Unduh PDF Unduh PDF

Seakan-akan hidup belum cukup menyulitkan, tiba-tiba orang tua Anda datang membawa pengakuan yang mampu meluluhlantakkan kewarasan Anda: mereka merasa ingin bunuh diri. Apa yang bisa Anda lakukan untuk membantu mereka? Lalu ke mana Anda bisa mencari dukungan untuk diri Anda sendiri? Jika situasi semacam ini terjadi, hal terpenting yang perlu Anda lakukan adalah menyeriusi pengakuan atau ancaman mereka. Untuk mengetahui langkah selanjutnya , baca terus artikel ini.


Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Menolong Orang Tua yang Ingin Bunuh Diri

Unduh PDF
  1. Melontarkan pertanyaan tersebut secara langsung kepada mereka memang tidak mudah, namun Anda wajib melakukannya. Hal terbaik yang bisa Anda lakukan adalah menyadarkan mereka bahwa Anda mampu mendengar rasa sakit mereka. Tunjukkan bahwa Anda mendengar dan menyeriusi rasa sakit yang mereka rasakan; ini bisa menjadi langkah awal yang baik menuju kesembuhan mereka. [1]
    • Perlahan, katakan sesuatu seperti, “Aku benar-benar menderita ketika melihat rasa sakit Ayah. Apakah Ayah benar-benar serius ketika mengaku ingin bunuh diri?”. Jika dia menjawab “Waktu itu Ayah sedang merasa benar-benar frustrasi. Tapi sekarang Ayah sudah baik-baik saja, kok.”, tandanya Anda boleh bernapas lega. Pernyataan tersebut memang tidak menjamin rasa frustrasinya sudah hilang, namun setidaknya menunjukkan bahwa pengakuannya saat itu tidaklah serius. Teruslah mengamati kondisinya selama beberapa minggu ke depan. Anda juga boleh sesekali bertanya apakah keinginan bunuh diri kembali mampir ke benaknya. Jika dia menjawab “Ayah merasa sangat lelah dengan semuanya” atau “Hidup ini melelahkan, lebih baik Ayah mati saja”, tandanya Anda perlu lebih waspada; terutama karena pernyataan-pernyataan semacam itu memiliki tingkat keseriusan yang lebih tinggi.
  2. Anda mungkin merasa tidak perlu atau tidak berani menanyakannya secara langsung. Namun ingatlah, nyawa orang tua Anda dipertaruhkan di sini. Jika ayah atau ibu Anda merasa "lelah dengan segala hal", cobalah bertanya, "Jika Ayah/Ibu benar-benar ingin bunuh diri, bagimana Ayah/Ibu akan melakukannya?". Setelah mendengar jawabannya, Anda bisa kembali menganalisis tingkat keseriusan kata-kata mereka. [2]
    • Jika ayah Anda berkata “Mungkin Ayah akan menggunakan pistol”, segeralah mencari tahu letak pistol yang dimaksud. Jika ayah Anda menyimpan pistolnya di brankas atau loker khusus, pastikan Anda tahu letak kuncinya. Jika pistol itu disimpan di dalam laci yang bisa Anda buka dengan mudah, segera ambil pistol tersebut dan sembunyikan di tempat yang aman. Hati-hati, ancaman tersebut sangat serius, terutama karena ayah Anda sudah memiliki rencana dan sarana (pistol) untuk melancarkan aksinya tersebut. Jauhkan pistol tersebut dari rumah Anda, hubungi polisi, atau periksakan kondisi psikologisnya di rumah sakit terdekat. Pastikan pula ayah Anda mendapatkan rujukan perawatan yang tepat setelahnya.
    • Di sisi lain, jika ayah Anda berkata, “Oh, Ayah belum tahu. Mungkin pil? Atau benda lain yang tidak akan membuatku kesakitan?”, kemungkinan besar ancamannya tidak terlalu serius (namun Anda tetap harus menyeriusi kata-katanya!). Tanyakan pil seperti apa yang dimaksud ayah Anda. Jika dia merespons, “Tylenol – berbutir-butir Tylenol. Toh kita punya sebotol besar Tylenol di lemari kamar mandi”, tandanya tingkat keseriusannya sudah meningkat; terutama karena dia tahu pil seperti apa yang dimaksud berikut jumlahnya. Jika dia merespons, “Aku belum berpikir sejauh itu”, tandanya tingkat keseriusan ancamannya lebih rendah (dia tidak yakin harus bunuh diri dengan cara dan sarana apa). Serendah apa pun tingkat keseriusannya, Anda tetap perlu memintanya menemui ahli kesehatan jiwa untuk memeriksakan kondisi dan mendapatkan perawatan yang tepat. Hubungi dokter, psikolog, atau konselor yang memang sudah sering menangani ayah Anda.
  3. Ada beberapa situasi yang tidak bisa dikelola oleh kerabat dan/atau sahaba orang tua Anda, terlepas dari seberapa besar rasa cinta Anda terhadap mereka (atau seberapa besar niat Anda untuk membantu mereka). Jika orang tua Anda terlihat sangat serius, mengulangi ancamannya berkali-kali, atau bahkan pernah mencoba bunuh diri, pahamilah bahwa situasinya sudah berada di luar kendali Anda. Langkah terbijak yang bisa Anda lakukan adalah menghubungi polisi atau layanan darurat secepatnya .
  4. [3] Jika Anda meyakini bahwa ancaman orang tua Anda serius, segeralah menghubungi polisi atau layanan darurat lainnya. Mereka dapat membantu membawa orang tua Anda ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Anda juga bisa meminta bantuan dan dukungan dari kerabat dekat, sahabat orang tua Anda, atau guru Anda. Percayalah, pasti ada seseorang yang bisa membantu orang tua Anda mendapatkan penanganan ahli. Jangan terlalu lama menunggu; segeralah meminta bantuan sebelum situasinya semakin memburuk.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Menjaga Harapan

Unduh PDF
  1. Keinginan bunuh diri tersebut muncul bukan karena Anda; jika mereka benar-benar ingin bunuh diri, jangan pernah berpikir bahwa keputusan tersebut berhubungan dengan sikap/kelakuan Anda. Orang-orang yang berpikir untuk bunuh diri sering kali memiliki masalah mental – seperti depresi – yang belum ditangani dengan tepat. Jika orang tua Anda mengaku ingin bunuh diri, jangan pernah menyalahkan diri sendiri atau orang lain. [4]
  2. Ini perlu Anda lakukan untuk membantu proses pemulihan mereka. Tunjukkan bahwa Anda tetap perlu meminta izin mereka sebelum membuat keputusan; tunjukkan pula bahwa Anda tetap membutuhkan pengakuan mereka – hal-hal sederhana yang kerap diharapkan seorang anak dari orang tuanya.
  3. Pegang tangan mereka dan berdoalah agar mereka dapat menemukan kedamaian dan kenyamanan yang selama ini tidak mereka dapatkan. Sampaikan pula bahwa Anda berharap bisa membantu mereka menemukannya. Banyak penelitian menunjukkan bahwa kerohanian adalah salah satu sumber daya potensial untuk meredakan keinginan bunuh diri dalam benak seseorang. [5] Selain akan membuat mereka merasa nyaman, berdoa bersama juga akan mengingatkan mereka akan alasan mereka hidup hingga saat ini.
    • Jangan melafalkan doa yang terlalu panjang dan bertele-tele; yang terpenting, (A) Anda mengimani bahwa mukjizat akan terjadi kepada orang-orang yang membutuhkan dan (B) mereka tahu betapa besar rasa sayang Anda kepada mereka sehingga Anda mau melakukan ini.
    • Berdoa dapat memberikan efek yang menenangkan dan membuat Anda lebih percaya diri . Selain itu, orang tua Anda akan melihat bahwa iman rupanya mampu menguatkan Anda dalam situasi tersebut (sesuatu yang tidak bisa mereka lakukan).
    • Berbanggalah karena Anda sudah melakukan yang terbaik agar mereka mendapatkan bantuan yang diperlukan.
  4. [6] Dalam saat-saat seperti ini, dukungan sosial adalah hal yang tak ternilai harganya. Anda mungkin akan merasa sangat putus asa sehingga memerlukan dorongan dan dukungan dari orang lain. Cari bantuan jika Anda memang merasa memerlukannya. Tidak perlu berpura-pura berani, toh isu bunuh diri memang mengerikan untuk semua orang.
  5. Anda memang boleh – dan perlu – menceritakan situasi tersebut kepada orang lain. Namun pastikan Anda hanya menceritakannya kepada orang-orang yang bisa dipercaya; pastikan pula Anda tidak menceritakannya kepada terlalu banyak orang. Tentunya Anda tidak ingin mempermalukan orang tua Anda, bukan? Selain itu, jika banyak orang yang tahu, orang tua Anda mau tidak mau akan merasa berkewajiban untuk menunjukkan citra yang kuat di depan sahabat, kerabat, dan Anda sebagai anaknya. Tidak perlu menambah tekanan hidup mereka.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menyikapi Manipulasi Emosi

Unduh PDF
  1. Dalam beberapa kasus, orang tua mengancam ingin bunuh diri hanya agar Anda mau mengikuti kemauan mereka. Meski ancaman semacam itu tetap harus Anda seriusi, pastikan pula Anda sudah melakukan tindakan pencegahan untuk melindungi kondisi emosional Anda. Manipulasi emosi berupa ancaman bunuh diri dapat Anda identifikasi lewat susunan kalimat “jika …, maka …” (meski terkadang tidak selugas itu). Orang tua Anda mungkin akan melontarkan pernyataan yang bersifat sebab-akibat, seperti: [7]
    • "Jika kau meninggalkan Ibu sendirian, Ibu akan bunuh diri."
    • "Jika Ayah tidak bisa tinggal denganmu, lebih baik Ayah mati saja."
    • "Jika kau benar-benar menyayangi Ayah dan menginginkan Ayah tetap hidup, maka kau tidak akan memperlakukan Ayah seperti ini."
  2. Beri tahu mereka bahwa Anda sedih melihat rasa sakit mereka. Sampaikan pula bahwa Anda ingin membantu mereka, namun Anda tidak bisa dikontrol atau dimanipulasi dengan ancaman. Sampaikan batasan tersebut dengan cara yang implisit dan tidak asumtif. Setelah itu, tindaklanjuti perkataan Anda dan mintalah pendampingan ahli. [8]
    • Misalnya, Anda bisa berkata, “Aku sangat mencintai Ibu dan tidak ingin melihat Ibu tersakiti, namun Ibu tidak bisa tinggal denganku saat ini. Akan kulakukan apa pun yang bisa kulakukan, dan kupastikan Ibu akan mendapatkan bantuan yang diperlukan". Pernyataan semacam itu menunjukkan kepedulian Anda sekaligus memberikan batasan mengenai apa yang akan – dan tidak akan – Anda lakukan.
  3. Apa pun ancaman mereka, jangan mencoba membuktikan diri atau menyerah terhadap manipulasi mereka. Melakukannya hanya akan mendorong orang tua Anda untuk mengulangi siklus yang sama kapan pun Anda tidak mengikuti keinginan mereka.
    • Berpeganglah pada batasan yang sudah Anda buat. Ingat, menyerah tidak akan mengatasi masalah utama yang membuat mereka ingin bunuh diri.
    • Sadarkan mereka bahwa Anda memedulikan keamanan dan keselamatan mereka. Itulah kenapa Anda harus langsung menghubungi polisi, layanan darurat, atau ahli kesehatan mental kapan pun mereka mengaku ingin bunuh diri. Membuat batasan tersebut akan melepaskan Anda dari tindak manipulatif yang mungkin terjadi.
  4. Sebisa mungkin, hindari pertengkaran dengan mereka. Tidak perlu memberi tahu mereka bahwa Anda menyadari tindak manipulatif mereka; ini justru akan semakin memperburuk situasi dan mencegah Anda mendapatkan solusi yang terbaik. Perlawanan Anda justru akan membuat mereka benar-benar bunuh diri sekadar untuk menunjukkan bahwa ancaman mereka serius. [9]
    • Setelah berhasil mengidentifikasi manipulasi emosional di balik ancaman mereka, konsultasikan situasi tersebut kepada psikolog atau konselor. Di bawah pendampingan ahli, Anda akan lebih mudah mengekspresikan perasaan; terutama karena Anda bebas bercerita di dalam lingkungan yang aman tanpa perlu mendengar ancaman bunuh diri dari orang tua Anda setelahnya.
  5. Terlepas dari seberapa besar rasa cinta dan kepedulian Anda kepada mereka, serta seberapa sering Anda mendoakan mereka, tidak ada yang bisa Anda lakukan untuk membuat mereka tetap hidup – kecuali jika mereka juga menginginkannya. Keputusan untuk hidup atau mati hanya terletak di tangan mereka, bukan di tangan Anda. [10]
    • Sampaikan keluhan Anda dengan jelas, namun teruslah bergerak di balik batasan-batasan yang sudah Anda buat: “Aku merasa sedih ketika mendengar Ayah ingin bunuh diri. Namun aku tidak bisa melakukan apa-apa karena keputusan tetap berada di tangan Ayah. Aku tidak bisa melarang ayah menyakiti diri sendiri, namun aku tetap akan berupaya agar Ayah mendapatkan bantuan yang diperlukan".
    Iklan


Tips

  • Setiap daerah memiliki nomor layanan daruratnya. Pastikan Anda mengetahui nomor layanan darurat yang tersedia di kota Anda. Telusuri laman internet, buku kuning, atau bertanyalah kepada pihak-pihak yang relevan (seperti pihak rumah sakit, kepolisian, atau lembaga sosial terkait).
  • Bertindaklah dengan penuh kehati-hatian; menceritakan situasi tersebut kepada orang-orang terdekat memang terkadang bisa membantu. Namun pastikan orang tua Anda merasa nyaman dengan keputusan tersebut.
Iklan

Peringatan

  • Anda tidak bisa menyelamatkan orang tua Anda. Satu-satunya yang bisa Anda lakukan adalah menunjukkan bahwa Anda memedulikan keselamatan dan keamanan mereka. Anda bisa meminta bantuan ahli dan selalu berada di sisi mereka, namun jangan memosisikan diri di antara orang tua Anda dan keinginan mereka untuk mengakhiri nyawanya. Jangan menyalahkan diri Anda atau terus-menerus mempertanyakan “bagaimana jika”, karena tindakan tersebut sama sekali tidak membantu siapa pun.


Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 3.737 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan