Unduh PDF Unduh PDF

Diare dapat disebabkan oleh infeksi, penyakit, sensitivitas makanan, atau pengobatan tertentu yang dijalani. Jika anak Anda mengalami diare, biasanya ia akan menceret dalam beberapa jam atau lebih. Untuk memastikan si kecil tidak mengalami dehidrasi atau kekurangan nutrisi ketika mengalami diare, Anda perlu memastikan ia banyak minum dan mengonsumsi makanan yang membuatnya merasa lebih nyaman, serta menjaga kesehatannya.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Menyesuaikan Jadwal Makan Anak

Unduh PDF
  1. Sebelum mengubah jadwal makannya, pastikan terlebih dahulu anak Anda mengalami menceret lebih dari satu kali (biasannya dalam jangka waktu singkat). Jika ia menceret sebanyak satu kali, kondisi tersebut tidak selalu berarti bahwa anak Anda mengalami diare. Akan tetapi, menceret beberapa kali dalam jangka waktu yang singkat dapat menjadi tanda bahwa anak Anda mengalami diare namun kondisinya dapat membaik dengan mengubah pola atau jadwal makannya. [1]
    • Peningkatan jumlah air yang diminum anak dan perubahan pola makan merupakan dua kunci utama untukk menangani diare di rumah. Dengan cara ini, Anda bisa mencegah si kecil mengalami dehidrasi dan kekurangan nutrisi sembari ia pulih dari diare.
    • Penyesuaian jadwal makan juga dapat membuat si kecil lebih tertarik untuk makan ketika ia mengalami diare.
  2. Daripada menyajikan makanan dalam tiga jam makan seperti biasanya, berikan porsi makan yang kecil dan camilan sebanyak beberapa kali sepanjang hari agar lambungnya terasa lebih nyaman dan si kecil tetap memiliki nafsu makan. Siapkan makanan dalam porsi kecil di mangkuk kecil dan berikan kepada si kecil. Selalu barengi makanan dan banyak air minum agar ia tidak mengalami dehidrasi. [2]
    • Beberapa sumber menyarankan pemberian minum terlebih dahulu, kemudian makanan padat. Anda bisa memberikan anak beberapa gelas air sebelum dan setelah makan agar cairan tubuhnya tetap terjaga. [3]
  3. Ketika mengalami diare, ada kemungkinan ia tidak memiliki nafsu makan. Oleh karena itu, cobalah berfokus kepada bahan-bahan atau makanan yang ia sukai dan siapkan makanan dalam cara tertentu yang bisa mendorongnya untuk makan.
    • Sebagai contoh, jika anak Anda menyukai ayam, cobalah buat sup mi ayam. Sup akan mudah dimakan oleh anak dengan kondisi perut yang perih, serta bisa memberikan nutrisi yang dibutuhkannya untuk tetap bugar, terlepas dari diare yang dideritanya.
  4. Jika diarenya mulai membaik setelah dua atau tiga hari, terapkan kembali jadwal makan normalnya secara perlahan. Ini artinya, Anda bisa menghidangkan makanan berat untuk satu atau dua jam makan, sembari tetap memberikan beberapa satu atau dua porsi makanan kecil dan camilan. Jangan paksa si kecil untuk langsung mengikuti jadwal makan normalnya setelah pulih karena tubuhnya membutuhkan waktu untuk kembali terbiasa mengolah atau mencerna makanan padat. [4]
    • Terkadang, anak-anak kembali mengalami diare setelah kembali ke jadwal atau pola makan normalnya. Ini biasanya disebabkan karena saluran pencernaan si kecil harus kembali terbiasa dengan makanan yang biasa ia makan. Diare seperti ini biasannya tidak berlangsung lama dan tidak sama dengan diare yang disebabkan oleh penyakit atau infeksi. Setelah sekitar satu hari, diare tersebut biasanya mereda dan si kecil sudah bisa kembali mengonsumsi jenis makanan yang biasa ia konsumsi sebelumnya.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Memberikan Makanan dan Minuman yang Tepat

Unduh PDF
  1. Dehidrasi merupakan komplikasi yang umumnya disebabkan oleh diare. Cegah dehidrasi pada anak dengan memastikan ia banyak minum. Berikan ia air tawar untuk satu atau dua jam pertama setelah tanda-tanda diare muncul, kemudian berikan ia minuman yang mengandung sodium atau nutrisi lain, seperti susu. Sebenarnya, terlalu banyak meminum air tawar dapat membahayakan kesehatannya karena air tawar tidak mengandung gula atau elektrolit-elektrolit penting. Pastikan si kecil minum sebanyak delapan hingga sepuluh gelas air per hari untuk memastikan cairan tubuhnya tetap terjaga.
    • Jangan berikan jus buah, seperti jus apel atau sari buah murni lainnya. Jus buah justru dapat memperburuk kondisi diare yang dialami. Akan tetapi, jika anak Anda tidak begitu suka minum air tawar, Anda bisa menambahkan sedikit saja sari buah agar air yang minum memiliki sedikit rasa dan aroma yang menarik.
    • Jangan berikan minuman berkarbonasi atau berkafeina, seperti soda atau teh berkafeina. Kedua jenis minuman tersebut juga dapat memperburuk kondisi diare. [5]
    • Jika anak Anda memiliki masalah dengan produk-produk susu (atau diarenya memburuk setelah mengonsumsi produk yang mengandung susu), jangan berikan susu kepadanya. Sebagai pengganti, berikan ia air yang dicampur dengan produk larutan (atau serbuk) rehidrasi, seperti Oralit atau Pharolit. Anda juga bisa mencoba produk-produk semacamnya (mis. Pedialyte) yang bisa dibeli dari apotek atau supermarket. Anak-anak yang berusia lebih tua juga dapat mengonsumsi minuman olahraga untuk mengembalikan cairan tubuh, seperti Gatorade atau Pocari Sweat.
    • Selalu konsultasikan kepada dokter sebelum menggunakan atau memberikan larutan rehidrasi untuk bayi atau anak-anak yang berusia di bawah 1 tahun.
  2. Biasanya, anak-anak yang mengalami diare menyukai makanan dengan rasa yang cenderung tawar dan kaya akan pati. Ketika memasak makanan, bumbui makanan Anda dengan garam dan merica saja. Cobalah panggang makanan Anda agar makanan tersebut tidak memiliki aroma atau rasa yang kuat sehingga si kecil tetap menyukainya. Beberapa contoh makanan yang bisa Anda siapkan, di antaranya, adalah: [6]
    • Daging panggang, seperti daging sapi, daging babi, daging ayam, ikan, atau kalkun.
    • Telur rebus.
    • Roti tawar panggang.
    • Pasta tawar dengan keju atau nasi putih.
    • Serealia seperti krim gandum, haver, dan sereal jagung ( cornflake ).
    • Panekuk dan wafel dari tepung terigu.
    • Kentang panggang atau kentang tumbuk.
    • Beberapa sayuran yang bisa dimasak, dikukus, atau ditumis dengan sedikit minyak, seperti wortel, jamur, zukini, dan buncis. Jangan berikan sayur-sayuran seperti gambas/oyong, brokoli, paprika, kacang polong, kacang kapri, buah beri, prem kering, sayuran berdaun hijau, dan jaung karena jenis sayur-sayuran tersebut dapat memicu buang air besar, serta membuat perut kembung dan terisi gas.
    • Pisang dan buah-buahan segar seperti apel, pir, dan persik.
  3. Agar makanan tampak semakin menarik bagi si kecil dan lebih mudah untuk dicerna, buang semua biji dan kulit dari makanan. Ini artinya, Anda perlu membuang seluruh biji yang terkandung dalam sayuran atau buah-buahan yang diberikan untuk si kecil. Anda juga perlu mengupas kulit sayuran atau buah-buahan, seperti zukini atau persik. [7]
  4. Camilan asin cocok diberikan untuk anak-anak yang mengalami diare karena mereka mungkin mengalami kekurangan natrium. Berikan si kecil camilan asik seperti pretzel dan kreker asin. Anda juga bisa menambahkan garam pada masakan, seperti sejumput garam ke ayam panggang atau kentang panggang. [8]
    • Siapkan semangkuk camilan asin agar si kecil bisa menikmatinya sepanjang hari. Tersedianya camilan bisa mendorongnya untuk mau makan. Pastikan ia juga banyak minum air ketika menikmati camilan asin untuk menyeimbangkan kadar natrium dan mencegah dehidrasi.
  5. Camilan-camilan tersebut dapat menjadi sumber cairan yang baik agar cairan tubuh si kecil tetap terjaga. Berikan ia es tangkai yang terbuat dari air dan sedikit sari buah. Hindari pemberian es tangkai yang mengandung susu karena susu dapat menyebabkan iritasi pada lambung. Selain itu, Anda juga bisa memberikan es tangkai yang terbuat dari Pedialyte (atau produk rehidrasi, seperti Pharolit, yang sudah diseduh).
    • Agar-agar yang terbuat dari buah-buahan juga dapat diberikan untuk memastikan si kecil mendapatkan asupan serat yang cukup. Asupan serap tersebut dapat membantu memadatkan kotorannya dan menyerap air dari sistem pencernaannya.
  6. Yoghurt mengandung kultur aktif yang membantu meningkatkan jumlah bakteri baik di saluran pencernaan si kecil. [9] Cobalah berikan satu porsi yoghurt setiap hari untuk membantu proses penyembuhannya.
    • Pilihlah yoghurt yang rendah lemak dan rendah gula. Kandungan lemak atau gula yang terlalu tinggi justru dapat memperburuk kondisi diare yang dialami.
    • Cobalah campurkan yoghurt dengan buah-buahan di blender untuk membuat smoothie . Jika anak Anda tidak menyukai yoghurt, mungkin ia akan menyukai smoothie yang mengandung yoghurt. Cobalah campurkan 120 mililiter yoghurt dengan pisang atau segenggam beri beku. Anda juga bisa menambahkan 120 mililiter air agar si kecil mendapatkan tambahan asupan cairan.
  7. Makanan pedas dan berlemak dapat menyebabkan iritasi pada lambung sehingga diare yang dialami semakin memburuk. Jangan berikan si kecil makanan berrempah, seperti kari, sup pedas, atau makanan lain yang mengandung cabai. Anda juga tidak boleh memberikan makanan yang mengandung banyak lemak, seperti makanan yang digoreng, makanan yang sudah diproses atau dikemas sebelumnya. [10]
    • Jangan berikan makanan yang sulit dicerna, seperti sosis, kue kering, donat, dan makanan lainnya yang sudah diproses dan mengandung banyak gula dan lemak.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Membawa Anak ke Dokter

Unduh PDF
  1. Hal tersebut dapat menandakan bahwa diare yang ia alami merupakan gejala masalah kesehatan yang lebih serius. Penting bagi Anda untuk memperhatikan apakah terdapat lendir atau darah pada kotoran si kecil dan membawanya ke pusat layanan kesehatan sesegera mungkin agar ia bisa menjalani pemeriksaan oleh dokter.
    • Perhatikan juga apakah si kecil mengalami gejala-gejala serius lainnya selain diare, seperti muntah-muntah, keram perut, rasa mual, sakit perut, atau demam tinggi. Bawa ia ke dokter jika ia mengalami gejala-gejala tersebut.
  2. Biasanya, si kecil akan pulih dari diare setelah dua atau tiga hari, meskipun terkadang dibutuhkan satu atau dua minggu hingga ia bisa kembali mengikuti pola makan normalnya. Jika ia tetap mengalami diare selama lebih dari dua atau tiga hari, dan kondisinya tidak membaik, hubungi dokter untuk mencari tahu apakah Anda perlu membawa si kecill untuk menjalani pemeriksaan. [11]
    • Anda mungkin tidak perlu membawanya ke dokter, kecuali jika terdapat darah pada kotorannya atau diare yang ia alami sudah parah.
  3. Anak-anak yang terjangkit diare rentan mengalami dehidrasi, terutama ketika mereka tidak mendapatkan asupan cairan yang cukup Beberapa gejala dehidrasi parah, di antaranya, adalah: [12]
    • Mulut yang kering dan lengket.
    • Tidak buang air kecil dalam enam hingga delapan jam (atau tidak buang air kecil lebih dari 3 kali dalam 24 jam).
    • Tidak ada air mata ketika menangis.
    • Mata yang tampak cekung.
    • Menurunnya aktivitas.
    • Menurunnya berat badan.
  4. Dokter dapat memeriksa sampel kotoran si kecil untuk mengetahui apakah diare yang ia alami disebabkan oleh infeksi, atau justru ia harus menjalani tes lain untuk mengetahui penyebab diare yang ia alami. Setelah anak Anda menjalani pemeriksaan, dokter mungkin memberikan antibiotik untuk melawan infeksi atau penyakit yang menyebabkan diare. Sebenarnya, antibiotik jarang diberikan untuk menangani diare, dan hanya diberikan ketika bakteri penyebab diare sudah diketahui. Perlu diingat bahwa pemberian antibiotik terkadang tidak efektif dan justru bisa memberikan efek tidak nyaman jika diberikan secara tidak tepat. [13]
    • Kebanyakan pengobatan antidiare yang ada sebenarnya tidak direkomendasikan untuk anak-anak. Kemungkinan dokter tidak akan memberikan atau menyarankan pengobatan seperti itu untuk menangani diare pada anak. Sebagai alternatif, dokter dapat menyarankan penggunaan obat-obatan tanpa resep yang khusus diproduksi untuk anak-anak. Sebagai contoh, dokter dapat menyarankan penanganan dengan probiotik untuk meredakan diare pada si kecil.
    • Dokter juga dapat merujuk anak Anda kepada gastroenterologis, spesialis masalah atau penyakit perut dan usus, jika diare yang si kecil alami tidak kunjung membaik atau berkaitan dengan gejala-gejala masalah kesehatan lainnya.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 35.617 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan