebih baik, entah sebagai penulis puisi atau artikel surat kabar.
  3. Setelah satu buku habis, beri label berupa rentang tanggal dan catatan umum supaya Anda bisa membukanya ketika membutuhkan dorongan kreatif.
  4. Salah satu cara terbaik untuk memperbaiki tulisan dan menjaga motivasi adalah berdiskusi dengan orang lain dan mendapat masukan. Cari grup atau kursus menulis lokal atau di internet. Biasanya, anggota membaca karya satu sama lain dan mendiskusikan apa yang mereka suka, yang tidak mereka suka, dan bagaimana memperbaiki karya tersebut. Dengan memberi dan menerima masukan, Anda akan mendapat pelajaran berharga untuk mengembangkan kemampuan.
    • Pelatihan bukan hanya untuk penulis kreatif. Tulisan akademis juga dapat diperbaiki dengan masukan dari teman atau kolega. Kerja bersama seperti ini juga mendorong Anda untuk berbagi ide dan mendengarkan ide orang lain.
  5. Tulis buku harian, kirim surel kepada sahabat pena, atau sisihkan satu jam setiap hari untuk menulis bebas. Pilih topik apa saja dan mulailah merangkai kata. Topiknya sendiri tidak penting, tujuannya adalah menulis. Menulis. Menulis terus. Menulis adalah kemampuan yang butuh dilatih, seperti otot yang bisa diperkuat dan dikembangkan dengan latihan yang tepat. [13]
    KIAT PAKAR

    Grant Faulkner, MA

    Penulis Profesional
    Grant Faulkner adalah Direktur Eksekutif National Novel Writing Month (NaNoWriMo) dan turut mendirikan majalah sastra, 100 Word Story. Grant menulis 2 buku tentang kepenulisan dan diterbitkan di The New York Times and Writer’s Digest. Dia juga turut membawakan acara Write-minded, siaran podcast mingguan yang banyak membahas dunia kepenulisan dan penerbitan. Grant meraih gelas Master dalam Penulisan Kreatif dari San Francisco State University. 
    Grant Faulkner, MA
    Penulis Profesional

    Pakar Kami Setuju: Sering menulis atau menulis setiap hari adalah salah satu cara terbaik untuk memperbaiki tulisan. Latih diri Anda untuk rutin menulis tiap hari, seperti menulis buku harian. Anda akan belajar merasakan tekstur kata dan menemukan gaya sendiri. Perbaikan hanya bisa didapat dengan latihan dan penasaran dengan tulisan sendiri, dan menilai karya dengan mata yang kritis.

    Iklan
Metode 4
Metode 4 dari 4:

Merangkai Cerita

Unduh PDF
  1. Tidak perlu kompleks, cukup sebagai cara untuk mengarahkan pikiran Anda pada plot. Misalnya, plot cerita cinta klasik: pria bertemu wanita, pria mendapatkan wanita, pria kehilangan wanita, pria mendapatkan wanita itu kembali (adegan pengejaran bisa ditambahkan nanti).
  2. Mungkin Anda tergoda untuk langsung menulis dan menemukan konflik dan penyelesaian sambil jalan. Hindari cara seperti itu. Buat kerangka, yang sederhana sekalipun akan membantu Anda melihat gambaran besar dan menghemat banyak waktu. Mulailah dengan plot dasar dan kembangkan bagian demi bagian. Jabarkan cerita, berikan beberapa tokoh utama, lokasi, periode waktu, dan situasi.
    • Jika ada bagian kerangka yang deskripsinya membutuhkan lebih dari beberapa kata, pecah lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
  3. Berikan latar pribadi kepada masing-masing tokoh. Meskipun nantinya tidak dimasukkan ke dalam cerita, informasi latar belakang berperan sebagai dasar tindakan tokoh dalam segala situasi.
  4. Jika Anda tiba-tiba mendapat ide brilian tentang penyelesaian konflik di dekat akhir cerita, tetapi sekarang masih mengerjakan Bab 1, tuliskan saja. Jangan sia-siakan ide yang muncul.
  5. Pada tahap ini, Anda bisa menulis “percobaan”, atau draf pertama. Dengan kerangka sebagai panduan, kembangkan tokoh dan jalan ceritanya.
    • Jangan merasa terbebani. Dalam menulis draf, tidak penting apakah kata-kata Anda sempurna. Yang lebih penting adalah menuangkan semua ide.
  6. Biarkan cerita itu bercerita, Anda mungkin akan digiring ke arah yang tidak terduga, tetapi sangat menarik. Anda masih berperan sebagai sutradara, tetapi selalu buka pikiran untuk inspirasi baru.
    • Jika Anda sudah matang memikirkan tentang tokoh, siapa mereka, apa yang mereka mau, alasan mereka menginginkannya, mereka akan memandu tulisan Anda.
  7. Jangan terganggu dengan pikiran ingin mengedit, selesaikan saja cerita Anda. Jika di tengah jalan Anda menyadari bahwa seorang tokohnya adalah duta besar untuk India, buat catatan, dan selesaikan cerita dengan dia sebagai duta besar. Jangan kembali dan menulis ulang bagiannya sebelum draf pertama selesai.
  8. Di tahap ini, Anda baru sampai di draf pertama. Sekarang, Anda harus menulis dari awal lagi, tetapi kali ini sudah mengetahui semua detail cerita yang membuat tokoh jauh lebih real dan manusiawi. Sekarang, Anda tahu mengapa si laki-laki ada di pesawat itu, dan mengapa si gadis berpakaian seperti anak punk .
  9. Pada saat Anda menyelesaikan draf kedua, semua informasi tentang cerita, tokoh, plot utama, dan subplot sudah jelas.
  10. Setelah draf kedua selesai, baca tanpa rasa terikat supaya Anda bisa objektif. Perlihatkan kepada beberapa teman tepercaya yang pendapatnya Anda hargai.
  11. Dengan bekal catatan dari membaca draf, ditambah catatan dari teman atau penerbit, tulis cerita Anda sekali lagi. Rangkai alur yang terlepas, selesaikan konflik, hilangkan tokoh yang tidak memberi nilai tambah pada cerita, dan lakukan revisi lain.
    Iklan

Tips

  • Jika Anda tidak suka pada suatu ide, tetap coba dituliskan, mungkin ide itu akan mengarah pada sesuatu.
  • Jangan kecewa dengan draf pertama. Draf pertama memang hampir selalu tidak bagus. Ketika Anda membacanya, ingatlah hal itu dan edit sampai jadi lebih bagus.
  • Cobalah mengikuti alur. Namun, jangan terlalu dibiarkan karena detail sensorik atau pikiran tambahan akan memberatkan cerita. Ingat bagaimana perasaan Anda ketika membaca karya orang lain, dan hindari apa pun yang membuat Anda terganggu.
  • Menulis itu menyenangkan, atau siksaan, tergantung orangnya. Menulis mungkin membuat Anda bersemangat, atau kelelahan. Tidak ada cara yang benar untuk menulis atau apa yang semestinya Anda rasakan ketika membacanya. Cari gaya Anda sendiri.
  • Jika menulis di buku catatan, gunakan pensil. Anda bisa menghapusnya jika membuat kesalahan.
  • Latihan akan menyempurnakan. Usahakan menulis sesering mungkin.
  • Jika Anda baru membaca novel yang sangat bagus dan itu membuat Anda ingin menulis, jangan meniru. Cobalah menyegarkan pikiran lebih dahulu, dan tulis lagi begitu Anda benar-benar siap.
  • Gunakan program pengecek ejaan dan tata bahasa.
Iklan

Peringatan

  • Gunakan kata-kata dengan hati-hati. Ketidaktahuan penulis terlihat dari penggunaan kata dalam tata bahasa yang salah atau konteks yang tidak sesuai. Jika Anda tidak yakin dengan penggunaan suatu kata, cari artinya di kamus dan pahami arti serta konotasinya.
  • Jangan menjiplak karya orang lain. Menggunakan kata-kata atau ide orang lain dalam karya yang Anda nyatakan sebagai tulisan sendiri adalah pelanggaran serius dalam dunia akademis, jurnalisme, dan penulisan fiksi. Jika ketahuan, Anda bisa dikeluarkan, dipecat, dituntut, atau dimasukkan dalam daftar hitam. Hindari plagiarisme apa pun yang terjadi.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 15.112 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan