Apakah Teman Kamu Toksik?

Cari tahu jawabannya lewat kuis ini!

Persahabatan seharusnya didasarkan pada saling memberi dukungan, kasih sayang, dengan suasana hati yang nyaman. Namun, belakangan ini vibe dan mood temanmu sepertinya tidak enak. Apakah persahabatan kalian telah berubah menjadi toksik, atau hanya sedikit renggang?

Kami bisa membantu kamu. Tekan “Mulai Quiz” untuk mengetahui apakah temanmu toksik atau tidak, dan apa yang bisa kamu lakukan jika dia memang toksik.

Tiga wanita duduk di atas tikar piknik sambil meminum anggur dan menyantap camilan, sedangkan 3 pria duduk mengitari meja di belakang mereka.

Kuis menjadi lebih menyenangkan bersama teman-teman

Bagikan kuis ini ke teman-temanmu dan bandingkan hasilnya

Ringkasan Pertanyaan

1. Seberapa sering temanmu membatalkan rencana?
  1. Selalu! Dia hampir selalu mendadak membatalkan rencana.
  2. Sering. Kemungkinan dia muncul itu kayaknya cuma 50/50.
  3. Kadang-kadang. Namun, biasanya dia punya alasan yang masuk akal.
  4. Tidak pernah. Jika dia janji, aku tahu kalau dia pasti akan menepatinya.
2. Kamu baru saja menghabiskan waktu bersama dia, lalu pulang ke rumah. Bagaimana perasaanmu?
  1. Lelah. Berada di dekatnya membuatku merasa lelah dan tidak nyaman.
  2. Biasa saja. Aku tidak merasa lelah, tetapi juga tidak terlalu senang.
  3. Senang. Aku senang menghabiskan waktu bersamanya.
  4. Sangat senang! Aku merasa bergairah, bersemangat, dan merasa lebih baik setelah menghabiskan waktu dengannya.
3. Temanmu mengajak terjun payung, tetapi kamu menolaknya. Kira-kira dia lalu bilang apa?
  1. “Jangan kayak anak kecil. Kamu nggak asyik!”
  2. “Aku pengen banget nyoba ini bareng kamu, tapi ya nggak apa-apa sih kalau kamu nggak bisa.”
  3. “Sayang banget. Tapi kamu mau kan, paling nggak anter aku ke bandara?”
  4. ”Nggak apa-apa! Tidak semua orang mau coba terjun payung.”
4. Kamu baru saja menceritakan rahasia besar. Apakah dia akan menutup mulut?
  1. Sama sekali tidak. Dia mungkin sudah menyebarkannya ke semua orang.
  2. Meragukan. Minimal ada 1 orang yang sudah dia beri tahu.
  3. Mungkin. Dia bisa dipercaya, tetapi pernah kelepasan bicara sebelumnya.
  4. Sangat yakin dia tidak akan memberi tahu siapa pun.
5. Bagaimana selera humor temanmu?
  1. Cukup jahat dan pasif agresif. Rasanya aku selalu menjadi sasaran semua leluconnya.
  2. Tidak bagus. Terkadang dia lucu, tetapi juga suka sembarangan melucu.
  3. Ceria. Dia kadang-kadang menggodaku secara berlebihan, tetapi dia tidak bermaksud jahat.
  4. Penuh hormat. Leluconnya tidak pernah melewati batas.
6. Kamu mengalami hari yang sangat berat dan menceritakannya kepada temanmu. Bagaimana tanggapannya?
  1. “Yang kayak gitu kamu anggap berat? Masalahku jauh lebih buruk tahu ..."
  2. “Hmm, mungkin sebenarnya nggak seberat itu.”
  3. “Aku ikut sedih mendengarnya. Pasti bikin kamu frustrasi, ya."
  4. "Ya ampun! Ada apa? Ayo ceritain semua.”
7. Seberapa sering temanmu terlibat dalam suatu konflik?
  1. Setidaknya seminggu sekali. Dia selalu bertengkar dengan seseorang.
  2. Sebulan sekali. Selalu ada potensi konflik yang mengintai.
  3. Setahun sekali. Dia kadang terlibat dalam konflik, tetapi tidak sering.
  4. Hampir tidak pernah. Aku nggak ingat kapan kali terakhir dia terlibat konflik.
8. Kamu baru saja menegur teman mengenai perkataannya yang menyakitkan. Kira-kira dia bilang apa?
  1. “Kamu sensitif banget sih.”
  2. “Maaf deh kalau kamu nggak nyaman, tapi bukan salahku juga kamu nggak bisa terima lawakan kayak itu."
  3. “Aku minta maaf telah menyakiti perasaanmu.”
  4. "Sori banget, ya. Aku bisa ngapain untuk menebusnya?”
9. Kamu baru saja mendapatkan nilai 96 di ujian akhir. Bagaimana reaksi temanmu?
  1. “Wah, kamu ternyata lebih pintar dari dugaanku."
  2. “Lumayan, tapi nilaiku 98 dong.”
  3. "Selamat, ya! Kamu pasti sangat lega.”
  4. "Luar biasa! Aku tahu kamu pasti bisa dapat nilai bagus.”
10. Jika 1 adalah buruk dan 10 sangat baik, berapa tingkat kemampuan mendengarkan temanmu?
  1. 1-2. Aku kadang kayak ngomong sama tembok.
  2. 3-5. Nggak bagus, tetapi ini bisa lebih parah lagi.
  3. 6-7. Dia kasih perhatian sekitar 75% lah waktu aku ngomong.
  4. 8-10. Dia memberi perhatian penuh waktu aku ngomong.
11. Dia ajak kamu hang out, tetapi kamu sudah punya rencana dengan temanmu yang lain. Biasanya, dia bilang apa?
  1. “Emang nggak bisa, kamu pergi sama dia besok aja? Aku lagi kesepian nih."
  2. “Mendingan kamu batalin janji kamu sama dia dan pergi sama aku aja."
  3. "Yah ... Tapi kita bisa hang out di lain waktu kok."
  4. "Nggak masalah! Semoga acaramu menyenangkan."
12. Bagaimana kamu menggambarkan persahabatan kalian?
  1. Berat sebelah. Aku merasa tidak dilihat atau didengarkan.
  2. Melelahkan. Aku merasa sangat lelah setelah menghabiskan waktu dengannya.
  3. Bagus. Hubungan kami memang mengalami pasang surut, tetapi aku menikmatinya.
  4. Indah. Aku merasa sangat dihargai dan diperhatikan.

Quiz Lain

Apa kamu suka quiz ini?

Orang toksik cenderung memiliki tanda-tanda buruk yang mirip: mereka tidak bisa menghargai waktumu, mereka memperlakukan kamu secara tidak hormat, mereka memprioritaskan kebutuhannya sendiri daripada kebutuhan kamu, mereka tidak bisa diandalkan, dan\/atau mereka mencoba mengubah jati dirimu. Temanmu mungkin hanya memiliki salah satu atau beberapa sifat ini, tetapi kebenarannya tetap sama: kamu berhak diperlakukan dengan baik dan penuh rasa hormat.Cobalah menjauh darinya dan perhatikan apa yang kamu rasakan. Jika kamu merasa lebih nyaman dan tidak terlalu cemas tanpa kehadirannya dalam kehidupanmu, mungkin sebaiknya kamu mengurangi intensitas pertemanan atau memutuskan hubungan sepenuhnya<\/a>.Ada baiknya kamu juga menghubunginya secara diam-diam dan memintanya mendengarkan perasaanmu. Ketika melakukan percakapan ini, ungkapkan keinginan kamu, katakan bagaimana kamu ingin diperlakukan, dan ucapkan terima kasih karena telah menjadi temanmu. Setelah beberapa waktu, perhatikan apakah batasan yang kamu ungkapkan didengar atau diproses. Apabila kamu sudah berusaha memperbaiki persahabatan, tetapi tidak berhasil, mungkin sudah saatnya untuk ''move on'' tanpa kehadiran orang ini dalam kehidupanmu.","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengakhiri-Pertemanan-dengan-Teman-Palsu"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengakhiri-Hubungan-Pertemanan-yang-Tidak-Sehat"}],"link_data":[{"title":"Cara Mengakhiri Pertemanan dengan Teman Palsu","id":2166616,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengakhiri-Pertemanan-dengan-Teman-Palsu","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/d\/d6\/Break-Up-With-a-Fake-Friend-Step-21.jpg\/-crop-200-200-200px-Break-Up-With-a-Fake-Friend-Step-21.jpg","alt":"Cara Mengakhiri Pertemanan dengan Teman Palsu"},{"title":"Cara Mengakhiri Hubungan Pertemanan yang Tidak Sehat","id":2166413,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengakhiri-Hubungan-Pertemanan-yang-Tidak-Sehat","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/c\/c8\/End-a-Toxic-Friendship-Step-12.jpg\/-crop-200-200-200px-End-a-Toxic-Friendship-Step-12.jpg","alt":"Cara Mengakhiri Hubungan Pertemanan yang Tidak Sehat"}],"minimum":0},{"text":"Temanmu mungkin toksik.","meaning":"Semua orang pasti pernah mengalami hari yang buruk, tetapi sepertinya kamu tidak terlalu nyaman dengan sikap negatif yang sering ditunjukkan temanmu. Sangat wajar jika kamu merasa ada masalah. Berdasarkan apa yang kamu rasakan, sepertinya dia telah melakukan atau mengatakan hal-hal yang agak toksik.Persahabatan toksik bisa muncui dalam berbagai bentuk. Sebagai contoh, mungkin ada teman yang tidak menghargai waktumu dan terus-menerus membatalkan rencana di saat terakhir. Ada juga teman yang suka bergosip dan tidak bisa menyimpan rahasia. Apabila perilakunya membuat kamu merasa sedih, lelah, cemas, atau tidak tenang, dia mungkin termasuk dalam spektrum pertemanan yang agak toksik.Tidak ada cara yang benar atau salah untuk menghadapi teman toksik. Pada beberapa kasus, mungkin solusi terbaiknya adalah berbicara dengannya dan menceritakan apa yang membuat kamu terganggu; dalam kasus lain, mungkin solusi terbaik adalah memutus hubungan sepenuhnya. Ingat, kamu harus mengutamakan kebahagian dan kesehatan mentalmu sendiri, dan menikmati kebersamaan dengan teman-teman yang mendukung dan mencintaimu apa adanya.","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengakhiri-Pertemanan-dengan-Teman-Palsu"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengakhiri-Hubungan-Pertemanan-yang-Tidak-Sehat"}],"link_data":[{"title":"Cara Mengakhiri Pertemanan dengan Teman Palsu","id":2166616,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengakhiri-Pertemanan-dengan-Teman-Palsu","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/d\/d6\/Break-Up-With-a-Fake-Friend-Step-21.jpg\/-crop-200-200-200px-Break-Up-With-a-Fake-Friend-Step-21.jpg","alt":"Cara Mengakhiri Pertemanan dengan Teman Palsu"},{"title":"Cara Mengakhiri Hubungan Pertemanan yang Tidak Sehat","id":2166413,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengakhiri-Hubungan-Pertemanan-yang-Tidak-Sehat","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/c\/c8\/End-a-Toxic-Friendship-Step-12.jpg\/-crop-200-200-200px-End-a-Toxic-Friendship-Step-12.jpg","alt":"Cara Mengakhiri Hubungan Pertemanan yang Tidak Sehat"}],"minimum":0},{"text":"Temanmu mungkin tidak toksik.","meaning":"Hampir semua pertemanan pernah mengalami masa sulit, tetapi sepertinya temanmu belum mencapai tingkat toksik. Persahabatan kalian tampaknya didasari dengan rasa hormat, dan hal inilah yang paling penting.Jangan ragu memberi tahu temanmu jika dia melakukan atau mengatakan sesuatu yang membuat kamu tidak nyaman. Menggunakan pernyataan \"aku\" (misalnya: \u201cAku sangat senang kita bisa menghabiskan waktu bersama. Saat masih SMA, ada teman yang sering membatalkan janji, dan itu membuatku sangat kesal. Jika kamu mau datang tepat waktu di acara hang out kita, itu sangat berarti bagiku.\") bisa membantu kamu mengungkapkan perasaan secara jujur, terbuka, dan dengan nada yang tidak menuduh. Makin sering kamu berkomunikasi dan mengungkapkan perasaanmu, persahabatan kalian akan bertambah sehat!","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Memulihkan-Persahabatan-yang-Terputus"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengetahui-Apakah-Teman-Anda-adalah-Teman-Sejati"}],"link_data":[{"title":"Cara Memulihkan Persahabatan yang Terputus","id":2159869,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Memulihkan-Persahabatan-yang-Terputus","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/3\/3e\/Fix-a-Broken-Friendship-Step-16.jpg\/-crop-200-200-200px-Fix-a-Broken-Friendship-Step-16.jpg","alt":"Cara Memulihkan Persahabatan yang Terputus"},{"title":"Cara Mengetahui Apakah Teman Anda adalah Teman Sejati","id":2133246,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengetahui-Apakah-Teman-Anda-adalah-Teman-Sejati","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/1\/1d\/Get-Along-with-People-Who-You-Don%27t-Like-Step-17.jpg\/-crop-200-200-200px-Get-Along-with-People-Who-You-Don%27t-Like-Step-17.jpg","alt":"Cara Mengetahui Apakah Teman Anda adalah Teman Sejati"}],"minimum":0},{"text":"Temanmu kemungkinan besar tidak toksik.","meaning":"Sepertinya temanmu memperlakukan kamu dengan penuh hormat dan sopan setiap hari. Ketika dia melakukan atau mengatakan sesuatu yang menyakitkan, dia bersedia bertanggung jawab dan meminta maaf bahwa dia memang bersalah. Ini sangat bagus!Jagalah agar persahabatan kalian tetap erat dengan meningkatkan kemampuan berkomunikasi yang sepertinya sudah kamu miliki. Katakan secara jujur kepada teman kamu setiap kali dia mengatakan atau melakukan sesuatu yang membuatmu jengkel. Menggunakan pernyataan \u201caku\u201d (misalnya: \u201cAku sangat senang kamu mau mendengarkan. Saat SMP, papiku tidak pernah mendengarkan aku dan itu membuatku sangat jengkel. Aku sangat senang ketika kamu mau mendengarkan aku dengan sepenuh hati.\") bisa berguna untuk mengungkapkan perasaan tanpa terkesan menyerang. Yang paling penting, berfokuslah untuk mempertahankan persahabatan, alih-alih menghancurkannya.","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengetahui-Apakah-Teman-Anda-adalah-Teman-Sejati"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menjadi-Sahabat-Terbaik"}],"link_data":[{"title":"Cara Mengetahui Apakah Teman Anda adalah Teman Sejati","id":2133246,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengetahui-Apakah-Teman-Anda-adalah-Teman-Sejati","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/1\/1d\/Get-Along-with-People-Who-You-Don%27t-Like-Step-17.jpg\/-crop-200-200-200px-Get-Along-with-People-Who-You-Don%27t-Like-Step-17.jpg","alt":"Cara Mengetahui Apakah Teman Anda adalah Teman Sejati"},{"title":"Cara Menjadi Sahabat Terbaik","id":2167598,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menjadi-Sahabat-Terbaik","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/d\/d8\/Be-Best-Friends-Step-15-Version-2.jpg\/-crop-200-200-200px-Be-Best-Friends-Step-15-Version-2.jpg","alt":"Cara Menjadi Sahabat Terbaik"}],"minimum":0}]" class="quiz_results_data"/>\"Apakah<\/picture>","alt":"Test: Apakah Kamu Mengalami Gaslighting?"},{"title":"Seberapa Dekatkah Kamu dengan Temanmu? - Test","id":2176409,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Seberapa-Dekatkah-Kamu-dengan-Temanmu-quiz","image":"\"Seberapa<\/picture>","alt":"Seberapa Dekatkah Kamu dengan Temanmu? - Test"},{"title":"Test: Apakah Aku Toxic?","id":2175624,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Apakah-Aku-Toxic-quiz","image":"\"Apakah<\/picture>","alt":"Test: Apakah Aku Toxic?"}],"number":1},{"text":"Untuk sekarang, aku ingin memperbaiki diri sendiri.","result":"Bagus sekali! Kami punya beberapa kuis tentang pencarian jati diri yang mungkin cocok untukmu.","next_quizzes":[{"title":"Test: Apa Sebenarnya Zodiak Kamu?","id":2175800,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Apa-Zodiak-Matahari-Aku-quiz","image":"\"Apa<\/picture>","alt":"Test: Apa Sebenarnya Zodiak Kamu?"},{"title":"Test: Apakah Kamu Seorang Narsistik atau Empath?","id":2175810,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Apakah-Kamu-Pribadi-Narsistik-atau-Empath-quiz","image":"\"Apakah<\/picture>","alt":"Test: Apakah Kamu Seorang Narsistik atau Empath?"},{"title":"Test: Kenapa Aku Tidak Bisa Tidur?","id":2175909,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Kenapa-Aku-Tidak-Bisa-Tidur-quiz","image":"\"Kenapa<\/picture>","alt":"Test: Kenapa Aku Tidak Bisa Tidur?"}],"number":2}]}" class="quiz_questionnaire_data"/>

Seluk Beluk Persahabatan Toksik

Persahabatan dimaksudkan untuk mencapai hal-hal positif dan memberdayakan, bukan negatif dan melelahkan. Jika teman cenderung menjatuhkan kamu, alih-alih membangkitkan semangat. Mungkin sekarang saat yang tepat untuk merenungkan lebih dalam hubunganmu dengannya.

Tanda-Tanda Persahabatan Toksik

  • Dia harus selalu menjadi yang terbaik. Tidak masalah jika ada sedikit persaingan dalam persahabatan, tetapi beberapa orang melakukan persaingan secara berlebihan. Orang-orang seperti ini selalu mencari kesempatan untuk memamerkan keberhasilannya, dan menunjukkan bahwa pencapaiannya lebih baik dan mengesankan daripada kamu.
  • Dia selalu tidak dapat diandalkan. Semua orang pasti pernah terlambat sesekali, tetapi keterlambatan teman toksik sudah mencapai tingkat yang parah. Dia hampir selalu datang terlambat (itu pun jika dia muncul). Dia tidak pernah ragu membatalkan rencana untuk melakukan hal lain yang lebih menyenangkan.
  • Dia meminta lebih banyak daripada yang diberikan. Jenis teman seperti ini hanya bergaul jika dia merasa nyaman, dan ketika berkumpul, topik obrolan hanya berkisar tentang dirinya. Dia hanya mengirim pesan teks kepadamu ketika tidak ada orang lagi yang menemaninya. Dia mengajak kamu hang out jika tidak ada lagi aktivitas lain yang lebih baik.
  • Dia sangat suka memerintah. Walaupun mengungkapkan pendapat adalah hal yang wajar, teman seperti ini memiliki terlalu banyak hal untuk dikatakan. Dia sering menyela perkataanmu dan mengutarakan idenya sendiri, menawarkan saran atau opini, dan bahkan mengatur apa yang boleh dan tidak boleh kamu lakukan.
  • Dia membuat kamu tidak nyaman. Persahabatan yang sehat didasarkan pada batasan yang sehat, yang paling penting adalah menghormati batasan tersebut. Teman jenis ini akan menekan kamu agar melakukan sesuatu walaupun kamu tidak mau, atau mendorong kamu melakukan sesuatu yang tidak patut.
  • Dia menjadikan kamu sebagai bahan lelucon. Ejekan dan olok-olok lucu merupakan hal yang wajar dalam persahabatan yang sehat, tetapi teman sejati harus tertawa bersamamu , bukan mentertawakanmu . Teman toksik tidak akan segan mengganggu atau mempermalukan kamu demi suatu “lelucon”. Ketika kamu menegurnya, dia akan bilang, "Ah, kamu terlalu sensitif.”
  • Dia tidak tulus dan tidak bisa dipercaya. Teman jenis ini sering menyebar gosip (dan tidak ragu menyertakan namamu di dalam rumor). Dia mungkin mengatakan hal-hal baik dan dan mendukung saat di depanmu, tetapi akan menceritakan berbagai hal buruk tentang kamu kepada orang lain. Orang seperti ini tentu tidak bisa dipercaya untuk menyimpan rahasia.
  • Dia cenderung memiliki sifat narsistik. Dia menjadikan kamu sebagai sarana untuk kebutuhan narsistiknya (kamu akan dipaksa untuk terus memperhatikan dan mengaguminya) tanpa peduli dengan perasaan dan pikiran kamu. Ketika kamu tidak bisa memenuhi kebutuhan narsistiknya, dia akan berpaling dan berpindah ke orang lain yang bisa memberikannya.

Apa yang Harus Kamu Lakukan Selanjutnya

  • Tanyakan sudut pandang dari teman lain atau orang yang kamu sayangi. Melihat gambaran seseorang secara keseluruhan terkadang sulit dilakukan apabila kamu terjebak dalam persahabatan tidak sehat. Namun, teman yang netral dan tidak terlibat mungkin bisa membantu. Jelaskan situasinya dan ceritakan cara teman yang berpotensi toksik tersebut memperlakukan kamu. Orang netral yang kamu percayai mungkin bisa memberikan saran dan sudut pandangnya sendiri terhadap situasi tersebut.
  • Menjauhlah dari dia untuk sementara waktu. Dalam beberapa hari atau minggu berikutnya, cobalah menjauh dari teman toksik tersebut dengan mengurangi kontak dengannya dan menolak ajakannya untuk hang out secara sopan. Di masa "jeda" ini, luangkan waktu untuk diri sendiri dan lihat bagaimana perasaanmu. Apakah kamu merasa lebih segar dan nyaman tanpa kehadirannya? Jika iya, mungkin dia telah memberi pengaruh toksik atau negatif dalam kehidupanmu.
  • Bicaralah dengannya menggunakan pernyataan “aku”. Dengan cara ini, kamu bisa mengungkapkan perasaan tanpa menyalahkan orang lain. Kamu bisa mengatakan, “Aku sangat senang jika didengarkan. Saat masih kecil, papaku tidak pernah mau mendengarkan aku dan itu membuatku sangat sedih. Aku sangat senang apabila kamu mau mendengarkan aku". Secara umum, penggunaan pernyataan “aku” bisa memberi banyak kebebasan untuk membahas perasaanmu secara terbuka, penuh dengan rasa hormat, dan tidak konfrontatif.
  • Beri kesempatan lagi kepadanya jika menurutmu dia dapat berubah. Orang kadang-kadang tidak sadar jika dia toksik sampai kamu memberi reaksi terhadap perilakunya. Jika dia meminta maaf dengan tulus dan ingin berubah, cobalah memberi kesempatan kedua kepadanya.
  • Jika kamu ragu dia mau berubah, biarkan persahabatan merenggang sendiri secara alami. Jangan berusaha keras untuk berkumpul dengannya, serta hindari mengirim pesan teks dan berinteraksi dengannya di medsos. Habiskan waktu bersama teman yang bisa menghargai dan memperlakukan kamu dengan hormat.
  • Akhiri pertemanan secara diam-diam. Jika pertemanan kalian tampaknya tidak berhasil, cobalah menjauh darinya secara diam-diam tanpa mengatakan apa pun. Jika dia bertanya (kemungkinan besar tidak), kamu bebas untuk memilih apakah ingin menjelaskan perasaanmu dengan jujur atau tidak. Untuk menjawab pertanyaannya, cobalah mengatakan, “Mungkin kita tidak terlalu cocok berteman, dan kupikir kita tidak usah hang out terlalu sering.”