Unduh PDF Unduh PDF

Anda menggemari kisah-kisah horor? Jika iya, nama-nama seperti H.P Lovecraft, Edgar Allan Poe, dan Wilkie Collins tentunya sudah tidak asing lagi bagi Anda. Ketiganya merupakan penulis kenamaan yang memopulerkan genre fiksi gotik, sebuah genre kontemporer dalam karya fiksi yang bertujuan menimbulkan kengerian dalam diri pembacanya. Jika selama ini Anda hanya menjadi penikmat, mengapa tidak mencoba membuatnya sendiri? Jangan khawatir, menulis fiksi gotik tidaklah sulit jika Anda mampu mengenali ciri khas dan karakternya. Baca terus artikel ini untuk menemukan kiat-kiat ampuh menulis fiksi gotik Anda sendiri!

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Mengembangkan Ide

Unduh PDF
  1. Apakah cerita Anda terjadi di masa lampau? Atau justru di masa depan? Jika Anda menggemari fiksi gotik Amerika, tentunya Anda tahu bahwa sebagian besar penulis fiksi gotik Amerika memilih periode abad pertengahan (atau bahkan lebih lampau dari itu) sebagai latar belakang cerita-ceritanya.
    • Biasanya, cerita horor yang mengambil latar masa lampau mampu menonjolkan nuansa yang lebih mengerikan bagi pembacanya; terutama karena elemen-elemen supernatural dan karakter-karakter yang ganjil akan terasa lebih nyata jika diposisikan pada periode waktu tersebut.
    • Anda juga bisa membuat cerita yang mengambil latar masa sekarang, namun cobalah menyisipkan berbagai elemen yang mampu menarik pembaca ke masa lampau. Dalam bukunya yang berjudul Drakula , Bram Stoker pun menerapkan metode ini; dia berhasil memadukan latar yang kuno (kastil dan vampir) dengan teknologi modern (mesin tik dan kereta api) dalam satu kesatuan cerita. [1]
  2. Latar adalah salah satu elemen paling penting dalam sebuah karya fiksi; tanpa latar yang tepat, atmosfer kengerian yang menyelimuti kehidupan masing-masing karakter tidak akan muncul. Gedung-gedung yang sudah reyot, rumah berhantu, dan kastil tua nan megah adalah pilihan latar yang tepat untuk mendukung karya fiksi gotik Anda. Pilih latar yang tadinya pernah berdiri kokoh – dan berpenghuni – namun kemudian ditinggalkan hingga kosong dan melapuk. [2]
    • Hotel Overlook yang muncul dalam novel The Shining karya Stephen King adalah contoh latar yang sempurna. Pada masanya, hotel tersebut pernah begitu berjaya dan nyaris tidak pernah sepi pengunjung; namun pada musim dingin, hotel tua nan mewah itu ditutup dan hanya dihuni oleh Jack (orang yang ditunjuk untuk menjaga hotel selama musim dingin) dan keluarganya. [3]
  3. Selain latar, karakter adalah elemen lain yang tak kalah pentingnya, jadi pastikan Anda meluangkan waktu untuk mengembangkan karakter-karakter dalam cerita Anda. Fiksi gotik cenderung memiliki tipe karakter tertentu yang dapat menjadi panduan dasar bagi Anda.
    • Hero atau antihero. Setidaknya, harus ada satu karakter dalam cerita Anda yang akan disukai pembaca (sekalipun karakter tersebut memiliki sisi gelap yang tersembunyi). Cerita Victor Frankenstein karya Mary Shelley adalah contoh yang tepat mengenai hero yang mampu menciptakan monster namun sesungguhnya protagonis. [4]
    • Antagonis. Karakter antagonis dalam fiksi gotik sering kali dicitrakan sebagai “sang penggoda” yang akan menarik hero ke jurang kekelaman. Karakter antagonis yang baik harus mampu menampilkan kesan jahat namun tetap menarik untuk dibaca. Tokoh Drakula dalam karya Bram Stoker adalah contoh yang sempurna mengenai karakter yang jahat namun memiliki daya tarik tersendiri. Dikisahkan oleh Bram Stoker, Drakula memang melakukan banyak hal yang tidak terpuji (seperti membunuh orang) – yang sesungguhnya merupakan epitome tindak korupsi yang mengancam masyarakat Inggris pada waktu itu. Berhubung tema tersebut sesuai dengan kondisi politik saat novel tersebut diterbitkan, dengan cepat Drakula mampu menjadi novel gotik yang sangat populer di kalangan pembaca horor. [5]
    • Woman in white (Wanita bergaun putih). Karakter seorang pengantin bergaun putih yang hidupnya berakhir tragis juga sering dihadirkan dalam berbagai novel fiksi gotik. Tokoh Elizabeth dari cerita Frankenstein adalah contoh yang tepat dari karakter wanita bergaun putih nan mengerikan. [6]
    • Woman in black (Wanita bergaun hitam). Wanita bergaun hitam – yang biasanya merupakan potret seorang janda – merupakan jenis karakter lain yang kerap muncul dalam fiksi gotik. Tokoh Nona Jessel dari novel Turn of the Screw yang ditulis oleh Henry James adalah salah satu contohnya. [7]
  4. Setelah menyusun latar dan karakter, tugas Anda selanjutnya adalah menentukan kejadian-kejadian apa saja yang terjadi dalam hidup karakter tersebut. Layaknya latar, plot harus mampu menunjukkan perubahan-perubahan negatif yang terjadi dalam hidup, hubungan, dan/atau kewarasan karakter hero dalam cerita Anda. Fiksi gotik biasanya berakhir jika sang hero berhasil memulihkan hidupnya kembali lewat bantuan orang-orang terdekatnya. [8]
    • Contohnya, tokoh Mina dalam novel Drakula berhasil menyelamatkan hidupnya dengan bantuan teman-temannya.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Menciptakan Keunikan

Unduh PDF
  1. Hampir semua fiksi gotik dibumbui oleh elemen supernatural yang dihadirkan melalui karakter pun latarnya. Cobalah menciptakan karakter berupa hantu, vampir, manusia serigala, atau makhluk mengerikan lainnya. Jika ingin lebih berfokus pada latar, cobalah menciptakan atmosfer mengerikan melalui konsep latar utama dan plot. Penambahan kastil atau rumah berhantu dapat meningkatkan kengerian cerita Anda dalam sekejap. [9]
  2. Dalam sebagian besar fiksi gotik, anak-anak sering kali digambarkan sebagai pihak yang terancam dan tak berdaya. Menciptakan karakter anak kecil yang hidupnya sedang terancam niscaya akan menambah ketegangan cerita Anda. [10]
    • Misalnya, William Frankenstein muda dibunuh oleh monster ciptaan Frankenstein ketika sedang berjalan-jalan tanpa pengawasan. [11]
  3. Ramalan atau kutukan yang menyelimuti latar (rumah berhantu yang terkutuk) atau karakter (anak kecil yang diramalkan akan menjadi pewaris vampir) akan menambah intrik sekaligus ketegangan cerita Anda. Biasanya, ramalan atau kutukan dalam fiksi gotik selalu dikemas secara implisit, membingungkan pembaca, dan membuat pembaca penasaran untuk menelusuri lebih jauh. [12] Terkadang, fiksi gotik mengangkat cerita mengenai kutukan atau rahasia kelam yang menghantui sebuah keluarga selama turun-temurun. Konsep kutukan yang baik harus mampu menjelaskan tindakan dan keputusan-keputusan sang hero dalam cerita Anda. [13]
    • Misalnya, novel Castle of Otranto karangan Horace Walpole mengangkat cerita mengenai sebuah keluarga yang dihantui suatu ramalan kuno. Menurut ramalan tersebut, kastil akan dialihkan dari keturunan Manfred. Ramalan tersebut terbukti benar ketika anak laki-laki Manfred meninggal. [14]
  4. Fiksi gotik sering kali menceritakan seorang perempuan muda yang nyawanya terancam. Perempuan tersebut dapat Anda posisikan sebagai karakter utama atau kekasih karakter utama dalam cerita Anda. Gunakan karakter tersebut untuk mengaduk-aduk emosi pembaca; biarkan pembaca merasa kasihan, sedih, dan takut ketika membaca kisahnya. Lukiskan reaksi wanita tersebut terhadap setiap situasi yang dialaminya lewat tindakan dan kata-katanya. [15]
    • Dalam kisah Matilda , Matilda diceritakan sebagai seorang perempuan yang mencintai seorang laki-laki. Nyawanya mulai terancam ketika ternyata ada laki-laki lain yang diam-diam juga mencintainya. [16]
  5. Banyak novel fiksi gotik yang menggunakan teknik ini, misalnya dengan menghadirkan buku harian yang ditulis oleh si tokoh. Teknik semacam ini mampu menambahkan elemen misterius dalam cerita yang Anda hadirkan, pun mengajak pembaca untuk berimajinasi bahwa cerita tersebut memang benar-benar terjadi. [17]
    • Misalnya, Mary Shelley dan Bram Stoker sama-sama menggunakan teknik di atas untuk membingkai ceritanya; mereka menyajikan ceritanya melalui surat-surat dan buku harian sang karakter.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menulis Fiksi Gotik

Unduh PDF
  1. Di awal cerita, pastikan Anda mendeskripsikan latar dan karakter dalam cerita Anda dengan baik; namun ingat, jangan memberikan terlalu banyak informasi! Simpan beberapa informasi untuk dihadirkan pada saat yang tepat, misalnya informasi mengenai karakter antagonis dan elemen-elemen misterius lainnya. Anda boleh memberikan petunjuk singkat, namun jangan bersikap terlalu transparan. [18]
  2. Salah satu cara untuk membangun nuansa horor adalah dengan menjelaskan berbagai detail-detail sederhana; cobalah mendeskripsikan bulan, angin yang berembus, atau koridor gelap yang mengarah ke ruang bawah tanah secara spesifik. Anda juga bisa mendeskripsikan setiap tindakan dan perasaan masing-masing karakter, pun ekspresi wajahnya dalam setiap situasi. [19]
  3. Goda pembaca Anda dengan memberikan petunjuk sekilas mengenai hantu, vampir, karakter antagonis, atau karakter ganjil lainnya dalam cerita Anda. Berikan petunjuk singkat mengenai kutukan yang diwarisi keluarga X, namun jangan menjelaskan detailnya di awal cerita. [20]
  4. Deskripsikan emosi-emosi yang klimaks seperti menjerit, pingsan, atau menangis terisak-isak. Momen-momen histeris tersebut dapat memerangkap ketertarikan pembaca dan menarik mereka lebih jauh ke dalam cerita Anda. [21]
  5. Deskripsikan perasaan, pikiran, dan kekhawatiran seseorang yang sedang ketakutan dan hampir gila. Pendekatan ini akan menggiring pembaca untuk mempertanyakan apa yang sesungguhnya terjadi. [22]
    • Misalnya, Roderick berubah menjadi seperti orang gila dalam novel Fall of The House of Usher karya Edgar Allan Poe. Perubahan kondisi psikologis dan emosionalnya ampuh menambah ketegangan dan kengerian cerita. [23]
  6. Sebesar apa pun kecintaan Anda terhadap setiap karakter, fiksi gotik yang baik biasanya selalu diwarnai oleh kematian satu atau lebih karakter utamanya. Kematian karakter cerita tidak perlu dikemas dengan sangat brutal dan sadis (meskipun Anda juga boleh melakukannya), namun harus mengerikan dan terasa ganjil. Pastikan Anda mendeskripsikan situasi tersebut sedetail mungkin. [24]
    • Misalnya, Conrad dalam novel Castle of Otranto karya Horace Walpole meninggal sesaat sebelum menikah karena dihancurkan oleh helm raksasa. [25]
  7. Fiksi gotik yang baik hampir pasti akan diakhiri oleh akhir yang tak disangka-sangka; akhir semacam ini memaksa pembaca untuk mempertanyakan segala kejadian dan karakter yang sudah Anda bangun di sepanjang cerita. Misalnya, Anda bisa kembali menghadirkan seseorang yang sudah meninggal; pikirkan ide yang kira-kira dapat mengejutkan pembaca. [26]
    • Dalam novelnya yang berjudul Fall of the House of Usher , Edgar Allen Poe berhasil membuat pembaca mempertanyakan keabsahan kematian salah satu karakternya, yaitu saat Madeline muncul di depan pintu dan jatuh di atas tubuh Roderick; padahal Roderick meyakini bahwa Madeline sudah meninggal. [27]
    Iklan

Tips

  • Untuk menjadi penulis yang hebat, Anda perlu terlebih dahulu menjadi penikmat yang rajin. Sering-seringlah membaca karya fiksi gotik untuk memperdalam pemahaman Anda akan genre tersebut. Semakin besar pemahaman Anda mengenai ciri khas genre tersebut, semakin mudah bagi Anda untuk membuatnya sendiri.
  • Tunjukkan cerita Anda kepada sahabat dan kerabat. Mintalah mereka memberikan kritik dan saran yang dapat memperbaiki kualitas cerita Anda.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 3.036 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan