Unduh PDF Unduh PDF

Sejatinya, tramadol adalah obat yang kerap digunakan untuk meredakan rasa sakit berskala sedang sampai parah. Jika Anda terbiasa mengonsumsi tramadol dalam jangka waktu yang cukup lama, kemungkinan besar tubuh Anda sudah membangun reaksi ketergantungan atau kecanduan terhadap obat tersebut. Alhasil, tubuh akan menunjukkan reaksi penolakan yang berpotensi berbahaya saat Anda memutuskan untuk menghentikan konsumsinya. Oleh karena itu, pastikan Anda benar-benar memahami efek samping penarikan obat dan mengetahui strategi penghentian obat yang aman sebelum mencoba menghentikan konsumsi tramadol. Pastikan Anda juga tahu kapan saatnya meminta bantuan eksternal!

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Memahami Efek Samping Penghentian Obat

Unduh PDF
  1. Keinginan Anda untuk menghentikan penggunaan tramadol harus diwujudkan dengan bantuan dan pendampingan ahli medis. Lagi pula, dokter mampu membantu Anda mengurangi konsumsi tramadol secara bertahap untuk meminimalkan gejala penarikan obat yang mungkin terjadi. [1]
    • Selalu hubungi dokter jika dirasa perlu.
  2. Berikut ini adalah daftar gejala yang kemungkinan besar akan Anda alami selagi melakukan proses detoksifikasi. [2] Jika mengalami gejala lain yang tidak terdaftar di bawah ini, segeralah menghubungi dokter atau rumah sakit terdekat.
    • Diare
    • Pusing
    • Mual dan muntah
    • Gangguan pernapasan
    • Merinding
    • Berkeringat
    • Tremor
    • Bulu kuduk berdiri
  3. Sejatinya, penghentian tramadol akan menimbulkan efek samping yang sedikit berbeda dengan penghentian jenis opium lain karena tramadol juga memiliki efek antidepresan. Dengan demikian, kemungkinan besar Anda akan mengalami gejala fisiologis dan perubahan suasana hati berikut ini pascaberhenti mengonsumsi tramadol:
    • Insomnia
    • Kecemasan
    • Keinginan mengonsumsi tramadol yang sangat kuat
    • Serangan panik
    • Halusinasi
  4. Gejala penarikan tramadol umumnya akan mencapai puncaknya pada 48-72 jam setelah konsumsi tramadol terakhir. Gejala tersebut dapat Anda rasakan selama beberapa hari sampai beberapa minggu, dengan tingkat keparahan yang sangat bergantung pada frekuensi konsumsi dan intensitas ketergantungan Anda.
  5. Suboxone adalah salah satu jenis obat yang umum digunakan untuk membantu proses detoksifikasi opium dan wajib diresepkan oleh dokter yang memiliki sertifikasi khusus. Mengonsumsi suboxone mampu mencegah munculnya sebagian besar gejala penarikan obat dan menghindari dorongan untuk kembali mengonsumsi obat.
    • Jenis obat lain yang mampu meredakan gejala penarikan obat adalah clonidine . Mengonsumsinya mampu meredakan rasa cemas, gelisah, dan mual yang mungkin akan Anda rasakan. Selain itu, obat seperti buprenorphine juga bisa dikonsumsi untuk mempersingkat masa detoksifikasi. [3]
    • Jika ingin mengurangi penggunaan tramadol dan menggantikannya dengan obat-obatan lain yang memang dirancang untuk membantu proses detoksifikasi, tetaplah berusaha meminta resep antidepresan kepada dokter. Oleh karena tramadol memiliki komponen antidepresan, kemungkinan besar Anda akan mengalami gangguan depresi ringan hingga sedang selama proses detoksifikasi berlangsung. [4]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Berhenti Mengonsumsi Tramadol

Unduh PDF
  1. Langsung menghentikan konsumsi pil sepenuhnya justru akan membawa efek samping yang berbahaya bagi Anda, seperti kejang otot. [5] Oleh karena itu, cobalah mendiskusikan rencana pengurangan dosis pil secara bertahap dengan dokter, dan pastikan Anda mematuhi rencana tersebut. Lingkari tanggal-tanggal yang mengharuskan Anda untuk mengurangi dosis pil di kalender. Percayalah, mengurangi konsumsi pil secara bertahap dapat membantu tubuh untuk memperbaiki sistemnya kembali dan mengurangi risiko efek samping penarikan obat yang berbahaya. Jika perlu, dokter akan meminta Anda menerapkan metode ini sekaligus memberikan obat-obatan atau terapi lain yang diperlukan untuk memperbaiki kondisi mental dan jasmaniah Anda.
    • Secara umum, rumus yang digunakan adalah mengurangi konsumsi pil sebanyak 10% setiap hari, 20% setiap tiga sampai lima hari, dan 25% setiap minggu. Sebaiknya, jangan langsung mengurangi konsumsi pil sebanyak 50% dalam sehari selagi proses detoksifikasi berlangsung. [6]
    • Jika selama ini Anda selalu mengonsumsi tiga butir pil setiap hari, cobalah menguranginya dengan hanya mengonsumsi dua butir (satu butir di pagi hari dan satu butir di malam hari). Setelah satu minggu, kurangi lagi konsumsinya menjadi satu butir pil setiap pagi. Pertahankan pola tersebut selama satu minggu! Pada minggu berikutnya, kurangi lagi menjadi setengah butir pil setiap hari. Setelah itu, cobalah untuk benar-benar berhenti mengonsumsinya.
  2. Tentukan rutinitas perawatan diri untuk menyamankan tubuh sekaligus meredakan gejala penarikan obat yang Anda alami. Misalnya, cobalah menyantap makanan yang tidak terlalu berbumbu tetapi kaya nutrisi untuk meredakan rasa tidak nyaman di perut saat proses detoksifikasi berlangsung. Konsumsi pula air putih sebanyak-banyaknya untuk memulihkan tubuh dengan cepat sekaligus menggantikan cairan yang hilang saat detoksifikasi. [7]
    • Oleh karena gejala penarikan obat tidak terlalu berbeda dengan gejala flu, cobalah mengaplikasikan bantalan hangat dan bantalan dingin untuk mengontrol suhu tubuh dan membuat Anda tetap nyaman. Jika memungkinkan, cobalah mandi air hangat untuk merelakskan dan meredakan rasa sakit pada otot tubuh Anda. [8]
    • Anda juga bisa mengonsumsi obat pereda sakit yang dijual bebas di apotek untuk mengobati gejala penarikan obat lainnya.
    • Setiap hari, cobalah berjalan kaki santai atau melakukan olahraga ringan untuk meningkatkan kadar serotonin dalam tubuh. Seiring meningkatnya kadar serotonin, rasa depresi yang muncul akibat proses detoksifikasi pun akan menurun perlahan.
  3. Sejatinya, ada suplemen alami yang bisa dikonsumsi untuk memperbaiki kondisi mental dan jasmaniah yang terpengaruh gejala penarikan obat. Misalnya, cobalah mengonsumsi L-Tyrosine yang mampu membantu fungsi otak, atau akar valerian yang mampu mengatasi insomnia pascaberhenti mengonsumsi tramadol.
    • Konsultasikan penggunaan suplemen apa pun dengan dokter. Hati-hati, suplemen yang dibuat dari bahan alami sekalipun dapat berinteraksi negatif dengan gangguan kesehatan tertentu atau obat-obatan yang diresepkan oleh dokter.
  4. Selagi melakukan proses detoksifikasi, pastikan Anda tidak mengonsumsi alkohol atau obat-obatan dalam bentuk apa pun. Kombinasi alkohol dan/atau obat-obatan lain dengan tramadol dalam dosis kecil sekalipun dapat memperburuk gangguan depresi akibat penarikan obat, serta mampu membuat Anda kebingungan, ingin bunuh diri, kehilangan kesadaran, mengalami kerusakan otak, dan gangguan pernapasan. [9]
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Mencari Bantuan Eksternal

Unduh PDF
  1. Jika perlu, pertimbangkan kemungkinan untuk mengikuti program rehabilitasi profesional demi mengatasi ketergantungan tramadol yang Anda alami. Konsultasikan pula kemungkinan untuk melakukan rawat jalan kepada dokter Anda. Umumnya, program rehabilitasi disediakan oleh organisasi atau panti khusus yang menyediakan kombinasi perawatan medis dengan proses konseling/terapi untuk membantu pasien melepaskan diri dari ketergantungan sekaligus memahami emosi yang mendorongnya menggunakan obat-obatan tersebut.
    • Terapi rawat inap mengharuskan pasien untuk menginap di rumah sakit atau panti rehabilitasi selama jangka waktu tertentu. Umumnya, jenis terapi ini digunakan untuk mengobati kasus ketergantungan tramadol yang parah. Melalui terapi tersebut, pasien dapat melakukan detoksifikasi di dalam lingkungan yang aman dan terkontrol, sehingga hasilnya pun akan lebih efektif.
    • Terapi rawat jalan mengharuskan pasien untuk melakukan terapi secara berkala di klinik atau rumah sakit yang spesifik, tetapi pada saat yang bersamaan mereka diizinkan untuk beraktivitas seperti biasa. Jenis terapi ini umumnya digunakan untuk mengobati kasus ketergantungan tramadol ringan hingga sedang, serta disediakan bagi pasien yang tetap ingin menjalani aktivitas seperti biasa selagi melakukan proses detoksifikasi.
    • Jika saat ini Anda sedang berada di Amerika, cobalah mengakses this link untuk menemukan program rehabilitasi terdekat yang bisa Anda akses. Jika tidak, cobalah menelusuri laman internet untuk mengetahui lokasi panti rehabilitasi terdekat dari tempat tinggal Anda.
  2. Konselor, dokter, dan psikiater adalah ahli kesehatan yang dilatih selama bertahun-tahun untuk membantu seseorang mengatasi ketergantungan obat-obatan, termasuk Anda. Melalui terapi perilaku, Anda akan terbantu untuk menyikapi dorongan mengonsumsi obat-obatan dan memahami strategi untuk mencegah risiko kambuh serta menyikapinya jika situasi tersebut terjadi.
  3. Setelah melepaskan diri dari tramadol, berusahalah menganalisis akar ketergantungannya. Sering kali, obat-obatan adalah alat bantu bagi seseorang yang kesulitan menjalani hidup dan/atau mengelola emosinya. Melalui proses konseling dan terapi perilaku, Anda akan terbantu untuk mengetahui situasi yang mendasari ketergantungan Anda dan mencari cara untuk melanjutkan hidup serta menyikapi masalah dengan cara yang positif.
  4. Kelompok dukungan, terutama yang menggunakan program 12 langkah, adalah wadah sempurna bagi Anda yang ingin melepaskan ketergantungan dengan bantuan dan pendampingan orang lain yang memiliki kesulitan serupa. Di dalam pertemuan tersebut, Anda berkesempatan menceritakan berbagai kesulitan yang dihadapi dan berbagi kiat mengenai cara bertahan hidup selagi dan setelah proses detoksifikasi berlangsung. Percayalah, kelompok dukungan juga merupakan salah satu jaringan pendukung utama untuk membantu menjaga komitmen Anda!
    • Di Amerika, kelompok dukungan seperti Narcotics Anonymous ditujukan khusus untuk orang-orang yang mengalami ketergantungan opium.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 66.580 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan