Unduh PDF Unduh PDF

Autopsi jenazah manusia dilakukan oleh ahli patologi, yang merupakan seorang dokter medis (DM), yang juga telah menjadi residen selama 4 tahun di bidang patologi anatomi. Secara umum, autopsi dilakukan untuk menentukan 4 hal spesifik: waktu kematian, penyebab kematian, kerusakan pada tubuh (termasuk kerusakan akibat penyakit), dan jenis kematian (bunuh diri, pembunuhan, atau penyebab alami). Memanipulasi mayat merupakan tindakan ilegal jika dilakukan oleh pihak lain selain tenaga medis profesional.

Bagian 1
Bagian 1 dari 2:

Mengambil Langkah-Langkah Sebelum Melakukan Autopsi

Unduh PDF
  1. Autopsi adalah sebuah pemeriksaan terperinci (dan pembedahan) terhadap tubuh manusia setelah mati. Gunanya adalah untuk menentukan waktu dan penyebab kematian, juga mengevaluasi adanya penyakit dan/atau luka. [1]
    • Suatu tindak autopsi dipimpin oleh seorang ahli patologi, yaitu dokter dengan tingkat pelatihan khusus yang mempelajari cara melakukan prosedur dan menganalisis jaringan dan cairan tubuh dengan efektif.
    • Jika kematian seseorang diinvestigasi secara forensik, autopsi dapat dimandatkan di bawah pengawasan hukum.
    • Demikian pula, jika kematian seseorang terjadi saat percobaan klinik medis, tindakan autopsi mungkin diperlukan sebagai penyedia informasi untuk penyebab kematiannya.
    • Jika tidak, autopsi merupakan keputusan pihak keluarga bagi orang yang dicintainya. Umumnya autopsi dilakukan karena adanya ketidakpastian mengenai penyebab kematian seseorang, kecemasan adanya kondisi genetik yang dapat mempengaruhi anggota keluarga lain, atau adanya keinginan untuk meningkatkan pengetahuan medis.
  2. Umumnya, izin tindak autopsi diberikan oleh keluarga jenazah. Namun, jika pada sebuah peristiwa kematian ada kepentingan hukum atau forensik, tindakan autopsi dapat dijalankan sesuai perintah pengadilan atau koroner. [2]
    • Mendapatkan izin merupakan hal yang serius, dan seringkali membutuhkan formulir yang ditandatangani di hadapan saksi.
  3. Ada banyak faktor yang mungkin terjadi pada kematian seseorang, dan penting untuk memiliki catatan medis lengkapnya, beserta riwayat peristiwa yang mendahului terjadinya kematian untuk membuat investigasi dan pembedahan jenazah menjadi bermanfaat. [3]
    • Polisi dapat dilibatkan untuk menginvestigasi "tempat kejadian perkara" (jika ada), dan membantu mencari bukti lain yang dapat mendukung kemungkinan terjadinya kematian.
    • Tergantung pada penyebab kematian yang dicurigai, autopsi hanya perlu dilakukan pada bagian tubuh tertentu, tidak pada seluruh tubuh. Hal ini bervariasi, tergantung pada kasus yang terjadi. Sebagai contoh, pada seseorang yang mati karena penyakit paru-paru, pemeriksaan pada bagian paru-paru saja mungkin sudah cukup untuk memastikan penyebab kematian.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 2:

Melakukan Autopsi

Unduh PDF
  1. [4] Pertama-tama, catat tinggi badan, berat badan, umur, dan jenis kelamin mayat. Catat karakter yang membedakan seperti tanda lahir, bekas luka, juga tato. [5]
    • Ambil sidik jari, yang mungkin dibutuhkan pada investigasi pihak kepolisian.
    • Periksa adanya tanda yang tak biasa pada pakaian dan kulit. Perhatikan bercak darah, bahan organik, dan sisa apa pun yang ditemukan pada pakaian. Perhatikan juga adanya memar, jahitan, atau tanda pada kulit.
    • Fotografi dapat berguna untuk mendokumentasikan penampilan tubuh jenazah dan setiap temuan yang signifikan atau hal-hal tidak biasa yang Anda lihat di tengah penyelidikan. Ambil foto saat mayat menggunakan dan tidak menggunakan pakaian.
    • Hasil temuan Anda dapat didokumentasikan dengan pena dan kertas catatan, atau melalui alat pendikte yang merekam perkataan Anda dan kemudian diketik oleh penulis medis.
  2. Rontgen membantu Anda menemukan adanya tulang yang patah atau retak, atau peralatan medis, seperti pace-maker (alat pacu jantung). [6] Catatan-catatan ini juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenazah.
    • Periksa adanya perbaikan gigi. Catatan gigi biasanya digunakan untuk mengidentifikasi tubuh.
  3. Memar dan sobek merupakan tanda yang umum di beberapa kasus.
  4. Darah dapat digunakan untuk mengetahui DNA, membantu menentukan pemakaian obat-obatan pada korban, konsumsi alkohol, atau adanya racun.
    • Ambil sampel urine dari saluran kencing menggunakan alat suntik. Seperti darah, urine dapat digunakan untuk mendeteksi obat-obatan atau racun.
  5. Menggunakan pisau bedah, buat irisan huruf "Y" besar mulai dari kedua sisi bahu melintang sepanjang dada, kemudian turunlah hingga tulang kemaluan. Buka lebar kulit dan periksa adakah tulang rusuk yang patah. [7]
    • Belah tulang rusuk menggunakan gunting rusuk, buka, dan periksalah paru-paru dan jantung mayat. [8] Carilah tanda kelainan apa pun, kemudian ambil sampel darah kedua langsung dari jantung.
  6. [9] Timbang masing-masing organ, catat setiap hal penting, dan ambil sampel jaringan jika pemeriksaan lebih lanjut dibutuhkan.
    • Anda juga dapat melakukan pembedahan kecil pada organ utama lainnya dengan membuka dan memeriksanya untuk mencari adanya penyakit.
    • Kemudian, ulangi proses yang sama pada tubuh bagian bawah, seperti limpa dan usus, karena terkadang sebagian makanan yang dicerna berguna untuk menentukan waktu kematian.
  7. Adanya petechial rash (bintik kecil akibat pecahnya pembuluh darah) dapat menjadi tanda tersedak atau pencekikan.
  8. Periksa adanya trauma pada tengkorak kepala, termasuk keretakan atau memar. Kemudian, lepaskan bagian atas kepala dan ambil otaknya. [10] Ikuti prosedur yang sama seperti pada organ lain. [11] Timbang beratnya dan ambil sampel.
  9. Nyatakan penyebab kematian dan alasan yang membawa Anda pada keputusan tersebut. Sebutkan semua detail yang ada, sekecil apa pun, karena itu bisa menjadi petunjuk akhir yang dibutuhkan untuk menghentikan seorang pembunuh atau menenangkan anggota keluarga jenazah.
    • Berdasarkan temuan Anda (asumsikan Anda seorang ahli patologi berlisensi), kepala pemeriksa medis akan membuat Akta Kematian.
    • Jenazah akan dikembalikan kepada anggota keluarga yang ditinggalkan untuk merencanakan pemakaman. [12]
    Iklan

Peringatan

  • Jangan melakukan autopsi (atau pembedahan) jika Anda bukan ahli patologi berlisensi (spesialis medis). Hal ini akan dianggap sebagai mutilasi dan merupakan tindak kejahatan.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 35.228 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan