PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Apakah Anda memiliki teman, rekan kerja, atau kerabat yang mengalami autisme? Autisme (termasuk sindrom Asperger dan PDD-NOS) adalah gangguan perkembangan kompleks yang menyulitkan seseorang berkomunikasi, mengekspresikan perasaan dan pikiran, serta berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Mengenal dan memahami mereka secara lebih dekat merupakan tantangan tersendiri bagi Anda, terutama karena kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi setiap individu autistik berbeda. Jangan khawatir. Meski tidak mengalami apa yang mereka alami, memahami individu autistik tidaklah sulit jika Anda mengetahui aturan mainnya. [1]

Bagian 1
Bagian 1 dari 2:

Mempelajari Autisme

PDF download Unduh PDF
  1. Untuk memahami seseorang dengan lebih baik, Anda perlu tahu segala latar belakangnya (termasuk kesulitan emotifnya). Individu autistik cenderung kesulitan membaca dan memahami emosi orang-orang di sekitarnya; akibatnya, mereka kerap merasa bingung dan ‘tersesat’. Selain itu, sebagian besar individu autistik juga mengalami masalah indrawi dan memiliki kepribadian yang sangat tertutup. Bagi mereka, bersosialisasi adalah kegiatan yang melelahkan. Meski demikian, mereka tetap butuh merasa ‘terhubung’ dengan orang-orang di sekitar mereka. [2]
  2. Jika memiliki teman yang mengalami autisme, beberapa kali Anda mungkin akan melihat mereka mengucapkan atau melakukan hal-hal yang tidak pantas (seperti mengomentari fisik orang lain dengan suara keras, menyentuh bagian tubuh orang lain, melanggar jarak personal orang lain, atau memotong antrean. [3] Semua itu mereka lakukan karena individu autistik cenderung kesulitan memahami norma-norma sosial dan aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat.
    • Anda boleh langsung menegur jika melihat mereka melakukan tindakan yang bertentangan dengan norma. Untuk mengurangi kemungkinan serupa terjadi di kemudian hari, tidak ada salahnya Anda mencoba menjelaskan norma-norma yang berlaku kepada mereka. Namun pastikan Anda tidak berbicara dengan nada tinggi atau kata-kata kasar. Contohnya, ucapkan kalimat seperti, “Karena kita baru datang, jadi kita harus berdiri di ujung antrean. Tuh , ujungnya sudah kelihatan. Yuk kita pindah ke sana”. Individu autistik biasanya sangat menjunjung tinggi keadilan dan kejujuran, sehingga menjelaskan hal-hal semacam ini mungkin akan membantu mereka di kemudian hari. [4]
    • Berasumsilah bahwa mereka tidak bermaksud buruk. Individu autistik biasanya tidak bermaksud menyakiti siapa pun melalui tingkah laku dan perkataannya; mereka hanya tidak tahu cara merespon yang tepat.
  3. Individu autistik kerap menunjukkan berbagai sikap dan perilaku yang terkadang sulit kita pahami, seperti: [5] :
    • Membeo kata-kata dan perbuatan orang lain. Dalam dunia medis, perilaku ini dikenal dengan istilah ekolalia.
    • Betah membahas satu topik berlama-lama tanpa menyadari lawan bicaranya sudah bosan mendengarkan.
    • Berbicara jujur, bahkan terkadang kelewat blak-blakan.
    • Memberikan pernyataan yang tidak relevan dengan topik pembicaraan pada saat itu. Misalnya, ketika kalian sedang membicarakan konser musik penyanyi terkenal, dia malah mengalihkan topik ke pohon mangga yang ditanam di pekarangan rumah Anda.
    • Tidak merespon ketika dipanggil dengan namanya sendiri.
  4. Bagi sebagian besar individu autistik, rutinitas adalah aspek penting dalam kehidupan mereka. Jika Anda ingin memahami mereka dengan lebih baik, selalu ingat bahwa rutinitas mereka adalah sesuatu yang sebisa mungkin tidak Anda ganggu gugat. Anda juga bisa membantu memastikan bahwa rutinitas sehari-hari mereka dapat berjalan sebagaimana mestinya. [6]
    • Jika Anda telah menjadi bagian dari rutinitas mereka, jangan pernah menarik diri atau mengubah rutinitasnya. Mereka bisa benar-benar marah kepada Anda.
    • Selalu ingat perspektif tersebut ketika berkomunikasi dengan mereka. Jika Anda membenci rutinitas, bukan berarti Anda boleh merusak atau tidak menghargai rutinitas mereka.
  5. Ketertarikan khusus tak ubahnya hasrat pada orang-orang yang tidak mengalami autisme. Bedanya, ketika sudah tertarik pada sesuatu, mereka akan sulit melepaskan diri dari ketertarikan tersebut. Teman Anda mungkin memiliki ketertarikan khusus yang gemar dia ceritakan kepada Anda. Amati apakah ketertarikannya juga bersinggungan dengan ketertarikan Anda. Jika ya, gunakan ketertarikan tersebut sebagai alat untuk mendekatkan diri padanya.
    • Beberapa individu autistik memiliki lebih dari satu ketertarikan pada saat yang sama.
  6. Setiap individu autistik memiliki ciri khas masing-masing; penting bagi Anda untuk memahami mereka sebagai pribadi yang unik. [7]
    • Kesulitan membaca intonasi dan gerak tubuh orang lain adalah salah satu ciri khas individu autistik. Jangan ragu menjelaskan lebih jauh untuk menghindari kesalahpahaman.
    • Biasanya, individu autistik memiliki bahasa tubuh yang sedikit berbeda; mereka kerap menghindari kontak mata dengan orang lain dan melakukan gerak tubuh berulang untuk menenangkan diri. Temukan ciri khas teman Anda.
    • Sebagian besar dari mereka mengalami masalah indrawi; individu autistik cenderung kesulitan mencerna suara yang terlalu kencang, atau merasa terganggu dan marah jika disentuh tanpa izin.
  7. Kebanyakan orang menganggap individu autistik sebagai orang berkekuatan ‘super’ yang terlampau cerdas (seperti mampu menghitung jumlah tusuk gigi yang jatuh di lantai dalam sekejap). Stereotip-stereotip semacam ini adalah produk media (terutama film) yang tak berdasar dan sering kali salah. [8]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 2:

Berperilaku di Dekat Individu Autistik

PDF download Unduh PDF
  1. Jika hanya berfokus pada gangguan yang mereka alami, bisa jadi Anda malah akan memperlakukan mereka seperti anak kecil, membentuk stereotip mengenai sikap mereka, atau bahkan mengenalkan mereka sebagai ‘teman autis’ Anda. Di sisi lain, menolak melihat kekurangan mereka dan tidak mau membantu mereka juga bukan sikap yang tepat. Bersikaplah seimbang; lihat kekurangan mereka, temukan sejauh apa Anda bisa membantu, dan tidak perlu bersikap berlebihan.
    • Jangan menceritakan kondisi mereka kepada orang lain tanpa persetujuan mereka.
    • Jika mereka meminta bantuan Anda, bantu sebisa Anda dan tidak perlu bersikap berlebihan (seperti terus-menerus berjanji akan membantu mereka atau melemparkan tatapan kasihan). Mereka akan sangat berterima kasih atas kebaikan hati Anda, sekaligus menghargai pengertian Anda. [10]
  2. Individu autistik kesulitan menangkap isyarat atau petunjuk; sampaikan maksud Anda dengan gamblang. [11] Ini akan membantu mengurangi kebingungan dan kesalahpahaman yang mungkin terjadi. Selain itu, jika salah satu dari kalian menyakiti perasaan yang lainnya, pihak yang bersalah berkesempatan untuk belajar dari kesalahannya dan memperbaikinya di kemudian hari.
    • "Aku mengalami masalah di kantor dan sedang ingin sendirian. Kita bicara lagi nanti, ya.”
    • "Sulit sekali mengajak Jamal pergi. Makanya aku benar-benar terkejut ketika dia mau pergi denganku! Oh, aku tidak sabar berkencan dengannya hari Jumat nanti. Kau mau membantuku memilih pakaian yang cantik?"
  3. Individu autistik cenderung bergerak, berbicara, dan berinteraksi dalam ritme yang tidak selaras. [12] Jika ini juga terjadi pada teman Anda, camkan baik-baik bahwa itu adalah bagian dari dirinya. Belajarlah menerima dan memahaminya jika Anda memang benar-benar serius ingin berteman dengannya.
    • Jika mereka melakukan sesuatu yang melanggar batas (seperti mengacak-acak rambut Anda atau menyentuh Anda dengan cara yang membuat Anda kurang nyaman), atau justru membuat Anda marah, jangan memendam perasaan Anda atau malah membentak mereka. Sampaikan baik-baik apa yang Anda rasakan dan jelaskan perilaku seperti apa yang mengganggu Anda.
    • Jika tiba-tiba mereka berkata ingin mengubah diri menjadi lebih ‘normal’, bantu mereka; sampaikan terus terang jika mereka melakukan sesuatu yang terlihat aneh. Jelaskan baik-baik tanpa menunjukkan sikap superior; anggaplah Anda sedang berusaha menjelaskan rute tercepat menuju kantor pada sopir baru Anda.
  4. Jika teman atau kerabat Anda yang mengalami autisme ingin menjalin pertemanan dengan orang-orang baru, mungkin mereka akan tertarik jika diajak berkumpul bersama teman-teman Anda. Khawatir ‘perbedaan’ mereka akan terlihat jelas sehingga berakhir sebagai bahan cemoohan? Jangan dulu berasumsi. Bisa-bisa Anda malah akan terkejut melihat betapa baiknya respon penerimaan orang-orang lain terhadap mereka. [13]
  5. Jika tanda-tanda stres mulai terlihat, ajak mereka bicara untuk menghindari hal-hal buruk yang mungkin terjadi. Jika individu autistik mulai merasa depresi, mereka cenderung akan berteriak-teriak, menangis, atau bahkan kehilangan kemampuan berbicara. Mereka mungkin akan kesulitan mengenali tanda-tanda tersebut, sehingga Anda perlu membantu mereka melakukannya; jika mereka mulai terlihat gelisah, minta mereka beristirahat sejenak.
    • Ajak mereka menenangkan diri di tempat yang jauh dari keramaian dan kesibukan.
    • Jauhkan mereka dari kerumunan orang. [14]
    • Mintalah persetujuan sebelum menyentuh mereka. Misalnya ketika Anda ingin menggandeng tangan mereka dan mengajak mereka keluar, sampaikan, “Aku mau mengajakmu keluar. Boleh kugandeng tanganmu?". Menarik tangan mereka tiba-tiba bisa membuat mereka ketakutan.
    • Jangan mengkritik perilaku mereka. Individu autistik kesulitan mengontrol dirinya, sehingga sangat tidak bijak jika Anda terus-menerus mengkritik sikap dan perilaku mereka; jika Anda merasa tidak sanggup lagi, sebaiknya tinggalkan mereka sejenak.
    • Tanyakan apakah mereka ingin dipeluk dengan erat. Terkadang, pelukan erat dan hangat bisa membantu menenangkan mereka.
    • Biarkan mereka bersantai sejenak; temani mereka atau tinggalkan mereka jika mereka sedang ingin sendirian.
  6. Pada dasarnya, perlakukan individu autistik seperti Anda memperlakukan orang lain: jangan menyentuh tubuhnya tanpa permisi, jangan merebut benda-benda yang sedang mereka pegang, serta jagalah sikap dan perilaku Anda ketika bersama mereka. Ironisnya, masih banyak orang (termasuk orang dewasa) yang menganggap individu autistik tidak perlu diperlakukan sama dengan mereka yang dianggap 'normal'.
    • Jika Anda melihat ada yang memperlakukan individu autistik dengan buruk, jangan ragu memperingatkan mereka.
    • Tumbuhkan kesadaran dalam diri teman Anda yang mengalami autisme; ajari mereka untuk sadar jika sedang menerima perlakuan buruk, dan ajari mereka untuk melindungi dirinya. Individu autistik, terutama mereka yang mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD) cenderung sulit melakukannya.
  7. Gali pemahaman yang lebih dalam dengan menanyakan seperti apa rasanya hidup sebagai individu autistik. Jika hubungan kalian sudah dekat, mereka tidak akan ragu bercerita dan membagi banyak informasi berguna yang bisa membantu Anda memahami mereka. [15]
    • Hindari pertanyaan yang terlalu samar seperti, “Bagaimana rasanya hidup sebagai individu autistik?”. Mereka kesulitan mencerna pertanyaan serumit itu. Anda akan mendapatkan jawaban yang lebih berguna dari pertanyaan-pertanyaan spesifik seperti, "Apa kau masih sering pusing karena suara-suara di kepalamu terlalu berisik?” atau “Apa yang bisa kubantu jika kau sedang stres berat?”.
    • Pastikan Anda mengajak mereka bicara di tempat yang jauh dari keramaian; jangan membuat perhatian orang lain tercurah pada mereka. Bicarakan baik-baik dengan suara yang jelas; jangan sampai mereka salah paham dan menganggap Anda sedang menggoda mereka.
  8. Menggerakan tubuh secara berulang dalam gerakan acak adalah cara mereka untuk tetap tenang dan mengatur emosi. Contohnya, jika mereka cekikikan atau memukul-mukulkan tangannya ke udara ketika melihat Anda, tandanya mereka benar-benar menyukai Anda. Selalu ingat bahwa gerakan yang terkesan sembarangan tersebut sering kali membantu mereka berekspresi. Sejauh gerakan-gerakan tersebut tidak benar-benar mengganggu atau melanggar privasi Anda, belajarlah menerimanya. Kapan pun Anda merasa terganggu, tarik napas dalam-dalam dan hembuskan perlahan. Beberapa gerakan berulang yang kerap dilakukan individu autistik adalah [16] :
    • Sibuk sendiri dengan objek tertentu.
    • Terus-menerus menggerakkan tubuh mereka.
    • Terus-menerus menggerakkan tangan atau memukulkannya ke udara.
    • Memantul-mantulkan tubuhnya.
    • Menggoyang-goyangkan kepalanya atau bahkan membenturkannya ke tembok.
    • Berbicara, berteriak, atau menangis dengan nada tinggi.
    • Terus-menerus menyentuh sesuatu yang bertekstur, seperti rambut.
  9. Individu autistik sering menerima kritik dari keluarga, teman, terapis, bahkan orang asing, hanya karena perilaku mereka berbeda. Percayalah, memberikan perlakuan yang sama hanya akan semakin menyulitkan hidup mereka. Tunjukkan penerimaan Anda melalui kata-kata dan perbuatan; ingatkan mereka bahwa menjadi berbeda bukanlah suatu kejahatan. Seperti apa pun mereka, Anda mau menerimanya apa adanya.
    Iklan

Tips

  • Berkomunikasilah secara rutin dengan mereka melalui surel, SMS, atau aplikasi pesan lainnya. Beberapa individu autistik merasa lebih mudah mengekspresikan diri di dunia maya ketimbang di dunia nyata.
  • Hindari mengungkit-ungkit atau menyikapi perbedaan individu autistik secara berlebihan. Jangan sibuk mencari perhatian atau mendeklarasikan bahwa Anda adalah malaikat tak bersayap karena mampu menoleransi sikap dan perilaku mereka. Individu autistik tahu bahwa mereka berbeda. Terus-menerus mengungkit atau membahas perbedaan mereka hanya akan membuat mereka sakit hati dan semakin tidak percaya diri.
  • Ingat, masing-masing individu autistik memiliki keunikannya tersendiri. Tidak ada satu pendekatan yang mampu bekerja maksimal untuk seluruh kasus. Kenali mereka lebih dalam, niscaya Anda akan menemukan pendekatan terbaik untuk berinteraksi dengan mereka.
  • Teman Anda yang mengalami autisme mungkin akan membutuhkan waktu lebih lama untuk ‘keluar dari cangkangnya’; mungkin juga mereka tidak akan melakukannya sampai kapan pun. Jangan memaksa mereka, biarkan mereka bergerak dengan ritme yang paling membuat mereka nyaman.
  • Perlakukan individu autistik seperti Anda memperlakukan orang lain; mereka layak mendapatkan perhatian dan penghargaan yang sama.
  • Alih-alih menganggap autisme sebagai kekurangan, cobalah menganalogikan individu autistik sebagai orang-orang dari budaya yang ‘berbeda’. Anggaplah mereka sedang mengalami ‘gegar budaya’ dan mencoba berinteraksi dengan Anda. Akibatnya, tidak jarang mereka merasa kesulitan, kebingungan, atau tersesat. Tugas Anda adalah membantu mereka, bukan malah meninggalkan mereka dalam kegelapan.
  • Dewasa ini, ada tiga sebutan yang lazim disematkan untuk orang yang mengalami autisme: penyandang autisme, penderita autisme, dan individu autistik. Lantas mana sebutan yang paling tepat? Autisme dikategorikan sebagai gangguan perkembangan, bukan sebuah penyakit. Sehingga rasanya tidak bijak jika kita menggunakan istilah ‘penderita’ atau ‘penyandang’; seakan-akan mereka sedang menderita sebuah penyakit yang perlu ‘disembuhkan’. Oleh karena itu, ada baiknya kita menggunakan istilah ‘individu autistik’ yang mengacu pada perbedaan dan ciri unik setiap individu. [17] Jika masih ragu, lebih baik tanyakan pada mereka, sebutan apa yang paling membuat mereka nyaman.
Iklan

Peringatan

  • Jangan pernah menyebut mereka ‘beban hidup’, ‘orang tidak punya otak’, atau ‘orang cacat’. Sebagian besar individu autistik bertumbuh dengan tuduhan-tuduhan tersebut; mendengarnya lagi dari teman-teman mereka hanya akan semakin menjatuhkan harga diri mereka.
  • Jangan menghina atau menjadikan mereka objek lelucon, meski tendensi Anda murni hanyalah untuk bercanda. Sebagian besar individu autistik terlampau sering dijadikan objek cemoohan oleh orang-orang yang mengaku dirinya 'sedang bercanda'. Akibatnya, mereka cenderung akan membentengi diri dan kesulitan memahami maksud Anda.
    • Individu autistik cenderung 'menelan' dan memahami apa pun yang mereka dengar bulat-bulat.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 2.694 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan