Unduh PDF Unduh PDF

Menulis buku – apa pun genrenya – adalah proses panjang yang menuntut ketekunan Anda. Tanpa perencanaan yang matang, kemungkinan besar Anda akan dihadapkan pada berbagai rintangan yang rentan membunuh motivasi Anda. Sebaliknya dengan perencanaan yang matang, jaminan sukses Anda akan jauh lebih besar. Sebelum menulis buku, pastikan Anda sudah menyiapkan materi dan lingkungan yang tepat, serta menyusun strategi penulisan yang jelas dan sistematis.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Menyiapkan Materi dan Lingkungan yang Tepat

Unduh PDF
  1. [1] Ingat, menulis adalah proses kreatif; tidak ada cara yang paling benar untuk melakukannya. Bagi beberapa orang, menulis dengan komputer justru menjauhkan mereka dari karya yang mereka tulis. Akibatnya, mereka lebih memilih untuk menulisnya secara manual. Beberapa orang lainnya memilih menulis dengan komputer karena lebih mudah untuk disunting. Selain itu, mereka juga bisa menggunakan internet untuk mempelajari topik yang akan dituliskan. Jangan terlalu memusingkan metode yang Anda pilih; yang terpenting, pilih metode yang memungkinkan Anda untuk bekerja seproduktif dan seefisien mungkin.
  2. Apa pun metode yang dipilih (dengan komputer atau secara manual), Anda tetap membutuhkan sistem khusus untuk mengorganisasi isi pikiran Anda. Tentukan strategi organisatoris yang tepat agar catatan Anda tidak berantakan dan lebih jelas. Jika menggunakan komputer, buat satu folder khusus untuk menyimpan seluruh data terkait buku Anda. Jika menggunakan bolpoin dan kertas, pilih satu laci khusus untuk menyimpan seluruh materi penulisan Anda. Dalam laci tersebut, simpan pula buku-buku catatan yang berisi berbagai informasi yang berbeda.
    • Jika ingin menulis buku nonfiksi, tentunya Anda wajib melakukan riset yang komprehensif. Pastikan sistem organisatoris tersebut membantu Anda untuk menemukan seluruh informasi yang dibutuhkan dengan mudah dan cepat.
    • Jika ingin menulis novel fiksi, cobalah menyiapkan beberapa buku catatan kecil yang berisi pengembangan masing-masing karakter dalam cerita Anda. Misalnya, jika salah satu karakter dalam cerita Anda mengalami gangguan kepribadian disosiatif, pastikan Anda mencari informasi lengkap mengenai gangguan tersebut dan menuliskannya dalam buku catatan Anda. Dengan cara tersebut, karakter Anda akan terasa lebih nyata.
    • Pertimbangkan untuk menggunakan perangkat lunak yang dapat membantu mengorganisasi hasil penelitian dan bab-bab dalam buku Anda. [2]
  3. Bagi sebagian besar penulis, kerutinan adalah kunci utama untuk mematuhi jadwal menulis yang sudah mereka buat. Serial Harry Potter karangan J.K. Rowling hanya ditulis pada satu lokasi bernama Nicholson’s Café. Roald Dahl bahkan menghasilkan karya-karya terbaiknya dari sebuah pondok kecil di luar rumahnya. [3]
    • Tempat umum yang terlalu ramai dikhwatirkan akan mengganggu konsentrasi Anda. Jika tidak bisa menemukan lokasi yang tenang dan nyaman, pertimbangkan untuk menulis di rumah.
    • Hati-hati, bukan berarti rumah Anda tidak bebas gangguan. Jika televisi dan tempat tidur nan empuk selalu berhasil merusak konsentrasi Anda, tandanya Anda harus menulis di luar rumah!
    • Lokasi yang Anda pilih harus membuat Anda nyaman. Pilih lokasi menulis, yang sekalipun Anda harus ke sana setiap hari, tidak akan membuat Anda bosan.
  4. [4] Setiap penulis memiliki inspirator yang berbeda. Apa yang kira-kira mampu memompa kreativitas Anda? Jika Anda gemar beraktivitas di alam, mungkin Anda perlu menulis di bangku taman kota. Jika Anda gemar mengamati aktivitas orang lain, mungkin Anda perlu menulis di kedai kopi yang memungkinkan Anda untuk mengamati orang-orang berlalu-lalang. Jika Anda menulis di rumah, pilih satu ruangan favorit yang akan Anda jadikan lokasi menulis tetap.
    • Jangan menulis di tempat yang bisa memicu stres dan kenegatifan Anda. Misalnya, menulis di dapur kemungkinan akan mengingatkan Anda kepada seluruh tanggung jawab rumah tangga yang belum Anda selesaikan.
  5. Jika Anda menulis di sofa yang terlalu keras atau terus-menerus mengeluarkan bunyi aneh, kemungkinan besar konsentrasi Anda akan terganggu. Oleh karena itu, buat lokasi menulis Anda senyaman mungkin (tentunya Anda akan lebih mudah mengontrol dan mengubah atmosfer lokasi jika memilih untuk menulis di rumah).
    • Pastikan suhu lokasi menulis nyaman untuk Anda. Jika suhu lokasi tidak bisa Anda kontrol, setidaknya sesuaikan pakaian yang Anda kenakan.
    • Pilih kursi yang nyaman. Letakkan bantal di permukaan kursi agar pantat dan punggung Anda tidak terasa sakit meski harus duduk dalam waktu yang lama.
    • Siapkan segala informasi yang Anda butuhkan sebelum mulai menulis. Anda tentu tidak ingin sibuk mencarinya di tengah-tengah proses menulis, bukan? Di rumah, pilih lokasi menulis yang dekat dengan rak buku atau laci berisi materi-materi Anda. Di tempat umum, bawa seluruh buku dan informasi yang Anda perlukan.
  6. [5] Lokasi yang terasa personal dan akrab akan memperbesar keinginan Anda untuk berlama-lama di sana. Ketika sedang menulis, usahakan Anda selalu dikelilingi dengan hal-hal yang mampu menginspirasi Anda agar terus bekerja. Apakah yang memotivasi Anda? Adakah buku tertentu yang mendorong Anda untuk menjadi penulis? Jika ada, letakkan buku itu di dekat Anda; jadikan buku itu sebagai “obat” ketika pikiran Anda mulai buntu. Pertimbangkan pula untuk memasang foto keluarga atau kutipan dari penulis favorit di lokasi yang Anda pilih. Hias ruangan dengan warna-warna favorit Anda atau menulislah dengan iringan lagu favorit. Buat lokasi menulis Anda senyaman dan semenarik mungkin, sehingga Anda selalu tidak sabar untuk mengunjunginya setiap hari.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Menciptakan Rutinitas

Unduh PDF
  1. Beberapa orang lebih suka bekerja di pagi hari, terutama ketika suasananya masih tenang dan pikiran mereka masih jernih. [6] Jika Anda adalah orang yang sulit bangun pagi, memaksakan diri untuk bekerja di pagi hari justru akan membuat Anda kembali tertidur di atas meja. Untuk itu, cari tahu saat-saat yang paling produktif untuk Anda.
  2. Sebelum menentukan jadwal menulis, pastikan Anda sudah mengantisipasi kegiatan lain yang mungkin mengganggu Anda. Apakah Anda adalah pekerja kantoran dengan jam kerja yang tidak tetap? Apakah Anda memiliki anak yang masih membutuhkan perhatian Anda sepenuhnya? [7] Atau apakah Anda memiliki anak berusia dewasa yang pekerjaan atau aktivitasnya memaksa Anda untuk terus-menerus berpindah tempat? Tentukan apakah hidup Anda lebih cocok dengan jadwal yang ketat atau fleksibel.
    • Jika jadwal Anda mudah diprediksi, cobalah menciptakan rutinitas menulis yang ketat.
    • Jika jadwal anda tidak terprediksi dan sangat dinamis, berusahalah mencari waktu untuk menulis di tengah-tengah kesibukan Anda.
  3. [8] Memiliki rutinitas menulis harian akan mendorong Anda untuk mematuhi jadwal yang sudah Anda buat dan menyelesaikan buku Anda tepat pada waktunya. [9] Ketahuilah jam menulis Anda setiap harinya, lalu sesuaikan sisa jadwal Anda dengan jadwal menulis tersebut. Pastikan Anda menyesuaikan jadwal menulis (ketat atau fleksibel) dengan rutinitas sehari-hari Anda; yang terpenting, sisihkan setidaknya satu jam tanpa gangguan setiap harinya untuk menulis. Anda bisa menyisihkan lebih dari satu jam? Fantastis! Anda bisa menulis satu jam di pagi hari sebelum berangkat ke kantor, dan melanjutkan satu jam sisanya di malam hari ketika seisi rumah sudah tidur. [10]
  4. Setelah duduk di meja kerja, jangan biarkan kegiatan-kegiatan lain mengganggu Anda. Jangan mengangkat telepon atau mengecek surel, mintalah bantuan suami/istri untuk mengawasi anak-anak Anda – lakukan apa pun untuk membuat Anda tetap berfokus. Anda juga bisa mendiskusikan kebutuhan Anda dengan orang-orang serumah. Mintalah mereka memahami rutinitas Anda, serta menghargai waktu yang Anda butuhkan untuk bekerja dan menyendiri.
  5. [11] Menentukan tenggat akan membantu Anda menjaga keseimbangan. Tenggat akan mendorong Anda agar tidak malas namun tetap bekerja dalam porsi yang wajar. Jangan memosisikan diri pada situasi yang bisa membuat Anda gagal. Amati jadwal sehari-hari Anda dan tentukan berapa banyak waktu realistis yang bisa Anda sisihkan untuk menulis. Beberapa contoh tenggat menulis meliputi:
    • Total kata per hari: misalnya, Anda harus menghasilkan minimal 2.000 kata per hari
    • Total halaman buku catatan: misalnya, Anda harus melengkapi 5 halaman materi setiap harinya
    • Tenggat penulisan bab
    • Tenggat riset
  6. [12] Rekan menulis adalah penulis lain yang juga sedang menulis buku. Anda berdua dapat mengandalkan satu sama lain untuk memenuhi rutinitas menulis dan mencapai target yang ditentukan. Menulis sendirian rentan membuat Anda terserang penyakit malas dan menunda-nunda. Untuk itu, Anda membutuhkan rekan menulis yang bisa memotivasi dan mengembalikan Anda ke rutinitas yang ada kapan pun kemalasan menyerang.
    • Temui rekan menulis Anda secara rutin, bisa setiap hari atau sekali seminggu (sesuaikan dengan jadwal Anda berdua); yang terpenting, pastikan Anda berdua berinteraksi secara rutin.
    • Sampaikan jadwal, tujuan, dan tenggat yang sudah Anda buat kepadanya. Dia bisa membantu menyadarkan Anda jika Anda tidak memenuhi jadwal tersebut!
    • Dalam pertemuan tersebut, Anda juga bisa menulis buku masing-masing secara berdampingan atau melihat progres satu sama lain. Percayalah, opini pihak ketiga selalu berguna dalam setiap proses menulis!
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menyusun Perencanaan Awal

Unduh PDF
  1. [13] Sebelum menentukan genre buku yang ingin Anda tulis, pikirkan terlebih dahulu buku seperti apa yang ingin Anda baca. Saat Anda berkunjung ke toko buku atau perpustakaan, rak buku apa yang paling sering Anda kunjungi? Apakah Anda senang membaca buku-buku bergenre romantis? Atau apakah Anda lebih senang membaca biografi tokoh-tokoh penting? Apakah Anda lebih suka membaca novel panjang atau cerita pendek?
    • Percayalah, seorang penulis dapat menghasilkan karya yang terbaik jika dia merasa familier dengan genre yang ditulisnya.
    • Biasanya, ini juga berhubungan dengan genre yang sering Anda baca. Pengalaman menulis akan terasa lebih menyenangkan jika Anda memilih genre yang disukai atau dikuasai!
  2. [14] Setelah memilih genre buku, cari tahu apa yang ingin Anda tawarkan kepada pembaca. Pikirkan mengapa Anda suka membaca buku bergenre demikian; ini akan membantu Anda mengetahui tujuan buku Anda. Misalnya, biografi George Washington dapat membantu pembaca memahami budaya negaranya. Novel misteri dapat memunculkan ketegangan, rasa penasaran, dan keterkejutan dalam diri pembacanya. Sementara itu, novel fantasi dapat memperluas imajinasi pembaca sekaligus membantu mereka “keluar” sejenak dari dunia yang selama ini mereka tinggali.
    • Luangkan waktu untuk menuliskan efek yang ingin Anda munculkan dalam benak pembaca.
    • Kapan pun Anda merasa buntu atau tersesat dalam proses menulis, segeralah kembalikan pikiran Anda kepada tujuan yang ingin Anda capai lewat buku tersebut.
  3. [15] Jika buku yang Anda tulis bersifat informatif, tandanya Anda perlu meluangkan banyak waktu untuk melakukan penelitian. Namun jangan berpikir novel romantis atau cerita pendek tidak membutuhkan penelitian sama sekali. Jika novel Anda berlatar tahun 1960an, misalnya, tentunya Anda perlu menghadirkan situasi sosial dan elemen-elemen yang mampu merepresentasikan tahun tersebut. Jika salah satu karakter dalam novel Anda adalah polisi, Anda juga perlu menghadirkan potret profesinya sejelas mungkin. Untuk membuat cerita yang realistis dan bisa dipercaya oleh pembaca, Anda harus selalu melakukan penelitian sebelum menulis.
    • Cari tahu istilah-istilah spesifik yang digunakan oleh setiap karakter dalam buku Anda. Misalnya, jika salah satu karakter dalam buku Anda adalah seorang dokter, pastikan Anda mengetahui bahasa kedokteran dasar yang sehari-harinya dia ucapkan. Jangan menggunakan istilah yang tidak sesuai!
    • Manfaatkan buku atau artikel daring untuk mengetahui segala informasi mengenai era tertentu yang melatarbelakangi buku Anda.
    • Pertimbangkan untuk mewawancarai orang-orang yang memiliki keahlian di topik yang akan Anda tulis.
  4. [16] Ketika meneliti, visi Anda seharusnya akan semakin jelas. Segera setelah mengetahui arah buku Anda dengan pasti, mulailah membuat kerangka karangan.
    • Setiap bab dalam buku Anda harus memiliki kerangkanya masing-masing.
    • Dalam setiap kerangka karangan, gunakan sistem poin untuk merumuskan detail-detail penting yang perlu dimasukkan ke dalam setiap bab.
    • Kerangka karangan hanyalah landasan utama yang selalu bisa dikembangkan. Jika perlu, Anda selalu bisa menambahkan atau menghilangkan informasi, namun pastikan Anda selalu berpegang pada kerangka karangan yang sudah Anda buat.
    • Setelah melakukan penelitian dan membuat kerangka karangan, tandanya Anda bisa mulai menulis buku yang menarik!
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 5.625 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan