PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Bayi baru lahir umumnya belum bisa makan secara efisien dan menelan banyak udara saat menyusu. Meskipun memberikan ASI langsung ke bayi dapat mengurangi keharusannya diserdawakan, banyak bayi masih membutuhkan bantuan untuk mengeluarkan kelebihan gas setelah makan. Untuk membantu bayi merasa lebih nyaman, Anda perlu mengetahui saatnya harus menyerdawakan bayi, beragam teknik untuk melakukannya, serta cara membantu melancarkan pencernaan bayi.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Posisi Menyerdawakan Bayi

PDF download Unduh PDF
  1. Biarkan dagu bayi bersandar di bahu Anda. Gendong bayi dengan satu tangan dan serdawakan dengan tangan yang lain. Tepuk atau usap lembut punggung bayi dalam posisi ini. [1]
    • Anda harus duduk atau berdiri tegak saat menyerdawakan bayi dalam posisi ini. Anda juga boleh mencobanya sambil berayun di kursi goyang.
    • Pastikan untuk meletakkan kain pelindung di bahu dan punggung Anda untuk menghindari terkena muntahan bayi.
  2. Posisikan bayi cukup tinggi pada dada dan bahu sehingga perutnya sedikit tertekan oleh bahu Anda. Tekanan ini akan membantu mengeluarkan gas dari dalam perut bayi. Usap lembut punggung bayi dengan satu tangan sambil menggendongnya dengan tangan yang lain. [2]
    • Periksa posisi bayi untuk memastikan ia tidak terdorong terlalu ke depan dan masih bisa bernapas dengan lancar.
    • Posisi ini mungkin lebih cocok bagi bayi berusia paling tidak empat bulan yang sudah lebih mampu mengendalikan kepala dan lehernya.
    • Letakkan kain pelindung di bahu dan punggung Anda untuk menghindari muntahan bayi.
  3. Dudukkan bayi di pangkuan atau lutut dalam posisi membelakangi Anda. Sangga dagu bayi dengan salah satu telapak tangan sambil menyandarkan ujung telapak tangan yang sama pada dada bayi. Gunakan tangan Anda yang lain untuk menepuk lembut punggung bayi hingga ia beserdawa. [3]
    • Perhatikan posisi tangan Anda. Pastikan Anda tidak menekan tenggorokan bayi yang akan membuatnya sulit bernapas.
    • Posisi ini mungkin lebih sesuai setelah bayi berusia sekitar empat bulan dan lebih mampu mengendalikan kepala dan lehernya.
    • Letakkan kain pada tubuh bayi dan pangkuan Anda untuk mencegah muntahannya mengotori seluruh badan.
  4. Letakkan bayi dalam posisi telungkup di atas pangkuan Anda dan pastikan tubuhnya tegak lurus dengan tubuh Anda. Sangga dagunya dengan satu tangan dan tepuk lembut punggungnya dengan tangan yang lain. [4]
    • Pertahankan agar posisi kepala bayi lebih tinggi daripada bagian tubuh lainnya sehingga darah tidak mengalir deras ke kepalanya.
  5. Saat bayi rewel, mungkin Anda perlu membantunya kentut. Untuk membantunya, baringkan bayi dalam posisi telentang dan tekuk lututnya perlahan-lahan ke atas mendekati dadanya. Cara ini akan membantu bayi beserdawa dan kentut, terutama kentut. [5]
  6. Jika tidak berhasil menyerdawakan bayi dengan satu posisi, coba posisi lainnya. Anatomi bayi membuatnya mungkin akan merespons salah satu posisi lebih baik daripada posisi lainnya. Selain itu, seiring pertumbuhannya, tubuh bayi akan berubah sehingga mungkin posisi yang biasa Anda gunakan tidak lagi berhasil menyerdawakannya. Jadi, cobalah posisi yang baru. Untungnya, sebagian besar bayi tidak perlu lagi diserdawakan setelah berusia 4-6 bulan.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Mengetahui Saat Harus Menyerdawakan Bayi

PDF download Unduh PDF
  1. Bayi begitu banyak menelan selama menyusu, jadi Anda sebaiknya menyerdawakan bayi di sela saat ia menyusu. Langkah ini akan membantu bayi mengeluarkan timbunan gas pada esofagusnya. Selain itu, menyerdawakan bayi di sela-sela menyusui akan membantunya lebih lancar menyusu dan mencegahnya rewel setelah itu. Namun, jika bayi tampak nyaman dan bahagia, lanjutkan menyusuinya. [6]
    • Untuk bayi yang diberi susu melalui botol, serdawakan setiap kali ia menghabiskan 60-90 ml susu.
    • Serdawakan bayi yang diberi ASI secara langsung setiap kali mengganti sisi payudara.
    • Secara umum, usahakan untuk menyerdawakan bayi setiap 15 hingga 20 menit. [7]
  2. Jika bayi mulai menangis atau menolak menyusu, ia mungkin perlu diserdawakan. Menyerdawakan bayi secara teratur saat menyusui seharusnya dapat mencegahnya rewel, tetapi kecepatan setiap bayi minum susu berbeda-beda dan Anda mungkin perlu menunggu bayi mengisyaratkan bahwa ia perlu diserdawakan. [8]
    • Jika bayi menangis saat Anda berhenti menyusuinya, Anda sebaiknya melanjutkan kembali. Bayi yang menangis akan menelan udara sehingga membuatnya semakin merasa tidak nyaman. [9]
  3. Sebagian besar bayi perlu sedikit ditepuk-tepuk setelah selesai menyusu, biasanya setelah ia minum sekitar 180 ml susu formula atau ASI beserta udara. Anda sebaiknya menyerdawakan bayi setelah menyusuinya sekalipun ia tidak tampak rewel. Langkah ini akan membantu mengeluarkan gas yang mungkin akan terakumulasi nantinya. [10]
    • Jika bayi belum beserdawa empat menit setelah menyusu, Anda mungkin perlu menyerdawakannya.
    • Bayi seharusnya tidak perlu lagi diserdawakan setelah usianya mencapai 4 hingga 6 bulan.
  4. Jika bayi rewel di malam hari, tetapi tidak mau menyusu, perutnya mungkin kembung. Mengangkatnya dari tempat tidur dan menyerdawakannya mungkin akan membuatnya merasa lebih baik. [11]
  5. Penyakit ini terjadi saat sphincter esofagus bayi lemah atau tidak berfungsi normal sehingga asam lambung mengalir kembali ke mulutnya. Hal ini akan terasa sakit dan tidak nyaman bagi bayi sehingga membuatnya rewel. Menyerdawakan bayi secara teratur dapat membantu mengurangi gejala GERD. [12]
    • Jika bayi menderita GERD, cobalah menyerdawakannya setiap kali ia rewel.
    • Konsultasikan gejala bayi ke dokter jika menyebabkan ia merasa tidak nyaman, tidak mau minum susu, atau sering muntah.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Membantu Pencernaan Bayi

PDF download Unduh PDF
  1. Salah satu kunci mencegah bayi menelan terlalu banyak udara saat menyusu adalah mengatur posisinya dengan benar sehingga pelekatannya sempurna. Usahakan untuk mendudukkan bayi dalam posisi tegak pada sudut sekitar 45 derajat atau lebih. Anda juga harus menyangga berat payudara dan membiarkan bayi melekat pada tubuh Anda, bukan sekadar menggelayut di payudara. Posisi ini akan membantu pelekatan yang sempurna dan meminimalkan udara yang ditelan oleh bayi. [13]
  2. Bayi yang menyusu langsung dari payudara akan lebih jarang harus diserdawakan. Hal ini terutama disebabkan oleh bayi lebih mampu mengendalikan aliran susu sehingga dapat menyelaraskan pernapasan dan gerakan menelan dengan lebih baik. Di sisi lain, botol memiliki aliran susu yang lebih cepat sehingga tidak dapat dikendalikan oleh bayi yang akhirnya membuat bayi menelan udara di antara susu. [14]
    • Cobalah botol dan dot yang berbeda jika mungkin. Sebagian botol memiliki bentuk bersudut atau kantong bagian dalam untuk mengurangi jumlah udara yang ditelan oleh bayi. Bentuk dot yang berbeda juga dapat mengurangi jumlah udara yang ditelan bayi. Anda bisa mencoba menggunakan dot dengan lubang yang lebih kecil untuk melambatkan aliran susu jika bayi tampak minum terlalu cepat.
  3. Jika bayi rewel saat disusui, Anda mungkin lebih baik berhenti daripada melanjutkannya. Membiarkan bayi rewel dan melanjutkan menyusuinya hanya akan membuatnya menelan lebih banyak udara dan semakin tidak nyaman. [15]
    • Bayi mungkin akan muntah jika menelan terlalu banyak udara.
  4. Apa pun yang Anda lakukan, sebagian bayi mungkin tetap perlu diserdawakan. Mungkin ia minum susu dengan cepat dan menelan banyak udara, atau aliran ASI terlalu cepat untuk dikendalikan oleh bayi. Dengan demikian, memperhatikan respons bayi adalah hal yang penting. Berhentilah menyusui dan serdawakan bayi Anda jika ia rewel. Namun, jika bayi tidak rewel, Anda boleh melanjutkan menyusuinya. [16]
    • Jika bayi sering rewel, ia mungkin mengalami GERD atau kolik. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter anak jika Anda meyakini bayi mengalami salah satu masalah ini.
    • Muntah adalah hal yang normal pada sebagian besar bayi dan biasanya bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Namun, jika yakin bayi Anda muntah lebih sering daripada normalnya, tampak tidak nyaman atau lebih sedikit minum susu, pastikan untuk menghubungi dokter anak. [17]
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 31.729 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan