Apa Orang Tua Kamu Memiliki Gaya Pola Asuh Negatif?
Cara membesarkan anak bisa menimbulkan efek berantai, yang memengaruhi pribadi seseorang di kemudian hari. Orang tua kamu mungkin tidak hanya “keras” atau “santai”. Mereka mungkin membentukmu secara aktif hingga akhirnya menjadi dirimu saat ini, mulai dari gaya kelekatan ( attachment style ) sampai kemampuanmu dalam mengendalikan emosi.
Jika ini benar, bagaimana cara menghubungkan perilaku kita saat dewasa dengan masa kanak-kanak? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita akan menyelami dunia psikologi dan memulai refleksi diri. Tujuannya adalah kamu memiliki kesadaran diri dan alat yang baik untuk mengembangkan diri sendiri sebagai pribadi. Klik “Mulai Quiz” untuk mengetahui lebih lanjut.
Ringkasan Pertanyaan
- “Orang tuaku strict banget.”
- “Orang tuaku santai. Mereka biarin aku lakukan apa saja yang aku mau.”
- “Orang tuaku sering nggak ada di dekatku.”
- “Hubungan kami normal-normal saja. Kami cukup dekat.”
- Gugup—kadang-kadang sesak. Aku harus bertindak dan berkata dengan sangat hati-hati.
- Santai. Aku punya banyak kebebasan, tapi kadang aku merasa bosan, seperti kehilangan sesuatu yang penting.
- Stres dan capek. Aku seperti dipaksa untuk menjadi dewasa, rasanya kayak nggak punya masa kanak-kanak.
- Biasa saja. Terkadang aku baik-baik saja, dan kadang-kadang aku sedih. Namun, aku selalu merasa aman.
- Kesabaran dan pengertian.
- Batasan dan pujian.
- Perhatian dan cinta.
- Tidak banyak sih (aku hanya ingin hal-hal kecil, misalnya snack di malam hari atau HP yang lebih bagus).
- Hukuman berat. Walaupun aku punya alasan yang bagus, mereka tidak pernah mau mendengarkan.
- Terus terang, aku nggak dapat hukuman apa-apa. Orang tuaku lebih suka menghindari konflik kalau bisa.
- Orang tuaku nggak konsisten. Mungkin mereka nggak sadar kalau aku melanggar aturan. Tapi kalau aku ketahuan, mungkin aku akan dihukum berat.
- Kami akan membahasnya, dan aku siap dengan konsekuensinya. Mereka mungkin akan bertanya kenapa aku melakukannya.
- Aku nggak akan bilang ke mereka. Mereka juga nggak mau dengerin aku, dan aku mungkin justru akan dimarahi.
- Kalau aku bilang perasaanku ke mereka, mereka cuma akan ganti topik. Jadi, aku nggak akan coba bilang juga.
- Buat apa? Aku selalu marah sama mereka, tapi aku tahu aku yang harus hadapi sendiri.
- Aku akan membicarakannya dengan tenang, dan orang tuaku selalu mendengarkan. Kami memiliki komunikasi yang sangat baik.
- Ya. Aku pernah memberontak dulu. Aku harus melepaskan diri.
- Sedikit. Aku ingin memancing reaksi orang tuaku.
- Tidak. Itu cuma akan jadi masalah buatku, aku punya masalah yang lebih penting.
- Kayaknya semua remaja pernah memberontak sesekali (termasuk aku!), tapi aku nggak pernah melakukan sesuatu yang berlebihan.
- Aku kadang agak pemalu. Mungkin perasaan ini muncul karena aku rendah diri.
- Aku bisa sedikit egois, dan kadang-kadang aku sulit mengikuti aturan.
- Aku sulit percaya sama orang, dan ini membuatku sulit menjalin hubungan dekat.
- Sepertinya aku nggak punya masalah yang berarti.
- Sebagian besar waktu sih, iya. Tapi aku bisa lepas kendali jika terlalu tertekan.
- Tidak. Aku sulit mengendalikan tindakanku. Aku kadang-kadang makan secara berlebihan, terlalu sering menonton TV, dan sebagainya.
- Sepertinya iya. Tapi ini karena keadaanku, aku harus menjaga diri sendiri sejak kecil.
- Aku agak sulit mengendalikan diri (ya sama seperti orang kebanyakan). Tapi secara umum aku bisa mengendalikan diri dengan baik.
- Tidak selalu. Kadang aku kesulitan mengendalikan kemarahan dan kecemasanku.
- Ada kebiasaan buruk yang tampaknya sulit aku hilangkan, dan ini membuatku putus asa dan sedih.
- Ya dan tidak. Emosiku naik turun, tapi aku biasanya menemukan cara untuk tidak bertindak berdasarkan emosi.
- Kurasa aku bisa mengendalikan emosi dengan baik.
- Tidak. Aku sering merasa cemas ketika harus mengambil keputusan penting.
- Aku bisa mengambil keputusan penting, tetapi aku tidak selalu memikirkannya secara matang.
- Iya. Aku sudah belajar mengambil keputusan sejak kecil.
- Seperti orang lain, kadang aku merasa kesulitan. Namun, secara keseluruhan aku bisa mengambil keputusan dengan baik.
- Orang tuaku berharap agar aku menjadi sosok yang sempurna. Aku tidak boleh melakukan kesalahan apa pun.
- Orang tuaku tidak memiliki harapan khusus terhadapku. Reaksi mereka sama saja, baik aku mendapatkan nilai A maupun D.
- Orang tuaku tidak berharap apa pun dariku dan sering tidak hadir untukku. Aku sepertinya tidak mengenal mereka dengan baik.
- Orang tuaku memberi hukuman dan pujian, serta mau berkomunikasi denganku secara terbuka.
- Mereka bilang agar aku menahannya dan tetap berangkat ke sekolah. Ujian ini yang paling penting.
- Mereka bilang ini bukan masalah, tanpa periksa aku beneran sakit atau nggak.
- Mereka kemungkinan besar tidak akan tahu. Aku sendiri yang akan menghubungi sekolah.
- Mereka periksa suhu tubuhku, menanyakan gejala apa saja yang aku alami, menelepon sekolah, dan membawaku ke dokter.
Quiz Lain
Namun, sekarang kamu sudah bebas dan menjalani hidup sesuai keinginanmu sendiri, dan ini menakjubkan! Jika kamu cocok dengan deskripsi ini, mulailah melakukan penyembuhan dengan panduan kami di tautan berikut ini yang telah didukung oleh para pakar. Kamu berhak mendapatkan dukungan. Jadi, bicarakan masa lalumu dengan orang-orang yang kamu sayangi dan pertimbangkan juga untuk menemui psikolog jika memungkinkan.","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Berubah-dari-Pemalu-Menjadi-Percaya-Diri"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menenangkan-Diri-saat-Marah"}],"link_data":[{"title":"Cara Berubah dari Pemalu Menjadi Percaya Diri","id":2147211,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Berubah-dari-Pemalu-Menjadi-Percaya-Diri","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/7\/78\/Go-from-Shy-to-Confident-Step-15.jpg\/-crop-200-200-200px-Go-from-Shy-to-Confident-Step-15.jpg","alt":"Cara Berubah dari Pemalu Menjadi Percaya Diri"},{"title":"Cara Menenangkan Diri saat Marah","id":2134213,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menenangkan-Diri-saat-Marah","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/f\/ff\/Calm-Down-When-You-are-Angry-Step-21-Version-2.jpg\/-crop-200-200-200px-Calm-Down-When-You-are-Angry-Step-21-Version-2.jpg","alt":"Cara Menenangkan Diri saat Marah"}],"minimum":0},{"text":"Orang tuamu memiliki gaya pola asuh \u201cPermisif\u201d.","meaning":"Orang tuamu penuh perhatian dan baik hati, tetapi jarang menghukummu. Ketika mengingat masa kecil, mungkin kamu merasa mereka lebih mirip teman daripada orang tua. Mereka berusaha keras menghindari konflik, bahkan saat kamu benar-benar memerlukan bimbingan. Kondisi ini membuat kamu tumbuh dengan perasaan yang sangat bebas, tetapi juga tanpa ada batasan.
Situasi ini menggambarkan gaya pola asuh \u201cpermisif\u201d. Anak yang menerima pola asuh ini pada umumnya mengalami kesulitan dalam mengendalikan diri sendiri (baik itu dalam hal makanan, menonton televisi yang berlebihan, maupun konsumsi narkoba), dan mereka juga sering mengalami masalah impulsif. Reaksi orang tua tetap sama, entah nilai ujianmu baik maupun buruk. Seiring waktu, motivasimu untuk sukses bisa hilang.
Apakah gambaran ini cocok dengan kondisimu? Jika iya, kamu tidak sendirian, dan bisa menyembuhkannya. Untuk memulai prosesnya, lihatlah panduan wikiHow yang didukung para pakar ini. Kamu layak mendapatkan dukungan. Jadi, ada baiknya kamu membicarakan masa lalumu dengan orang-orang terkasih dan berkonsultasilah dengan psikolog jika memungkinkan.","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Membangun-Pengendalian-Diri"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Agar-Termotivasi-di-Dalam-Pekerjaan"}],"link_data":[{"title":"Cara Membangun Pengendalian Diri","id":2153320,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Membangun-Pengendalian-Diri","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/9\/93\/Build-Self%E2%80%90Control-Step-18.jpg\/-crop-200-200-200px-Build-Self%E2%80%90Control-Step-18.jpg","alt":"Cara Membangun Pengendalian Diri"},{"title":"Cara Agar Termotivasi di Dalam Pekerjaan","id":2150164,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Agar-Termotivasi-di-Dalam-Pekerjaan","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/4\/47\/Be-Motivated-at-Work-Step-14-Version-2.jpg\/-crop-200-200-200px-Be-Motivated-at-Work-Step-14-Version-2.jpg","alt":"Cara Agar Termotivasi di Dalam Pekerjaan"}],"minimum":0},{"text":"Orang tuamu memiliki gaya pola asuh \u201cLalai\u201d.","meaning":"Orang tua seperti ini tidak pernah hadir di masa kecil seseorang. Mereka memberi tanggung jawab yang terlalu besar yang mengharuskan kamu mengambil keputusan sendiri. Mereka tidak melakukan komunikasi dengan baik atau mengasuhmu seperti layaknya orang tua. Mereka juga tidak memberi pujian saat kamu berperilaku baik, atau menghukum kamu ketika melakukan sesuatu yang buruk. Secara umum, kamu merasa seperti dibiarkan tumbuh sendiri.
Anak-anak yang memiliki orang tua lalai biasanya lebih energik, bertanggung jawab, dan lebih tegas daripada anak lain. Namun, kualitas ini terbentuk karena keadaan, bukan karena pola asuh yang sehat. Berbeda dengan jenis pola asuh lain, anak-anak ini akan tumbuh tanpa ada rasa aman, yang bisa menimbulkan dampak buruk dalam jangka panjang. Mereka bisa sulit memiliki kepercayaan terhadap hubungan dekat, mempertahankan harga diri yang tinggi, dan kadang-kadang mereka memiliki mekanisme coping yang kurang sehat.
Anak-anak tidak boleh diberi tanggung jawab yang terlalu berat bagi dirinya sendiri. Jika ciri-ciri ini cocok dengan kondisimu, kamu tidak sendiri. Kamu telah menunjukkan daya tahan yang kuat dalam kehidupan, dan itu luar biasa. Cobalah melakukan penyembuhan dengan membaca panduan wikiHow yang didukung oleh pakar di bawah ini. Kamu berhak memperoleh dukungan. Jadi, pastikan untuk membicarakan masa lalumu dengan orang-orang yang kamu sayangi, dan pertimbangkan juga untuk mendatangi psikolog jika memungkinkan.","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Meningkatkan-Harga-Diri"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mendapatkan-Kepercayaan"}],"link_data":[{"title":"Cara Meningkatkan Harga Diri","id":2153182,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Meningkatkan-Harga-Diri","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/9\/98\/Elevate-Your-Self-Esteem-Step-14.jpg\/-crop-200-200-200px-Elevate-Your-Self-Esteem-Step-14.jpg","alt":"Cara Meningkatkan Harga Diri"},{"title":"Cara Mendapatkan Kepercayaan","id":2152416,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mendapatkan-Kepercayaan","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/f\/fe\/Build-Trust-Step-16-Version-5.jpg\/-crop-200-200-200px-Build-Trust-Step-16-Version-5.jpg","alt":"Cara Mendapatkan Kepercayaan"}],"minimum":0},{"text":"Orang tuamu memiliki gaya pola asuh yang sehat.","meaning":"Berdasarkan hasil kuis, orang tuamu tidak menerapkan pola asuh negatif. Ini kabar baik! Walaupun orang tuamu juga manusia (yang terkadang melakukan kesalahan), mereka sangat komunikatif, terbuka, dan berperan aktif dalam kehidupanmu. Mereka menghukum kamu saat berperilaku buruk, dan memujimu ketika kamu berhasil. Secara umum, kamu tahu persis apa yang diharapkan dari mereka.
Ada banyak faktor yang bisa memengaruhi kamu menjadi pribadi seperti sekarang. Walaupun pola asuh sehat bisa membuat anak menjadi mandiri, percaya diri, dan sukses, tidak semuanya memberi hasil seperti itu. Jika kamu khawatir pengalaman masa kecil menimbulkan dampak negatif terhadap perilakumu sekarang, kamu tidak sendiri. Cobalah berkonsultasi dengan profesional, dan bacalah panduan wikiHow yang didukung pakar di bawah ini untuk mendapatkan bantuan.","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Memahami-Diri-Sendiri"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Memiliki-Kesehatan-Mental-yang-Baik"}],"link_data":[{"title":"Cara Memahami Diri Sendiri","id":2140734,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Memahami-Diri-Sendiri","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/3\/3b\/234458-20.jpg\/-crop-200-200-200px-234458-20.jpg","alt":"Cara Memahami Diri Sendiri"},{"title":"Cara Memiliki Kesehatan Mental yang Baik","id":2153375,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Memiliki-Kesehatan-Mental-yang-Baik","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/e\/e7\/Have-Good-Mental-Health-Step-14-Version-2.jpg\/-crop-200-200-200px-Have-Good-Mental-Health-Step-14-Version-2.jpg","alt":"Cara Memiliki Kesehatan Mental yang Baik"}],"minimum":0}]" class="quiz_results_data"/>
Gaya Pola Asuh: Panduan yang Didukung Psikologi
Orang tua berkewajiban membimbing anaknya dalam menjalani dinamika masa remaja. Dengan pola asuh yang efektif (dan sedikit keberuntungan), anak-anak bisa tumbuh menjadi orang yang mandiri, bertanggung jawab, percaya diri, dan memiliki empati.
Orang tua yang menerapkan “gaya” sebaliknya disebut "negatif" oleh para pakar. Hal ini bisa terjadi ketika tindakan orang tua secara negatif memengaruhi emosi, perilaku, atau pertumbuhan pribadi anak (walaupun orang tua sudah berusaha sebaik mungkin). Berikut ini penjelasan mengenai 3 jenis pola asuh utama, tanda-tanda yang menunjukkan bahwa kamu mengalami jenis pola asuh ini, dan efek negatif yang bisa muncul dalam jangka panjang. Ayo kita mulai.
Pola asuh otoriter. Jenis orang tua ini sangat ketat terhadap anaknya. Mungkin mereka berharap anaknya bisa menjadi individu yang sempurna, lalu memberi reaksi negatif yang keras saat anak melakukan kesalahan. Mereka terlalu jauh melibatkan diri dalam kehidupan anak (untuk segala hal), dan hanya memberi sedikit pilihan atau kebebasan. Situasi ini membuat komunikasi orang tua dan anak menjadi buruk. Orang tua menetapkan batasan dan harapannya, tetapi mereka tidak mau menerima pertanyaan, keluhan, atau kekhawatiran anak. Pada umumnya, mereka mungkin apatis terhadap pengalaman emosional anak-anak, tetapi mengeklaim telah menerapkan “cinta yang besar". Orang tua jenis ini tidak fleksibel, terlalu mengendalikan, dan mendominasi anak, yang akan memengaruhi perilaku anak dalam jangka panjang. Anak-anak yang memiliki orang tua otoriter cenderung:
- Mempunyai harga diri rendah
- Memiliki masalah yang terkait dengan agresivitas dan kemarahan yang terpendam
- Memiliki perasaan malu dan keterlibatan sosial yang terbatas
- Sulit mengambil keputusan
Pola asuh permisif. Ikatan keluarga di pola asuh ini tampak sempurna, dan memang seperti itu kenyataannya. Secara umum, orang tua permisif biasanya penuh kasih sayang, hangat, dan peduli. Namun, mereka tidak mau menetapkan batasan dan hukuman yang dibutuhkan agar anak-anak tumbuh dewasa secara sehat. Ketika anak-anak melakukan kesalahan, orang tua tidak merespons dengan cara yang tepat. Perilaku anak-anak hampir tidak pernah dibatasi, baik itu soal camilan, medsos, maupun waktu tidur. Anak-anak diberi kebebasan yang berlebihan. Selain tidak bisa membentuk rutinitas dan kebiasaan yang sehat, anak-anak bisa kehilangan kepercayaan dalam bentuk validasi eksternal. Anak-anak ini sejak awal sudah tahu bahwa perilaku baik dan buruk akan diperlakukan sama, yang membuat kesuksesan menjadi kurang menarik dan kegagalan bisa lebih diterima. Dalam konteks ini, komunikasi bisa dilakukan secara terbuka, tetapi tidak jujur. Mungkin orang tua lebih berfokus untuk membuat anak-anak bahagia daripada berkomunikasi dengan sungguh-sungguh. Anak-anak yang mendapatkan pola asuh permisif cenderung:
- Memiliki harga diri dan kemampuan bersosialisasi yang moderat
- Sulit mengendalikan diri
- Sulit mengambil keputusan secara bijaksana, dan lebih menuruti kata hati
- Bertindak egois atau banyak menuntut
- Sulit menghentikan kebiasaan yang tidak sehat, misalnya penggunaan narkoba
Pola asuh lalai. Orang tua yang lalai sering kali tidak muncul (baik secara fisik atau emosional) saat dibutuhkan. Mereka mungkin masih memberikan kebutuhan dasar anak-anak, tetapi tidak lebih dari itu. Jika tinggal serumah dengan anak-anak, orang tua seperti itu telah gagal memberi rasa aman. Mereka tidak bisa melakukan komunikasi yang sehat dan terbuka. Anak-anak tidak diberi pujian dan pengasuhan yang diperlukan untuk merasakan kasih sayang. Hukuman sangat jarang atau tidak konsisten diberikan. Anak-anak dibiarkan mengurus dirinya sendiri, yang membuat mereka kehilangan masa kecil yang berharga karena stres, kesepian, dan kelelahan. Anak-anak mungkin memiliki keterampilan hidup yang lebih baik karena terpaksa. Meskipun begitu, mereka terkadang tetap sulit menjalani hidup. Anak-anak yang memiliki orang tua lalai mungkin:
- Memiliki masalah yang terkait dengan emosi ekstrem
- Sulit membangun hubungan yang akrab karena kurangnya kepercayaan
- Menerapkan cara penyelesaian masalah yang tidak sehat
- Merasa kesulitan dalam bidang akademis
- Lebih ulet
- Lebih mandiri
Ingin tahu lebih lanjut?
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai gaya pola asuh dan cara membesarkan anak, cobalah melihat panduan yang andal dan menarik berikut ini.